Anda di halaman 1dari 3

MODUL 5105

Dengan memperhatikan kedua tantangan tersebut, silakan diskusikan mengapa kedua


tantangan tersebut perlu menjadi  perhatian pemerintah dalam memajukan pendidikan
di Indonesia?  

Soal 1. Memerdekakan pembelajaran sebagai beban menjadi pembelajaran sebagai


pengalaman yang menyenangkan

Untuk mengembangkan kreativitas siswa maka perlu diberikan kebesan untuk belajar dengan
cara mencari tahu bakat dan minat siswa sejak dini. Belajar berarti 1) berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu, 2) berlatih, 3) berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan
oleh pengalaman. Dalam Permendikbud no. 65/2013 disebutkan ada 14 prinsip pembelajaran
yang salah satu di antaranya adalah peserta didik mencari tahu bukan diberi tahu. Belajar
adalah kegiatan yang paling tak membutuhkan manipulasi orang lain. Kebanyakan kegiatan
belajar bukan hasil instruksi, melainkan hasil peranserta dalam situasi bermakna (Freire,
2009:538. Illich, 2008:53).

Mustaghfiroh, 2020) belajar menekankan pentingnya dasar-dasar kemerdekaan dan


kebebasan kepada peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuan yang
terpendam dalam dirinya tanpa terhambat aturan-aturan formal yang terkadang justeru
membelenggu kreativitas dan daya pikirnya untuk menjadi lebih baik

belajar mandiri (self directed learning) merupakan proses inisiatif seseorang dalam
mendiagnosis kebutuhan belajar mereka, merumuskan tujuan belajar, mengidentifikasi
sumbersumber belajar, memilih dan melaksanakan strategi belajar yang sesuai, serta
mengevaluasi hasil belajarnya sendiri. Belajar mandiri merupakan kemampuan untuk
berinisiatif dalam mengatur, mengelola, dan mengontrol proses belajarnya untuk mengatasi
berbagai masalah dalam belajar dengan mempergunakan berbagai alternatif atau strategi
belajar. Menurut Ibrahim (2012), keberhasilan belajar siswa dalam belajar mandiri sangat
ditentukan oleh motivasi belajar atau motivasi berprestasi.

Dalam kajian literaturnya, Sherly, Edy Dharma, dan Humiras Betty Sihombing (2020)
menyimpulkan bahwa Merdeka Belajar merupakan program untuk mengembalikan sistem
pendidikan nasional kepada esensi undang-undang dengan memberi kebebasan kepada
sekolah, guru dan murid untuk bebas berinovasi, bebas untuk belajar dengan mandiri dan
kreatif

Suhartoyo, Eko. et. al. (2020) mengatakan bahwa gagasan merdeka belajar yang disampaikan
oleh Mendikbud adalah pembelajaran itu harus menyenangkan, tidak membuat peserta didik
merasa tertekan, peserta didik bebas memilih arah kreatifitas mereka sendiri

Berdasarkan penjelasan di atas yang dimaksud merdeka belajar lebih ditekankan pada
maknanya, bukan programnya. Merdeka belajar artinya merdeka dalam belajar, belajar secara
merdeka, belajar yang menyenangkan tanpa perasaan tertekan. Merdeka belajar dalam arti
belajar secara merdeka tanpa rasa tertekan merupakan syarat bagi berlangsungnya belajar
mandiri. dapat dipahami bahwa belajar merupakan aktivitas aktif yang timbul terutama
karena stimulus intern bukan rangsang dari luar. Seorang pelajar melakukan aktivitas
belajarnya karena dorongan dari dalam dirinya sendiri, bukan karena dorongan apalagi
instruksi dari luar dirinya. Bantuan orang lain sekedar menjaga agar tidak menjurus kepada
hal yang membahayakan.

Era digital yang menghasilkan informasi, pengetahuan, dan sumber belajar sangat melimpah
dan beragam, serta bebas diakses kapan dan di mana saja sangat memungkinkan bagi setiap
orang termasuk peserta didik untuk belajar mandiri dan merdeka. Di samping itu,
memungkinkan berkurangnya peran sekolah, guru, dan orang tua dalam proses belajar peserta
didik. Berkurangnya peran pihak lain dalam proses belajar tersebut memungkinkan
berkurangnya aturan penyeragaman yang cenderung menjadi belenggu, tekanan, dan paksaan
bagi peserta didik. Di sisi lain memungkinkan terjadinya peningkatan motivasi, rasa ingin
tahu, keberanian, dan rasa percaya diri untuk berekspresi dan berkreasi.

