Anda di halaman 1dari 12

Penerapan Pembelajaran Daring Kombinasi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik

PENERAPAN PEMBELAJARAN DARING KOMBINASI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI


BELAJAR PESERTA DIDIK PAKET C VOKASI DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR
MASYARAKAT (PKBM) PIONEER KARANGANYAR

Rimbun Rimbarizki
(Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya)
E-mail: rimbun.rr@gmail.com

Heryanto Susilo, M.Pd.


(Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya)

Abstrak

Penelitian yang dilakukan berkaitan dengan penerapan model baru yang dikembangan oleh PP
PAUD dan Dikmas Jawa Tengah. Pembelajaran Daring Kombinasi adalah model pembelajaran yang
memadukan pembelajaran konvensional dengan pembelajaran e-learning sehingga peserta didik dapat
mendiri melakukan pembelajaran tanpa terbatasi ruang dan waktu. Tujuan utama dari penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran daring kombinasi paket c di PKBM Pioneer, dan
motivasi belajar peserta didik paket c melalui penerapan pembelajaran daring kombinasi, Serta faktor
pendukung dan penghambat penerapan pembelajaran daring kombinasi paket c di PKBM Pioneer.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan
pendekatan yang berfokus pada fenomena dari objek yang diteliti (fenomenologis). Pengambilan data
menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil analisis data dilakukan mulai dari
reduksi data, display data hinggan verifikasi data. Sedangkan keabsahan data menggunakan Kredibilitas,
Dependabilitas, Konfirmabilitas, dan Transferabilitas.
Dengan demikian, hasil penelitian ini mendapatkan bahwa pertama, penerapan pembelajaran daring
kombinasi PKBM Pioneer meliputi tahapan persiapan, pelaksanaan, dan penilaian. Kedua, dari penerapan
pembelajaran daring kombinasi berdampak pada peningkatan motivasi belajar peserta didik walaupun
belum maksimal. Ketiga, faktor pendukung penerapan pembelajaran daring kombinasi di PKBM Pioneer
meliputi metode pembelajaran, media pembelajaran, dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga
tercipta situasi pembelajaran yang memungkinkan tercapainya tujuan yang telah direncanakan
sebelumnya. Sedangkan untuk faktor penghambat, kurangnya fasilitas di luar lembaga sehingga hasil
belajar belum maksimal.

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Daring kombinasi, e-learning, motivasi belajar, Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat (PKBM).

Abstract

This research was carried out regarding to the implementation of a new model which was developed
by PP PAUD and Dikmas Central Java. Online correlative learning model is a combination
of conventional learning and e-learning so that students can learn without being limited by space
and time. The main objective of this study is to describe the implementation of online correlative learning
for package C in CLC Pioneer, and package c learners’ motivation through the implementation online
correlative learning, as well as supporting factors and inhibiting factors of online correlative learning
for package C students in CLC Pioneer.

In this study, the researcher used qualitative research method by conducting an approach which
focused on the phenomenon of the object being studied (phenomenological). The data were collected by
conducting interviews, observations and documentations. The data were analyzed by doing data
reduction, data display and data verification. While the validity of the data was analyzed by
using Credibility, dependability, confirmability and Transferability.

Thus, the result of this study showed that first, the implementation of online correlative learning
in CLC Pioneer included the stages of preparation, implementation and assessment. Second, the
implementation online correlative learning affect the increasing of learners’ motivation although it was

1
E-Journal UNESA. Volume Nomor Tahun 2017, 0 - 216

not maximum. Third, the supporting factors of the implementation of online correlative learning in
CLC Pioneer included learning methods, media, and environmental regulation of learning places,
therefore it created learning situations that allow the achievement of objectives that have been planned.
While the inhibiting factor is the lack of facilities outside the community, so that the learning achievement
was not maximum.

Keywords: Learning Model, online correlative, e-learning, learning motivation, Community Learning
Center (CLC).

PENDAHULUAN Peserta didik yang kurang aktif menyampaikan


Kemajuan suatu bangsa tercermin dari kualitas aspirasi dan pemikirannya akan mengakibatkan
sumber daya manusianya karena manusia sebagai pelaku pembelajaran yang menjenuhkan. Menurut Muhibbin
yang berperan sangat penting dalam mengelola dan Syah (2003:165) seorang siswa yang mengalami
memajukan suatu bangsa yang berkualitas. Undang- kejenuhan belajar merasa seakan-akan pengetahuan dan
undang 1945 menegaskan tentang hak warga negara kecakapan yang diperoleh dari belajar tidak ada
dalam pendidikan dan pekerjaan yang terdapat pada pasal kemajuan. Untuk itu perlu adanya pendorong yang dapat
28 C ayat (1) yang menyatakan bahwa “Setiap orang menggerakkan peserta didik untuk mencapai prestasi
berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan belajar. Menurut Darsono (2000:1) motivasi erat
kebutuhan dasarnya berhak mendapat pendidikan dan kaitannya dengan pembelajaran karena sebagai modal
memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan kesiapan peserta didik dalam melakukan pembelajaran.
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas Untuk mampu memenuhi kebutuhan belajar masyarakat
hidup dan untuk kesejahteraan umat manusia.” yang beragam. Maka salah satu cara yang ditempuh
Tuntutan akan pemenuhan hak dasar manusia adalah melalui peningkatan mutu pendidikan. Pendidikan
tersebut tidak dapat di tunda, dan ditawar lagi, karena non formal ikut mengambil peran dalam melengkapi
dapat disadari bahwa hanya dengan penguasaan ilmu pendidikan formal melalui upaya-upaya di jalur non
pengetahuan dan teknologi masyarakat mampu bersaing formal.
dengan bangsa lain. World Education Ranking yang Djamarah (Sandika Hayu, 2016:26) menyebutkan
diterbitkan oleh Organization for Economic Cooperation Motivasi belajar merupakan penggerak atau pendorong
and Development (OECD) menyatakan bahwa pada 2016 yang dapat membuat seseorang melakukan kegiatan
Pendidikan Indonesia berada di peringkat ke 57 dunia belajar secara terus-menerus. Penyebab rendahnya
dari 65 negara (http://edupost.id). keberhasilan belajar terletak pada motivasi. Biggs dan
Pada hakikatnya, pendidikan di Indonesia terbagi Tefler (Gusti, 2016:4) mengungkapkan motivasi belajar
atas tiga jalur. Berdasarkan Pasal 13 ayat 1 sangat jelas siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau
tertera bahwa jalur pendidikan di Indonesia terdiri dari 3 tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan,
(tiga) jalur yaitu pendidikan formal, pendidikan sehingga mutu prestasi belajar akan rendah. Peserta didik
nonformal, dan pendidikan informal. Pendidikan formal yang kurang memiliki motivasi belajar ditandai dengan
dapat dipahami sebagai pendidikan di sekolah. tidak antusias dalam pembelajaran, lebih senang diluar
Pendidikan formal lebih menerapkan metode kelas (membolos), cepat merasa bosan, mengantuk, serta
pembelajaran konvensional. Menurut Djamarah (Eka pasif. Sebaliknya, ada peserta didik yang memiliki
Nella, 2014:155) metode pembelajaran konvensional motivasi belajar namun terkendala dari segi usia, waktu,
merupakan metode pembelajaran tradisional atau disebut dan tempat, karena pendidikan formal tidak lepas dari
dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini sifatnya yang lebih kaku. Dalam hal usia telah
telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara disesuaikan menurut jenjangnya, dan waktu pembelajaran
pendidik dengan peserta didik dalam proses belajar dan yang terjadwal. Selain itu, tempat proses pembelajaran
pembelajaran. Ujang Sukandi (Winastwan dan Sunarto, yang mewajibkan peserta didik hadir di dalam ruang
2010:7), menambahkan bahwa pendekatan konvensional kelas dan ketatnya persaingan bahwa Pembelajaran
ditandai dengan pendidik lebih banyak mengajarkan konvensional pada saat ini telah kehilangan nilai bagi
tentang konsep-konsep bukan untuk melakukan sesuatu, suatu instruksi pendidikan di era yang bersifat
dan pada saat proses pembelajaran, siswa lebih banyak desentralisasi dan global.
mendengarkan. Jadi dalam pendekatan konvensional, Perkembangan alat elektorik atau gedget di era
pendidik lebih mendominasi sebagai transmisi keilmuan, globalisasi ini, semakin memudahkan manusia. Berkat
sementara peserta didik lebih pasif sebagai “penerima” internet, pertukaran informasi berlangsung dengan lebih
ilmu. cepat dan semakin pesat. Menurut Edi AP (2014:50)
Penerapan Pembelajaran Daring Kombinasi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik

Internet beserta perangkat teknologi pendukungnya peserta didik lebih bersemangat untuk belajar, ulet, tekun,
seolah-olah hendak dan telah menjadikan dunia nyaris dan memiliki konsentrasi penuh dalam proses
tanpa tapal-batas (borderless). Perkembangan tekonolgi pembelajaran. Disadari bahwa setiap diri peserta didik
memunculkan paradikma baru dalam pendidikan. Hal ini terdapat motif yang berbeda-beda yang medasari
didasari dengan Undang-undang Informasi dan Transaksi motivasi belajarnya. Budaya belajar yang selama ini
Elektronik (ITE) Nomor 11 Tahun 2008 bahwa terkesan hanya terjadi disekolah mengalami pergeseran
pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi dan berkembang lebih dari yang dikonsepkan
Elektronik dilaksanakan dengan tujuan untuk: sebelumnya. Menurut Botkin (Tim Pengembang Ilmu
mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari Pendidikan, 2007:304) Untuk mendapatkan pengetahuan,
masyarakat informasi dunia, dan membuka kesempatan pengalaman dan sikap-sikap baru, individu dan juga
seluas-luasnya kepada setiap orang untuk memajukan masyarakat dituntut bekerja dan belajar atau belajar
pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan sebagai suatu model belajar mencari bentuk (a Way of
pemanfaatan Teknologi Informasi seoptimal mungkin becoming and being) dan menunjukkan adanya
dan bertanggung jawab. Dengan demikian, untuk pembaharuan.
mewujudkan pemerataan pendidikan dan tujuan Undang- Daring Kombinasi merupakan model pembelajaran
undang Nomor 11 Tahun 2008 tersebut diatas perlu yang memadukan pembelajaran konvensional dengan
adanya sumber daya manusia yang cerdas sehingga teknologi informasi yang dituangkan dalam website
mampu mengelola dan memanfaatkan teknologi sehingga peserta didik dapat leluasa mengakses dan
informasi secara positif. mengunduh modul serta dapat memudahkan pendidik
Undang-undang Pendidikan Nasional No. 20 tahun memantau keaktifan peserta didik mulai dari keaktifan
2003 pasal 26 menyatakan bahwa “Pendidikan non membuka laman, mengoreksi kuis, dan Ujian Tengah
formal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan Semester serta Ujian Akhir Semester. Model
anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pembelajaran daring kombinasi dibuat untuk mengatasi
pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, peserta didik yang memiliki keterbatasan untuk
pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan memenuhi hak pendidikan baik karena putus sekolah,
kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk maupun bekerja. Dalam daring kombinasi pelaksanaan
mengembangkan kemampuan peserta didik.” pembelajaran tidak dibatasi ruang dan waktu, yang tidak
PKBM Pioneer Karanganyar merupakan satuan mewajibkan peserta didik untuk selalu belajar di dalam
pendidikan nonformal yang memberikan layanan ruang kelas dengan segala peraturan yang kaku.
pendidikan mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini Peserta didik yang mengikuti paket c vokasi di
(Kelompok Bermain), pendidikan kesetaraan paket A, B, PKBM Pioneer, mayoritas merupakan pekerja yang harus
dan C, kursus, desa vokasi. PKBM Pioneer menjadi salah membagi waktu untuk bekerja dan belajar. Keadaan yang
satu dari 6 responden study eksplorasi yang dilakukan ada mengakibatkan intensitas belajar secara tatap muka
oleh PP PAUD dan Dikmas Jawa Tengah khususnya menjadi kurang maksimal, sehingga motivasi belajar
pada program pendidikan kesetaraan paket C. Model menjadi menurun karena kecapekan, mengantuk, dan lain
pembelajaran yang diterapkan di kesetaraan paket c sebagainya. Maka pembelajaran daring kombinasi
vokasi yaitu pembelajaran daring kombinasi. Ujicoba bertujuan memberikan kemudahan dalam belajar dengan
model daring kombinasi telah dilaksanakan sejak maret mengkombinasi pembelajaran konvensional dengan
2016 sampai sekarang dan sesuai pengamatan peneliti pembelajaran berbasis web yang dapat diakses oleh
model daring kombinasi berjalan dengan baik. peserta didik.
Menurut survei Badan Pusat Statistik di Kabupaten Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan
Karanganyar menunjukkan bahwa Indek Pembangunan tujuan penelitian ini adalah:
Manusia (IPM) pada tahun 2014 berjumlah 73.89% dan 1. Mendiskripsikan dan menganalisis penerapan
pada tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi pembelajaran daring kombinasi paket c vokasi di
74.26% (data hasil penelitian tahun 2015). Kabupaten Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Pioneer
Karanganyar terus berusaha melakukan upaya dalam Karanganyar.
membangun sumber daya manusia unggul. Maka dari itu 2. Mendiskripsikan dan menganalisis penerapan
belajar harus dikonsepkan secara lebih luas sehingga pembelajaran daring kombinasi terhadap
dapat memperbaiki mutu pendidikan. peningkatang motivasi belajar peserta didik paket c
Pendidikan luar sekolah saat ini banyak vokasi di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
mengembangkan model pembelajaran yang aktif dan Pioneer Karanganyar.
interaktif. Keadaan ini dipandang lebih efektif dan 3. Mendiskripsikan dan menganasilis faktor pendukung
menimbulkan motivasi belajar. Dengan adanya motivasi, penerapan pembelajaran daring kombinasi paket c

