Anda di halaman 1dari 11

---------------------------Jurnal Ilmiah : SoulMath Vol 5. No.

1, Oktober 2017-------------------------

PENINGKATAN SELF REGULATED LEARNING MAHASISWA DI ERA DIGITAL


MELALUI PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

Sucipto
FKIP Universitas Dr. Soetomo
sucipto@unitomo.ac.id

Abstract : Some students have not shown the ability to regulate themselves (self regulated learning)
about how to learn. This is part of the impact of conventional learning. Blended learning is a learning
model that is widely developed in college. This model provides opportunities for students to learn
actively by self-regulation, self-control, self-motivation, and develop self-confidence, and choose or
manage their own learning environment to support the effectiveness of learning. This study is based on
literature review. Based on some empirical studies, it is concluded that the application of this model
can improve self regulated learning learners.

Keywords: blended learning, self regulated learning, conventional learning

Pendahuluan mempunyai kemampuan untuk mengatur diri


(self regulated) dalam belajar.
Latar Belakang Xaviery (2004) yang dikemukakan
Teori konstruktivistik memandang kembali Mustaji, dkk., (2014) menyatakan
bahwa belajar merupakan upaya aktif peserta bahwa proses pembelajaran di perguruan
didik untuk mengkonstruksi sendiri tinggi saat ini kurang menarik. Penyebab
pengetahuannya, membandingkan informasi pertama, proses pembelajaran tidak memicu
baru dengan pemahaman sebelumnya dan mahasiswa untuk membedah masalah
menggunakannya untuk menghasilkan sehingga cenderung pasif dalam belajar.
pemahaman baru. Pembelajaran pada Kedua, dosen memposisikan diri sebagai
pendidikan formal tingkat dasar dan pribadi yang menggurui mahasiswa, belum
menengah secara umum dikembangkan memerankan diri sebagai fasilitator dengan
secara terbimbing. Peran guru masih sangat memperlihatkan pengetahuan yang
dominan baik dalam perencanaan maupun dikonstruksi mahasiswa.
dalam pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran di perguruan tinggi
Pada tingkat pendidikan tinggi sebagian besar masih mengembangkan
mahasiswa diharapkan sudah memiliki pembelajaran konvensional (klasikal).
kematangan dan mempunyai tanggung jawab Pembelajaran klasikal (berbasis kelas)
pribadi terhadap belajarnya. Menurut bercirikan proses belajar yang terikat oleh
Hurlock (1990), karakteristik mahasiswa dimensi ruang dan waktu, artinya
menunjukkan bahwa peran, tugas, dan pembelajaran harus berada dalam ruang dan
tanggung jawab bukan hanya pencapaian waktu yang sama. Dengan demikian
keberhasilan akademik, melainkan mampu pembelajaran baru terjadi kalau ada
mengeksplorasi nilai-nilai secara cerdas dan pertemuan/tatap muka antara kedua belah
mandiri. Berdasarkan perkembangan pihak. Salah satu kelemahan pembelajaran ini
kognitif, mahasiswa mampu menggambarkan adalah sebagian mahasiswa tidak punya
efisiensi dalam memperoleh informasi yang budaya belajar tanpa bimbingan dan
baru dan mampu untuk belajar secara kehadiran dosen. Masih banyak mahasiswa
mandiri. Hal ini berarti mahasiswa dituntut yang melakukan cara belajar tidak efektif.
Mahasiswa kurang memiliki keterampilan

31
---------------------------Jurnal Ilmiah : SoulMath Vol 5. No. 1, Oktober 2017-------------------------

tentang bagaimana caranya belajar yang internetnya lebih lamban ( Hidayat, 2014).
mencakup pemahaman tentang kemampuan Hal ini mengisyaratkan bahwa Indonesia
berpikir, proses berpikir dan motivasi diri memiliki potensi besar untuk menyejajarkan
untuk mencapai tujuan belajar. Kemampuan diri dengan negara-negara maju dalam
tersebut dalam istilah psikologi pendidikan berbagai aspek kehidupan termasuk
disebut dengan self regulated learning pendidikan. Perkembangan
(SRL). teknologi informasi internet telah mampu
Strategi self regulated learning menghadirkan ruang-ruang interaksi virtual
penting dimiliki mahasiswa untuk menunjang serta menyediakan informasi atau sumber
keberhasilan studinya. Zimmerman dan dalam jumlah melimpah yang mudah
Martinez-Pons (1988) menemukan ada diakses secara cepat. Oleh karena batasan
hubungan erat antara strategi SRL dengan ruang dan waktu dalam proses belajar
prestasi akademik. Peserta didik yang semakin terbuka bahkan dirasa semakin
menggunakan strategi SRL akan memiliki menghilang secara perlahan. Dengan
prestasi akademik lebih tinggi dibanding demikian berbagai aktivitas keseharian
peserta didik yang tidak menggunakan termasuk di dalamnya aktivitas pendidikan
strategi SRL. sebenarnya bisa dilakukan dengan lebih
Begitu pentingnya peran SRL dalam mudah, murah, efisien, serta demokratis.
menunjang keberhasilan belajar mahasiswa, Jika pada masa lalu sumber pengetahuan
maka perlu dikembangkan berbagai alternatif terpusat pada dosen serta institusi-institusi
pembelajaran yang dapat meningkatkannya. pendidikan formal maka saat ini sumber
Blended learning adalah salah satu model pengetahuan tersebar di berbagai lokasi
pembelajaran yang mampu mengatasi yang melintasi batas-batas institusi,
masalah tersebut tanpa menghilangkan geografis maupun negara.
perasaan ikatan sosial antara mahasiswa Salah satu model pembelajaran yang
dengan teman sekelasnya maupun antara dikembangkan berbasis internet adalah cyber
mahasiswa dengan dosennya. atau electronic learning (e-leaning).
Memasuki era teknologi informasi dan Teknologi belajar ini juga disebut sebagai
komunikasi (TIK) sangat dirasakan pembelajaran berbasis web (web based
kebutuhan akan pentingnya penggunaan ICT instruction). E-learning telah membawa
(information and communications pengaruh terjadinya proses transformasi
technology) dalam berbagai bidang pendidikan konvensional ke dalam bentuk
kehidupan terlebih bidang pendidikan digital, baik dari isi (contents) dan sistemnya.
(pembelajaran). Salah satu perkembangan Cyber (e-learning) merupakan model belajar
teknologi yang sangat fenomenal saat ini atau pembelajaran melalui pemanfaatan
adalah lahirnya internet. Berdasarkan survei teknologi komputer dan atau internet bersifat
Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet open distance learning (ODL). Open
Indonesia (APJII) tahun 2016 jumlah distance learning yaitu model belajar jarak
pengguna internet mencapai 132,7 juta jauh, dosen dan mahasiswa tidak berada
(51,5%) dari jumlah penduduk 256,2 juta. dalam satu tempat dan waktu yang sama,
Perkembangan jumlah pengguna internet dari serta tidak bertatap muka secara fisik.
tahun ke tahun meningkat cukup signifikan, Keberhasilan e-learning perlu didukung
yaitu sekitar 25%. Situs remi Kominfo motivasi belajar yang tinggi peserta didik
menyampaikan bahwa pengguna internet serta tersedianya fasilitas internet yang
Indonesia berada pada urutan enam dunia memadai (Bullen dalam Yazdi, 2012).
setelah Tiongkok, Amerika Serikat, India, Menurut Thorne (2003: 16), apa yang
Brasil, dan Jepang. Pada 2017, eMarketer terjadi dalam kelas konvensional pendidik
memperkirakan netter Indonesia bakal dan peserta didik bertemu langsung,
menempati peringkat ke-5 menggeser sementara dengan pembelajaran online yang
Jepang yang pertumbuhan jumlah pengguna bisa diakses kapan dan dimana saja. Salah

