Anda di halaman 1dari 12

Volume.

1
Nomor. 1
Tahun. 2016

Reaktualisasi Kepramukaan sebagai Sarana Pembentukan Moral Peserta


Didik

Kayyis Fithri Ajhuri


Tarbiyah IAIN Ponorogo
dikayyis@yahoo.com

Abstrak

Adanya inovasi-inovasi baru dalam pendidikan, sebenarnya bertujuan untuk memberikan output
yang semakin baik bagi. Salah satu output yang dimaksud adalah moral. Faktanya, hal ini belum
sepenuhnya tercapai. Salah satu hal yang mampu mendorong pencapaian output pendidikan yang
baik adalah ekstrakurikuler kepramukaan. Kajian ini memfokuskan terhadap ekstrakurikuler
kepramukaan dengan dua alasan, yaitu adanya Undang-undang nomor 12 tahun 2010 tentang
Gerakan Pramuka; dan Pramuka dinilai mampu mengajarkan banyak nilai, mulai dari
kepemimpinan, kebersamaan, sosial, kecintaan alam, hingga kemandirian. Begitu banyak hal yang
mampu diambil manfaatnya dari ekstrakurikuler tersebut. Dengan demikian kajian ini mengulas
tentang pengaruh latihan kepramukaan terhadap perkembangan moral peserta didik. Tidak hanya
pengaruhnya terhadap output pendidikan, namun tahap perkembangan peserta didik juga tidak
luput dari ulasan yang berkaitan dengan ekstrakurikuler ini. Pada akhirnya, latihan kepramukaan
memiliki kecenderungan mampu mengembangkan moral peserta didik yang diketahui berdasarkan
permainan yang terdapat di dalamnya. Dengan sebuah permainan yang memiliki aturan yang tegas,
maka pesertanya pun akan mematuhinya. Permainan yang dimaksud tentunya yang mampu
meningkatkan moral. Moral yang dimaksud berupa kesantunan peserta didik dalam bersikap dan
bertingkah laku.

Kata Kunci: Reaktualisasi; Kepramukaan; Moral

A. PENDAHULUAN moral bisa ditanamkan kepada individu


Manusia dalam kehidupannya sejak balita, dengan cara pembiasaan dan
senantiasa akan mengalami pertumbuhan latihan. Di rumah, peran orang tua sangat
dan perkembangan sepanjang hayat. menentukan bagai mana moral pada anak
Pertumbuhan dan perkembangan individu terbentuk. Sedangkan guru juga tidak
dipengaruhi banyak faktor dan berbeda- kalah penting dalam proses penanaman
beda tingkatannya. Salah satu bentuk moral pada anak di sekolah, baik melalui
perkembangan yang dialami adalah pendidikan agama yang termuat dalam
perkembangan moral. Perkembangan mata peajaran, maupun melalui kegiatan
60 | | Vol 1 No 1 Tahun 2016

