BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu komponen penting dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Untuk mewujudkan hal itu, maka sekolah sebagai
komponen utama pendidikan perlu mengelola pembelajaran sesuai dengan
prinsip-prinsip Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) antara lain: (1) kegiatan
berpusat pada siswa; (2) belajar melalui berbuat; (3) belajar mandiri dan belajar
bekerja sama (Muslich, 2007). Sejalan dengan prinsip KBM tersebut, maka
kegiatan pembelajaran diharapkan tidak terfokus pada guru, tetapi bagaimana
membuat siswa aktif dalam proses belajarnya dan dapat membangun
pengetahuannya sendiri (student centered learning), sehingga kegiatan
pembelajaran berorientasi pada dua aspek yaitu proses dan hasil.
Namun fakta yang terlihat di lapangan pada pembelajaran IPA khususnya
fisika, pembelajaran masih bersifat verbal, dimana siswa tampak pasif dan
menerima pengetahuan sesuai dengan yang diberikan guru. Proses belajar
mengajar yang dilakukan di sekolah masih terpusat pada guru (teacher centered).
Pada waktu guru memberi kesempatan untuk menjawab ataupun bertanya, siswa
bingung apa yang akan dijawab dan ditanyakan. Hal ini merupakan indikasi
bahwa kemampuan berpikir dan pemahaman konsep fisika siswa masih rendah.
Faktor lain yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa yang
mempengaruhi kegiatan proses sistem pembelajaran menurut Wina Sanjaya (2008
: 197) diantaranya : “faktor siswa, sarana, alat dan media yang tersedia, faktor
lingkungan, serta faktor pendekatan mengajar (strategi, model dan metode) yang
digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran masih kurang”.
Harus diketahui juga bahwa selama ini hasil belajar fisika hanya tampak
dari kemampuan siswa menghafal fakta-fakta, ada siswa yang mampu menyajikan
tingkat hafalan yang baik terhadap materi yang diterima siswa tetapi siswa itu
seringkali kurang memahami secara mendalam substansi materinya. Terutama
dalam pengajaran eksakta seperti fisika siswa cenderung menghafal rumus-rumus
tanpa mengerti konsep dasar. Pelajaran fisika sebagai basis sains dan teknologi,
disajikan sering menonjolkan persamaan matematik daripada konsep fisika. Siswa
lebih ditekankan agar dapat menjawab soal-soal ujian atau ulangan. Yang
2
diutamakan adalah hasil bukan konsep. Akibatnya sebagian besar siswa tidak
mampu menghubungkan antara yang dipelajari siswa dengan bagaimana
pengetahuan tersebut akan dipergunakan dan dimanfaatkan. Padahal siswa sangat
butuh memahami konsep-konsep yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari
dan berpikir kreatif.
Salah satu pembenahan dalam proses belajar mengajar yang dapat
dilakukan adalah pemilihan model pembelajaran yang tepat dalam penyampaian
setiap konsep sehingga siswa secara mudah menerima atau menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Pemilihan model yang tepat atau sesuai untuk setiap
konsep membuat tujuan proses hasil belajar mengajar yang sudah ditentukan
tercapai dengan baik. Model pembelajaran berbasis masalah (PBM) atau Problem
Based Learning sangat erat hubungannya dengan pelajaran fisika. Hal ini
disebabkan karena pemecahan masalah merupakan pusat pembelajaran fisika
(Gerace W.J & Beatty, I.D, 2005) dan model PBM merupakan model
pembelajaran yang lebih menekankan pada pemecahan masalah atau masalah
sebagai titik tolak. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model
pembelajaran yang didasarkan pada permasalahan yang membutuhkan
penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata
dari permasalahan yang nyata misalnya, suatu fenomena alam yang berkaitan
dengan konsep fisika. Dari contoh permasalahan nyata jika diselesaikan secara
nyata, memungkinkan siswa memahami konsep fisika bukan sekedar menghafal
konsep (Trianto, 2009 : 89).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. Pengertian Fisika
4
Fisika merupakan salah satu disiplin ilmu yang berkembang sangat pesat,
baik materi maupun kegunaannya dan perkembangan ini tentu tidak terlepas dari
kaitannya dengan bidang-bidang ilmu pengetahuan lainnya. Fisika juga
merupakan ilmu pengetahuan alam (sains) yang mambahas gejala-gejala dan
perilaku alam, yang dapat diamati oleh manusia.