32
---------------------------Jurnal Ilmiah : SoulMath Vol 5. No. 1, Oktober 2017-------------------------

satu model pembelajaran yang memadukan mendasari blended learning. Konstruktivisme


antara pembelajaran konvensional (face to digunakan sebagai landasan teori belajar
face) dengan menggunakan teknologi yang sering disebut student centered learning
informasi dan komunikasi adalah model yang mendorong subjek didik untuk
blended learning. Gillian Lord & Lara membangun pengetahuannya berdasarkan
Lomicka (2008: 158) menjelaskan bahwa pengalamannya dan mengaplikasikannya
pengembangan komunitas online tidak hanya secara langsung dari lingkungannya.
dalam pendidikan jarak jauh tetapi juga Istilah blanded learning mulai populer
dalam program hybrid yang menggabungkan dalam pembelajaran pada era pertengahan
fitur dari pendidikan jarak jauh online 1990-an terutama di pendidikan tinggi.
dengan pembelajaran berbasis kelas Mahasiswa dengan berbagai latarbelakang
tradisional. Hybrid jenis program ini sering dan karakteristik mendorong menggunakan
disebut sebagai pembelajaran blended, strategi ini untuk meningkatkan pengalaman
menggabungkan beberapa jenis pedagogi belajar.
dengan alat yang berbeda untuk interaksi dan Sampai sekarang, tidak ada konsensus
diskusi. tentang definisi tunggal untuk blended
Blended learning menguntungkan learning. Selain itu, istilah "blended",
mahasiswa dan lembaga pendidikan. Model "hybrid", dan "mixed-mode" digunakan
ini dapat memfasilitasi hasil belajar yang secara bergantian dalam literatur penelitian
lebih baik, fleksibilitas akses, rasa sosial, terbaru.
penggunaan sumber daya secara efektif, dan Bersin (2004:15) mengemukakan bahwa
kepuasan mahasiswa. Dua puluh dari 30 blended learning is the combination of
lembaga yang berpartisipasi dalam penelitian diffrent training media (technologies,
yang didanai oleh Yayasan Pew di Amerika activities, and types of events) to create an
Serikat melaporkan bahwa dengan blended optimum training program for a specific
learning meningkatkan kualitas hasil belajar, audience. The term (blended) mean that
dan 18 dari lembaga yang berpartisipasi tradisional instructur-led training is being
menunjukkan penurunan mahasiswa drop out supplemented with olther electronic formats.
(Poon, 2013). In the contex of the book blended learning
Tujuan Kajian program use many different forms of e-
Kajian ini bertujuan mendeskripsikan learning, perhaps complement with
penerapan model blended learning dalam instructor- led training in orther live formats.
memfasilitasi peningkatan self regulated Diann Wilson Ellen & Ellen Smil Anich
learning mahasiswa di era digital. (2005) menegaskan bahwa blended learning
adalah penerapan dua atau lebih metode
Tinjauan Pustaka dengan mengkombinasikan antara
Pembelajaran Blended Learning pembelajaran kelas dengan berbasis
Berkembangnya model pembelajaran komputer e-mail (e-learning) untuk
dari tatap muka, on line dan konnvergensi kebutuhan belajar dan merupakan
blended learning sangat dipengaruhi penggunaan solusi pelatihan yang paling
pergeseran pandangan tentang belajar dan efektif, diterapkan secara terkoordinasi,
pembelajaran. Hal ini tercermin dalam teori untuk mencapai tujuan pembelajaran.
pembelajaran kognitif dan konstruktivistik Graham (2006) menjelaskan blended
yang telah melahirkan pemikiran kembali learning sebagai konvergensi pengaturan
asumsi tentang hubungan antara mengajar tatap muka, yang ditandai dengan interaksi
dan pembelajaran. Paurelle (dalam Rusman, sinkron dan manusia, dengan pengaturan
dkk, 2012 menjelaskan bahwa teori belajar berdasarkan Teknologi Informasi dan
konstruktivisme (individual learning) dari Komunikasi (TIK), yang asynchronous,
Piaget, kognitif dari Bruner, Gagne, Blooms, berbasis teks, dan melibatkan manusia
dan social constructivist dari Vygotsky telah beroperasi secara independen. Mason &