ektrakurikuler di sekolah. Salah satu demokrasi dan keadilan saat moral


ekstrakuler yang menarik untuk ditelaah mereka sedang berkembang.2
adalah kepramukaan. Pramuka Namun, realita pendidikan di
merupakan ekstrakurikuler wajib Indonesia, pendidikan berbasis moral
sebagaimana tertuang dalam UU Nomor belum sepenuhnya memberi dampak bagi
22 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan output pendidikan, yakni santun dalam
Nasional dan UU Nomor 12 Tahun 2010 bersikap dan berperilaku. Hal ini
tentang Gerakan Pramuka.1 menunjukkan bahwa ada sesuatu yang
Perkembangan anak adalah suatu perlu diperbaiki dalam sistem pendidikan
proses perubahan dimana anak belajar kita. Oleh karenanya, sebagai upaya awal
menguasai tingkat yang lebih tinggi dari perbaikan terhadap sistem pendidikan di
aspek-aspek : gerakan, berpikir, perasaan, Indonesia maka sangat diperlukan adanya
dan interaksi baik dengan sesama maupun landasan pendidikan yang jelas dan
dengan benda-benda dalam lingkungan terarah yaitu pendidikan berbasis moral.3
hidupnya. Dalam perkembangan itu Dewasa ini, krisis perkembangan
dimensi pendidikan moral juga menjadi moral anak semakin lama semakin buruk.
sangat penting. Hal ini ditunjukkan dari maraknya berita
Pendidikan moral merupakan di berbagai media massa tentang
bagian yang tidak terpisahkan dalam banyaknya kasus penyimpangan moral di
proses pendidikan. Beberapa hal yang kalangan anak dan remaja. Misalnya
berkaitan dengan pendidikan moral, perilaku seks di luar nikah, aksi kekerasan
yakni: (1) Pendidikan karakter; di sekolah, tawuran, pencurian,
merupakan pendidikan yang bersentuhan penembakan, pembunuhan, dan
langsung dengan perkembangan moral sebagainya. Adanya tindak kekerasan dan
anak; (2) Klarifikasi nilai adalah proses gejolak dalam masyarakat modern dewasa
memberikan bantuan kepada setiap anak ini terutama disebabkan oleh tingkat
untuk memahami dan menyadari untuk pencerdasan perasaan/moral yang sangat
apa hidup serta mengklarifikasi bentuk- rendah.4
bentuk perilaku apa yang layak Bila diperhatikan tingkah laku
dikerjakan; dan (3) Pendidikan moral anak-anak, baik tingkah laku yang didasari
kognitif adalah pendekatan yang dengan kehendak nyata, dengan kata lain
didasarkan pada keyakinan bahwa murid suatu tingkah laku yang merupakan
harus mempelajari hal-hal seperti
2
R. Andi Ahmad Gunadi, “Membentuk Karakter
Melalui Pendidikan Moral Pada Anak Usia Dini Di
Sekolah Raudhatul Athfal (R.A) Habibillah,” Jurnal
Ilmiah WIDYA 1, no. 2 (Juli 2013): 87.
3
Muhammad Turhan Yani, “Pendidikan Berbasis
1
Ganang Fahriawan Raharjo, “Peran Guru Pendidikan Moral Dalam Lingkungan Sekolah, Keluarga, Dan
Jasmani Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Masyarakat,” Jurnal Pelangi Ilmu 1, no. 2 (2007): 3.
4
Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sewon Fatimah Ibda, “Pendidikan Moral Anak Melalui
Kabupaten Bantul Diy Tahun 2016” (Universitas Pengajaran Bidang Studi PPKn dan Pendidikan
Negeri Yogyakarta), diakses 19 Januari 2017, Agama,” Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA 7, no. 2
http://eprints.uny.ac.id/41175/. (Februari 2012): 338.
Hubungan Pemanfaatan Media Pembelajaran . . .| 61

gerakan otot-otot dan kerangka badan pelaksanaannya disesuaikan dengan


(gerakan motorik), maka dapat diketahui keadaan, kepentingan dan perkembangan
bahwa semua aktivitas tingkah laku ini bangsa dan masyarakat Indonesia.
ada sebab musababnya, dasar-dasarnya Dari tujuan tersebut maka kegiatan
dan tujuannya. ini di jadikan suatu kegiatan disetiap
Desmita menyebut bahwa anak- sekolah khususnya sekolah dasar dan
anak ketika dilahirkan tidak mempunyai dijadikan suatu kegiatan ekstrakurikuler
moral (immoral). Tetapi dalam dirinya wajib di ikuti oleh siswa dan sasarannya
terdapat potensi moral yang siap untuk adalah siswa kelas IV – V. Di sekolah dasar
dikembangkan.5 (SD) ekstrakurikuler Pramuka lebih
Maka, berpijak dari latar belakang dikenal dengan Pramuka siaga. Menurut
diatas, kajian ini akan mengulas Lukman Santoso Az dan Nita Zakiyah,
perkembangan moral anak yang Pramuka siaga adalah sebutan dari
berhubungan dengan salah satu anggota Pramuka yang berumur 7 - 10
pendidikan ekstrakurikuler di sekolah tahun. Pramuka siaga memiliki makna
yaitu latihan kepramukaan. Kepramukaan kiasan yaitu masa menyiagakan
merupakan ekstrakulikuler yang hingga masyarakat dalam menghadapi
kini tetap diminati peserta didik. Pramuka pemerintah Kolonial Belanda dalam
juga masih dianggap sebagai kegiatan yang merintis kemerdekaan. Dan ditandai
memiliki kontribusi dalam membekali dengan kebangkitan nasional 20 Mei
peserta didik melalui karakter mulia dan 1908.6
santun, dari tingkat Sekolah Dasar sampai Kegiatan Kepramukaan sebagai
Perguruan Tinggi. Untuk itu, fokus artikel ekstrakurikuler wajib bagi peserta didik di
lebih ditekankan pembahasan tentang Sekolah Dasar dan Menengah, sejalan dan
pengaruh latihan kepramukaan dengan relevan dengan amanat Sistem Pendidikan
perkembangan moral pada peserta didik. Nasional dan Kurikulum 2013. Ada dua hal
yang menjadi alasan dalam menjadikan
B. KAJIAN TEORI
Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib:
Konsep Kepramukaan
(1) Dasar legalitas berupa UU nomor 12
Istilah Gerakan pramuka
tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka,(2)
merupakan kependekan dari gerakan
Pramuka mengajarkan banyak nilai, mulai
praja muda karana yang mempunyai arti,
dari kepemimpinan, kebersamaan, sosial,
rakyat muda yang suka berkarya. Kegiatan
kecintaan alam, hingga kemandirian.7
Pramuka berdiri pada tanggal 14 Agustus
Adapun tujuan gerakan
1961. Berdirinya kegiatan Pramuka ini
kepramukaan didirikan adalah untuk
mempunyai suatu tujuan berupa,
mendidik anak-anak dan pemuda
6
Indonesia dengan prinsip-prinsip dasar Lukman Santoso A. Z dan Nita Zakiyah, Buku Pintar
Pramuka (Yogyakarta: Interpress Book, 2011), 55.
dan metode kepramukaan yang 7
Ayu Astuti dan Rifdan, Pengembangan Nilai-Nilai
Kewarganegaraan Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
Pramuka Di SMA Negeri 1 Kahu Kabupaten Bone,
5
Desmita, Psikologi Perkembangan (Bandung: Jurnal Tomalebbi, Volume 1, Nomor 3, (Desember
Remaja Rosdakarya, 2004). 2014), 23.
62 | | Vol 1 No 1 Tahun 2016