Sifat ingin tahu anak didik perlu dirangsang, ditumbuhkan dan dipelihara
sebaik-baiknya karena fisika merupakan ilmu pengetahuan eksperimental, maka
dengan melakukan percobaan siswa tidak hanya memahami dan menguasai
konsep, teori, asal dan hukum fisika tetapi ia juga menerapkan metode ilmiah dan
mengembangkan sikap ilmiah.
Manusia selalu ingin tahu tentang banyak hal, termasuk tentang alam.
Pada mulanya manusia mencoba menjelaskan alam dengan mitos. Namun
akhirnya usaha manusia untuk menjelaskan alam diambil alih oleh metode ilmiah,
suatu metode yang menggabungkan kemampuan nalar dan eksperimen. Fisika
adalah salah satu metode ilmiah, fisika mempelajari segala sesuatu tentang alam
dari mulai partikel yang sangat kecil yang berukuran sepersejuta meter hingga
alam semesta dengan skala juta kilometer.
Menurut Sanjaya (2008 : 228) “Belajar adalah proses mental yang terjadi
dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku.
Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan
yang disadari”. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali, baik
sifat maupun jenisnya. Karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri
seseorang merupakan arti belajar. Menurut Slameto (2003 : 2-4) “ Adapun ciri-
ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar ada 6 yaitu :
1. Perubahan terjadi secara sadar
2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku”.
1. Evaluasi Hasil Belajar
Menurut Suharsimi Arikunto dan Safruddin Abdul Jabar (2009 : 2)
“ Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya
sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menetukan
alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan”.
Fungsi dan tujuan evaluasi adalah :
1. Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil hasil belajar para siswa
6
2. Untuk menempatkan para siswa kedalam situasi belajar yang tepat dan
serasi dengan tingkat kemampuan, minat, dan sebagai karakteristik tang
dimiliki oleh setiap siswa.
3. Untuk mengenal latar belakang siswa (psikologis, fisik dan
lingkungan)yang berguna untuk menentukan sebab-sebab kesulitan belajar
para siswa
4. sebagai umpan balik bagi guru pada gilirannya dapat digunakan untuk
memperbaiki proses belajar mengajar.
Hasil belajar melukiskan tingkat (kadar) pencapaian siswa atau
pembelajaran yang ditetapkan. Hasil belajar itu tercermin/terpancar dari
kepribadian siswa berupa perubahan tingkah lakunya setelah mengalami proses
belajar mengajar. Ini berarti, bahwa hasil belajar itu menggambarkan kemampuan
yang dimiliki siswa baik dari dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Sedangkan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seorang siswa setelah
melakukan perbuatan belajar.
Hasil belajar yang akan diraih oleh siswa dapat dipengaruhi oleh banyak
faktor. Secara umum Slameto (2003 : 54-72) membedakan faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar menjadi 3 macam yaitu:
1. Faktor intern, yaitu:
a. Faktor jasmaniah seperti kesehatan dan cacat tubuh siswa.
b. Faktor Psikologis, seperti inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan.
c. Faktor kelelahan
1. Faktor Ekstern, yaitu:
a. Faktor keluarga, seperti cara orangtua mendidik, relasi antara anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian
orangtua dan latar belakang kebudayaan.
b. Faktor sekolah, seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan
gedung dan tugas rumah.