Belajar mandiri dan merdeka dari belenggu, tekanan, dan paksaan pihak lain merupakan
tuntutan zaman, yakni era informasi, era digital, dan era industri 4.0 sekarang ini. Hal ini
sebagaimana yang dikatakan Fisk (dalam Hussin, 2018) dunia pendidikan era revolusi
industri 4.0 memiliki 9 kecenderungan yang saling terkait, di antaranya para peserta didik
bisa belajar tanpa mengenal ruang dan waktu, mempunyai berbagai alternatif dalam
menentukan cara belajar, belajar dengan pengalaman lapangan, dan mendapat beragam
penilaian.

Contoh merdeka belajar disekolah :

aktivitas guru dan siswa di kelas yang memang masih banyak membebani siswa dan akhirnya
membelenggu kemerdekaan siswa dalam belajar. Dalam hal ini yang perlu dikembangkan adalah
guru sebagai kunci utama keberhasilan merdeka belajar baik bagi siswa maupun gurunya sendiri.

Contoh nya guru menggunakan media internet dan infokus dikelas dengan menampilkan video video
pendek tentang meteri pembelajaran seperti hewan, tumbuhan , tata surya sehingga merangsang
siswa untuk berfikir dan berimajinasi tentang apa yang mereka lihat. Sehinggan pembelajaran
menjadi menyenangan dan tidak membosankan.

Soal 2. Memerdekakan pedagogi, kurikulum, dan asesmen yang dikendalikan oleh konten
menjadi berbasis kompetensi dan nilai.

Menurut Payong (2011, hlm. 28-20) pedagogi berarti segala usaha yang dilakukan oleh
pendidik untuk membimbing anak muda menjadi manusia yang dewasa dan matang. Di sini
tampak jelas bahwa ternyata pedagogik justru lebih mengutamakan pembimbingan karakter
anak untuk menjadi lebih dewasa.

Menurut Bracher (2006), pedagogi seharusnya mencakup dua hal, yakni: pengetahuan
(knowledge) dan pengajaran (teaching). Dimensi pengetahuan dirumuskan ke dalam bentuk
kurikulum. Sementara pengajaran menyangkut interaksi dan relasi guru- murid. Relasi guru-
murid ini merupakan relasi subyek–subyek. Tujuan akhir dari pendidikan itu sendiri adalah
pembentukkan identitas subyek.

Dengan kata lain, tujuan pendidikan semestinya untuk mengokohkan dan mengembangkan
identitas, bukan malah menghancurkan identitas (damage identity). Proses pendidikan kritis
semestinya bert olak dari tujuan pendidikan semacam itu, lalu bergerak kepada pertimbangan
- pertimbangan akan isi pengetahuan apa yang seharusnya perlu diberikan dan bagaimana
interaksi dan relasi guru-murid semestinya terjadi, guna mencapai tujuan itu. Dengan kata
lain, pengetahuan (kurikulum) perlu berlandaskan konteks, kebutuhan dan pengalaman riil
peserta didik sehari - hari.

dapat disimpulkan bahwa pedagogik adalah segala usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk
membimbing peserta didik untuk memaksimalkan potensi diri baik secara kognitif atau
kemampuan nalar dan ilmu pengetahuan, maupun dari sisi karakter agar menjadi pribadi yang
lebih baik. Usaha tersebut termasuk pengelolaan pembelajaran, bahasa atau cara
menyampaikan materi supaya mudah dipahami dan diserap oleh peserta didik, penguasaan
kelas.

Dalam desain pengembangan kurik ulum 2013 (bdk. Mulyasa 2013: 82- 86), titik tolak
pengembangan struktur kurikulum adalah identifikasi kompetensi, yang dimulai dengan
penjabaran bidang studi, penjabaran mata pelajaran, analisis taksonomi, masukan dari
profesi, membangun teori, lalu terakhirnya meminta masukan peserta didik dan masyarakat

landasan filosofis dan konseptual Kurikulum 2013 sangat mencerminkan visi filosofis
pendidikan dan pedagogi. Secara filosofis, Kurikulum 2013 berlandaskan Pancasila dan
berbasiskan nilai- nilai luhur, nilai nilai akademik, kebutuhan peserta didik dan masyarakat.
Sementara itu, pada tataran konseptual, Kurikulum 2013 berlandaskan pada pemikiran,
sebagai berikut: Relevansi pendidikan (link and match), Kurikulum berbasis kompetensi dan
karakter, Pembelajaran kontekstual (Contextual m teaching and learning), Pembelajaran aktif
(Student active learning), Penilaian yang valid, utuh, dan menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai