Anda di halaman 1dari 4

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) TAHUN 2021

Nama : EFDI
Npm : 41189903190004
Mata Ujian : PENDIKARIS
Dosen : Dr. Abdul Khoir Hs. M.pd
Program Study : Magister Pendidikan Agama Islsm

PENGARUH PENDIDIKAN KARAKTER


TERHADAP PEMBELAJARAN DARING

Keberhasilan proses pendidikan tidak terlepas dari bagaimana proses perencanaan,


implementasi serta kebijakan penunjang yang dilakukan secara berkesinambungan. Karena
pendidikan adalah modal dasar pembangunan maka setiap negara sudah barang tentu
menempatkannya pada tujuan utama. Hal ini juga sesuai dengan tujuan terbentuknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang akhirnya tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alenia IV,
diantaranya adalah “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”. Karena para founding fathers sadar
bahwa pendidikan adalah sarana utama dalam mengubah peradaban bangsa ke arah yang lebih
baik.
Sesuai UU No. 20 tahun 2003, dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh karena itu, keberhasilan suatu proses pembelajaran
ditentukan oleh faktor guru, sarana-prasarana, lingkungan, dan sudah tentu peserta didik itu
sendiri yang memiliki kemauan atau motivasi untuk dapat secara aktif mengembangkan potensi
dirinya. Sehingga tujuan pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi yang unggul berdaya
saing dan memiliki kepribadian atau karater bangsa dapat secara optimal dicapai sesuai amanat
undang-undang tersebut.

1. Landasan teori pendidikan karakter dan pembelajaran daring/Online


a. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah suatu hal yang mutlak harus dilaksanakan karena pada dasarnya
semua guru sebagai pendidik memiliki tujuan yang sama dalam membentuk karakter bangsa.
Tidak serta merta pendidikan karakter menjadi tanggungjawab dari pendidikan moral atau budi
pekerti dan pendidikan Pancasila, melainkan menjadi tanggung jawab semua bidang studi. Oleh
karena itu ketika pelaksanaan kurikulum 2013, keseimbangan ranah pembelajaran antara kognitif,
afektif dan psikomotorik menjadi ouput yang mutlak sebagai bagian pendidikan karakter bangsa.
Karakter adalah watak seseorang, atau ahlak yang diperoleh dari internalisasi dengan
lingkungannya. Karakter seseorang akan menjadi baik apabila didasarkan dengan nilai-nilai
moral dan etika yang berlaku dan disepakati di masyarakat. Lickona (1992) “menekankan
pentingnya tiga komponen karakter yang baik (components of good character), yaitu moral
knowing atau pengetahuan tentang moral, moral feeling atau perasaan tentang moral, dan moral
action atau perbuatan moral”. Karakter yang baik akan muncul setelah ketiga kompenen karakter
tersebut bisa terpenuhi dalam diri peserta didik. Lebih lanjut Nopan Omeri (2015) menyatakan
karakter merupakan perpaduan antara moral, etika, dan akhlak. Moral lebih menitikberatkan pada
kualitas perbuatan, tindakan atau perilaku manusia atau apakah perbuatan itu bisa dikatakan
baik atau buruk, atau benar atau salah. Sebaliknya, etika memberikan penilaian tentang baik dan
buruk, berdasarkan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat tertentu, sedangkan akhlak
tatanannya lebih menekankan bahwa pada hakikatnya dalam diri manusia itu telah tertanam
keyakinan di mana keduanya (baik dan buruk) itu ada. Faktor-faktor ini saling berkaitan dan
mendukung satu sama lainnya dalam membentuk kepribadian seorang anak.
b. Pembelajaran Daring / Online
a) Pengertian Pembelajaran Daring / Online
Dewasa ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah berkembang
sangat pesat sehingga mendorong berkembangnya berbagai lembaga pendidikan yang
memanfaatkan pembelajaran online untuk meningkatkan efektivitas dan fleksibilitas belajar.
Melalui pembelajaran online materi belajar dapat diakses di mana saja dan kapan saja.
Disamping itu, materi belajar dapat diperkaya dengan berbagai sumber pembelajaran
termasuk multimedia1.
Pembelajaran online adalah pembelajaran yang dilakukan dengan memanfaatkan
teknologi khususnya internet. Pembelajaran daring / online dilakukan dengan sistem belajar
jarak jauh, dimana Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) tidak dilakukan secara tatap
muka. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan media, baik media cetak (modul)
maupun non cetak (audio/video), komputer/internet, siaran radio dan televisi2.