1. Faktor masyarakat, yaitu :
a. Kegiatan siswa dalam masyarakat
b. Mass media
7
c. Teman bergaul
d. Bentuk kehidupan masyarakat
Dari pernyataan di atas diperoleh bahwa evaluasi hasil belajar merupakan
proses menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan atau
pengukuran hasil belajar”. Berdasarkan pengertian evaluasi hasil belajar kita dapat
mengetahui tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang
dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran dimana tingkat
keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf, kata atau
simbol. Apabila tujuan utama kegiatan evaluasi hasil belajar ini sudah terealisasi,
maka hasilnya dapat difungsikan dan ditujukan untuk berbagai keperluan
misalnya untuk diagnostik dan pengembangan. Yang dimaksud dengan hasil
kegiatan belajar untuk diagnostik dan pengembangan adalah penggunaan dari
hasil kegiatan evaluasi hasil belajar sebagai dasar pendiagnosisan kelemahan dan
keunggulan siswa beserta sebab-sebanya, berdasarkan pendiagnosisan inilah guru
mengadakan pengembangan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
B. Model pembelajaran
1. Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Rusman (2010:132) “Model pembelajaran adalah suatu rencana
atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain”. Untuk mengatasi berbagai
problematika dalam pelaksanaan pembelajaran, tentu diperlukan model-model
mengajar yang mampu mengatasi kesulitan guru melaksanakan tugas mengajar
dan juga kesulitan guru melaksanakan tugas mengajar dan juga kesulitan belajar
peserta didik. Model dirancang untuk mewakili realitas yang sesungguhnya,
walaupun model itu sendiri bukanlah realitas dari dunia yang sebenarnya. Atas
dasar pengertian tersebut, maka model mengajar dapat dipahami sebagai kerangka
konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran bagi
para guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Model dapat dipahami sebagai:
8
2. Belajar peranan orang dewasa yang autentik, dalam hal ini PBI memiliki
implikasi:
3. Menjadi pelajar yang mandiri pada tahap ini PBI berusaha membantu siswa
menjadi pembelajar yang mandiri dan otonom. Dengan bimbingan guru
yang secara berulang-ulang mendorong dan mengarahkan mereka
mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh
mereka sendiri, siswa belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas itu secara
mandiri dalam hidupnya kelak.
individual maupun
kelompok
Mengembangkan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan
menyajikan hasil model serta membantu mereka untuk berbagi tugas
pemecahan masalah
12
A. Materi Pembelajaran
1. Dinamika Dan Hukum Newton
Dinamika adalah cabang fisika yang mempelajari tentang gerak dengan
memperhitungkan gaya penyebab dari gerak benda tersebut. Salah seorang yang
sangat berjasa dalam kajian Fisika tentang Dinamika Dan Hukum Newton ialah
Sir Isaac Newton. Newton mengemukakan tiga hukum yang berhubungan dengan
gerak yang dikenal sebagai Hukum I Newton, Hukum II Newton, dan Hukum III
Newton.
2. Hukum I Newton
Pada dasarnya setiap benda bersifat benda bersifat lembam.
Diatas telah dijelaskan bagaimana gaya mempengaruhi gerak suatu benda.
Berangkat dari konsep itu kita akan meninjau lebih jauh bagaimana pengaruh gaya
terhadap benda yang sedang bergerak lurus beraturan atau terhadap benda yang
diam.
Gambar 2.1. Permainan bola karamol pada (a)papan kesat, (b)papan licin,
(c)papan sangat licin
Pertama-tama kita tinjau pengaruh gaya terhadap benda diam. Andaikan
kita sedang bermain karamol seperti diperlihatkan pada gambar diatas. Mula-mula
biarkan papan karamol dalam keadaan kesat. Dalam hentakan ini bola akan
meluncur sejauh X meter, lihat gambar 2.1a. Selanjutnya jika papan karamol itu
diberi pelican (misalnya bedak), maka dengan hentakan yang sama bola akan
meluncur lebih jauh lagi, dan apabila papan karamol itu sangat licin (gesekan
hampir nol), bola yang meluncur sampai jauh. Seandainya saja lintasan karamol
itu sangat panjang dan bebas dari gesekan, bola yang bergerak dengan kecepatan
tetap tidak akan berhenti selama bola itu tidak mendapat pengaruh dari gaya lain.
Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa
1. Benda yang diam akan bergerak jika diberi gaya
2. benda yang sudah bergerak dengan kecepatan tertentu akan tetap bergerak
jika tidak ada gangguan dari gaya lain.
13
Dari kesimpulan ini merupakan dasar hukum I newton yang dapa dituliskan
sebagai berikut. Hukum I Newton :
“Jika resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan nol, maka
benda yang diam akan tetap diam dan benda yang bergerak lurus beraturan
akan tetap bergerak lurus beraturan.”
∑ F = 0; a = 0
a. Inersia (Kelembaman)
Pernyataan yang diungkapkan dalam Hukum I Newton sebenarnya
merupakan sifat kelembaman, yaitu kecenderungan benda untuk
mempertahankan keadaannya semulan untuk tetap diam atau tetap bergerak
lurus beraturan.