33
---------------------------Jurnal Ilmiah : SoulMath Vol 5. No. 1, Oktober 2017-------------------------

Rennie (2006) memperluas definisi ini ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan,
mencakup "kombinasi lain dari teknologi, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya
lokasi atau pendekatan pedagogis". Singh sepenuhnya disampaikan melalui internet.
(2003) menjelaskan blended learning sebagai Dengan kata lain model ini menggunakan
kombinasi dari metode penyampaian yang sistem belajar jarak jauh. Model seperti ini
melengkapi satu sama lain dan bekerja untuk dapat digunakan untuk peningkatan
mendukung pembelajaran siswa. “knowledge dan skill”, memperkuat
Berbagai konsep blended learning pengetahuannya tentang materi pelajaran
yang berkembang dapat diidentifikasi sebagai spesifikasi keilmuannya dan
menjadi empat konsep yang berbeda. Oliver memperkuat pemahaman tentang metodologi
& Trigwell (2005) meringkas sebagai pembelajaran melalui simulasi pembelajaran
berikut: (a) kombinasi atau pencampuran yang disajikan melalui internet misalnya
teknologi berbasis web untuk mencapai video streaming, video conference dan
tujuan pendidikan; (b) kombinasi pendekatan lain-lain. Intinya, semua aktivitas belajar
pedagogis (konstruktivisme, behaviorisme, mengajar dilakukan secara online tanpa
kognitivisme) untuk menghasilkan suatu adanya tatap muka sama sekali.
hasil belajar yang optimal dengan atau tanpa Model web centric course adalah
teknologi instruksional; (c) kombinasi bentuk penggunaan internet yang memadukan antara
teknologi instruksional dengan tatap muka belajar jarak jauh dan tatap muka
pelatihan yang dipimpin instruktur; dan (d) (konvensional). Sebagian materi disampaikan
kombinasi teknologi instruksional dengan melalui internet,dan sebagian lagi melalui
tugas-tugas pekerjaan yang sebenarnya. tatap muka, sedangkan fungsinya saling
Dalam uraian ini, blanded learning melengkapi. Dalam model ini pendidik bisa
merupakan integrasi pembelajaran tatap memberikan petunjuk pada peserta didik
muka dan metode pembelajaran dengan untuk mempelajari materi pelajaran melalui
pendekatan on-line, seperti dijelaskan pada web yang telah dibuatnya. Peserta didik
gambar berikut: juga diberikan arahan untuk mencari sumber
lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap
muka, peserta didik dan pendidik lebih
banyak diskusi tentang temuan materi yang
telah dipelajari melalui internet tersebut.
Model ini lebih relevan untuk digunakan
dalam pengembangan pendidikan guru,
dilihat dari kondisi, kultur dan infrastruktur
yang dimiliki saat ini. Secara substansial
materi keguruan identik dengan nilai yang
tidak hanya dapat ditransfer melalui
pembelajaran tanpa tatap muka, melainkan
diperlukan direct learning, sehingga unsur-
Model Pengembangan Blended e-Learning unsur modelling dari seorang guru dapat
Haughey (dalam Rusman, dkk, 2012) diadaptasi dengan baik. Untuk penguasaan
berpendapat bahwa dalam pengembangan materi konseptual, teoritikal dan
blended e-learning terdapat tiga keterampilan dapat menggunakan Blended e-
kemungkinan model dalam pengembangan learning dengan sistem jarak jauh.
sistem pembelajaran berbasis internet, yaitu Model web enhanced course adalah
model web course, web centric course, dan pemanfaatan internet untuk menunjang
web enhanced course. Model web course peningkatan kualitas pembelajaran yang
adalah penggunaan internet untuk keperluan dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah
pendidikan, yang mana peserta didik dan untuk memberikan pengayaan dan
pendidik sepenuhnya terpisah dan tidak komunikasi antara peserta didik dengan
diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan

34
---------------------------Jurnal Ilmiah : SoulMath Vol 5. No. 1, Oktober 2017-------------------------

