STKIP Siliwangi
Email : Nouradewi14@yahoo.com
Abstract : The problem discussed in this study is to talk about non-formal learning in the guidance of learning
in order to develop the character and motivation of children's learning. The purpose of this research are: (1)
The learning process held during the implementation of the guidance program of learning, (2) The result of
character development and motivation of children obtained by the child during the study guidance.
Respondents of this research are 15 children of elementary school students. The method used in this research
is descriptive method with qualitative research technique. The data collection tool used observation, interview,
and documentation. The results of this study found that: 1) The learning process held during the
implementation of the tutoring program can help foster the character and motivation of students; 2) Motivation
results obtained by the child after following the tutoring activities increased.
Abstrak : Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai pembelajaran non formal di bimbingan
belajar dalam rangka mengembangkan karakter dan motivasi belajar anak. Adapun tujuan dari penelitian ini
yaitu: (1) Proses pembelajaran yang diselenggarakan selama pelaksanaan program bimbingan belajar ;(2) Hasil
perkembangan karakter dan motivasi anak yang diperoleh oleh anak selama menempuh bimbingan belajar.
Responden penelitian ini adalah 15 orang anak siswa SD. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif dengan teknik penelitian kualitatif. Alat pengumpul data penelitian menggunakan observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini yaitu: (1) Proses pembelajaran yang diselenggarakan selama
pelaksanaan program bimbingan belajar dapat membantu menumbuhkan karakter dan motivasi siswa; (2) Hasil
motivasi yang diperoleh anak setelah mengikuti kegiatan bimbingan belajar meningkat.
Pendidikan merupakan aset dalam kemajuan kemajuan, masyarakat yang sehat, mandiri dan
Negara untuk membantu mencerdaskan anak selain itu, generasi muda dapat menciptakan
bangsa. Penyelenggaraan kegiatan pendidikan kesadaran akan hukum, lingkungan dan
pada hakikatnya merupakan suatu proses penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
terencana, terstruktur dan sistematis untuk Sehubungan hal tersebut, pemerintah berupaya
memberdayakan potensi individu yang mencerdaskan kehidupan bangsa dan
selanjutnya dapat memberikan sumbangan meningkatkan kualitas manusia Indonesia.
pada keberdayaan masyarakat dan bangsa. Dalam Undang–Undang Sistem Pendidikan
Sesuai dengan tujuan umum pendidikan Nasional No. 20 Th. 2003 Pasal 13
nasional yaitu mencerdaskan kehidupan menyebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri
bangsa dan mengembangkan manusia dari pendidikan formal, informal dan
Indonesia seutuhnya. Kemajuan suatu bangsa nonformal yang saling melengkapi. Hal ini
terletak pada generasi muda. Masa depan suatu sejalan dengan Rahmawati, Hardika &
bangsa merupakan partisipasi dari anak bangsa Sopingi (2016) bahwa Pendidikan nonformal
yang mampu membawa negeri ke arah memiliki peran penting. Undang-Undang No.
86 | Jurnal Pendidikan Nonformal Volume 13, No. 2, September 2018
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan in which moral integrity may be an important
Nasional Pasal 26 ayat 1, menegaskan bahwa component. They respond to everyday ethical
pendidikan nonformal diselenggarakan bagi challenges by enlisting identities –
warga masyarakat yang memerlukan layanan professional, familial, religious – that provide
pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, guidance. Adults are also integrated into
penambah, dan/atau pelengkap pendidikan networks of social relationships that motivate
formal dalam rangka mendukung pendidikan moral conduct, in communities that may either
sepanjang hayat. support or undermine acting on the basis of
moral character. It is not surprising that the
Pendidikan karakter memiliki peran influences on moral self, identity, and
yang penting dalam penanaman akhlak sejak character have inspired centuries of
dini pada diri anak. Orang tua merupakan philosophical reflection on the nature of
madrasah pertama dan utama dalam human conduct and, more recently, nearly a
pembinaan karakter untuk anak. Pondasi yang century of intensive psychological study. The
kuat tertanam dalam diri anak merupakan themes of this volume are genuinely a lifespan
benteng yang kokoh dalam mengarungi developmental concern.”
gemerlapnya kehidupan dunia saat ini.
