Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


Peningkatan kualitas pendidikan berdasarkan kurikulum 2013 dalam
menghadapi masa depan perlu dilakukan dengan perubahan paradigma
pembelajaran melalui pergeseran tata cara penyelenggaraan kegiatan pendidikan
dan pembelajaran di dalam kelas atau lingkungan sekitar lembaga pendidikan
tempat peserta didik menimba ilmu. Pergeseran itu meliputi proses pembelajaran
dengan menuntun siswa untuk mencari tahu bukan diberi tahu, dari berpusat pada
guru menuju berpusat pada siswa, dari satu arah menuju interaktif, dari isolasi
menuju lingkungan jejaring, dari pasif menuju aktif menyelidiki, dari maya/abstrak
menuju konteks dunia nyata, dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran
berbasis tim, dari luas menuju perlaku khas memberdayakan kaidah keterikatan,
dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru, dari alat tunggal
menuju alat multimedia, dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif, dari
produksi masa menuju kebutuhan pelanggan, dari usaha sadar tunggal menuju
jamak, dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak,
dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan, dari pemikiran faktual
menuju kritis, dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan
(Depdikbud, 2016).
Wujud kurikulum 2013 pada pembelajaran diatur oleh Permendikbud No. 22
Tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah. Bahasan
mengenai pembelajaran diantaranya materi pembelajaran dikembangkan berbasis
kompetensi sehingga memenuhi aspek kesesuaian dan kecukupan, juga
mengakomodasi konten lokal, nasional dan internasional. Pada proses
pembelajaran akan berorientasi pada karakteristik kompetensi sikap, kompetensi
keterampilan, dan kompetensi pengetahuan. Proses pembelajaran juga akan
menggunakan pendekatan saintifik, dengan karakteristik kompetensi sesuai

Jasmine Khairina, 2017


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN MENGIDENTIFIKASI SELF DIRECTED LEARNING SKILL (SDLS)
SISWA PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2

jenjang. Proses pembelajaran untuk semua jenjang pada kurikulum 2013 mengacu
pada standar proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan
Konfirmasi, kemudian dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah,
Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta. Belajar tidak hanya terjadi di ruang
kelas tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat, guru bukan satu-satunya
sumber belajar, dan sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan
teladan (Depdikbud, 2016).
Sebagai langkah penguatan proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013
disarankan beberapa model pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang
baik dan dianjurkan berdasarkan Kurikulum 2013 adalah Problem Based Learning
(PBL) dimana metode ini menyajikan masalah nyata yang perlu dicari sosusinya
oleh siswa sehingga siswa akan terbiasa mencari tahu sendiri (belajar mandiri).
Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang dirancang agar peserta
didik mendapat pengetahuan yang membuat mereka mahir dalam memecahkan
masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan
berpartisipasi dalam tim (Depdikbud, 2015).
Problem Based Learning merupakan sebuah model pembelajaran yang
menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar.
Dalam pembelajaran ini, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan
masalah dunia nyata (real world). Pembelajaran ini menantang peserta didik untuk
“belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi
dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan mendorong peserta didik
memiliki rasa ingin tahu pada pembelajaran itu (Eggen, P. Dkk, 2012).
Model Problem Based Learning memiliki beberapa keunggulan, diantaranya
akan terjadi pembelajaran bermakna, peserta didik dapat mengintegrasikan
pengetahuan dan keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam
konteks yang relevan, serta dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan
kemampuan memahami siswa, menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam
bekerja, mengembangkan kemampuan belajar mandiri, motivasi internal untuk
belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja
kelompok (Depdikbud, 2015).

Jasmine Khairina, 2017


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN MENGIDENTIFIKASI SELF DIRECTED LEARNING SKILL (SDLS)
SISWA PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3