mendidik dan membina kaum muda (2) nilai materi, yaitu nilai kegunaan
Indonesia dengan tujuan agar mereka praktisnya.
menjadi:8 Gerakan pramuka dalam
melaksanakan fungsinya sebagai wadah
a. Manusia berkepribadian, pembinaandan pengembangan generasi
berwatak,dan berbudi pekerti luhur, muda Indonesia mempunyai tugas pokok
yang : menyelenggarakan kepramukaan bagi
(1) Beriman dan bertaqwa kepada kaum muda guna menumbuhkan tunas
Tuhan YME kuat mental, dan bangsaagar menjadi generasi yang lebih
tinggi moral baik, bertanggung jawab, mampu mengisi
(2) Tinggi kecerdasan dan mutu kemerdekaan nasional dan membangun
ketrampilan dunia yang lebih baik. Dalam
(3) Kuat dan sehat jasmaninya. melaksanakan tugas pokoknya tentu
b. Warga Negara Republik Indonesia memerlukan suatu perencanaan dan
yang berjiwa pancasila, setia dan program yang strategi dan
patuh pada Negara kesatuan Republik berkesinambungan berupa kebijakan dan
Indonesia serta menjadi anggota prioritas program yang dituangkan dalam
masyarakat yang baik dan berguna, gerakan pramuka.
yang dapat membangun dirinya Kepanduan atau pramuka
sendiri secara mandiri dan bersama- merupakan wadah gerak bagi peserta
sama bertanggung jawab atas didik di bawah pimpinan mereka sendiri
pembangunan bangsa dan Negara, dalam rangka melakukan kegiatan-
memiliki kepedulian sesama hidup kegiatan yang positif, inovatif, dan
dan alam lingkungan, baik lokal, produktif yang akan membantu mereka
nasional maupun internasional.9 dalam mengembangkan fungsi
Kepramukaan ialah proses pendidikan di kewarganegaraan dengan daya tarik
luar lingkungan sekolah dan di luar dalam lingkungan. Gerakan pramuka
lingkungan keluarga dalam bentuk disebutkan bahwa pembangunan
kegiatan yang menarik, menyenangkan, kepribadian ditujukan untuk
sehat, teratur, terarah, praktis yang mengembangkan potensi diri serta
dilakukan dialam terbuka. Kegiatan memiliki akhlak mulia, pengendalian diri,
kepramukaan merupakan kegiatan out dan kecakapan hidup bagi setiap warga
door activitas/ kegiatan dialam terbuka negara demi tercapainya kesejahteraan
dengan harapan kegitan kepramukaan masyarakat.11
akan mempunyai dua nilai, yaitu:10 (1) Mengacu Permendikbud RI Nomor
nilai Formal, atau pendidikannya yaitu 81A Tahun 2013 tentang Implementasi
pembentukan watak (character building); Kurikulum 2013, lampiran III dijelaskan

8
Lukman Santoso A. Z, Panduan Terlengkap
11
Pramuka (Yogyakarta: Buku Biru, n.d.). Natalia Nainggolan, “Peranan Kepramukaan Dalam
9
Lendikada, “Kursus Pembina Pramuka Mahir Membina Sikap Nasionalisme Pada Gugus Melati
Tingkat Dasar,” 2000, 2. Banda Aceh,” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Prodi PGSD
10
Santoso A. Z, Panduan Terlengkap Pramuka. FKIP Unsyiah 1 (n.d.): 93–94.
Hubungan Pemanfaatan Media Pembelajaran . . .| 63