c. Motivasi Belajar
a) Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal Bahasa latin yaitu kata movere yang memiliki arti dorongan di dalam
diri seseorang untuk dapat bertindak sehingga mencapai tujuan tertentu. Motivasi adalah
hasrat, dorongan dan kebutuhan seseorang untuk dapat melakukan aktivitas tertentu.
Sehingga motivasi diartikan sebagai kekuatan yang mendorong tindakan menuju suatu
tujuan3.
Motivasi belajar dalam diri seseorang akan menimbulkan gairah atau meningkatkan
semangat dalam belajar. Motivasi belajar mengandung usaha untuk mencapai tujuan belajar
yaitu pemahaman materi dan pengembangan belajar. Selain itu, motivasi belajar adalah
sebuah penggerak atau pendorong yang membuat seseorang akan tertarik kepada belajar
sehingga akan belajar secara terus-menerus4.
Motivasi belajar yang rendah dapat menimbulkan dampak negatif bagi siswa, Motivasi
belajar yang rendah dapat menyebabkan rendahnya keberhasilan dalam belajar sehingga
akan merendahkan prestasi belajar siswa5. Motivasi belajar dalam diri siswa satu dengan
siswa yang lain berbeda, ada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan ada juga siswa
yang memiliki motivasi belajar rendah6.

1
Noveandini, R., & Wulandari, M. S. (2010). Pemanfaatan Media Pembelajaran Secara Online (E-learning) Bagi
Wanita Karir Dalam Upaya Meningkatkan Efektivitas Dan Fleksibilitas Pemantauan Kegiatan Belajar Anak Siswa/i
Sekolah Dasar. In Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI).
2
Patria, L., & Yulianto, K. (2011). Pemanfaatan Facebook untuk Menunjang Kegiatan Belajar Mengajar Online
Secara Mandiri. Repository UT, 1(1).
3
Cleopatra, M. (2015). Pengaruh gaya hidup dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
matematika. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 5(2).
4
Novianti, N. R. (2011). Kontribusi pengelolaan laboratorium dan motivasi belajar siswa terhadap efektivitas
proses pembelajaran. Jurnal Pendidikan MIPA. Edisi khusus, 1, 158-166.
5
Rimbarizki, R. (2017). Penerapan Pembelajaran Daring Kombinasi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Peserta Didik Paket C Vokasi di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Pioneer Karanganyar. J+ PLUS
UNESA, 6(2).
6
Wulandari, B., & Surjono, H. D. (2013). Pengaruh problem-based learning terhadap hasil belajar ditinjau dari
motivasi belajar PLC di SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, 3(2).
b) Dampak Motivasi Belajar yang Rendah
Motivasi belajar yang rendah dapat menyebabkan rendahnya keberhasilan belajar
siswa. Lemahnya motivasi belajar akan melemahkan prestasi belajar dan melemahnya
kegiatan belajar. Peserta didik yang kurang memiliki motivasi belajar ditandai dengan:
a. Tidak antusias dalam belajar.
b. Lebih senang berada di luar kelas atau membolos
c. Cepat merasa bosan
d. Mengantuk
e. Pasif.