Pencapaian dari model Problem Based Learning diantaranya yaitu untuk


mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, menjembatani gap antara
pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas praktis yang dijumpai di luar
sekolah, mengembangkan belajar pengarahan sendiri (self directed learning)
dimana pembelajaran berpusat pada peserta didik sehingga peserta didik harus
dapat menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari mana informasi harus
diperoleh di bawah bimbingan guru (Depdikbud, 2015).
Fisika, sebagai sebuah disiplin ilmu membutuhkan pembelajar atau peserta
didik untuk menggunakan berbagai modalitas dirinya untuk memahami dan
menerjemahkan atau menalar dari suatu konsep ke konsep lain, tabel, grafik,
persamaan, diagram, dan peta. Tujuan pembelajaran fisika pada tingkat Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah adalah diharapkan siswa memiliki kompetensi
yang mencakup kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan yang diantaranya adalah : memahami fenomena alam di sekitarnya
berdasarkan hasil pembelajaran sains melalui bidang-bidang Fisika; membedakan
produk atau cara yang masuk akal dengan produk atau cara yang tidak bersesuaian
dengan prinsip-prinsip Fisika; mengenali dan menghargai peran Fisika dalam
memecahkan permasalahan umat manusia; dan memahami dampak dari
perkembangan Fisika terhadap perkembangan teknologi dan kehidupan manusia di
masa lalu, maupun potensi dampaknya di masa depan bagi dirinya, orang lain, dan
lingkungannya (Depdikbud, 2016).
Belajar fisika pada dasarnya adalah belajar pemahaman terhadap konsep, teori
atau hukum-hukum fisika. Dalam mempelajari fisika tidak cukup dengan sekedar
mengingat rumus atau konsep saja. Akan tetapi yang lebih penting adalah
bagaimana cara memahami konsep, teori atau hukum-hukum tersebut.
Pembelajaran IPA merupakan sebuah proses aktif dimana siswa harus melakukan
sesuatu, bukan sesuatu yang dilakukan terhadap siswa. Oleh karena itu, proses
pembelajaran fisika di sekolah harus menekankan pada pemberian pengalaman
langsung secara inkuiri sehingga siswa dapat terlibat aktif dalam mengkonstruksi
pengetahuan dan pemahamannya sendiri (National Research Council, 1996).
Proses penemuan ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh para ilmuwan
melibatkan berbagai keterampilan ilmiah. Cara seperti ini dapat ditiru dan

Jasmine Khairina, 2017


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN MENGIDENTIFIKASI SELF DIRECTED LEARNING SKILL (SDLS)
SISWA PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4

dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran fisika melalui kegiatan praktikum di


laboratorium. Pembelajaran inkuiri maupun problem based learning dengan
kegiatan eksperimen akan melibatkan siswa secara langsung dalam berbagai
aktivitas seperti mengajukan hipotesis, merencanakan sebuah eksperimen,
memprediksi, menginterpretasikan data, mengolah informasi dan membuat
kesimpulan (Duran, 2014). Dengan begitu, pengetahuan yang diperoleh tidak
hanya sekedar dihafal, akan tetapi dipahami dan dikuasai secara lebih mendalam,
serta bertahan lebih lama dalam pikiran. Selain itu siswa juga mampu belajar secara
mandiri untuk menkonstruksi konsep yang akan dipahaminya.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di salah satu sekolah
menengah atas di Kota Bandung, diperoleh informasi bahwa pembelajaran fisika
di kelas masih dititikberatkan pada aspek kognitif dan teacher centered, diperoleh
pula informasi mengenai beberapa kecenderungan permasalahan belajar yang
timbul disekolah. Hasil wawancara dengan guru fisika dan siswa, menyatakan
adanya pandangan yang berbeda mengenai proses pembelajaran di kelas. Guru
terkadang menggunakan metode pembelajaran yang dianjurkan kurikulum 2013,
namun terkadang juga menggunakan metode ceramah (tradisional), setiap metode
harus disesuaikan dengan kondisi siswa dan waktu pembelajaran, karena itulah
metode yang dipakai kadang variatif, tidak sesuai dengan RPP. Ketersediaan
sarana dan prasarana juga sangat berpengaruh baik terhadap metode yang akan
disusun guru, maupun keterlaksaannya hingga siswa dapat mengerti. Siswa
kebanyakan tidak nyaman dengan metode pembelajaran yang dilakukan guru,
menurut siswa terkadang metode seperti eksperimen tidak menarik dan membuat
rumit, terkadang pula siswa tidak menyukai metode tradisional dimana guru
ceramah.
Lebih lanjut, kegiatan eksperimen yang ditimbulkan untuk menyelidiki
permasalahan fisika yang nyata juga masih sangat jarang karena masih cenderung
tergantung alat yang ada di lab, sedangkan praktik pembuatan alat masih sedikit
atau hanya dalam materi tertentu saja. Respon siswa terhadap praktikum atau
kegiatan eksperimen masih jelek, karena mereka tidak senang eksperimen yang
diakibatkan prosesnya yang membingungkan dan pengisian LKS eksperimen yang
menurut mereka sulit.

