PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi komunikasi juga berdampak pada dunia pendidikan.
Pada kenyataan saat ini, dimana pada saat ini kita mengalami masa pandemic covid 19
dimana pembelajaran dengan menggunakan daring dan tatap muka, maka Pendidikan
dimasa pandenmi ini tidak lepas dengan adanya teknologi. jika pendidikan dihubungkan
dengan teknologi, maka akan jelas terlihat bahwa pendidikan sangat memerlukan bantuan
teknologi. Hal tersebut terlihat pada penggunaan teknologi canggih di dalam kelas yang
digunakan guru saat mengajar. Pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan
khususnya dalam sistem pembelajaran telah mengubah sistem pembelajaran
konvensional menjadi sistem pembelajaran modern yang berasaskan teknologi informasi
dan komunikasi (Information and Communication Technology [ICT]). Salah satu
diantaranya adalah media komputer dengan internetnya yang pada akhirnya
memunculkan e-learning. Diharapkan dari penggunaan media
teknologi informasi dan komunikasi agar siswa dapat tertarik mengikuti
pembelajaran di dalam kelas.
Beberapa model pembelajaran diterapkan guru dengan maksud agar siswa mudah
memahami materi pembelajaran yang disampaikan. Menurut Keller (2014:143),
model pembelajaran sebagai “tiruan atau contoh kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur pembelajaran secara sistematis dalam mengelola pengalaman belajar peserta
didik agar tujuan belajar terentu yang diinginkan dapat tercapai”. Salah satu model
pembelajaran tersebut adalah Blended Learning. Menurut Moebs dan Weibelzahl
(dalam Husamah, 2014:12) Blended Learning adalah pencampuran antara online dan
pertemuan tatap muka (face-to-face meeting) dalam suatu aktivitas pembelajaran yang
terintegrasi. Model pembelajaran ini menggabungkan model pembelajaran secara
konvensional dengan teknologi yang berbasis whatsapp. Jika dahulu pembelajaran hanya
terpusat pada guru namun pemeblajaran sekarang terfokus pada siswa. Jika
penyampaian materi pembelajaran hanya berfokus pada tatap muka, dimungkinkan
siswa akan jenuh dalam menerima pembelajaran atau kekurangan waktu untuk materi
tambahan, sedangkan jika memanfaatkan teknologi dan komunikasi saat ini peseta
didik dapat melakukan pembelajaran kapan saja dan dimana saja. Menurut Garnham
(dalam Husamah, 2014:21), tujuan dikembangkan Blended Learning adalah untuk
menggabungkan ciri terbaik pembelajaran di kelas (tatap muka) dan online untuk
meningkatkan pembelajaran mandiri secara aktif oleh peserta didik dan mengurangi
waktu tatap muka di kelas. Adapun komponen yang mendukung berjalannya
pembelajaran Blended Learning sebagai berikut: 1) face to face learning, 2) e-learning
offline, 3) e-learning online, 4) mobile learning. Sudah terdapat banyak fasilitas yang
mendukung berlangsungnya model pembelajaran Blended learninng diSDN
Barengkrajan 2. Misalnya melalui jaringan wifi yang digunakan untuk mengakses website
yang mendukung sumber belajar, komunikasi antara guru dengan siswa, dan memberikan
tugas kepada siswa yang sifatnya tidak perlu tatap muka didalam kelas. Berdasarkan
uraian di atas, dapat mendeskripsikan perbedaan hasil belajar matematika yang
signifikan antara siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran Blended
Learning dengan yang tanpa model pembelajaran Blende Learning, Mendeskripsikan
aktifitas dan respon siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan model
pembelajaran Blended Learning pada siswa kelas VI SDN Barengkrajan 2 Kec.Krian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu
ingin mengetahui :
1) Peningkatan kemandirian belajar siswa saat menggunakan pembelajaran
Blended Learning berbasis WhatsApp pada mata pelajaran Matematika
dikelas VI
2) Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa saat menggunakan model
pembelajaran Blended Learning berbantuan WhatsApp pada mata pelajaran
Matematika.
3) Peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan penerapan model
Blended Learning Berbasis WhatsApp dalam mata pelajaran Matematika
kelas VI
4) Perbedaan kemandirian belajar, berpikir kritis, dan hasil belajar siswa pada
waktu penerapan model pembelajaran Blended Learning berbantuan
Whataspp dan pembelajaran berbasis Konvensional pada mata pelajaran
Matematika.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi Guru
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran keaadaan
hasil prestasi belajar siswa dengan memadukan pembelajaran face to face
dan penggunaan teknologi sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam
upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Manfaat bagi pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap upaya
meningkatan hasil belajar Matematika melalui kemandirian belajar dan
kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan teknologi ke arah yang positif.