3
E-Journal UNESA. Volume Nomor Tahun 2017, 0 - 216

vokasi di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Analisis data merupakan proses penyususnan secara
Pioneer Karanganyar. ilmiah data yang telah diperoleh dari hasil penelitian,
4. Mendiskripsikan dan menganalisis faktor penghambat analisis data yang dilakukan selama proses penelitian.
penerapan pembelajaran daring kombinasi paket c Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan
vokasi di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai berikut: reduksi data; penyajian data; dan
Pioneer Karanganyar. verifikasi data.
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat
METODE dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara hasil
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian penelitian dan kenyataan dilapangan. Maka perlu adanya
kualitatif fenomenologi, yaitu peneliti melakukan criteria keabsahan data untuk menjamin
pendekatan yang berfokus pada mengungkap fenomena keterpercayaan/kebenaran hasil penelitian sebagaimana
pengalaman yang dialami secara sadar oleh subyek yang Lincoln dan Guba (Riyanto Yatim, 2010:25). Keabsahan
diteliti, sehingga menghasilkan data untuk di kaji peneliti. data hasil penelitian menggunakan kredibilitas;
Melalui study fenomenologi peneliti mendeskripsikan dependabilitas; konfirmabilitas; dan transferabilitas.
pemaknaan umum dari sejumlah individu terhadap
berbagai pengalaman hidup mereka terkait dengan konsep HASIL DAN PEMBAHASAN
atau fenomena. 1. Penerapan Model Pembelajaran Daring
Penelitian dilakukan di PKBM Pioneer Karanganyar Kombinasi Paket C Vokasi Di PKBM Pioneer
yang beralamat di PKBM Pioneer yang terletak di Jalan Karanganyar
Raya Palur Gg. Sido Bejo RT. I, RW. III, Kec. Ngringo, Menurut Notoatmojdo (2003:16), pendidikan
Kab. Karanganyar, Jawa Tengah. Alasan yang mendasari secara umum adalah segala upaya yang direncanakan
penelitian ini karena kemenarikan dari pembelajaran untuk mempengaruhi orang lain baik individu,
daring kombinasi yang memadukan pembelajaran kelompok, atau masyarakat sehingga mereka
konvensional dengan memanfapembelajaran berbasis melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku
web, dan merupakan model baru yang di kembangkan PP pendidikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
PAUD dan Dikmas Jawa Tengah. PKBM Pioneer (1988), pendidikan dapat diartikan sebagai proses
merupakan salah satu yang menerapkan model tersebut. pembelajaran bagi individu untuk mencapai
Subyek penelitian menurut Suharsimi Arikunto pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi
(1998:200) adalah orang atau benda atau hal yang melekat mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik.
pada variabel penelitian. Penelitian yang dilaksanakan Seiring dengan perkembangan dan tuntutan
dengan subyek penelitian yang terdiri atas: masyarakat yang semakin kompleks terhadap
1. Data Primer kebutuhan layanan pendidikan, maka melalui Pusat
Adapun informan utama dalam penyelenggaraan Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai salah
pembelajaran daring kombinasi adalah penyelenggara satu bentuk satuan pendidikan luar sekolah yang
PKBM, dua tutor dari 20 orang tutor, satu staf Tata berupaya meningkatkan mutu masyarakat sebagai
Usaha, 7 peserta didik kesetaraan paket c yang investasi masyarakat pembelajar dalam proses
mengikuti pembelajaran daring kombinasi dari total pendidikan sepanjang hayat. Hal ini sesuai dalam
peserta didik yang berjumlah 83 orang. Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003
bahwa Satuan pendidikan nonformal terdiri atas
2. Data Sekunder lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar,
Data skunder adalah berupa barang atau benda yang pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim,
dapat mendukung dan atau menguatkan dari informasi serta satuan pendidikan yang sejenis.
utama yang diperoleh dari data primer seperti buku, PKBM Pioneer menyelenggarakan program
dokumentasi, arsip, dan segala data yang berkaitan kesertaraan paket c vokasi untuk masyarakat agar
dengan penyelenggaraan pembelajaran daring memperoleh kesempatan di bidang pendidikan setara
kombinasi kejar paket c di PKBM Pioneer dengan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Karanganyar. Program ini ditujukan untuk peserta didik yang
kurang beruntung, tidak sekolah, putus sekolah, putus
Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan
lanjutan, dan usia produktif yang ingin meningkatkan
beberapa metode untuk memudahkan peneliti dalam
pengetahuan dan kecakapan hidup serta warga
mendapatkan data yang mendukung penelitian. Metode-
masyarakat lain yang memerlukan layanan khusus
metode pengumpulan data tersebut yaitu wawancara
dalam memenuhi kebutuhan belajar sebagai dampak
mendalam; observasi partisipan; dan dokumentasi.
Penerapan Pembelajaran Daring Kombinasi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik

dari perubahan peningkatan taraf hidup, ilmu dengan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 19 Ayat 3 yang
pengetahuan, dan teknologi. menyebutkan bahwa Proses pembelajaran meliputi
Hal tersebut melatar belakangi terbentuknya perencanaan, proses pembelajaran, pelaksanaaan
model pembelajaran baru yang dikembangkan oleh proses pmbelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
PP PAUD dan Dikmas Jawa Tengah pembelajaran pengawasan proses pembelajaran.
dikemas secara praktis dan mempermudah seseorang Pembelajaran di PKBM Pioneer Karanganyar
untuk mengakses pembelajaran. model pembelajaran berawal dari perencanaan proses pembelajaran.
daring kombinasi merupakan pembelajaran dengan Perencanaan proses pembelajaran yang dijelaskan
memadukan pembelajaran menggunakan fasilitas Martiyono (2012:22) bahwa perencanaan proses
internet sebagai alat bantu pembelajaran dan juga pembelajaran kegiatan merencanakan semua
pembelajaran tatap muka. Pembelajaran daring komponen pembelajaran, terutama yang terencana
memungkinkan peserta didiknya belajar sendiri yaitu tujuan, materi, strategi metode, langkah-
tentang berbagai hal dengan menggunakan sistem langkah, sumber bahan, dan penilaian. Secara lebih
yang telah disiapkan dan segala sumber belajar lain oprasional, perencanaan pembelajaran dapat diartikan
secara online. Model pembelajaran daring kombinasi sebagai penyusunan Silabus, Rencana Pelaksanaan
mendukung dalam mengatasi kendala pemenuhan Pembelajaran (RPP) yang mengandung identitas mata
kebutuhan akan pendidikan peserta didik, karena pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi
sebagian besar peserta ddik memiliki keterbatasan Dasar (KD), alokasi waktu, metode pembelajaran, dan
waktu karena harus bekerja sebagai asisten rumah penilaian hasil belajar.
tangga (ART) dan juga buruh pabrik dengan Perencanaan pembelajaran di PKBM Pioneer
intensitas waktu ±8 jam perhari dan jam kerja yang Karanganyar mengacu pada Permendiknas Nomor 65
tidak menentu tidak memungkinkan peserta didik Tahun 2013 bahwa perencanaan pembelajaran di
untuk datang kelembaga untuk belajar setiap harinya. rancang dalam bentuk Silabus dan Rencana
Model daring kombinasi merupakan program Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada
baru yang diterapkan di PKBM Pioneer Karanganyar. Standar Isi, Perencanaan pembeajaran meliputi
Model ini diterapkan sejak bulan maret tahun 2016. penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan
Penerapan model pembelajaran daring kombinasi penyiapan media dan sumber belajar, perangkat
sebagai perwujudan dari upaya pembangunan penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran.
nasional. Modal ini tidak hanya didetapkan pada Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan
PKBM Pioneer di Karanganyar saja, tetapi juga telah pembelajaran yang digunakan.
diterapkan di LKP Istibank Surakarta dan LKP Widya Berdasarkan data yang telah di peroleh proses
Busana Salatiga. Hingga saat ini model pembelajaran pembelajaran dengan menggunakan model
daring kombinasi masih diterapkan di tiga tempat pembelajaran daring kombinasi yang di laksanakan di
tersebut, sesuai dengan layanan pendidikan yang PKBM Pioneer pada tahap perencanaan proses
diberikan. pembelajaran terdapat silabus dan Rencana
Pada proses pembelajar model daring kombinasi Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disiapkan oleh
di paket c tidak lepas dari peran tutor, walaupun tutor sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan.
proses belajar di tekankan pada belajar mandiri secara Hal ini sesuai dengan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 20
online. Namun peran tutor masih sangat penting untuk yang menyatakan bahwa “perencanaan proses
kelancaran proses pembelajaran model daring pembelajaran meliputi silabus dan rencana
kombinasi, sehingga seorang tutor dituntut memiliki pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-
kemampuan atau kompetensi profesional sehingga kurangnya, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
mampu mengelola pembelajaran program mulai dari pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran belajar”. Jadi dipahami bahwa RPP sebagai penentu
hingga penilaan atau evaluasi pembelajaran. Berikut arah dari tahap pelaksanaan pembelajaran, hal ini
ini melihat model pembelajaran daring kombinasi senada dengan pendapat yang dikemukakan E.
mengenai kesesuaian dalam Pemenuhan Standar Mulyasa, bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran
Nasional Pendidikan (SNP). pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka
Proses pembelajaran di PKBM Pioneer pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan
Karanganyar mencakup tahap perencanaan, tahap upaya yang akan dilakukan dalam pembelajaran.”
pelaksanaan pembelajaran, dan tahap penilaian hasil Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan
proses belajar, serta pengawasan proses pembelajaran, bahwa secara umum Standar Isi di PKBM Pioneer
standar proses di PKBM Pioneer Karanganyar sesuai Karanganyar sudah terpenuhi. Standar isi di PKBM