Jasmine Khairina, 2017


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN MENGIDENTIFIKASI SELF DIRECTED LEARNING SKILL (SDLS)
SISWA PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5

Studi pendahuluan yang telah dilakukan juga memperlihatkan bahwa


kebanyakan siswa di SMA tersebut lebih terbiasa belajar fisika dengan cara
menerima dan menghapal, padahal seharusnya disiplin ilmu fisika itu melatih
siswa untuk berpikir ilmiah atau mencari tahu secara mandiri. Siswa di SMA
tersebut juga cenderung lemah dalam aspek kognitif terutama memahami,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta produk. Hal itu juga diakibatkan karena
siswa di SMA tersebut kurang memiliki pengalaman belajar langsung untuk
mengkonstruk pengetahuannya, seperti melalui eksperimen, padahal fisika
merupakan bidang ilmu yang empiris atau didapat dari hasil eksperimen.
Kesipulannya siswa masih belum bisa memahami pembelajaran fisika dengan baik
dilihat dari nilai ulangannya/tes seputar kemampuan memahami yang cukup
rendah, dan juga siswa belum bisa belajar secara mandiri atau belum memiliki
kemampuan belajar secara mandiri (self directed learning skill) dilihat dari respon
siswa yang kurang baik terhadap pembelajaran dengan student centered melalui
eksperimen.
Model Problem Based Learning diharapkan menjadi solusi dari permasalahan
belajar mengajar di sekolah. Karena melalui metode ini akan terjadi pembelajaran
bermakna dan perserta didik dapat memiliki kemampuan memahami yang baik.
Model ini juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan
inisiatif peserta didik dalam bekerja atau dengan kata lain peserta didik dapat
memiliki kemampuan belajar mandiri (self directed learning skill), motivasi
internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam
bekerja kelompok (Amir, 2009).
Karena itulah, solusi yang tepat perlu segera dikembangkan untuk mengatasi
problema belajar dan mengajar fisika untuk menciptakan peserta didik yang
memahami konsep fisika serta dapat memiliki kemampuan belajar mandiri (self
directed learning skill) yang baik. Dilihat dari begitu banyak masalah yang
dihadapi guru maupun siswa dalam pembelajaran dan belajar fisika dan karena
konsep fisika yang membutuhkan pemahaman yang nyata dalam bentuk
eksperimen melalui kerja mandiri, maka konsep penelitian yang akan
dikembangkan sebagai solusi permasalahan tersebut, yaitu menggunakan

Jasmine Khairina, 2017


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN MENGIDENTIFIKASI SELF DIRECTED LEARNING SKILL (SDLS)
SISWA PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk memperoleh gambaran


peningkatan kemampuan memahami dan self directed learning skill siswa.
Penerapan PBL ini hanya difokuskan untuk melihat gambaran peningkatan
kemampuan memahami saja, karena berdasarkan hasil studi pendahuluan siswa
SMA cenderung lemah dalam aspek kognitif memahami padahal memahami
merupakan tingkatan kedua pada ranah kognitif yang harus sangat dikuasi siswa
agar dapat baik dalam aspek diatasnya seperti menganalisis, mengevaluasi, dan
mensintesis. Model PBL yang ditujukan agar siswa mahir memecahkan masalah
perlu diteliti dari sejauh mana siswa dapat memahami masalah tersebut. Jadi, jika
siswa sudah memahami fisika dengan baik maka siswa tersebut akan mampu
membawa pemahaman tersebut ke dalam bentuk persoalan lain yang ada
hubungannya dengan itu. Model PBL yang juga ditujukan agar siswa memiliki
model belajar mandiri dan kecakapan berpartisipasi dalam tim, dapat diteliti
menggunakan tingkat self directed learning skill.
Hasil penelitian Wiryawan (2013) mengenai hubungan self directed learning
dengan penguasaan konsep fisika siswa melalui pembelajaran berbasis masalah
memperoleh kesimpulan bahwa, terdapat hubungan searah (positif) dan signifikan
antara kemampuan self directed learning dan penguasaan konsep siswa. Aziz
(2014) juga menunjukan bahwa PBL tanpa atau dengan metode ceramah
meningkatkan keterampilan belajar mandiri (self directed learning skill)
mahasiswa fisika lebih baik dari metode pengajaran konvensional.
Perbedaan penelitian yang dikembangkan ini dengan penelitian sebelumnya
terletak pada cakupan ranah kognitif yang diteliti yaitu fokus pada tingkat C2
(memahami) serta identifikasi self directed learning skill berdasarkan setiap aspek
dan faktor. Penelitian ini juga dilakukan pada pembelajaran fisika materi
momentum dan impuls, karena materi momentum dan impuls merupakan materi
yang kompleks mencakup banyak konsep penting seperti gerak, gaya, dan energi,
maka dari itu siswa perlu memahami materi momentum dan impuls dengan baik
juga mengkonstruk pemahamannya sendiri melalui model pembelajaran yang
relevan dan dianjurkan yaitu PBL.