Pengembangan karakter anak tidak hanya Menurut Pertiwi (2014) bahwa dewasa
dilakukan di sekolah saja, namun bertindak dari rasa diri di mana integritas
pengembangan karakter bisa diterapkan moral mungkin merupakan komponen penting.
dikeluarga, dan masyarakat. Media masa Mereka menanggapi tantangan etika sehari-
seperti televisi lebih banyak menayangkan hari dengan mendaftar identitas - profesional,
acara TV yang menggeser nilai-nilai kebaikan. keluarga, agama - yang memberikan
Oleh karena itu, peran serta orang tua bimbingan. Melalui pendidikan moral, anak
mendampngi anak pada saat menonton mampu tampil baik dan berakhlak baik di
tayangan di Televisi. dalam rumah maupun di luar rumah. Karakter
yang sudah terbentuk dalam kepribadian anak
Program pendidikan nonformal mempunyai merupakan modal awal dalam menjalani masa
kedudukan yang sama pentingnya dengan depan agar lebih baik.
program-program lain dalam pembangunan.
Kenyataan menunjukkan bahwa kebijakan dan Pendidikan merupakan sistem yang
program pembangunan di tingkat lokal, ampuh dalam pembentukan karakter anak.
regional, maupun nasional terdapat kebijakan Pengajaran merupakan metode yang
dan program pendidikan non formal atau diupayakan agar anak terbentuk karakternya
dikenal pula pendidikan luar sekolah yang sesuai dengan potensinya masing-masing.
terkait dengan sektor-sektor pembangunan Perlu disadari bahwa setiap anak didik
lainnya. Sebagai pendekatan dasar dalam memiliki karakter yang berbeda-beda
pembangunan, pendidikan nonformal (Meriyati, 2016). Seorang pendidik akan
mempunyai fungsi untuk mengembangkan mudah mengajari anak didiknya, menangani
sumber daya manusia yang menjadi pelaku setiap permasalahan anak didiknya, dan
utama dalam berbagai sektor pembangunan. mengarahkannya sesuai dengan tujuan
pendidikan jika pendidik sebelumnya memiliki
Anak belajar keteladanan dari orang dewasa pemahaman yang benar mengenai karakter
baik di lingkungan rumah, sekolah atau di anak didiknya, mengetahui potensi-potensi
masyarakat Seperti yang dijabarkan oleh fisik, mental, kecenderungan, cita-cita,
Schoeman (2010:3) jurnal internasional: “The motivasi, dan minat mereka. Pemahaman dan
themes of moral self, identity, and character pengetahuan tersebut dibutuhkan untuk
underscore the complex foundations of mature menyiapkan cara dan metode yang tepat dalam
moral conduct. Adults act from a sense of self
-Dewi Safitri, Analisis Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Karakter | 87
untuk mempengaruhi tingkahlaku seseorang disebabkan oleh faktor eksternal dan tidak
agar dia tergerak hatinya untuk bertindak berkaitan dengan tugas yang dilakukannya.
melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil Mereka termotivasi untuk melakukan sesuatu
atau tujuan tertentu . Pengembangan motivasi sebagai sarana untuk mencapai tujuan, bukan
belajar yang dilakukan dengan pemenuhan sebagai tujuan pada dirinya sendiri. Motivasi
berbagai kebutuhan siswa berhubungan Intrinsik : motivasi yang disebabkan oleh
dengan aktivitas siswa untuk mencapai tujuan faktor internal (di dalam dirinya) dan inheren
yang diinginkannya. Motivasi belajar dalam tugas yang dilakukannya. Siswa yang
dilakukan sebagai upaya individu untuk termotivasi secara intrinsik mungkin terlibat
memperoleh kepuasan serta keinginan diri dalam suatu aktivitas karena aktivitas itu
dalam proses belajar mengajar (Schunk et.al., memberinya kesenangan, membantu mereka
2012). Motivasi merupakan salah satu faktor mengembangkan ketrampilan yang dirasa
internal dari proses belajar yang cenderung penting atau tampak secara etika dan moral
bersifat tidak konsisten dan berubah sesuai benar untuk dilakukan. Beberapa siswa dengan
dengan keadaan individu. Motivasi motivasi intrinsik yang tinggi menjadi sangat
mempelajari tentang proses individu berpikir terfokus dan “hanyut” dalam suatu aktivitas
dan melakukan sesuatu sehingga menimbulkan tanpa mempedulikan waktu dan mengabaikan
suatu perubahan dalam dirinya (Schunk et. al., tugas lainnya.
2012). Motivasi juga memberikan suatu
pengaruh kepada anak mengenai sesuatu yang
dipelajari, kapan waktunya belajar dan
METODE PENELITIAN
bagaimana proses belajar itu sendiri.Motivasi
merupakan usaha individu dalam rangka Metode penelitian yang digunakan adalah
memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup untuk metode penelitian deskriptif dengan
mencapai kepuasan diri yang diinginkan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif ini
Taormina & Gao (Aini, Hanurawan, & hanya berusaha menggambarkan secara jelas
Hariyono. 2016). dan sekuensial terhadap pertanyaan penelitian
yang telah ditentukan sebelum peneliti ke
Bimbingan belajar adalah suatu proses lapangan dan tidak menggunakan hipotesis
pemberian bantuan yang ditujukan kepada
sebagai petunjuk arah atau guide dalam
individu atau kelompok siswa agar yang penelitian. Subjek penelitian ini yaitu 15 anak
bersangkutan dapat mengenali dirinya sendiri, yang belajar di bimbingan belajar al-jabar.
baik kemampuan yang dimilikinya maupun Teknik pengumpulan data dalam penelitian
kelemahannya agar selanjutnya dapat
kualitatif dilakukan pada kondisi yang
mengambil keputusan dan dapat bertanggung alamiah, sumber data primer, dan teknik
jawab dalam menentukan jalan hidupnya atau pengumpulan data lebih banyak pada
memecahkan sendiri kesulitan yang dihadapi observasi berperan serta, wawancara
serta dapat memahami lingkungannya secara
mendalam, dan dokumentasi. Tujuan peneliti
tepat sehingga dapat memperoleh kebahagiaan menggunakan metode ini, untuk memperoleh
hidupnya. data secara jelas dan konkret tentang proses
Minat belajar memainkan peranan pembelajaran di bimbingan belajar al-jabar
penting dalam “motivated behavior”, seperti dalam rangka mengembangkan karakter dan
pemilihan aktivitas, usaha, ketekunan dan motivasi belajar anak. Analisis data kualitatif
pencapaian prestasi. Ormrod (2002) pada penelitian ini, yaitu: 1) data reduction
menjelaskan bahwa ada 2 jenis motivasi yaitu merupakan tahap merangkum dan
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. a. memfokuskan data hasil analisis penelitian
Motivasi Ekstrinsik : motivasi yang serta menghilangkan data yang tidak terpola,
kemudian data-data dikumpulkan dan dipilih
-Dewi Safitri, Analisis Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Karakter | 89
sesuai dengan tujuan penelitian; 2) data Dari lima faktor yang mempengaruhi
display, data yang telah direduksi disajikan Motivasi intrinsik yang dikemukakan oleh
dalam bentuk uraian singkat sehingga mudah Gage dan Berliner (Eriany, Hernawati, &
untuk dibaca dan dipahami baik secara Goeritn, 2014) yaitu faktor-faktor kebutuhan,
keseluruhan maupun bagian-bagiannya; dan 3) sikap, minat, nilai, dan aspirasi/tujuan ternyata
conclusion drawing/ verivication, kesimpulan ada faktor yang menonjol yaitu tujuan
diambil berdasarkan hasil analisis dari semua mengikuti bimbel. Berdasarkan hasil
data yang telah diperoleh. wawancara dengan beberapa siswa, tujuan dari
mengikuti bimbel ingin lebih paham dan
HASIL DAN PEMBAHASAN mampu mengerjakan soal-soal pelajaran.