bahwa tujuan kegiatan ekstrakurikuler bersama aturan-aturan yang mengatur


Pramuka pada satuan pendidikan adalah hak dan kewajiban anggota, pembagian
untuk: (1) meningkatkan kemampuan tanggungjawab dan penentuan putusan.
kognitif, afektif, dan psikomotor peserta Adapun isi Dasa Dharma tersebut adalah
didik, (2) mengembangkan bakat dan sebagai berikut: 1) Taqwa kepada Tuhan
minat peserta didik dalam upaya Yang Maha Esa; 2) Cinta alam dan kasih
pembinaan pribadi menuju pembinaan sayang sesama manusia; 3) Patriot yang
manusia seutuhnya sopan dan kesatria; 4) Patuh dan suka
Masuknya Pramuka dalam bermusyawarah; 5) Rela menolong dan
kurikulum 2013 ini merupakan salah satu tabah; 6) Rajin, terampil, dan gembira.; 7)
wahana pembentukan karakter siswa Hemat, cermat, dan bersahaja; 8) Disiplin,
(afektif). Pramuka merupakan kegiatan berani, dan setia; 9) Bertanggung jawab
yang sarat dengan nilai-nilai karakter. 18 dan dapat dipercaya; 10) Suci dalam
nilai dalam pendidikan karakter bangsa pikiran, perkataan dan perbuatan. 12
yaitu Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Dari Dasa Dharma kepramukaan
Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, sebagaimana di atas, maka dapat diketahui
Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, bahwa betapa kuatnya nilai-nilai
Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi, pendidikan moral yang dikandungnya.
Bersahabat/Komunikasi, Cinta Damai, Dalam sepuluh kewajiban tersebut sudah
Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, seharusnya pendidikan Pramuka
Peduli Sosial dan Tanggung Jawab. 18 nilai merupakan sarana yang baik bagi
dalam pendidikan karakter tersebut terwujudnya pendidikan karakter
sangat cocok dengan Dasa Dharma sekaligus sebagai penanaman moral bagi
Pramuka. semua jenjang usia.
Dasa Dharma adalah ketentuan
moral. Oleh karena itu, Dasadharma Konsep Perkembangan Moral
memuat pokok-pokok moral yang harus Moralitas artinya keadaan nilai –
ditanamkan kepada anggota masyarakat nilai moral dalam hubungan dengan
agar mereka dapat berkembang menjadi kelompok sosial. Moral sendiri berasal
manusia yang berwatak, warga negara dari perkataan latin: Mores yang artinya
Republik Indonesia yang setia, sekaligus tatacara dalam kehidupan adat istiadat,
mampu menghargai dan mencintai sesama kebiasaan.
manusia serta alam ciptaan Tuhan Yang Tingkah laku yang bermoral artinya
Maha Esa. Selain itu, rumusan tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai
Dasadharma Pramuka berisi penjabaran tatacara atau adat yang ada dalam suatu
kelompok. Nilai-nilai adat ini mungkin
dari Pancasila dalam kehidupanya sehari-
berbeda antara satu kelompok dan
hari.
kelompok lainnya bahkan dalam suatu
Selain itu, Dasa Dharma juga masyarakat mungkin terdapat macam-
berfungsi sebagai Kode Etik Organisasi 12
Kwarnas Gerakan Pramuka, “Anggaran Dasar,
dan satuan Pramuka, dengan landasan Anggaran Rumah Tangga, dan Kedudukan Hukum
Ketentuan Moral disusun dan ditetapkan dan Lambangnya,” 1976, 4.
64 | | Vol 1 No 1 Tahun 2016