2. Pembahasan
Karakter adalah watak seseorang, atau ahlak yang diperoleh dari internalisasi dengan
lingkungannya. Karakter seseorang akan menjadi baik apabila didasarkan dengan nilai-nilai
moral dan etika yang berlaku dan disepakati di masyarakat. Lickona (1992) “menekankan
pentingnya tiga komponen karakter yang baik (components of good character), yaitu moral
knowing atau pengetahuan tentang moral, moral feeling atau perasaan tentang moral, dan moral
action atau perbuatan moral”. Karakter yang baik akan muncul setelah ketiga kompenen karakter
tersebut bisa terpenuhi dalam diri peserta didik.
Lebih lanjut Nopan Omeri (2015) menyatakan karakter merupakan perpaduan antara moral,
etika, dan akhlak. Moral lebih menitikberatkan pada kualitas perbuatan, tindakan atau perilaku
manusia atau apakah perbuatan itu bisa dikatakan baik atau buruk, atau benar atau salah.
Sebaliknya, etika memberikan penilaian tentang baik dan buruk, berdasarkan norma-norma yang
berlaku dalam masyarakat tertentu, sedangkan akhlak tatanannya lebih menekankan bahwa pada
hakikatnya dalam diri manusia itu telah tertanam keyakinan di mana keduanya (baik dan buruk)
itu ada. Faktor-faktor ini saling berkaitan dan mendukung satu sama lainnya dalam membentuk
kepribadian seorang anak.
Sedangkan motivasi adalah hasrat, dorongan dan kebutuhan seseorang untuk dapat
melakukan aktivitas tertentu, sehingga motivasi diartikan sebagai kekuatan yang mendorong
tindakan menuju suatu tujuan, dan motivasi belajar dalam diri seseorang akan menimbulkan
gairah untuk meningkatkan semangat dalam belajar. Motivasi belajar mengandung usaha untuk
mencapai tujuan belajar yaitu pemahaman materi dan pengembangan belajar. Selain itu, motivasi
belajar adalah sebuah pengerak atau pendorong yang membuat seseorang akan tertarik kepada
belajar sehingga akan belajar secara terus menerus.
Ada siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah ada pula yang memiliki motivasi
yang tinggi. Motivasi belajar yang rendah dapat menimbulkan dampak negatif bagi siswa, yakni
dapat menyebabkan rendahnya keberhasilan dalam belajar sehingga akan merendahkan prestasi
belajarnya. Sedangkan motivasi belajar yang tinggi akan menimbulkan efek positif bagi siswa.
Karena dengan motivasi belajar yang tinggi dapat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar
sehingga akan mendapatkan prestasi yang baik.
DAFTAR REFERENSI

Cleopatra, M. (2015). Pengaruh gaya hidup dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika. Formatif: Jurnal
Ilmiah Pendidikan MIPA, 5(2).
Noveandini, R., & Wulandari, M. S. (2010). Pemanfaatan Media Pembelajaran Secara Online (E-learning) Bagi Wanita
Karir Dalam Upaya Meningkatkan Efektivitas Dan Fleksibilitas Pemantauan Kegiatan Belajar Anak Siswa/i
Sekolah Dasar. In Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI).
Novianti, N. R. (2011). Kontribusi pengelolaan laboratorium dan motivasi belajar siswa terhadap efektivitas proses
pembelajaran. Jurnal Pendidikan MIPA. Edisi khusus, 1, 158-166.
Patria, L., & Yulianto, K. (2011). Pemanfaatan Facebook untuk Menunjang Kegiatan Belajar Mengajar Online Secara
Mandiri. Repository UT, 1(1).
Rimbarizki, R. (2017). Penerapan Pembelajaran Daring Kombinasi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta
Didik Paket C Vokasi di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Pioneer Karanganyar. J+ PLUS UNESA,
6(2).
Wulandari, B., & Surjono, H. D. (2013). Pengaruh problem-based learning terhadap hasil belajar ditinjau dari motivasi
belajar PLC di SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, 3(2).

Anda mungkin juga menyukai