pendidik, sesama peserta didik, anggota mendorong instruktur dan calon pengguna
kelompok, atau peserta didik dengan nara akhir untuk menjadi aktif terlibat dan
sumber lain. Oleh karena itu peran pendidik menyadari sepenuhnya inisiatif blended
dalam hal ini dituntut untuk menguasai learning (Harris, et al, 2009). Penekanan
teknik mencari informasi di Internet, dalam komunikasi ini harus fokus pada
membimbing mahasiswa mencari dan pembelajaran dan hasil terkait bukan pada
menemukan situs -situs yang relevan dengan penggunaan teknologi saja. Ini harus
bahan pembelajaran, menyajikan materi bertujuan untuk mendorong komunikasi
melalui web yang menarik dan diminati, antara pengguna dan pengembang, dan
melayani bimbingan dan komunikasi melalui membantu mereka yang terlibat untuk
internet, dan kecakapan lain yang diperlukan. mengambil keuntungan penuh dari sumber
daya yang tersedia.
Faktor Sukses Blended Learning Bagaimanapun seperti siswa harus
Keberhasilan blended learning beradaptasi dengan teknologi, instruktur
ditentukan beberapa faktor, diantaranya harus diajarkan untuk menggunakan
adalah faktor mahasiswa. Pertimbangan teknologi untuk secara efektif memfasilitasi
mengenai kebutuhan dan pengelolaan belajar siswa. Sikap, kesiapan, dan
harapan serta tingkat pemahaman peserta keterampilan teknologi fasilitator saja sama-
didik penting untuk kesuksesan sama penting, karena semua faktor ini
pengembangan dan implementasi modul mempengaruhi bagaimana berhasil mereka
pembelajaran blended (Harris, et al, 2009). menggunakan, mengembangkan, dan
Penting untuk memperhitungkan motivasi memperbarui alat berbasis teknologi dan
peserta didik (Stewart, 2002), memastikan sumber daya dalam operasi ( Harris, et al,
kesiapan peserta didik (Baldwin-Evans, 2009).
2006), kemampuan peserta didik untuk Persyaratan teknologi harus dipenuhi
mengatasi belajar mandiri (Tabor, 2007). untuk kesuksesan blended learning. Stewart
Mitchell & Honore (2007) melihat sikap dan (2002) menegaskan bahwa isi dan
motivasi peserta didik sebagai sangat pendekatan belajar dievaluasi untuk
signifikan ketika belajar virtual (e-learning) aksesibilitas, dengan pertimbangan
yang terlibat, seperti faktor-faktor bandwidth, firewall, dan kecepatan koneksi.
mempengaruhi penerimaan dan partisipasi. Sloman (2007) rekomendasi bahwa
Hal ini penting untuk mengelola harapan penekanan harus bergeser dari fokus murni
siswa, terutama gagasan bahwa kelas lebih teknologi terhadap metode pengajaran dan
sedikit tatap muka berarti kurang bekerja. pembelajaran dan gaya. Teknologi harus
Lebih jauh lagi, blended learning hanya dipertimbangkan hanya sebagai sarana untuk
dapat berhasil dilaksanakan jika peserta didik memfasilitasi belajar siswa.
memiliki pengetahuan yang cukup, dan siap
untuk digunakan, teknologi baru
diperkenalkan. Peserta didik harus dilatih dan Self Regulated Learning
dilengkapi untuk menavigasi teknologi Pengertian Self Regulated Learning
informasi dan komunikasi yang digunakan Era tahun 70-an praktisi pendidikan
dalam pembelajaran blended (Harris, et al, banyak dipengaruhi oleh pandangan
2009). behaviourist seperti Watson dan Skinner.
Kedua faktor kelembagaan. Faktor Kemudian muncul pandangan teori belajar
kelembagaan yang dibutuhkan adalah alokasi sosial Bandura yang memandang belajar dari
layanan yang didedikasikan untuk sudut pandang kognitif. Long (Kerlin, 1992)
mendukung dan membantu peserta didik dan misalnya, memandang belajar sebagai proses
fasilitator di seluruh pengembangan dan kognitif yang dipengaruhi oleh beberapa
penggunaan modul. Ini termasuk pengeluaran faktor seperti keadaan individu,
sumber daya pada komunikasi untuk pengetahuan sebelumnya, sikap, pandangan

35
---------------------------Jurnal Ilmiah : SoulMath Vol 5. No. 1, Oktober 2017-------------------------

individu, konten, dan cara penyajian. Salah self directed learning, self efficacy, dan self-
satu faktor penting dari keadaan individu esteem. Istilah istilah tersebut maknanya
yang mempengaruhi belajar adalah self- tidak sama, namun memilki beberapa
regulated learning (SRL). kesamaan karakteritik.
Kerlin (1992) mendefisikan SRL
sebagai upaya memperdalam dan Fase Self Regulated Learning
memanipulasi jaringan asosiatif dalam suatu Schunk dan Zimmerman (1998),
bidang tertentu, dan memantau serta merinci kegiatan yang berlangsung pada tiap
meningkatkan proses pendalaman yang fase SRL sebagai berikut: (a) fase merancang
bersangkutan Definisi tersebut menunjukkan belajar berlangsung kegiatan: menganalisis
bahwa SRL merupakan proses perancangan tugas belajar, menetapkan tujuan belajar, dan
dan pemantauan diri yang seksama terhadap merancang strategi belajar, (b) fase
proses kognitif dan afektif dalam memantau berlangsung kegiatan
menyelesaikan suatu tugas akademik. Dalam mengajukan pertanyaan pada diri sendiri:
hal ini, SRL itu sendiri bukan merupakan Apakah strategi yang dilaksanakan sesuai
kemampuan mental atau keterampilan dengan rencana? Apakah saya kembali
akademik tertentu seperti kefasihan kepada kebiasaan lama? Apakah saya
membaca, namun merupakan proses tetap memusatkan diri? Dan apakah strategi
pengarahan diri dalam mentransformasi telah berjalan dengan baik?, (c) fase
kemampuan mental ke dalam keterampilan mengevaluasi memuat kegiatan memeriksa
akademik tertentu. Selanjutnya, Kerlin bagaimana jalannya strategi: Apakah strategi
(1992) mengklasifikasi SRL dalam dua telah dilaksanakan dengan baik? (evaluasi
katagori yaitu: (1) proses pencapaian proses); Hasil belajar apa yang telah dicapai?
informasi, proses transformasi informasi, (evaluasi produk); dan Sesuaikah strategi
proses pemantauan, dan proses perancangan, dengan jenis tugas belajar yang dihadapi?,
serta (2) proses kontrol metakognitif. dan (d) fase merefleksi, pada dasarnya
Schunk & Zimmerman (1998) refleksi tidak hanya berlangsung pada fase
mendefinisikan SRL sebagai proses belajar keempat dalam siklus self regulated learning,
yang terjadi karena pengaruh dari pemikiran, namun refleksi berlangsung pada tiap fase
perasaan, strategi, dan perilaku sendiri yang selama siklus berjalan.
berorientasi pada pencapaian tujuan.
Menurut Schunk & Zimmerman (1998) Mengembangkan Self Regulated Learning
terdapat tiga fase utama dalam siklus SRL Pada dasarnya sebagian besar individu
yaitu: merancang belajar, memantau memiliki dan menerapkan SRL dalam belajar
kemajuan belajar selama menerapkan bidang akademik tertentu dan atau kegiatan
rancangan, dan mengevaluasi hasil belajar hidup sehari-hari. Namun demikian, belum
secara lengkap. Self-regulated learning tentu mereka melaksanakan SRL secara
menekankan otonomi dan kontrol oleh efektif. Para ahli mengemukakan saran
individu dengan memantau, mengarahkan, umum untuk mengembangkan SRL lebih
dan mengatur tindakan terhadap tujuan efektif pada individu yang belajar.
perolehan informasi, memperluas keahlian, Terdapat beberapa saran serupa dan ada pula
dan pengembangan diri. Zimmerman (2000) saran-saran yang spesifik, namun demikian
mengatakan bahwa pengaturan diri, "... saran-saran tersebut tidak saling bertentangan
mengacu pada pemikiran, perasaan, dan bahkan saling melengkapi antara satu dengan
tindakan yang dihasilkan sendiri, yang yang lainnya. Saran-saran yang dikemukakan
direncanakan dan disesuaikan secara siklis bersifat umum, oleh karena itu penerapannya
dengan pencapaian tujuan pribadi". dapat dimodifikasi sesuai dengan
Kemandirian belajar berhubungan karakteristik bidang studi yang diajarkan.
dengan beberapa istilah di antaranya self Lowry (2000) merangkumkan sejumlah
regulated learning, self regulated thinking, saran dari beberapa penulis tentang