5
E-Journal UNESA. Volume Nomor Tahun 2017, 0 - 216

Pioneer Karanganyar mencakup adanya kurikulum Akhmad Sudrjat (2011:145) menyatakan media
KTSP, kerangka dasar kurikulum, struktur kurikulum, pembelajaran merupakan segala sesuatu yang
beban belajar, dan kalender pendidikan sesuai dengan digunakan untuk menyalurkan pesan, dapat
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. merangsang pikiran, perasaan, dan kemampuan
Kurikulum di PKBM Pioneer Karanganyar masih peserta didik sehingga dapat mendorong tercapainya
mengaplikasikan KTSP. Kurikulum mencakup proses belajar pada peserta didik. Pelaksanaan
mengenai bahan ajar, media pembelajaran, dan pembelajaran didukung dengan media pembelajaran
metode pembelajaran yang disusun oleh tutor sebagai di PKBM Pioneer Karanganyar menggunakan
pedoman pelaksanaan pembelajaran. Menurut fasilitas komputer dan wifi dan media pembelajaran
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat lain yang digunakan dalam mendukung pembelajaran
(19), kurikulum adalah seperangkat rencana dan dari tatap muka, hal ini sesuai dengan pendapat Uno,
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan Hamzah (2008: 29) bahwa keberhasilan tutor dalm
pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai proses mengajar, seperti pemanfaatan media
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran mempunyai peranan besar dalam proses memotivasi
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Secara belajar peserta didik.
umum fungsi kurikulum yaitu sebagai alat untuk Pada proses pembelajaran paket c vokasi
membantu peserta didik untuk mengembangkan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik,
pribadinya ke arah tujuan pendidikan, di dalam hal ini didukung dengan adanya kemudahan dalam
kurikulum terdapat segala aspek yang mempengaruhi menentukan jadwal tatap muka yang terbagi menjadi
peserta didik di PKBM, termasuk tutor, dan sarana dua kelas meliputi kelas pagi (reguler) dan kelas sore
serta prasarananya. Hal ini diperkuat dengan pendapat (pekerja). Jadwal tatap muka untuk kelas pagi di
Dakir (2004:3) kurikulum adalah suatu program mulai setiap hari senin s/d kamis dari jam 08.00-11.30
pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar, media WIB, sedangkan untuk kelas sore setiap hari jumat-
dan pengalaman belajar yang diprogramkan, sabtu jam 16.00-17.30 WIB.
direncanakan, serta dirancangkan secara sistematik Model pembelajaran daring kombinasi tidak
atas adasar norma-norma yang berlaku dan dijadikan hanya dilakukan dalam kelas tatap muka saja,
pedoman dalam proses pembelajaran bagu tenaga disamping itu didukung dengan pembelajaran online
kependidikan dan peserta didik untuk mencapai secara mandiri. Pembelajaran online dilakukan
tujuan pendidikan. Isi dan bahan ajar pada kurikulum dengan memberikan modul atau materi belajar dan
beriisikan komponen pengetahuan, sikap, dan juga soal-soal latihan yang dapat di download dalam
keterampilan yang akan diberikan tutor dan dipelajari laman tutorku.net. selain itu pembelajaran online juga
oleh peserta didik. sejalan dengan pendapat Akhmad dapat dilakukan di lembaga, seperti yang telah di
Sudrajat (2011:31) bahwa komponen yang memegang ketahui bahwa di PKBM menyediakan sarana dan
peran penting untuk siswa mencapai tujuan karena prasarana yang mendukung peserta didik untuk
bahan ajar sendiri berisikan tentang pengetahuan, mengakses pembelajaran secara online maupun tidak
keterampilan dan sikap atau nilai yang harus online.
dipelajarai siswa. Peralihan dari model pembelajaran konvensional
Terkait dengan hal tersebut di atas, pada menjadi model pembelajaran daring kombinasi
pelaksanaan proses pembelajaran didukung dengan mendorong peserta didik untuk beradaptasi dan juga
adanya sumber belajar sudah tersedia yang meliputi lebih mandiri dalam belajar, hal ini sesuai dengan
bahan ajar/modul, perpustakaan, dan tutor yang pendapat Mulyani Wiwi (2013:59) yang menyatakan
profesional yang mendukung terlaksananya bahwa peserta didik dapat belajar dari jarak jauh atau
pembelajaran. Dalam perekrutan tutor memiliki tidak dilakukan dalam ruang kelas, jadi proses
kriteria yang sesuai dengan PP No. 19 Tahun 2005 pembelajaran berlangsung setiap saat tanpa dibatasi
tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa standar waktu artinya peserta didik melakukan proses
pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pembelajaran sesuai dengan keinginannya dan peran
pendidik prajabatan dan kelayakan fisik maupun guru atau tutor yang biasanya dikelas sebagai pemberi
mental serta pendidik akan menentukan kualifikasi materi akan digantikan dengan e-learning yang telah
setiap guru/tutor sebagai tenaga profesional yang siap dengan simulasi materi yang akan dipelajari .
menunjang keberhasilan pencapaian tujuan berkaitan dengan kemampuan peserta didik baik
pendidikan. Maka tidak semua orang dapat menjadi dalam mengakses laman secara online maupun
tutor, tutor harus memiliki kualifikasi tertentu sesuai kemampuan dalam memahami materi. Pada awal
mata pelajaran yang diajarkan. penerapan daring kombinasi peserta didik mengalami
Penerapan Pembelajaran Daring Kombinasi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik

kesulitan dalam mengakses karena belum terbiasa 2. Penerapan Model Pembelajaran Daring
dengan pembelajaran model daring kombinasi, namun Kombinasi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
hal ini didukung dengan adanya ujicoba yang Peserta Didik Paket C Vokasi Di Pusat Kegiatan
dilakukan PP PAUD dan Dikmas Jawa Tengah selain Belajar Masyarakat (PKBM) Pioneer
itu, tutor selalu mendampingi proses pembelajaran di Karanganyar
lembaga sehingga apabila peserta didik mengalami Motivasi belajar adalah keseluruhan daya
hambatan akses dan segala yang berkaitan dengan penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kebutuhan belajar dapat dikonsultasikan dengan tutor kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
maupun fasilitator. Mengenai kemampuan peserta kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
didik dalam pemahaman materi pada setiap peserta kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
didik memiliki kemampuan daya tangkap materi dan oleh subyek belajar dapat tercapai. Motivasi belajar
motif yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi dapat timbul karena faktor instrinsik dan ekstrinsik.
kemampuan peserta didik. Namun hal ini juga Faktor instrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil
didukung dengan membaca materi dilaman dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-
tutorku.net dan juga berdiskusi dengan teman, apabila cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya
peserta didik merasa kesulitan maka pada pertemuan penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan
tatap muka akan di bahas kembali oleh tutor. kegiatan belajar yang menarik (Uno, 2008:23).
Pada pelaksanaan pembelajaran juga dilakukan Dorongan eksternal yang dilakukan PKBM Pioneer
evaluasi pembelajaran. Evaluasi merupakan proses dalam upaya memotivasi peserta dalam proses
pengukuran atas efektivitas strategi yang digunakan pembelajaran, pihak pengelenggara program
dalam mencapai tujuan. Evaluasi di PKBM Pioneer memberikan motivasi melalui pakaian seragam,
terdiri dua yaitu pertama, evaluasi model fasilitas belajar seperti komputer, wifi, ruang kelas,
pembelajaran daring kombinasi yang dilakukan oleh perpustakaan, dan sumber belajar lain yang
pihak pembuat program dari PP PAUD Dan Dikmas mendukung proses belajar peserta didik. Selain itu,
untuk memberbaiki model pembelajaran daring pendidik atau tutor juga diharuskan memberikan
kombinasi dengan melihat standar pembelajaran, motivasi kepada peserta didik di sela-sela
evaluasi kurikulum apakah sudah sesuai dengan pembelajaran dan memasukkan nilai-nilai karakter,
standar program kurikuler dan pengoperasian memberikan reward dan juga motivasi berupa kisah
kurikuler, evaluasi lembaga dan personil pendukung, yang mengispirasi peserta didik.
evaluasi komunikasi dan penyediaan layanan Motivasi dalam diri atau intrinsik peserta didik
teknologi yang berkaitan dengan sarana belajar, dan dalam pembelajaran dapat dilihat adanya keaktifan
evaluasi dan revisi untuk perbaikan sistem. Kedua peserta didik dalam diskusi, selain itu intensitas
adalah evaluasi untuk mengukur hasil belajar peserta mengakses laman pembelajaran. Namun dalam
didik untuk mengetahui ketercapaian belajar. Evaluasi perolehan nilai tes masih kurang, dari hal tersebut
dilakukan oleh pendidik dan atau tutor. Pengukuran dapat di tarik kesimpulan bahwa hasrat peserta didik
dan evaluasi hasil belajar oleh pendidik di PKBM untuk berhasil sudah muncul namun kurang
Pioneer dilakukan melalui penilaian portofolio setiap maksimal. Hambatan yang mempengaruhi hasrat
pokok bahasa, penilaian akhir semester; dan ujian peserta didik untuk berhasil yaitu, minimnya fasilitas
Akhir. yang mendukung pembelajaran di luar lembaga,
Berdasarkan penjabaran diatas, adanya kurang pemahaman istilah bahasa inggris di laman
kesesuaian antara lapangan dan teori yang digunakan pembelajaran, dan kurangnya pemahaman peserta
peneliti dalam penelitian seperti yang di kemukakan didik dalam materi belajar. Selain itu masing-masing
Jirasak Sae-Khow (2014:36-37) dalam jurnalnya yang peserta didik memiliki caranya tersendiri dan dari
berjudul Developing Of Indicators Of An E-Learning hasil penelitian peserta didik juga memanfaatkan
Benchmarking Model For Higher Education pembelajaran secara online dalam upaya memenuhi
Institutions bahwa terdapat beberapa indikator e- kebutuhan belajarnya. Hal ini sesuai dengan hasil
learning. Berdasarkan sintesis dari indikator e- penelitian yang diuji Elis Hernawati dan Pramuko Aji
learning, ditemukan bahwa ada 3 indikator yang (2016:31) bahwa ketertarikan pemanfaatan konten
cocok dengan pembelajaran daring kombinasi bahwa materi e-learning direspon secara positif, dengan
dalam pembelajaran berbasis online yaitu ada proses adanya konten e-learning mahasiswa dapat belajar
pembelajaran, Kemampuan Peserta Didik, Adanya secara mandiri dan mudah memahami materi.
Pengukuran dan Evaluasi. Hal tersebut di dorong dengan keinginan untuk
dapat nilai bagus, lulus, dan mendapat ijasah.