Dalam belajar ada faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam belajar.
Menurut Slameto (2015: 54) faktor – faktor yang mempengaruhi belajar banyak
jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal.
Faktor internal ialah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.
Faktor internal meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.
Faktor eksternal ialah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal
meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
2. Kemandirian Belajar
Kata mandiri mengandung arti tidak tergantung kepada orang lain, bebas,
dan dapat melakukan sendiri (Rusman, 2014: 353). Kemandirian belajar siswa yang
dimaksud merupakan sikap yang harus dilakukan siswa dalam belajar secara mandiri,
memiliki inisiatif sendiri sesuai dengan kebutuhan tersebut. Kemandirian belajar ini
sangat penting bagi siswa karena tumbuh secara alami dalam diri siswa itu sendiri.
Menurut Wedemeyer (1983) kemandirian belajar perlu diberikan kepada peserta didik
supaya mereka mempunyai tanggung jawab dalam mengatur dan mendisplinkan
dirinya dan dalam mengembangkan kemampuan belajar atas kemauan sendiri
(Rusman, 2014: 354). Haris (2011: 1 dalam Tuti Indra Wahyuni Daeli, 2018: 12)
menjelaskan kemandirian belajar sebagai kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh
motif untuk menguasai suatu kompetensi, dan dibangun dengan bakal pengetahuan
atau kompetensi, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang
telah dimiliki
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar
merupakan sikap yang harus dilakukan siswa dalam belajar secara mandiri, memiliki
inisiatif sendiri sesuai dengan kebutuhan tersebut dan tidak bergantung kepada orang
lain.
3. Berpikir Kritis
Menurut Ennis dalam Susanto (2013: 121) berpikir kritis adalah berpikir dengan
tujuan membuat keputusan masuk akal tentang apa yang diyakini
4. Hasil Belajar
5. Blended Learning
Makna asli sekaligus yang paling umum blended learning mengacu pada
belajar yang mengkombinasi atau mencampur antara pembelajaran tatap muka
(face to face = f2f) dan pembelajaran berbasis komputer (online dan offline).
Pembelajaran bauran . (blendedlearning) merupakan pembelajaran yang
mengkombinasikan atau mencampurkan pembelajaran tatap muka dan
pembelajaran berbasis komputer (online dan offline) (Dwiyogo, 2018: 59).
Padahal dalam Blended Learning diperlukan akses internet yang memadai, apabila
jaringan kurang memadai dapat menyulitkan peserta dalam mengikuti
pembelajaran via online.
c. Kurangnya pengetahuan pendidik terhadap penggunaan teknologi (IT)
BAB III
PEMBAHASAN
A. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dimasa Pandemi dimana menggunakan daring ( online)
yang dilaksanakan pada tanggal 1 Nopember 2019 dan 2 Desember 2019 melalui
aplikasi whats app(Daring) dan tatap muka ( Luring )
B. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian yang dilakukan adalah kelas VI SDN Barengkrajan 2 yang
berjumlah 25 siswa.
C. Metode Penelitian
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi
pengolahan pembelajaran dengan metode blended learning berbasis whats app dan
tes formatif buatan guru pada akhir
D. Diskripsi Pelaksanaan
. 1. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1
1.Perencanaan
A. TUJUAN
1. Siswa mampu memahami operasi pecahan desimal dan persen.
2. Siswa mampu menjelaskan operasi pecahan desimal dan persen.
3. Siswa mampu menghitung/mencari operasi pecahan desimal dan persen.Siswa mampu
mengidentifikasi masalah operasi pecahan desimal dan persen.
4. Siswa mampu menyelesaikan masalah operasi pecahan desimal dan persen.
B.KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, 10 menit
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
Pendahuluan
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah
seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do’a
adalah siswa siswa yang hari ini datang paling awal.
(Menghargai kedisiplikan siswa/PPK).
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap
disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya
sita-cita.
4. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu
nasional lainnya. Guru memberikan penguatan
tentang pentingnya menanamkan semangat
Nasionalisme.
5. Pembiasaan membaca/menulis 15-20 menit dimulai
dengan guru menceritakan tentang kisah masa kecil
salah satu tokoh dunia, kesehatan, kebersihan,
makanan/minuman sehat, cerita inspirasi atau
motivasi . Sebelum membacakan buku guru
menjelaskan tujuan kegiatan literasi dan mengajak
siswa mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut:
Apa yang tergambar pada sampul buku.
Apa judul buku
Kira-kira ini menceritakan tentang apa
Pernahkan kamu membaca judul buku seperti ini
Kegiatan A. Mengamati 50
1. Siswa mencermati pengertian operasi pecahan
Inti desimal dan persen. menit
B. Menanya
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang disampaikan
2. Siswa menanyakan penjelasan guru yang belum di
pahami tentang operasi pecahan desimal dan persen.