36
---------------------------Jurnal Ilmiah : SoulMath Vol 5. No. 1, Oktober 2017-------------------------

memfasilitasi berkembangnya SRL pada learning kalau hal itu tidak sesuai dengan
mahasiswa, yaitu dengan: (a) membantu kebutuhan siswa.
mahasiswa mengidentifikasi titik awal
suatu proyek belajar dan mengembangkan Metode Penelitian
bentuk ujian dan laporan yang relevan, (b)
mendorong mahasiswa untuk memandang Studi ini disusun berdasarkan kajian
pengetahuan dan kebenaran secara literatur yang relevan. Adapun literatur yang
kontekstual, memandang nilai kerangka kerja digunakan berupa buku dan artikel ilmiah
sebagai konstruk sosial, dan memahami dari jurnal internasional dan jurnal nasional.
bahwa mereka dapat bekerja secara Metode pembahasan dilakukan secara
perorangan atau dalam kelompok, (c) deskriptif.
menciptakan suasana kemitraan dengan
mahasiswa melalui negosiasi tujuan, Hasil dan Pembahasan
strategi, dan kriteria evaluasi, (d) jadilah
seorang menejer belajar dari pada sebagai Model blended learning telah banyak
penyampai informasi, (e) membantu diterapkan dan dilakukan kajian empiris dari
mahasiswa menyusun kebutuhannya untuk berbagai sudut pandang. Beberapa peneliti
merumuskan tujuan belajarnya, (f) telah melakukan kajian penerapan blended
mendorong mahasiswa menyusun tujuan learning terhadap peningkatan SRL.
yang dapat dicapai melalui berbagai cara Penelitian Lynch & Dembo (2004)
dan tawarkan beberapa contoh performance menyimpulkan bahwa blended learning
yang berhasil, (g) menyiapkan contoh- merupakan strategi efektif yang dapat
contoh pekerjaan yang sudah berhasil, (h) mendukung adanya peningkatan terhadap self
meyakinkan bahwa mereka menyadari regulated learning mahasiswa. Hasil
tujuan, strategi belajar, sumber, dan kriteria penelitian serupa juga dikemukakan oleh
evaluasi yang telah mereka tetapkan, (i) Orhan (2007); Dettori & Donatella Persico
melatih mahasiswa berinkuiri, mengambil (2007); Tsai, et al., (2011); Ting & Mie-
keputusan, mengembangkan dan sheng Chao (2013). Hasil implementasi
mengevaluasi diri, (j) bertindak sebagai model pembelajaran blended learning yang
pembimbing dalam mencari sumber, (k) dikembangkan Sutisna (2016) cukup efektif,
membantu menyesuaikan sumber dengan di mana berpengaruh 48,2% terhadap
kebutuhan mahasiswa, (l) membantu peningkatan kemandirian belajar peserta
mahasiswa mengembangkan sikap dan didik program paket C pada PKBM.
perasaan positif, (m) memahami tipe Karakteristik teori belajar
kepribadian dan jenis belajar mahasiswa, (n) konstruktivisme pada blended e-learning
menggunakan teknik pengalaman lapangan menurut Hasibuan (dalam Rusman, dkk,
dan pemecahan masalah sebagai dasar 2012) adalah: (a) active learner, (b) learner
pengalaman belajar orang dewasa, (o) construct their knowledge, (c) subjective,
mengembangkan pedoman belajar yang dynamic and expanding, (d) processing and
berkualitas tinggi termasuk belajar understanding of information, dan (e) learner
terprogram, (p) memberi dorongan agar has his own learning. Chambers (1999)
mahasiswa berfikir kritis, misalnya melalui menjelaskan bahwa blended learning
seminar, (q) menciptakan suasana memberikan peluang kepada mahasiswa
keterbukaan dan saling percaya untuk untuk menjalani proses belajar aktif dengan
membangun penampilan yang lebih baik, (r) melakukan regulasi diri, mengontrol sendiri
membantu mahasiswa menjaga kode etik proses pembelajaran yang dilakukan,
untuk menghindarkan diri dari tindakan menumbuhkan motivasi diri, dan
manipulasi, dan (s) bertindak secara etik mengembangkan kepercayaan diri, serta
misalnya tidak menyarankan self regulated memilih atau mengatur sendiri lingkungan
belajarnya untuk mendukung keefektifan