Selain itu, melalui bimbel ini siswa tumbuh
Berdasarkan analisis data yang terkumpul
melalui wawancara, observasi, dan penelaahan rasa percaya diri dan berani maju ke depan
dokumen, karakter dan motivasi belajar siswa pada saat proses belajar berlangsung.
berprestasi cenderung baik. Kecenderungan Kepercayaan diri akan kemampuan yang
dimilki menumbuhkan keberanian dan sikap
disebabkan oleh tercapainya pemenuhan
kebutuhan- kebutuhan yang berkaitan dengan jujur pada saat tes berlangsung. Inilah bagaian
kegiatan belajar baik di rumah ataupun di karakter yang terbentuk melalui bimbingan
belajar ini. Selain faktor intrinsik, mengikuti
sekolah. Berdasarkan penelitian bahwa dari 15
siswa yang mengikuti bimbel di Al-jabar yang bimbingan belajar pun dipengaruhi oleh faktor
mengikuti bimbel dipengaruhi oleh motivasi ekstrinsik yaitu keluarga, teman dan promosi
ekstrinsik, dan sisanya 28 % dipengaruhi oleh dari bimbel itu sendiri. Berdasarkan tabel di
atas faktor kebutuhan mengikuti bimbel paling
motivasi intrinsic. Gambar grafik lingkaran di
bawah ini menggambarkan motivasi tersebut. rendah di bandingkan dengan faktor lainnya.
Kebutuhan siswa akan bimbingan belajar ini
Jenis Motivasi pada awalnya di stimulus oleh
ketidakpahaman siswa akan materi yang di
sampaikan oleh guru di kelas. Alesan inilah
27% intrsinsik yang melatarbelakangi siswa memiliki tujuan
belajar di bimbel. Namun, setelah siswa
73% ekstrinsik
merasakan manfaat dari bimbel ini, mereka
antusias untuk mengikuti bimbel ini
dikarenakan kebutuhan akan pemahaman
Gambar 1. Hasil Motivasi Siswa Bimbel materi pelajaran. Menurut Sariningsih &
Purwasih (2017) bahwa pemahaman siswa itu
harus melalui tahapan-tahapan belajar yang
Di bawah ini di tampilkan beberapa faktor sistematis dan memerlukan latihan atau drill
yang mempengaruhi motivasi siswa masuk yang berkelanjutan sehingga akan membantu
bimbel. Adapun faktor yang mempengaruhi siswa mengkonstruksi pemahaman dalam
motivasi siswa untuk mengikuti bimbel yaitu kognitifnya.
sikap mengikuti bimbel, Nilai mengikuti Pembelajaran di bimbingan belajar ini
bimbel, Tujuan mengikuti bimbel, Kebutuhan mengkondisikan siswa agar terlatih menguasai
mengikuti Bimbel dan minat mengikuti pelajaran dengan menggunakan system drill
bimbel. Faktor yang paling besar adalah dan pemahaman konsep. Pada saat siswa
terdapat pada aspek tujuan mengikuti belajar drill atau latihan soal memberikan
bimbel.sedangkan aspek yang paling rendah kesempatan siswa untuk berlatih secara
ada pada kebutuhan mengikuti bimbel. mandiri dan percaya akan kemampuan yang
dimilikinya. Selain itu, siswa pun belajar
berpikir untuk mencoba menyelesaikan
90 | Jurnal Pendidikan Nonformal Volume 13, No. 2, September 2018