3. Guru menjelasakan pertanyaan siswa.
(Communication)
C. Menalar
1. Siswa mencoba berdiskusi dengan temannya tentang
operasi pecahan desimal dan persen.
2. Guru menunjuk beberapa siswa untuk menjelaskan
hasil diskusi tentang operasi pecahan desimal dan
persen dengan bimbingan guru.
3. Guru memberikan pembenaran dan masukan apabila
terdapat kesalahan atau kekurangan pada siswa.
4. Guru menyatakan bahwa siswa telah paham tentang
pengurangan dan penjumlahan bilangan .
D. Mencoba
1. Guru memberikan soal latihan pecahan biasa kepada
siswa. (Critical Thinking and Problem
Formulation)
E. Mengkomunikasikan
1. Siswa mempresentasikan secara lisan kepada teman-
temanya tentang operasi pecahan desimal dan persen.
(Creativity, Mandiri)
2. Siswa menyampaikan manfaat belajar operasi
pecahan desimal dan persen yang dilakauan secara
lisan di depan teman dan guru.
(Communication)
Kegiatan A. Ayo Renungkan 15
C.PENILAIAN
Dari data tabel 3.1 diketahui bahwa hasil belajar pada siklus 1 masih belum
mencapai nilai yang di harapkan sesuai KKM yakni 74 dari laporan data tersebut,
rata rata kelas masih mencapai 6,96 dan nilai ketuntasan masih 12 siswa dari 25
siswa hingga prosentase yang didapat masih 52 % untuk itu masih perlu adanya
perbaikan untuk siklus selanjutnya
Tabel 3.2
Data observasi keaktifan dan kemandirian siswa dalam pembelajaran
model blended learning berbasis whatsapp dalam pelajaran matematika
NO Nama siswa Keaktifan dan kemandirian
siswa
ya Tidak
1 ACHMAD ALFA BAGUS
√
SETIAWAN
2 AHMAD ARGA FATHURAZIZ √
3 ALMIRAH ANINDYA SETIYAWAN √
4 ALVINO AKBAR PRASETYO √
5 ANGGELIN MARGARETA √
6 AZRA ALIYA MUTMAINNA √
7 BASYIFA AURA MAULIDIANA √
8 BIMA MADYA JAGANATHA √
9 BUNGA MUSTIKA FAJRIN √
10 CHIERLY HAJJAR GAYUH ARSY √
11 CLARITA YUDISTIA NUR AZIZAH √
12 FIRZA RAFI HERMAWAN √
13 GABRIEL ADVENDIKA √
1.Perencanaan
A, TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengukuti kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran discovery Learning, dengan metode literasi, eksperimen,
praktikum, dan presentasi dengan menumbuhkan sikap menyadari kebesaran Tuhan, sikap gotong royong, jujur, dan berani
mengemukakan pendapat, siswa dapat :
dapat Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi perkalian dan pembagian yang melibatkan bilangan bulat negatif
dalam kehidupan sehari-hari
B, KEGIATAN PEMBELAJARAN
Media Alat/Bahan Sumber Belajar
Whattsapp, Google classroom, Laptop, Handphone, tablet Buku guru dan siswa
Telegram, zoom, google form dll dan lain lain Modul, bahan ajar, internet, dan
Slide presentasi (ppt) sumber lain yang relevan
PENDAHULUAN Guru memberi salam dan mengajak peserta didik berdoa bersama (Religious)
Guru mengecek kehadiran peserta didik (melalui Whattsapp group, Zoom, Google
Classroom, Telegram atau media daring lainnya)
Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang akan
diajarkan
Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah pembelajaran
KEGIATAN INTI Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan
menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan bacaan (melalui Whattsapp
group, Zoom, Google Classroom, Telegram atau media daring lainnya) terkait materi
Operasi Hitung Bilangan Bulat Perkalian dan Pembagian. (Literasi)
Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang
belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Operasi Hitung Bilangan
Bulat Perkalian dan Pembagian. (HOTS)
Peserta didik diberi kesempatan untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi,
mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai pecahan decimal dan
persen .(Collecting information and Problem solving)
Melalui Whattsapp group, Zoom, Google Classroom, Telegram atau media daring
lainnya, Peserta didik mempresentasikan hasil kerjanya kemudian ditanggapi peserta
didik yang lainnya (Communication)
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari
terkait, Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal
yang belum dipahami (Creativity)
PENUTUP Guru bersama peserta didik merefleksikan pengalaman belajar
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan berdoa
C, PENILAIAN (ASESMEN)
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan
sikap, tes pengetahuan (berupa tes tulis) dan presentasi unjuk kerja/hasil karya atau projek
dengan rubrik penilain sbb
No. Nama Siswa Nilai Catatan
1
2
3
4
5
RUBRIK PENILAIAN
Barengkrajan, 11 Nopember
2019
Mengetahui
Kepala SDN Barengkrajan 2 Guru Kelas
Berdasarkan data yang terkumpul dari hasil evaluasi yang dilaksanakan pada Siklus 2,
secara rinci hasil yang diperoleh siswa adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3
Data hasil belajar siklus 1 Penerapan Blended Learning Berbasis Whatsapp
Dari data tabel 3.3 diketahui bahwa hasil belajar pada siklus 2 mencapai nilai
yang di harapkan sesuai KKM yakni 74 dari laporan dat tersebut rata rata kelas sudah
mencapai 80,2 dan nilai ketuntasan sudah mencapai 21 siswa dari 25 siswa hingga
prosentase yang didapat masih 84 % maka untuk ketuntasan hasil belajar sudah
tercapai dengan baik
Tabel 3.4
Data observasi keaktifan dan kemandirian siswa dalam pembelajaran
model blended learning berbasis whatsapp dalam pelajaran matematika
NO Nama siswa Keaktifan dan
kemandirian siswa
ya Tidak
1 ACHMAD ALFA BAGUS SETIAWAN √
2 AHMAD ARGA FATHURAZIZ √
3 ALMIRAH ANINDYA SETIYAWAN √
4 ALVINO AKBAR PRASETYO √
5 ANGGELIN MARGARETA √
6 AZRA ALIYA MUTMAINNA √
7 BASYIFA AURA MAULIDIANA √
8 BIMA MADYA JAGANATHA √
9 BUNGA MUSTIKA FAJRIN √
10 CHIERLY HAJJAR GAYUH ARSY √
11 CLARITA YUDISTIA NUR AZIZAH √
12 FIRZA RAFI HERMAWAN √
13 GABRIEL ADVENDIKA √
14 GALIH ILHAM MANGGALA √
15 JESSICA DWI RAHAYU √
16 KEVINCO ZILLY MARVELINO √
17 M. FAHRI HIDAYATULLAH √
18 MADINA AYURYA RISTY √
19 MUHAMMAD AFFAN ABDILLAH √
20 NABILA TIPANI ARIFIAH PUTRI √
21 NAUFAL HAFIZH PERMANA √
22 NAYLA AZZAHRA PUTRI EFENDI √ √
23 NURAINI KHARISMA PUTRI √
24 RADITYA DANADYAKSA √
25 RANGGA OKTAVIANUS √
Siswa aktif 22
Siswa tidak aktif 3
Dari data tabel 3.4 data observasi keaktifan siswa dalam melakukan model
pembelajaran blended learning berbasis whatsapp dapat di laporkan bahwa keaktifan
siswa untuk mengikuti dan memahami sudah maksial hal ini diketahi dari data
tersebut bahwa hanya 22 anak yang menunjukkan keaktifannya dari 25 siswa dan
hanya 3 anak masih belum aktif sehingga diperoleh presentasi keaktifan siswa naik
dengan signifkan 88%
Tabel 3.5
Rekapitulasi Kegiatan Siklus 1 dan Siklus 2
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari dua kegiatan siklus 1 dan siklus 2 dalam penerapan model pembelajaran Blanded
learning berbasis Whatsapp dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Guru harus mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan
kebutuhan siswa
2. Penggunaan metode belajar yang kreatif akan membangun siswa menjadi lebih kritis
dalam memahami suatu materi
3. Pemahaman Penerapan Blended learning dapat diaplikasikan dengan melihat dari hasil
siklus 1 yakni hasil observasi hanya mendapatkan 52 % dan untuk hasil belajar
mendapatkan hasil 40 % dan pada siklus ke 2 mendapatkan hasil observasi 88 % dan
untuk hasil belajar mendapatkan tingkat keberhasilan sebanyak 84 % sudah melampaui
dari target yang akan di capai
B.Saran
Pada kesempatan ini penulis memberikan saran yang tujuannya untuk perbaikan
pelaksanaan pembelajaran dalam proses belajar mengajar sebagai berikut :
1. Guru harus banyak sharing atau berbagi pengalaman dalam proses belajar mengajar
karena gutu disaat ini dituntut untuk selalu berkembang dalam pengajaran dan metode
pengajaran
2. Adanya KKG antar sekolah agar bisa saling bertukar pengalaman mengenai hambatan
dan solusi dalam penggunaan media pengajaran
3. Guru harus terus berinovasi dalam penggunaan metode,media pembelajaran yang
kreatif,menarik dan menyenangkan yang hasilnya bisa dirasakan langsung pada
peserta didik yang bisa memberikan energy positif terhadap hasil belajar mereka.
DAFTAR PUSTAKA