Sifat kelembaman suatu benda bergantung pada besar kecilnya massa
suatu benda, makin besar massa suatu benda sifat kelembamannya akan
semakin besar.
b. Penerapan Hukum I Newton
1. Keseimbangan statis benda diatas bidang datar
3. Hukum II Newton
A. Gaya Menimbulkan Percepatan
Bagaimanakah jika gaya pada benda tidak nol? Untuk menjawabnya, coba
anda perhatikan uraian berikut.
Hukum II Newton:
15
“Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang beraksi pada sebuah benda
dengan massa m berbanding lurus dengan besarnya gaya dan berbanding
terbalik dengan massa benda.”
∑ F = m.a
dengan;
∑F = resultan gaya yang bekerja (N)
m = massa benda (kg)
a = percepatan atas benda (m/s2)
Persamaan inilah yang dikenal sebagai Hukum II Newton. Persamaan ini
menjelaskan bahwa setiap resultan gaya (ΣF) tidak bernilai nol pada benda akan
menimbulkan perubahan kecepatan atau percepatan pada benda tersebut. Jadi
gaya menimbulkan percepatan pada benda.
B. Gaya Berat
Dalam percakapan sehari-hari, sering kita dengar istilah berat. Misalnya
“Amir disuruh ibunya membeli gula yang beratnya 2 kg.” Dalam fisika, kata yang
dimaksudkan oleh ibu Amir seharusnya adalah massa, yaitu jumlah zat yang
terkandung dalam suatu benda (selalu tetap di manapun berada).
Lalu apakah berat itu? Berat suatu benda adalah massa suatu benda yang
dipengaruhi oleh percepatan gravitasi bumi, di tempat yang gravitasinya berbeda
berat benda akan berubah.
Berdasarkan Hukum II Newton, berat benda dirumuskan:
W = m.g
Dimana;
w = gaya gravitasi bumi pada benda atau berat benda dalam Newton
m = massa benda, dalam kg
g = percepatan gravitasi bumi yang besarnya 9,8 m/s2 (kadang-kadang
untuk memudahkan dibulatkan menjadi 10 m/s2)
Semua benda yang berada di atas permukaan bumi pada jarak tertentu dari
pusat bumi akan mengalami gaya gravitasi yang dinamakan gaya berat w. Gaya
16
berat w kedudukannya pada pusat massa benda itu dan arahnya menuju pusat
bumi. Beberapa gambar gaya berat benda diperlihatkan oleh gambar 2.5.
Dari gambar 2.5. nampak bahwa gaya berat (w) dapat digambarkan
mengambil kedudukan tegak lurus terhadap permukaan tanah.
Dalam menyelesaikan persoalan-persoalan dinamika penempatan gaya
berat dan gaya normal dalam sistem benda turut menentukan hasil yang diperoleh.
∑F = m g sin θ
17
m.g Sin θ merupakan komponen gaya berat pada bidang miring, yang
membuat benda mengalami percepatan.
Percepatan benda sepanjang bidang miring adalah:
a = g.Sinθ
2. Sistem Katrol
Sistem Katrol terdiri atas katrol, tali dan benda. Pada bagian ini Anda akan
mempelajari sistem katrol tanpa gesekan. Pemakaian prinsip Hukum II Newton
pada suatu sistem katrol diperlihatkan oleh gambar 2.4. berikut:
atau
Kedua beban mengalami percepatan sebesar “a”
V2
as = = ω 2R
R
Gambar 2.8. Perubahan kecepatan pada benda GMB menuju pusat lintasan
Sesuai dengan Hukum II Newton, percepatan sentripetal as disebabkan
oleh gaya yang searah dengan as. Gaya ini dinamakan gaya sentripetal (Fs).
Jadi:
∑F = m. as
V2
Fs = m.a s = m. = m . ω 2 .R
R
Dari persamaan ini nampak bahwa besarnya gaya sentripetal bergantung pada
a) m = massa benda (kg)
b) v = kecepatan linier (m/s)
19
1. Arahnya berlawanan
2. Besarnya sama (karena sistem diam)
3. Bekerja pada benda yang berbeda (FAB pada tembok dan FBA pada Amir)
Hal penting lainnya yang perlu Anda perhatikan dari pasangan gaya aksi-
reaksi ialah titik tangkap Gaya FAB dan FBA.