7
E-Journal UNESA. Volume Nomor Tahun 2017, 0 - 216

Menurut salah satu tutor bahwa pada dasarnya kelas pagi. Namun dari beberapa peserta kelas malam,
kemampuan dan motivasi setiap individu yang lebih nyaman dan masih menyukai pembelajaran tatap
berbeda berdampak pada perbedaan pemahaman, muka, dikarenakan dengan tatap muka lebih dapat
nilai, dan keaktifan peserta didik dalam kelas. Terlihat membantu peserta didik dalam memahami materi.
dari kesadaran dalam peserta didik untuk Sedangkan dengan pembelajaran online peserta didik
menyempatkan untuk belajar, bahwa peserta didik merasa materi kurang di up date karena dalam
masih kurang intens menyempatkan diri untuk seminggu hanya di upload pada hari selasa dan belum
belajar. Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan tentu materi dijelaskan pada tatap muka. Maka dalam
tutor bahwa minat baca peserta didik masih kurang. penerapan daring kombinasi selain kesiapan dari
Selaras dengan pernyataan yang disampaikan Mathus perangkat komputer dan internet perlu adanya
dan Jackson (2001: 89) bahwa motivasi merupakan kesesuaian kemampuan sasaran pengguna model
hasrat di dalam seseorang yang menyebabkan pembelajaran daring kombinasi. Sehingga perlu
seseorang melakukan tindakan. dilakukan analisis kebutuhan belajar dengan melihat
Menurut salah satu tutor bahwa pada dasarnya kesanggupan dan kemampuan peserta didik.
kemampuan dan motivasi setiap individu yang Dari data lapangan yang peneliti dapatkan,
berbeda berdampak pada perbedaan pemahaman, ditemukan adanya kesesuaian teori dan hasil lapangan
nilai, dan keaktifan peserta didik dalam kelas. yang ada di PKBM Pioneer Karanganyar. Motivasi
Pernyataan tersebut dipertegas dengan pendapat belajar peserta didik di PKBM Pioneer telah
Monks (Dimyati dan Mudjiono, 1994:103) yang mencapai aspek-aspek meningkatnya motivasi belajar
menyatakan bahwa kemampuan akan memperkuat walaupun ada beberapa aspek yang masih kurang
motivasi anak untuk melakukan tugas. Maka dengan maksimal sesuai dengan teori yang peneliti gunakan
lemahnya kemampuan peserta didik mempengaruhi dalam penelitian ini seperti yang dikemukakan oleh
motivasi belajarnya, hal ini terlihat dari kesadaran Uno, Hamzah (Dio Ferdan, 2016:31-34),
dalam peserta didik untuk menyempatkan untuk Menyebutkan bahwa motivasi belajar mempunyai
belajar, bahwa peserta didik masih kurang intens unsur-unsur yang berpengaruh peran penting dalam
menyempatkan diri untuk belajar. Hal ini juga keberhasilan seseorang dalam belajar. Hal ini dapat
diperkuat dengan pernyataan tutor bahwa minat baca diklasifikasi sebagai berikut adanya hasrat dan
peserta didik masih kurang. Permendikbud No. 65 keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan
tahun 2013 mengamanatkan bahwa proses dalam belajar, dan adanya kegiatan yang menarik
pembelajaran pada satuan pendidikan harus dalam belajar.
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik 3. Faktor-faktor Pendukung Penerapan Model
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang Pembelajaran Daring Kombinasi Paket C Vokasi
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan Di PKBM Pioneer Karanganyar
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan Faktor pendukung merupakan segala sesuatu
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. yang membantu terselenggaranya sesuatu yang
Penerapan model pembelajaran daring direncanakan. Pada penerapan model pembelajaran
kombinasi, Kombinasi dilakukan dalam bentuk daring kombinasi paket c vokasi di PKBM Pioneer
kombinasi pembelajaran daring dan tatap muka Karanganyar juga terdapat dua faktor yang
dengan perbandingan 70:30. Peserta didik yang biasa mendukung, adapun faktor pendukung tersebut yaitu
dengan pembelajaran konvensional harus beralih peran tutor dalam mendampingi peserta didik dalam
dengan model pembelajaran berbasis online. proses pembelajaran dan sarana prasarana yang
Penerapakan model ini awalnya sulit bagi peserta mendukung terselenggaranya model pembelajaran
didik, melalui tahap uji coba dan semacam pelatihan daring kombinasi.
dalam pengoprasian laman pembelajaran online, Berdasarkan temuan, peran tutor dalam
peserta didik kini mulai beradaptasi dan memiliki mendampingi peserta didik dalam proses
pengalaman baru dalam pembelajaran. Dengan pembelajaran. Tutor merupakan pelaksana utama
adanya penerapan ini peserta didik yang notabene dalam proses pembelajaran di PKBM Pioneer. Tutor
sebagai pekerja dapat dimudahkan dalam mengakses berperan sebagai pendamping bagi peserta didik.
pembelajaran, selain itu juga lebih fleksibel tidak Pendampingan yang dilakukan tutor meliputi
seperti paket c lain yang tidak menerapkan model pemberian motivasi dalam pendampingan yang
pembelajaran daring kombinasi. Respon positif berkaitan dengan mendorong peserta didik untuk
mengenai penerapan model ini banyak, terlebih dari mengikuti belajar tatap muka maupun secara mandiri
Penerapan Pembelajaran Daring Kombinasi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik

dengan online dan penyelesaian kewajiban sebagai menghambat penerapan model pembelajaran daring
peserta didik. selain itu tutor berperan sebagai kombinasi.
fasilitator yaitu dengan mendampingi berkaitan Pertama, Pembelajaran tidak dapat dilepaskan
dengan menyediakan sarana-prasarana yang oleh peran tutor. Keterbatasan tutor dalam
dibutuhkan dalam proses pembelajaran yang meliputi mendampingi peserta didik belajar di luar lembaga
materi belajar, dan juga pendampingan dalam membuat pencapaian hasil belajar kurang maksimal.
pembelajaran online dikelas apabila peserta didik Maka dari itu di bentuk grup What’s App (WA)
kesulitan dalam mengakses laman pembelajaran dan sebagai wadah peserta didik konsultasi, namun grup
untuk pendampingan diluar lembaga dilakukan WA ini hanya tersedia untuk kelas XIII sedangkan
melalui What’s App (WA). Dan yang terakhir peran untuk kelas X, dan XI belum terfasilitasi grup online
tutor sebagai katalisator yaitu melakukan proses serupa untuk berdiskusi mengenai masalah belajar
evaluasi hasil belajar peserta didik . diluar lembaga. Selain itu kurang intensnya hubungan
Faktor pendukung berikutnya yaitu sarana tutor dengan peserta didik baik secara tatap muka dan
prasarana yang mendukung terselenggaranya model online mengakibatkan suatu sekat antara peserta didik
pembelajaran daring kombinasi yang meliputi metode dan tutor. Akibatnya peserta didik tidak dapat terbuka
pembelajaran, sumber belajar, media pembelajaran, mengenai hambatan dan kesulitan yang dialami dalam
dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga belajar. Waktu tatap muka yang sangat terbatas maka
tercipta situasi pembelajaran yang memungkinkan berakibat pada kurang maksimalnya hasil belajar
tercapainya tujuan yang telah direncanakan peserta didik. Dari keterbatasan keberanian dalam
sebelumnya. Hal ini juga didukung dengan adanya bertanya dan mengungkapkan pendapat dapat
komputer dan Wifi untuk mengakses segala kebutuhan dipastikan perkembangan kognitif
belajar dan pembelajaran. Fasilitas yang mendukung (pengetahuan/intelektual), afektif (moral), dan
proses pembelajaran secara online maupun tatap psikomotorik (keterampilan) juga akan terhambat,
muka. Hal ini sejalan dengan pendapat Nana Syaodih sebab dalam ilmu pengetahuan dapat berkembang
(2009: 49) bahwa fasilitas belajar merupakan semua apabila dilakukan (learning by doing). Belajar aktif
yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik menurut perkembangan teori learning by doing
bergerak maupun tidak bergerak agar tercapai tujuan (1859-1952). Dewey menerapkan pronsip-prinsip
pendidikan berjalan lancar, teraktur, efektif, dan “learning by doing”, bahwa siswa perlu terlibat
efisien. dalam proses belajar secara spontan. Dari rasa keingin
Dalam penerapan model pembelajaran daring tahuan (curriositas) siswa terdapat hal-hal yang
kombinasi yang mengutamakan pembelajaran secara belum diketahuinya, maka akan dapat mendorong
mandiri melalui online tentu perlu adanya sarana dan keterlibatan siswa secara aktif dalam suatu proses
prasarana yang memudahkan peserta didik yang belajar. Belajar aktif berguna untuk menumbuhkan
utamanya komputer dan jaringan internet, didukung kemampuan belajar aktif pada diri siswa menggali
dengan buku atau modul pembelajaran dan sumber potensi dan guru untuk sama-sama berkembang dan
belajar lain yang berkaitan dengan pembelajaran, berbagi pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman.
selain itu metode dan juga media yang dipakai harus (Nursisto, 2000:43)
mendukung kemudahan peserta didik dalam Faktor kedua, peserta didik terhambat dengan
memahami materi yang disampaikan tutor. Penataan kurang kesiapan mengenai fasilitas untuk belajar di
lingkungan tempat belajar juga berperan dalam luar lembaga. Tidak semua peserta didik dapat
keberhasilan belajar, kondisi ruang kelas yang mengakses laman pembelajaran dikarenakan
nyaman dan kondusif mempermudah tersampainya penguasaan peserta didik dalam memanfaatkan
materi pembelajaran dengan baik. android juga belum maksimal, masih banyak yang
tidak dapat mengakses materi karena bentuk file yang
4. Faktor-faktor Penghambat Penerapan Model tidak sesuai dengan kemampuan handphone, jadi file
Pembelajaran Daring Kombinasi Paket C Vokasi perlu di extract dengan aplikasi atau gadget yang
Di PKBM Pioneer Karanganyar mendukung. Selain itu, hambatan karena keterbatasan
Selain fator-faktor yang dapat mendukung gadget untuk belajar. Hasil data yang diperoleh,
penerapan model pembelajaran daring kombinasi, bahwasannya mayoritas peserta didik tinggal di
terdapat pula beberapa faktor yang dapat menghambat pondok pesantren yang memiliki peraturan ketat
keberhasilan dari penerapan model pembelajaran untuk tidak membawa segala jenis gedget hal ini
daring kombinasi. Beberapa faktor yang dinilai dapat merupakan salah satu hambatan. Hasil temuan juga
terjadi kendala dalam penyampaian tugas dikarenakan

