BAB I
PENDAHULUAN
jenjang. Proses pembelajaran untuk semua jenjang pada kurikulum 2013 mengacu
pada standar proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan
Konfirmasi, kemudian dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah,
Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta. Belajar tidak hanya terjadi di ruang
kelas tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat, guru bukan satu-satunya
sumber belajar, dan sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan
teladan (Depdikbud, 2016).
Sebagai langkah penguatan proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013
disarankan beberapa model pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang
baik dan dianjurkan berdasarkan Kurikulum 2013 adalah Problem Based Learning
(PBL) dimana metode ini menyajikan masalah nyata yang perlu dicari sosusinya
oleh siswa sehingga siswa akan terbiasa mencari tahu sendiri (belajar mandiri).
Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang dirancang agar peserta
didik mendapat pengetahuan yang membuat mereka mahir dalam memecahkan
masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan
berpartisipasi dalam tim (Depdikbud, 2015).
Problem Based Learning merupakan sebuah model pembelajaran yang
menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar.
Dalam pembelajaran ini, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan
masalah dunia nyata (real world). Pembelajaran ini menantang peserta didik untuk
“belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi
dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan mendorong peserta didik
memiliki rasa ingin tahu pada pembelajaran itu (Eggen, P. Dkk, 2012).
Model Problem Based Learning memiliki beberapa keunggulan, diantaranya
akan terjadi pembelajaran bermakna, peserta didik dapat mengintegrasikan
pengetahuan dan keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam
konteks yang relevan, serta dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan
kemampuan memahami siswa, menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam
bekerja, mengembangkan kemampuan belajar mandiri, motivasi internal untuk
belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja
kelompok (Depdikbud, 2015).
Kelebihan penelitian ini adalah cakupan penelitian yang terfokus pada ranah
kognitif memahami memberikan gambaran peningkatan yang mendalam dan
tingkat SDLS dapat teridentifikasi dengan jelas.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti bermaksud untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Penerapan model pembelajaran problem based
learning untuk meningkatkan kemampuan memahami dan mengidentifikasi
self directed learning skill (SDLS) siswa pada materi momentum dan impuls”.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan menjadi bukti empiris tentang potensi penerapan
model pembelajaran problem based learning dalam meningkatkan kemampuan
memahami dan juga memperoleh gamabaran profil self directed learning skill
siswa dalam materi fisika momentum dan impuls, yang nantinya dapat
memperkaya hasil-hasil penelitian sejenis yang telah dilakukan dan dapat
dipergunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan seperti peneliti,