Dari gambar 2.9. nampak bahwa titik tangkap FAB dan FBA berimpit di titik
P pada bidang sentuh. Ini berarti bahwa gaya aksi-reaksi juga merupakan gaya
kontak. Jadi: Gaya aksi-reaksi termsuk gaya kontak
Berbagai percobaan menunjukkan bahwa ketika dua benda bersentuhan,
dua buah gaya yang mereka berikan satu sama lain selalu memiliki besar yang
sama dan arahnya berlawanan.
Tetapi Hukum III Newton juga menjelaskan gaya-gaya yang titik
tangkapnya berbeda. Gaya-gaya demikian disebut gaya jarak jauh.
Contohnya ialah gaya berat benda (w) dan gaya gravitasi bumi (Fg) yang
diperlihatkan pada gambar 2.10. berikut:
N1 = − N
Tetapi bola besi memiliki berat w yang ditimbulkan oleh gravitasi bumi.
Ini berarti bumi mengerjakan gaya aksi pada bola besi yaitu gaya w, maka bola
besi juga mengerjakan gaya pada bumi yaitu w1. Jadi w gaya aksi dan w1 gaya
reaksi. Ditulis:
W = -W1
21
Perhatikan bahwa titik tangkap gaya w pada bola besi dan titik tangkap
gaya w1 pada bumi. w dan w1 merupakan pasangan gaya aksi-reaksi dari gaya
jarak jauh. Contoh lain gaya aksi-reaksi jarak jauh dalam kejadian sehari-hari
adalah:
• Gaya tarik menarik kutub Utara dengan kutub Selatan magnet;
• Gaya tarik menarik bumi dengan bulan;
• Gaya tolak menolak antara muatan listrik muatan positif dengan muatan
positif, muatan negatif dengan muatan negatif.
Untuk lebih meningkatkan pemahaman Anda tentang gaya aksi-reaksi,
perhatikan gambar 2.11.
BAB III
PEMBAHAASAN
I. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu :
1. Menjelaskan konsep gaya dengan benar
2. Menyebutkan Hukum I Newton dengan benar
3. Menjelaskan konsep kelembaman (hukum inersia) dengan benar
4. Mengidentifikasi penerapan hukum I Newton dalam kehidupan sehari-
hari
I. Materi Pembelajaran
Hukum I Newton
II. Model dan Metode Pembelajaran
I. Sumber Belajar
➢ Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar Fisika Kelas X. Bandung; Grafindo.
➢ Sunardi, Indra Irawan. 2007. Fisika Bilingual untuk SMA/MA kelas X
semester 1 dan 2. Bandung : Yrama Widya.
I. Media/Bahan/Alat Pembelajaran
- Kelereng
- Kertas HVS
- Gelas
- Koin
X. Penilaian
- Rubrik unjuk kerja.
Skor
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4
1. Melakukan kegiatan dengan benar
2. Kerjasama kelompok (Team work)
Kesesuaian penyelesaian masalah dengan
3.
materi.
4. Membuat laporan dan kesimpulan
Kuis :
2. Doni, Tono, Feri dan Andi mendorong sebuah mobil. Doni dan Tono
mendorong mobil dari arah depan. Ternyata mobil tersebut tetap diam.
Jika besar gaya yang diberikan Doni, Tono, dan Feri masing-masing
adalah 150 N, 90 N dan 120 N, berapakah gaya yang diberikan Andi?
Kunci Jawaban :
1. Hukum I Newton : “Jika resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
sama dengan nol, maka benda yang diam akan tetap diam dan benda yang
bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan.”
2. Diketahui : FDoni = 150 N ; FTono = 90 N ; FFeri= 120 N
31
Ditanya : FAndi..........?
Jawab :
∑F = 0
FDoni + FTono = FFeri + FAndi
FDoni + FTono - FFeri = FAndi
150 N + 90 N – 120 N = FAndi
FAndi = 120 N
Mahasiswa
Jodi Siburian
NIM : 071244210052
BAB IV
KESIMPULAN
b. Belajar peranan orang dewasa yang autentik, dalam hal ini PBI
memiliki implikasi:
a. Menjadi pelajar yang mandiri pada tahap ini PBI berusaha membantu
siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan otonom..
a.
33
DAFTAR PUSTAKA