macam batasan mengenai nilai-nilai moral. kebudayaan. Pendidikan moral itu sendiri
Hal ini banyak dipengerahui oleh faktor- terdiri dari sejumlah komponen yang
faktor kebudayan suatu kelompok sosial berkaitan dengan ilmu pengetahuan
atau masyarakat. tentang tradisi moral, penalaran moral,
Adapun yang di maksud dengan rasa kasih dan altruisme, serta tendensi
perkembangan moral adalah moral.14
perkembangan yang berkaitan dengan Aspek moral dan keagamaan juga
aturan dan konvensi mengenai apa yang berkembang sejak kecil dalam lingkungan
seharusnya dilakukan oleh manusia dalam terutama lingkungan keluarga sangat
interaksinya dengan orang lain.13 dominan bagi perkembangan aspek ini.
Pendidikan moral adalah Tidak ada anak yang memperkembangkan
kesadaran untuk membantu peserta didik nilai-nilai moral oleh dirinya sendiri nilai –
melalui ilmu pengetahuan, keterampilan- nilai moral bukanlah sesuatu yang
keterampilan, sikap, dan nilai yang diperoleh dari kelahirannya melainkan
memberikan kontribusi pada kepuasan sesuatu yang diperoleh dari luar. Seorang
individu dan kehidupan sosial. Definisi ini anak harus diajarkan bagai mana
menggambarkan bahwa pendidikan moral bertingkah laku yang baik atau di
bermuara pada dua tujuan. Pertama, tunjukkan tingkah-tingkah laku mana yang
membantu generasi muda dalam salah atau yang kurang baik sesuai dengan
memperoleh ilmu pengetahuan, apa yang menjadi norma-norma yang
keterampilan, sikap, dan nilai untuk berlaku terus menerus dan yang
kepuasaan hidup yang lebih baik. Kedua, diturunkan dari orang tua kepada anak
membantu individu mencapai kehidupan dan seterusnya.
sosial sekaligus memberikan kontribusi Anak membutuhkan keterampilan
kepada terciptanya masyarakat yang lebih moral bukan hanya sekedar prestasi
baik didasarkan pada kepedulian dan akademik terutama dalam berhubungan
perasaan kasih kepada umat manusia dan dengan orang lain. Beberapa kasus
makhluk hidup serta tidak mengganggu perilaku menyimpang pada anak seperti
hak-hak orang lain untuk memenuhi nilai yang telah dipaparkan di atas, dapat
legitimasi dirinya. terjadi lebih disebabkan rendahnya
Pendidikan moral dikatakan kualitas moral anak. Perkembangan moral
berhasil bila peserta didik mampu tidak berkembang dengan sendirinya.
menghasilkan nilai-nilai dan tingkah laku Kecerdasan moral dapat diajarkan.
moral yang ditransmisikan, baik secara Semakin dini moral diajarkan maka
verbal maupun perilaku. Pendidikan moral semakin besar kapasitas anak mencapai
bertujuan menghasilkan individu yang karakter yang solid, yaitu growing to think,
mengerti nilai-nilai moral dan konsisten believe, and act morally.
dalam melaksanakannya sesuai dengan Dalam tulisannya Dwi Hastuti
konsep moral yang diajarkan agama, menjelaskan bahwa dilihat dari
tradisi moral masyarakat, dan
14
Ibda, “Pendidikan Moral Anak Melalui Pengajaran
13
Desmita, Psikologi Perkembangan, 149. Bidang Studi PPKn dan Pendidikan Agama,” 340.
Hubungan Pemanfaatan Media Pembelajaran . . .| 65

perkembangan moral/karakter anak yang mana yang buruk dan tidak boleh
diukur dari kecintaan terhadap Tuhan dikerjakan. Di sekolah potensi anak-anak
YME dalam kebiasaan berdo’a, tersebut di gali dari minat dan bakat dan
kemandirian (makan sendiri, memakai dikembangkan melalui pendidikan ekstra
celana sendiri, dan buang air kecil kurikuler salah satunya adalah latihan
sendiri), kerjasama dan tolong menolong kepramukaan. Selain itu yang
(mampu meminjamkan alat permainan), mempengaruhi perkembagan juga berasal
anak dari KB2 relatif lebih baik dari aspek-aspek yang terdapat pada
dibandingkan anak dari KB1 (Tabel 10). masyarakat modern seperti : TV, film,
Dari karakter kemandirian tampak bahwa Radio, bacaan-bacaan dan fasilitas
anak KB2 relatif lebih baik, dilihat dari rekreasi dan lainnya16. Adapun faktor-
kebiasaan makan sendiri, memakai celana faktor yang mempengaruhi dan
sendiri, dan mengatakan buang air kecil. membentuk niali-nilai moral pada anak
Hal ini diduga berhubungan dengan adalah:
latihan kemandirian yang diberikan orang Lingkungan rumah. Tingkah laku
tua karena umumnya anak KB2 adalah anak tidak hanya dipengaruhi oleh
anak dari golongan menengah ke bawah, bagaimana sikap-sikap orang yang berada
dengan pendapatan total relatif lebih dalam rumah itu, melainkan bagaiman
rendah dibandingkan anak KB1, serta sikap-sikap mereka dan bagaimana
proporsi keluarga yang merupakan mereka mengadakan atau melakukan
keluarga luas lebih banyak. Diduga hubungan-hubungan dengan orang-orang
anakanak KB2 memiliki teladan di luar rumah. Orang tua harus dapat
kemandirian yang lebih banyak dari menciptakan suatu keadaan di mana si
anggota keluarga lainnya, atau memiliki anak berkembang dalam suasana ramah,
dorongan lebih untuk hidup mandiri dan ikhlas, jujur dan kerjasama yang
tidak dibiasakan dilayani oleh pembantu.15 diperlihatkan oleh masing-masing anggota
Moral adalah standard mengenai keluarga dalam hidup mereka setiap hari.
benar - salah menurut tata cara, Selain itu kebijaksanaan orang tua yang
kebiasaan nilai , agama, maupun adat yang memiliki intelegensi yang tinggi (
barlaku pada suatu kelompok sosial Pendidikan yang baik) dan sosio-ekonomi
tertentu. Dalam diri anak terdapat potensi yang mapan juga mempengaruhi
moral yang siap untuk dikembangkan. perkembangan moral anak. Dan keadaan
Melalui pengalamannya berinteraksi orag tua sebaliknya bisa menghambat
dengan orang lain (dengan orang tua, atau mempersulit tumbuhnya sikap-sikap
saudara dan teman sebaya), anak belajar yang baik bagi anak dikemudian hari.
memahami tentang prilaku mana yang Hubungan afektif antara anak dan
baik, yang boleh dikerjakakan dan prilaku orang tuanya, atau orang dewasa yang
memaninkan peran sebagai orang tua,
15
Dwi Hastuti, “Stimulasi Psikososial Pada Anak melahirkan kepekaan moral tertentu yang
Kelompok Bermain Dan Pengaruhnya Pada
Perkembangan Motorik, Kognitif, Sosial Emosi, Dan
16
Moral/Karakter Anak,” Jurnal Ilmu Keluarga dan Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan
Konsumen 2 (Januari 2009): 340. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999), 349.
66 | | Vol 1 No 1 Tahun 2016