37
---------------------------Jurnal Ilmiah : SoulMath Vol 5. No. 1, Oktober 2017-------------------------

belajar yang mencakup lingkungan fisik dan kemampuan siswa untuk mengontrol
nonfisik. kecepatan belajar sendiri, mahasiswa dapat
Blended learning memungkinkan mengejar ketinggalan pada pembelajaran jika
mengatasi kebutuhan belajar dengan cara dan ketika mereka bisa.
yang paling sesuai untuk kebutuhannya. Blended learning juga
Diann Wilson Ellen & Ellen Smil Anich mempromosikan kepuasan mahasiswa untuk
(2005) mengidentifikasi manfaatnya, antara menjadi lebih termotivasi dan lebih terlibat
lain: (a) memperlebar jangkauan/range dalam proses pembelajaran, sehingga
pembelajaran dengan menawarkan alternatif meningkatkan komitmen dan ketekunan
untuk pelatihan kelas melalui metode mereka (Donnelly, 2010; Spitzer, &
penyampaian lainnya bagi mereka yang tidak Spreckelsen, 2009). Blended learning
dapat hadir secara fisik di dalam kelas agar mendorong pengembangan keterampilan
tetap memiliki akses ke belajar, (b) berpikir kritis, kepuasan mahasiswa lebih
kemudahan implementasi dengan tinggi dibandingkan dengan program tatap
menggunakan beberapa bentuk blended muka murni (Dziuban, et al, 2006). Oleh
learning sesuai kebutuhan yang dirancang karena itu, blended learning adalah
secara efektif dan terkoordinasi, (c) menguntungkan kedua mahasiswa dan
efektivitas biaya dengan memberi pilihan lembaga.
yang memungkinkan bagi institusi sehingga Blended learning merupakan
bisa membantu mengelola anggaran, (d) pembelajaran yang bertujuan untuk
mengoptimalkan hasil usaha lebih efektif memberikan pengalaman pendidikan yang
dengan meminimalkan biaya dan waktu lebih efektif dengan menggabungkan fitur
perjalanan lebih rendah, (e) memenuhi dan fungsi dari belajar dan teknik mengajar.
kebutuhan gaya belajar yang berbeda (visual, Pembelajaran face to face biasanya
audio, kinestetik) dan kendala geografis didominasi oleh mahasiswa yang mempunyai
dengan anekaragam solusi pembelajaran dan prestasi akademik yang tinggi atau
metodologi. Selain itu, pelajar dewasa mahasiswa yang suka mengemukakan
biasanya memilih untuk belajar dengan pendapat sedangkan mahasiswa yang pemalu
menerapkan informasi baru dengan jarang sekali mengemukakan pendapatnya
pengalamannya sendiri dan melakukannya dalam kegiatan pembelajaran. Dalam
secara efektif, (f) peningkatan respon pertemuan online semua mahasiswa memiliki
pembelajaran dengan menawarkan berbagai suatu kebebasan untuk mengemukakan
metode penyampaian untuk memenuhi tugas, pendapat karena tanpa adanya pengawasan
tanggung jawab dan gaya belajar serta dari teman-temannya dalam kelas.
kebutuhannya. Kombinasi ini menghasilkan Dengan blended learning mahasiswa
solusi pembelajaran yang bertanggungjawab selain dapat belajar kapan saja dan dimana
dan efektif untuk semua organisasi dan saja juga memiliki otonomi untuk
individu. memberdayakan potensi teman sebaya dan
Poon (2013) juga mengidentifikasi dosen dalam rangka memecahkan
keuntungan blended learning sebagai berikut: permasalahan dalam belajar. Dalam interaksi
(a) meningkatkan hasil belajar, (b) inilah muncul sikap-sikap yang menghargai
menurunkan mahasiswa drop out, (c) dan menghayati. Peningkatan kemandirian
peningkatan fleksibilitas akses ke belajar pada gilirannya akan mampu
pembelajaran yang memperkuat otonomi, meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
refleksi siswa, dan kekuatan dari penelitian, Novitayati (2013) menyimpulkan bahwa
(d) memfasilitasi review dan kontrol belajar. blended learning dapat meningkatkan self
Mahasiswa memungkinkan untuk belajar regulated siswa dan pada akhirnya dapat
kapanpun dan dimanapun dengan mengakses meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.
internet tanpa perjalanan ke kampus Siswa yang mempunyai self regulated
(Chambers, 1999), (e) meningkatkan learning tinggi akan mempunyai hasil belajar

38
---------------------------Jurnal Ilmiah : SoulMath Vol 5. No. 1, Oktober 2017-------------------------

