Seorang insan (manusia) yang di utus oleh Allah SWT sebagai khalifah dunia,
pemimpin dirinya sendiri dan orang lain. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah
“ Allah tidak mengutusku sebagai orang yangb kaku dan keras akan tetapi
mengutusku sebagai seorang pendidik dan mempermudah” (HR.Muslim). Secara
tidak langsung, dalam sabda Rasulullah telah dijelaskan bahwa keutamaan manusia di
dunia ialah yang dapat membimbing, mendidik dan mengamalkan ilmunya kepada
orang lain. Sejakn kecil manusia didampingi oleh seorang guru. Guru terdekat dalam
membentuk karakter serta membina hidup. Hingga anak dapat berproses dengan
sendirinya, tidak pernah luput dari bimbingannya.
Pendidikan dapat terbentuk dengan adanya seorang pendidik dan peserta didik
yang memiliki tujuan sama dan terjadi sebuah upaya perubahan sikap serta
bertambanya pengetahuan. Hal ini sesuai dengan definisi pendidikan itu sendiri
sebagaimana tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan
adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Sedangkan
secara terminologi, pendidikan menurut para tokoh “pendidikan adalah fasilitator dan
dinamisator kehidupan bagi tiap-tiap pribadi, baik sebagaimakhluk individual,
makhluk sosial maupun ethis dalam keluarga, sekolah dan lingkungan/Masyarakat”.
Pendidkan bukan hanya sekedar proses mengajar dan belajar, akan tetapi harus
memiliki sebuah tujuan yang mendasar. Tempat terjadinya pendidikan sendiri, bukan
hanya tercakup pada tempat maupun waktu tertentu seperti sekolah dan universitas.
Tetapi proses pendidikan dapat terjadi kapanpun dan dimanapun.
Pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan bernegara. Setiap warga
negara Indonesia mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan (pasal 31 tentang
Pendidikan dan Kebudayaan). Dalam pasal tersebut, warga negara Indonesia
memiliki hak dalam menerima pendidikan yang layak. Namun nyatanya, dewasa ini
pendidikan di Indonesia masih berbanding lurus dengan kemampuan ekonomi.
Seseorang yang terlahir dalam keluarga yang mempunyai ekonomi mengah kebawah
sangat sulit dalam menimba ilmu di sekola-sekolah formal. Padahal telah tercantum
dalam pasal 32 tentang Kebudayaan dan pendidikan bahwa setiap warga Negara
wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membianyainya. Oleh
karena itu, pemerintah telah mengadakan uapaya-upaya dalam menyelesaikan
masalah perataan pendidikan, seperti diadakannya kebijakan Kartu Indonesia Pintar
(KIP), Perogram Keluarga Harapan (PKH) dan lain-lain. Meskipun dalam
pelaksaannya masih banyak kesalahan dalam sistem pendataan serta kejujuran
penyebaran.
Sebuah sistem pendidikan diatur oleh kurikulum yang berlaku pada negara
tersebut. Secara etimologi, kurikulum berasal dari Bahasa latin “curir” yang artinya
pelari, dan “curere” yang artinya tempat berlari. Kata pelari dapat diartikan sebagai
pendidik dan peserta didik, sedangkan tempat berlari bisa kita artikan sebagai
sekolah/tempat belajar. Jadi kurikulum mengikat tempat berlangsunya pembelajaran
serta perangkat-perangkat yang berada dalam tempat tersebut. kurikulum
menentukan berjalannya proses pendidikan berlangsung. Aturan-aturan yang berlaku
dalam setiap kurikulum dapat berbeda ataupun perkembangan dari kurikulum
sebelumnya.