dipaksakan pada seseorang oleh penderitaan akibat perbuatan itu; d)


nuraninya. Freud memopulerkan konsep Anggota keluarga harus kompak dalam
“superego” , atau internalisasi ayah citra memotifasi anak ke hal-hal yang baik.
afektif ayah atau orang tua, yang menjadi Lingkungan sekolah. Pertumbuhan
sumber kewajiban, model koersif rasa dan perkembangan anak dialami secara
bersalah, dan tak jarang pula menghukum lebih luas apabila anak memasuki sekolah.
diri.17 Hubungan antara murid dan guru banyak
Teriakan atau kata-kata lontaran mempengaruhi aspek-aspek kepribadian,
dengan nada tinggi kepada anak termasuk nilai-nilai moral yang memang
sebetulnya sangat tidak perlu. Jika ingin masih mengalami perubahan-perubahan.
menyatakan sesuatu hendaknya kita Kepribadian yang dipancarkan oleh guru
hampiri si anak, berikan perhatian penuh dapat menjadi tokoh yang dikagumi anak,
kepadanya. Ekpresikan bahwa kita tidak hal itu dapat menimbulkan hasrat-hasrat
suka dengan tindakannya, namun tetap peniruan terhadap sebagian atau seluruh
tataplah matanya dengan kasih sayang. tingkah laku guru tersebut. Guru
Biarka dia tahu bahwa kita tetap sayang sebaiknya bersifat demokratis, makin baik
kepadanya , meskipun kadang dia berbuat hubungan antara murid dan guru, makin
kesalahan.18 tinggi nilai-nilai moral dari kelasnya dan
Pentingnya peranan lingkungan kelompok sekolahnya.
rumah, khususnya peranan keluarga Disekolah guru selain sebagai figur
terhadap perkembangan nilai-nilai moral sentral bagi siswa juga harus bisa
anak, dapat disingkat sebagai berikut: a) menempatkan diri sebagai sahabat bagi
Tingkah laku orang didalam rumah (Orang anak dalam rangka memantau
tua, saudara-saudara, atau orang lain yang perkembangan moral dan prilaku anak.
tinggal serumah) berlaku sebagai suatu Guru hendaknya peka dalam mengamati
model kelakuan bagi anak melalui tingkah laku anak didiknya. Bila guru
peniruan-peniruan yang dapat menemukan prilaku yang menyimpanga
diamatinya; b) Melalui pelarangan- pada diri anak. Guru harus mencari
pelarangan terhadap perbuatan- penyebab , mengapa anak bertindak
perbuatan yang tidak baik, atau anjuran- demikian. Lalu memberikan perhatian
anjuran untuk dilakukan terus terhadap secara khusus kepada anak yang
perbuatan yang baik, misalnya melalui bersangkutan, dapat juga menyuruh
pujian dan hukuman; c) Memberikan melibatkan anak dalam bermain dengan
hukuman yang tepat terhadap perbuatan teman temannya.19
yang tidak baik, sehingga anak akan Selain itu melalui kegiatan-kegiatan
merasakan atas kerugian atau yang mengandung unsur-unsur
persaingan seperti olah raga, murid
17
Jean Piaget dan Barbel Inhelder, The Psychology of memperoleh kesempatan untuk belajar
the Child, trans. oleh Miftahul Jannah (Yogyakarta: bagaimana bertingkah laku sesuai dengan
Pustaka Pelajar, 2010), 137.
18
A. Martuti, Mengelola PAUD Memahami 36 Sifat
19
Pendidik Yang Menghambat Pembelajaran Danar Santi, Pendidikan Anak Usia Dini Antara
(Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2008), 53. Teori dan Praktek, I (Indek, 2009), 31.
Hubungan Pemanfaatan Media Pembelajaran . . .| 67