yang tinggi dan sebaliknya. Hasil penelitian mengembangkan pembelajaran serupa dalam
Yamanto Isa (2015:83) menunjukkan bahwa format tradisional.
pengembangan model blended learning Tantangan lain bagi perguruan tinggi
mampu meningkatkan hasil belajar adalah kurangnya dukungan untuk desain
mahasiswa dan lebih mudah memahami pembelajaran yang terbaik dapat dicapai
materi baik melalui pembelajaran tradisional tujuan program melalui kegiatan
maupun menggunakan e-learning. pembelajaran online, apa yang terbaik dapat
Model blended learning juga dicapai dalam kelas, dan bagaimana
menyediakan kesempatan bagi mahasiswa mengintegrasikan dua lingkungan belajar ini
untuk tidak hanya membangun suatu (Dziuban, et al, 2006). Selain itu universitas
hubungan satu sama lain tetapi juga dihadapkan kesulitan dalam memperoleh
hubungan dengan instruktur. Memiliki lebih keterampilan teknologi pembelajaran baru,
banyak sumber daya yang tersedia dan seperti bagaimana menumbuhkan komunitas
koneksi ke orang-orang yang berada dalam belajar online, memfasilitasi forum diskusi
bidang yang sama. Selain itu, untuk siswa online, dan mengelola siswa (Dziuban &
yang sudah terbiasa mengalami instruksi Moskal, 2013).
hanya tatap muka, model blended
learning menyediakan ruang bagi Kesimpulan
pengembangan otonomi, self-efficacy, dan
keterampilan organisasi. Juga memberikan Blended learning adalah model
konsistensi dalam belajar. M ahasiswa pembelajaran yang memberikan peluang
memiliki pengalaman metode baru dan cara kepada mahasiswa untuk menjalani proses
belajar yang juga dimasukkan kedalam belajar aktif dengan melakukan regulasi diri,
praktek, akrab belajar tradisional di mengontrol sendiri proses pembelajaran yang
lingkungan tatap muka. dilakukan, menumbuhkan motivasi diri, dan
Penerapan blended learning mengembangkan kepercayaan diri, serta
dihadapkan pada tantangan baik bagi memilih atau mengatur sendiri lingkungan
mahasiswa dan universitas. Vaughan (2007) belajarnya untuk mendukung keefektifan
menyatakan bahwa mahasiswa yang terdaftar belajar yang mencakup lingkungan fisik dan
program blended kadang-kadang memiliki nonfisik. Dengan demikian akan terjadi
harapan yang tidak realistis. Mereka peningkatan self regulated learning (SRL)
berasumsi bahwa kelas lebih sedikit pada diri mahasiswa.
pekerjaan, memiliki keterampilan manajemen
waktu yang tidak memadai, dan mengalami Saran
masalah dengan menerima tanggung jawab
untuk pembelajaran pribadi. Siswa Institusi pendidikan tinggi biasa
dilaporkan merasa terisolasi karena dikurangi mempunyai mahasiswa yang berasal dari
untuk interaksi sosial dalam lingkungan kelas beraneka ragam latarbelakang, karakteristik,
tatap muka. dan kondisi yang bervariasi. Untuk
Lambatnya koneksi internet atau memenuhi kebutuhan belajar atas dasar
konektivitas internet yang buruk telah berbagai perbedaan tersebut, pembelajaran
menghambat kemampuan siswa untuk blended learning merupakan alternatif model
terlibat dalam diskusi online (King, 2002), yang perlu dikembangkan.
menciptakan frustrasi yang cukup (Hara,
2000) yang dapat berdampak negatif
terhadap pembelajaran. Johnson (2002)
menegaskan bahwa perencanaan dan Daftar Pustaka
pengembangan blended learning biasanya
memakan waktu dua sampai tiga kali jumlah [1] Baldwin-Evans, K. 2006. Key steps to
waktu yang dibutuhkan untuk implementing a successful blended

39
---------------------------Jurnal Ilmiah : SoulMath Vol 5. No. 1, Oktober 2017-------------------------

learning strategy. Industrial and http://tekno.kompas.com/read/2014/11/24/0


Commercial Training. 38 (3). 156-163. 7430087.
[2] Bersin, J. 2004. The Blended Learning Book [13] Hurlock, E. B. 1990. Psikologi
Best Practices, Proven Methodologies and Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Lesson Learned. San Fransisco : John Weley. [14] Isa, Y. 2015. Pengembangan model blended
[3] Chambers, M. 1999. The Efficacy And Ethics
learning mata kuliah perencanaan teknologi
Of Using Digital Multimedia For
Educational Purposes. In A. Tait & R. Mills pembelajaran, teknologi informasi dan
(Eds.), The convergence of distance and komunikasi. Jurnal Teknologi
conventional education: Patterns of flexibility Pendidikan . 17 (2): 73-83.
for the individual learner (pp. 5-16). [15] Johnson, J. 2002. Reflections On Teaching
New York, NY: Routledge A Large Enrollment Course Using A
[4] Dettori, Giuliana, Donatella Persico. 2007. Hybrid Format. Teaching with
Supporting Self-Regulated Learning in a Technology Today, 8 (6). http://www.
Blended Course. Workshop on Blended uwsa.edu/ttt/articles/jjohnson.htm
Learning 2007, Edinburgh, United [16] Kerlin, B. A. 1992. Cognitive Engagemant
Kingdom., Blended Learning, pp. 174-185, Style Self-Regulated Learning and
Pearson.
[5] Donnelly, R. 2010. Harmonizing technology Cooperative Learning.
w ith interaction in blended problem-based [17] King, K. P. 2002. Identifying success in
learning. Computers & Education. 54 (2): online teacher education and
350-359. professional development. The Internet and
[ 6 ] Dziuban, C., Hartman, J., Juge, F., Moskal, Higher Education, 5 (3): 231-246.
P., & Sorg, S. 2006. Blended [ 1 8 ] Lowry, C. M. 2000. Supporting and
learning enters the mainstream. In C. Facilitating Self-Directed Learning. ERIC
J. Bonk & C. R. Graham (Eds.), Digest No 93,1989-00-00
Handbook of blended learning:Global [19] Lord, G. & Lomicka. 2005. Blended
perspectives,local designs (pp. 195- Learning in Teacher Education. An
208).San Francisco,CA: Pfeiffer. Investigation of Clasroom Community Across
[7] Dziuban, C., & Moskal, P. 2013. Distributed Media. Comtemporary Issues in Technology
learning impact evaluation. http://cdl. and Teacher Education, One way to Make It
ucf.edu /research/rite/dl-impact-evaluation. Effective. http://www.techknowlogia.org.
[8] Ellen, D.W. & E.S. Anich. 2005. The Other Diakses 9 September 2005
Blended Learning A Classroom - Centered [20] Lynch, R. & Dembo, M. 2004. The Relation-
Approach. San Francisco: Pfeiffer. ship between Self Regulation and
[9] Graham, C. R. 2006. Blended Learning Online Learning in a Blended Learning
Systems: Definition, Current Trends, Context. International Review of
And Future Directions. In C.J. Bonk & C. Research in Open and Distance
R. Graham (Eds.), Handbook of blended Learning, (on line), 5 (2): 1- 16, http://
learning: Global perspectives, local www.irrodl.org/index.php/irrodl/article/view/
designs (pp. 3- 21). San Francisco, 189/799), diakses tanggal 6 Januari 2012.
CA: Pfeiffer. [21] Mason, R., Rennie, F. (2006). E-learning:
[10] Hara, N., & Kling, R. 1999. Students' The key concepts. Abingdon, UK:
frustrations with a web-based distance Routledge.
education course. First Monday, 4 (12). [22] Mitchell, A., & Honore, S. (2007). Criteria
http://www.firstmonday.org/article/view/ for successful blended learning.
Industrial and Commercial Training.
710/620.
39 (3): 143-149.
[11] Harris, P., Connolly, J., & Feeney, L. 2009.
[23] Mitchell, A., & Honore, S. 2007. Criteria
Blended learning: overview and
for successful blended learning.
recommendations for successful
Industrial and Commercial Training.
implementation. Industrial and
39 (3): 143-149.
Commercial Training. 41 (3): 155-163.
[24] Mustaji, Karwanto, U. Dewi, N. Khotimah.
[12] Hidayat, W. 2014. Pengguna Internet
2014. Pemberdayaan Mahasiswa
Indonesia Nomor Enam Dunia.
Untuk Berpikir Kritis, Kreatif, Dan
Kolaboratif Melalui Pengembangan