Jasmine Khairina, 2017


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN MENGIDENTIFIKASI SELF DIRECTED LEARNING SKILL (SDLS)
SISWA PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7

Kelebihan penelitian ini adalah cakupan penelitian yang terfokus pada ranah
kognitif memahami memberikan gambaran peningkatan yang mendalam dan
tingkat SDLS dapat teridentifikasi dengan jelas.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti bermaksud untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Penerapan model pembelajaran problem based
learning untuk meningkatkan kemampuan memahami dan mengidentifikasi
self directed learning skill (SDLS) siswa pada materi momentum dan impuls”.

B. Rumusan Masalah Penelitian


Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang diajukan dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana peningkatan kemampuan memahami siswa setelah diterapkan
model Problem Based Learning pada materi momentum dan impuls?
2. Bagaimana profil level Self Directed Learning Skill (SDLS) siswa setelah
diterapkan model Problem Based Learning pada materi momentum dan
impuls?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Memperoleh gambaran peningkatan kemampuan memahami siswa setelah
diterapkan model Problem Based Learning pada materi momentum dan
impuls.
2. Memperoleh gambaran profil level Self Directed Learning Skill (SDLS)
siswa setelah diterapkan model Problem Based Learning pada materi
momentum dan impuls.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan menjadi bukti empiris tentang potensi penerapan
model pembelajaran problem based learning dalam meningkatkan kemampuan
memahami dan juga memperoleh gamabaran profil self directed learning skill
siswa dalam materi fisika momentum dan impuls, yang nantinya dapat
memperkaya hasil-hasil penelitian sejenis yang telah dilakukan dan dapat
dipergunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan seperti peneliti,

Jasmine Khairina, 2017


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN MENGIDENTIFIKASI SELF DIRECTED LEARNING SKILL (SDLS)
SISWA PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8

mahasiswa, guru-guru fisika sebagai rujukan, pembanding data dalam penelitian


yang dilakukannya

E. Sistematika Penulisan Laporan


Laporan terdiri dari 5 bab, yaitu Bab 1 membahas mengenai latar belakang
permasalahan yang meliputi deskripsi singkat dari permasalahan nyata di sekolah
serta solusi yang ditawarkan, maksud dan tujuan dari penelitian, manfaat yang
dapat diperoleh dari penelitian, serta sistematika dari penulisan laporan penelitian.
Selanjutnya dalam Bab 2 membahas mengenai kajian teoritis dalam memberikan
konteks yang jelas terhadap topik atau permasalahan yang diangkat dalam
penelitian. Bab 3 merupakan bagian yang bersifat prosedural, yakni bagian yang
menjabarkan bagaimana peneliti merancang alur penelitiannya dari mulai metode
penelitian untuk pemecahan masalah, variabel-variabel dalam penelitian,
instrumen yang dipakai dalam penelitian, teknik pengolahan data yang dipakai.
Pembahasan dalam Bab 4 ini menyampaikan dua hal utama, yakni temuan
penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai
kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian,
dan pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang
telah dirumuskan sebelumnya. Pembahasan dalam Bab 5 ini berisi simpulan , dan
rekomendasi, yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil
analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat
dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut.yang meliputi kesimpulan dan saran
dari penelitian yang telah dilakukan.

Jasmine Khairina, 2017


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN MENGIDENTIFIKASI SELF DIRECTED LEARNING SKILL (SDLS)
SISWA PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anda mungkin juga menyukai