jiwa olahragawan yang sportif, Dalam jurnalnya Noorwindhi


menghargai dan menghormati kekalahan Kartika Dewi dan sahat saragih Skoe, dkk,
dari orang lain, senantiasa bekerja sama menemukan bahwa pengalaman simpathi
sesama kelompok sehingga pada orang dewasa saat menyelesaikan
perkembangan nilai-nilai moral dapat konflik moral, berhubungan dengan
terlatih. penalaran moral prososial, secara khusus
Lingkungan teman-teman sebaya. ketika mendiskusikan dilemma moral dari
Makin bertambah umur, anak makin kenyataan hidup. Hasil longitudinal studi
memperoleh kesempatan lebih luas untuk yakni penelitian dari mulai anak-anak
mengadakan hubungan dengan teman- hingga dewasa yang dilakukan Eisenberg,
teman bermain sebaya, sekalipun dalam dkk. (2010), berkali-kalimenemukan
kenyataannya perbedaan-perbedan umur adanya hubungan antara simpathi (atau
yang relative besar tidak menjadi sebab empathi pada usia lebih muda)
tidak adanya kemungkinan melakukan dengantingkat penalaran moral prososial
hubungan-hubungan dalam suasana yang lebih tinggi, penggunaan mode
bermain. empathi dari penalaran moral prososial
Konflik-konflik yang terjadi pada lebih besar, dan pengurangan penggunaan
anak ketika bermain, dikarenakan norma- penalaran hedonistik. Orang-orang yang
norma pribadi sangat berlainan dengan perasa dan berempati tinggi dengan
norma-norma yang ada dilingkungan sendirinya lebih memikirkan orang lain
teman-tamannya. Di satu pihak ia inggin dan lebih menolong.21
mempertahankan pola-pola tingkah laku Segi keagamaan. Kejujuran dan
yang telah diperoleh dirumah, di pihak tingkah laku moralitas lainnya yang
lain lingkungan menuntut anak tersebut diperlihatkan seorang anak, tidak
untuk memperlihatkan pola yang lain ditentukan bagimana pandainya, atau
yang bertentangan dengan pola yang oleh pengertian dan pengetahuan
sudah ada. keagamaan yang telah mereka miliki,
Menurut Latifah dalam jurnalnya melainkan bergantung sepenuhnya pada
Perkembangan moral merupakan suatu penghayatan nilai-nilai keagamaan dan
proses yang terus menerus berkelanjutan perwujudan dalm bertingkah laku dan
sepanjang hidup. Meningkatnya kapasitas dalam hubungannya dengan anak lain.
moral anak dan didukung dengan kondisi Dalam perkembangannya anak
yang baik, anak berpotensi menguasai mula-mula takut untuk melakukan
moralitas yang lebih tinggi. Setiap kali berbohong atau berbuat kesalahan atas
anak berhasil menguasai satu kebajikan, larangan dari orang tua atau gurunya,
kecerdasan moralnya bertambah dan ia
pun menaiki tangga kecerdasan moral
Anak Usia Prasekolah,” Jurnal Psikologi Universitas
yang lebih tinggi.20 Muria Kudus 1 (Desember 2010): 25.
21
Noorwindhi Kartika Dewi dan Sahat Saragih,
“Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan
Terhadap Perilaku Prososial Remaja Di SMP Santa
20
Latifah Nur Ahyani, “Metode Dongeng Dalam Ursula Jakarta,” Jurnal Psikologi Indonesia 3
Meningkatkan Perkembangan Kecerdasan Moral (September 2014): 257.
68 | | Vol 1 No 1 Tahun 2016