40
---------------------------Jurnal Ilmiah : SoulMath Vol 5. No. 1, Oktober 2017-------------------------

Perangkat Pembelajaran Kolaborasi. pendidikan kesetaraan program paket c


Fakultas Ilmu Pendidikan, dalam meningkatkan kemandirian belajar.
Universitas Negeri Surabaya UNJ, Jakarta. Jurnal Teknologi
[25] Novitayati, R. 2013. Pengaruh Metode Pendidikan. 18 (3): Desember 2016.
Blended Learning dan Self Regulated [37] Tabor, S. W. 2007. Narrowing the distance:
Learning Terhadap Hasil Belajar Kognitif Implementing a hybrid learning model for
IPS. Jurnal Penelitian Kependidikan No. 1 information security education. Quarterly
April 2013: 48 - 57. Review of Distance Education. 8 (1): 47-
[26] Oliver, M., & Trigwell, K. 2005. Can 57.
"blended learning" be redeemed? E- [38] Thorn, K. 2003. Blended Learning. How to
Learning. 2 (1): 17-26. Integrate Online and Tradicional Learning,
[27] Orhan. 2007. Applying Self Regulated London: Kogen Page.
Learn-ing Strategis in a Blended Learning [39] Ting, K. & M. Chao. 2013. The application
Instruction. World Applied Science of self-regulated strategies to blended
Journal, 2(4): 290-398. (Online), learning. Canadian center of science and
(http://www.idosi.org/wasj/wasj2(4)/19.pdf, education. English Language Teaching. 6
diakses tanggal 14 Juli 2017. (7): 1916 - 4742.
[28] Papalia, Diane E. 2002. Adult Development [40] Tsai, C., Shen, P. & Tsai, M. 2011. Develop-
and Aging, Second Edition. New York: ing an appropriate design of blended
Mc.Graw Hill. learning with web-enabled self-regulated
[29] Poon, J. 2013. Blended Learning: An learning to enhance students’ learning and
Institutional Approach For thoughts regarding online learning.
Enhancing Students' Learning Experiences. Behaviour & Information Technology.
Australia: Merlot Journal Online 30 (2): 261-271.
Learning And Teaching. 9 (2): Juni [41] Vaughan, N. D. 2007. Perspectives on
2013. blended learning in higher education.
[30] Rusman, D. Kurniawan, C. Riyana. 2012. International Journal on E-Learning. 6
Pembelajaran Berbasis Teknologi (1): 81-94.
Informasi dan Komunikasi. Jakarta: PT [42 ] Yazdi, M. 2012. E-learning sebagai media
RajaGrafindo Persada. pembelajaran interaktif berbasis teknologi
[31] Shunck, D.H., & B.J Zimmerman. 1998. informasi. Jurnal Ilmiah Foristek. 2 (1):
Introduction to the Self Regulated Maret 2012.
Learning (SRL) Cycle. [43] Zimmerman, B. J. 2000. Attaining self-
[33] Singh, H. 2003. Building effective blended regulation: A social cognitive perspective.
learning programs. Educational In M. Boekarts, P. R. Pintrich, & M.
Technology. 43 (6): 51-54. Zeidner (Eds.), Handbook of self-
[34] Sloman, M. 2007. Making sense of blended regulation (pp. 13- 39). San Diego, CA:
learning. Industrial and Commercial Academic Press.
Training. 39 (6): 315-318. [44] Zimmerman , B.J., & Martinez-Pons, M.
[35] Stewart. J. M. (2002). A blended e-learning 1988. Construct validation of a
approach to intercultural training. strategy model of student self-
Industrial and Commercial Training. regulated learning. Journal of
34 (7): 269-271. Educational Psychology. Vol. 80, 284- 290.
[36] Sutisna, A. 2016. Pengembangan model
pembelajaran blended learning pada

41

Anda mungkin juga menyukai