9
E-Journal UNESA. Volume Nomor Tahun 2017, 0 - 216

peserta didik yang lupa atau tidak memiliki email bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam
untuk itu tutor aktif mengomunikasikan dan mengakses pembelajaran dengan tutor online. Hasil
mengingatkan tugas dengan membentuk jaringan penelitian menghasilkan:
komunikasi dari perserta didik satu dan disebarkan ke 1. Penerapan pembelajaran daring kombinasi paket c
peserta didik yang lain. Hal ini bertentangan dengan vokasi di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
pendapat Sanjaya Wina (2010:18) bahwa sarana Pioneer Karanganyar sudah berjalan dengan baik dan
belajar adalah segala sesuatu yang mendukung sesuai dengan tahapan. Pada proses pembelajaran
terhadap kelancaran proses belajar. Dapat daring kombinasi sudah berjalan dengan baik, hal ini
disimpulkan bahwa sarana merupakan hal penting dapat dilihat melalui terpenuhinya tahapan mulai
dalam proses belajar untuk mendukung jalannya perencanaan, pelaksanaan, hingga penilaian. Terbukti
proses pembelajaran. Jadi apabila sarana belajar tidak dengan adanya RPP, Silabus, dan kesiapan materi
mendukung maka berakibat pada proses pembelajaran pembelajaran, persiapan sumber belajar, media
dan juga hasil belajar peserta didik. belajar, dan segala yang berkaitan dengan sarana serta
Faktor penghambat yang terakhir, karena prasarana. Pelaksanaan terdiri dari dua metode yaitu
pengguna yang masih belum mandiri mengatasi dengan e-learning dan tatap muka. Pembelajaran
permasalahan pengaksesan laman pembelajaran tatap muka yang telah di jadwalkan oleh
secara online sehingga masih perlu pendampingan. penyelenggara. Kemampuan peserta didik baik dalam
Hal ini berakibat pada pelaksanaan ujian online, pelajaran maupun kemampuan akses laman sudah
sering didapati peserta didik yang masih baik namun perlu adanya pendampingan. Evaluasi
membutuhkan bantuan karena komputer error atau terdapat dua evaluasi yang terdiri dari evaluasi
karena masih merasa bingung, sehingga banyak program yang dilaksanakan oleh PP PAUD dan
waktu terbuang. Selain itu pada hasil UTS peserta Dikmas Jawa Tengah, dan evaluasi pembelajaran
didik masih belum maksimal hal ini dilatarbelakangi yang di selenggarakan oleh fasilitator dan tutor
oleh kurangnya minat baca peserta didik, sarana melalui penilaian portofolio setiap pokok bahasan,
belajar diluar lembaga yang kurang mendukung, penilaian akhir semester, dan ujian Akhir.
kesibukan bekerja, dan juga motivasi belajar yang 2. Penerapan pembelajaran daring kombinasi dapat
masih harus dimaksimalkan, serta peserta didik kelas meningkatkan motivasi belajar peserta didik paket c
sore melakukan tatap muka dengan rentang waktu vokasi di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
yang relatif lebih pendek dari pada kelas pagi Pioneer Karanganyar walaupun belum maksimal
sehingga peserta didik memiliki waktu minim untuk namun sudah dikategorikan memenuhi dari indikator
membahas semua materi dan masalah belajar yang peningkatan motivasi belajar yaitu terdapat hasrat
dialaminya. Untuk memenuhi kebutuhan belajar belajar peserta didik sudah muncul ditandai dengan
peserta didik harus mandiri melakukan pembelajaran adanya usaha yang dilakukan misalnya, dengan
melalui akses laman pembelajaran secara online. Hal membaca materi atau modul, intensitas membuka
ini sejalan dengan pendapat John (2003) menyatakan laman pembelajaran online, penyelesaian tugas, dan
bahwa hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh ikut berdiskusi dalam kelas serta segala upaya yang
waktu yang tersedia untuk memperlajari bahan berkaitan dengan keaktifan dalam belajar. Motivasi
pelajaran yang telah ditentukan, usaha yang dilakukan belajar muncul karena pembelajaran yang menarik.
peserta didik untuk menguasai bahan pelajaran, bakat Menarik yang dimaksudkan yaitu dalam pembelajaran
yang dimiliki peserta didik, kualitas pengajaran atau daring kombinasi memungkinkan peserta didik
tingkat kejelasan pengajaran, dan kemampuan peserta melakukan pembelajaran secara praktis dan dinamis
didik untuk mendapatkan manfaat yang optimal dari sehingga mudah dalam belajar dibandingkan model
keseluruhan proses pembelajaran yang sedang pembelajaran yang sebelumnya.
dihadapi. 3. Faktor-faktor pendukung penerapan pembelajaran
daring kombinasi paket c vokasi di Pusat Kegiatan
PENUTUP Belajar Masyarakat (PKBM) Pioneer Karanganyar
Simpulan antara lain peran tutor dalam mendampingi peserta
Penerapan pembelajaran daring kombinasi yang ada didik dalam proses pembelajaran. selain itu sarana
di PKBM Pioneer Karanganyar merupakan model yang prasarana yang mendukung terselenggaranya
dikembangkan oleh PP PAUD dan Dikmas Jawa Tengah. pembelajaran daring kombinasi yang meliputi metode
Pembelajaran daring kombinasi yaitu model pembelajaran, sumber belajar, media pembelajaran,
pembelajaran yang memadukan pembelajaran tatap muka dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga
dengan pembelajaran online dan atau e-learning yang tercipta situasi pembelajaran yang memungkinkan
Penerapan Pembelajaran Daring Kombinasi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik

tercapainya tujuan yang telah direncanakan serta mengutarakan hambatan atau masalah dalam
sebelumnya. belajar.
4. Faktor-faktor penghambat penerapan pembelajaran 3. Faktor-faktor penghambat penerapan model
daring kombinasi paket c vokasi di Pusat Kegiatan pembelajaran daring kombinasi paket c vokasi di
Belajar Masyarakat (PKBM) Pioneer Karanganyar Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
yaitu keterbatasan tutor dalam mendampingi peserta Pioneer Karanganyar
didik belajar di luar lembaga membuat pencapaian a. Peserta didik hendaknya memperdalam
hasil belajar kurang maksimal. Karena kurang pengetahuan mengenai pemanfaatan android
kesiapan mengenai kemampuan akses dan fasilitas secara benar sehingga pembelajaran dapat
untuk belajar di luar lembaga sehingga hasil UTS maksimal.
peserta didik masih belum maksimal. Selain karena b. Perlu mengaupdate materi sehingga peserta didik
kurangnya minat baca peserta didik, sarana belajar segera dapat mempelajari materi pelajar.
diluar lembaga yang kurang mendukung, kesibukan c. Perlu melakukan peninjauan ulang mengenai
bekerja, dan juga motivasi belajar yang masih harus materi yang telah diupload karena tidak semua
dimaksimalkan, serta peserta didik kelas sore peserta didik dapat memahami materi belajar.
melakukan tatap muka dengan rentang waktu yang d. Perlu membuat wadah berupa grup What’s App
relatif lebih pendek dari pada kelas pagi sehingga (WA) untuk kelas X dan kelas XI.
peserta didik memiliki waktu minim untuk membahas e. Peran tutor hendaknya dapat berkolaborasi dengan
semua materi dan masalah belajar yang dialaminya. peserta didik sehingga pembelajaran dapat lebih
aktif.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
penelitian tentang penerapan pembelajaran daring
kombinasi dalam meningkatkan motivasi belajar peserta AP Edi Atmaja. 2014. Kedaulatan Negara Di Ruang
didik paket c vokasi di PKBM Pioneer Karanganyar, Maya : Kritik UU ITE Dalam Pemikiran
serta kesimpulan dari studi ini, maka peneliti Satipto Rahardjo. Jurnal Opinio Juris.Vol. 16:
50-51
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Penerapan pembelajaran daring kombinasi paket Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu
c vokasi di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta.
(PKBM) Pioneer Karanganyar Dakir. 2004. Perencanaan dan Pengebangan Kurikulum.
a. Perlu adanya analisis kebutuhan belajar sehingga Jakarta: Rineka Cipta.
saat penerapan bisa tepat sasaran dengan Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran.
kemampuan peserta didik. Semarang: IKIP Semarang Press.
b. Hendaknya dalam penerapan daring kombinasi
Dimyati dan Mudjiono, 2009. Belajar dan Pembelajaran.
perlu adanya kesiapan dari peserta didik baik Jakarta: Rineka Cipta.
pembelajaran di lembaga maupun di luar lembaga,
E. Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan
maka perlu adanya pengarahan ulang mengenai
Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
pemanfaatan android sebagai sarana belajar Rosdakarya.
peserta didik diluar lembaga.
c. Perlu melakukan pengoprasian komputer atau Ferdan, Dio. 2016. Peran Tutor Dalam Memotivasi
Belajar Klien Reguler Di UPT Rehabilitasi
pembelajaran online secara mandiri sehingga tidak
Sosial Anak Nakal Surabaya. Skripsi tidak
perlu pendampingan oleh tutor. diterbitkan. Surabaya: FIP Unesa
2. Motivasi belajar peserta didik paket c vokasi di
Gusti, I. 2016. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Mata
Pioneer Karanganyar Pelajaran Menggambar Bangunan SMK
a. Hendaknya peserta didik dapat mengembangkan Negeri 1 Seyegan. Skripsi tidak diterbitkan.
pengetahuan tidak hanya dari tatap muka maupun Yogyakarta: FT
materi dari laman pembelajaranan tutorku.net
Hamzah B. Uno. 2008. Teori Motivasi dan
namun juga memanfaatkan sarana belajara seperti Pengukurannya Analisis di Bidang
perpustakaan, TBM, dll. Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
b. Perlu adanya peningkatan motivasi belajar
Hayu, Sandika. 2016. Hubungan Antara Self Regulation
sehingga peserta didik terdorong untuk aktif dan Motivasi Belajar Pada Peserta Didik
dalam kelas dan berani memberikan pendapat,

11
E-Journal UNESA. Volume Nomor Tahun 2017, 0 - 216

SMPN 2 Sedati Sidoarjo. Skripsi tidak Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi
diterbitkan. Surabaya: FIP Unesa Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Hernawati, Elis, dan Pramuko Aji. Perencanaan dan Sudrajad, Akhmad. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran
Penerapan Konten E-Learning melalui dalam ParadigmaBaru. Yogyakarta:
Learning Manajement Sistem dalam Paramitra Publishing
Meningkatkan Motivasi Belajar. Jurnal.
Sukmadinata Nana Syaodih. 2009. Kurikulum &
Bandung: Fakultas Ilmu Terapan Universitas
Pengembangan Kompetensi. Bandung:
Telkom
Yayasan Kusuma Karya.
http://edupost.id/internasional/pendidikan-indonesia-
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Pendidikan dengan
berada-di-peringkat-ke-57-dunia-versi-oecd).
Pendekatan Baru. Bandung: PTRemaja
(diakses tanggal 7 Desember 2016 Pukul
Rosdakarya
09.00)
Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan. 2007. Ilmu Dan
https://karanganyarkab.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/
Aplikasi Pendidikan (Bagian 1 Ilmu
76 (diakses tanggal 13 Januari 2017 Pukul
Pendidikan Teoretis). Bandung:PT Imperial
14.10)
Bhakti Utama.
Jirasak Sae-Khow. Developing Of Indicators Of An E-
Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan. 2007. Ilmu Dan
Learning Benchmarking Model For Higher
Aplikasi Pendidikan (Bagian 3 Pendidikan
Education Institutions. TOJET: The Turkish
Displin Ilmu). Bandung:PT Imperial Bhakti
Online Journal of Educational Technology –
Utama.
April 2014, volume 13 issue 2
Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan. 2007. Ilmu Dan
John, R. S. 2006. “Overview of Problem-based Learning:
Aplikasi Pendidikan (Bagian 4 Pendidikan
Definitions and Distinctions”. Interdisciplinaly
Lintas Bidang). Bandung:PT Imperial Bhakti
Journal of Problem-based Learning.
Utama.
Mathus. L. Robert dan Jackson. H. John. 2001.
Undang-Undang RI No. 11 Tahun 2008 tentang
Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Informasi Dan Transaksi Elektronik.
Buku kedua
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Martiyono. 2012. Perencanaan Pembelajaran.
Pendidikan Nasional.
Yogyakarta: Aswaja Peressindo.
Wawan, M. Nurul &Waslaluddin. 2014. Analisis
Mulyani, Wiwi. 2013. Pengaruh Pembelajaran Berbasis
Penerapan Sistem E-Learning FMIPA UPI
E-Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa
Menggunakan Technology Acceptance Model
Pada Konsep Implus Dan Momentum. Jakarta.
(TAM). Jurnal Pengaiaran MIPA, Vol 19,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. UIN
Nomor I. H.129.
Syarif Hidayatullah.
Winastwan dan Sunarto. 2010. Pakematik: Strategi
Nella, Eka. 2014. Perbandingan Pembelajaran
Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK. Elex
Konvensional Dan Pembelejaran Berbasis
Media Komputindo
Masalah Terhadap Titik Jenuh Siswa Maupun
Hasil Belajar Dalam Pembelajaran www.kbbi.kemdikbud.go.id (diakses pada tanggal 4
Matematika. Educatio Vitae, Vol. 1/TahunI, Desember 2016)
H.155.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku
Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Nursisto. 2000. Kiat Menggali Kreativitas. Yogyakarta:
PT Mitra Gama Widya
Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Riyanto, Yatim. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif
dan Kuanitatif. Surabaya: Unesa Press

Anda mungkin juga menyukai