setelah mendalami dan menghayati yang masih di sekolah dasar dan sekolah
tentang pelajaran agama anak akan faham tingkat pertama antusias sekali untuk
bahwa perbuatan yang tidak baik mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
mendapat hukuman dari Tuhan meskipun khususnya pramuka ,mereka menganggap
Tuhan adalah tokoh yang abstrak. bahwa latihan kepramukaan adalah
Aktivitas-aktivitas rekreasi. Orang sesuatu yang menyenangkan karena
tua dan guru harus menyadari betapa didalamnya berisi berbagai permainan
pentingnya bacaan-bacaan bagi anak dan pengalaman yang baru dan banyak
untuk mengisi waktu luang, hal itu juga tantangannya.
menumbuhkan perkembangan moral Bagi Piaget, perkembangan moral
pada diri anak. Perhatian dan anjuran digambarkan melalui aturan permaianan.
untuk membaca ini menimbulkan karena itu hakekat moralitas adalah
keinginan dan kebiasaan yang besar untuk kecenderungan untuk menerima dan
membaca. Demikian pula fasilitas-fasilitas mentaati system peraturan.22 Dari teori
rekreasi seperti film, radio, TV, dalam kognitif piaget tentang perkembangan
bentuk apa saja sedikit banyak akan moral ini dapat diketahui bahwa
mempengaruhi norma-norma moral anak. permainan dalam kepramukaan dapat
Inteligensi. Inteligensi melatih moral anak, karena anak dalam
dikemukakan disini dengan alasan bahwa melakukan suatu permainan tidak mau
untuk mengerti hal-hal yang boleh atau melanggar aturan yang telah disepakati,
tidak boleh dibutuhkan kemampuan- dan jika ia melanggar tentu dia akan
kemampuan yang baik. Sebaliknya mendapatkan sanksi berupa dikucilkan
kemampuan-kemampuan yang baik dan ataupun didiskualifikasi dari
yang dapat mengertikan perbuatan yang kelompoknya. Pendapat yang kognitif
baik ataupun yang tidak baik, tidak menitik beratkan akan faktor-faktor
menjamin pula bahwa si pelaku akan pengertian dan pemahaman. Dalam tahun
melakukan hal-hal yang baik. tiga puluhan Piaget mengadakan
Jenis kelamin. Hal ini dikemukakan penelitian yang sistematik mengenai
karena pada kenyataannya bahwa fenomene-fenomene kata hati: Berturut-
kenakalan sering ditemui pada anak laki- turut diselidikinya kesadaran akan aturan-
laki, dan kejujuran ditemui pada anak aturan, realisme moral serta pengertian
perempuan meskipun hal ini tidak bisa akan keadilan. Menurut Piaget harus
dikatakan secara umum. dimulai dengan aturan-aturan, misalnya
Pengaruh Latihan Kepramukaan aturan permainan, karena aturan
terhadap Perkembangan moral Anak mngandung arti menghormat, hormat
Dalam pengamatan sehari-hari, terhadap orang lain.23
atau ketika berpartisipasi langsung
terhadap pemantauan perkembangan
anak didik ataupun anak kita, terdapat 22
Desmita, Psikologi Perkembangan, 157.
banyak hal yang bisa dilakukan analisa 23
Siti Rahayu Haditomo, Psikologi Perkembangan;
dari perkembangan anak. Anak khususnya Pengantar dalam Berbagai Bagiannya (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, n.d.), 157.
Hubungan Pemanfaatan Media Pembelajaran . . .| 69

Dalam latihan kepramukaan sering berikut25: Stadium 1. Menurut untuk


diadakan perlombaan ataupun kompetisi menghindari hukuman; Stadium 2. Anak
baik secara individu maupun kelompok, bersifat konformistis untuk memperoleh
hal tersebut menjadi sugesti untuk hadiah, untuk dipandang baik; Stadium 3.
menarik minat anak supaya mereka Anak bersikap konformistis untuk
berlomba untuk menjadi yang terbaik, menghindari celaan dan untuk disenangi
apalagi adanya suatu reward atau orang lain.; Stadium 4. anak bersikap
penghargaan yang diberikan baik oleh konformistis untuk menghindari hukuman
guru ataupun pembinanya. Tentang yang diberikan bagi beberapa tingkah laku
perkembangan moral anak teori belajar tertentu dalam kehidupan bersama;
sosial melihat tingkah laku moral sebagai Stadium 5. koformistas sekarang
respons atas stimulus. Dalam hal ini, dilakukan karena mengiinkan kehidupan
proses-proses penguatan,penghukuman, bersama yang diatur; Stadium 6.
dan peniruan digunakan untuk Melakukan konformistas tidak karena
menjelaskan prilaku moral anak-anak. Bila perintah atau norma dari luar, melainkan
anak diberi hadiah atas prilaku yang karena keyakinan sendiri ingin
sesuai dengan aturan dan kontrak sosial, melakukannya.
mereka akan mengulangi prilaku tersebut.
Sebaliknya bila mereka dihukum atas C. PENUTUP
prilaku yang tidak bermoral, maka Berdasarkan paparan diatas
perilaku itu akan berkurang atau hilang.24 Kepramukaan ialah proses pendidikan di
Berdasarkan teori tersebut memberikan luar lingkungan sekolah dan diluar
hukuman bagi anak yang melanggar lingkungan keluarga dalam bentuk
ataupun memberikan hadiah bagi anak kegiatan yang menarik, menyenangkan,
yang berprestasi dianggap perlu untuk sehat, teratur, terarah, praktis yang
perkembangan moral pada anak itu dilakukan dialam terbuka. Kegiatan
sendiri. kepramukaan merupakan kegiatan out
Pendidikan kepramukaan untuk door activitas/ kegiatan dialam terbuka
membentuk moral (moral education), atau dengan harapan kegitan kepramukaan
pelatihan kepramukaan untuk akan mempunyai dua nilai, yaitu: 1)
mengembangkan karakter (character Menurut Piaget, perkembangan moral
education), dalam konteks sekarang digambarkan melalui aturan permainan.
sangat relevan untuk mengatasi krisis karena itu hakekat moralitas adalah
moral yang sedang melanda Negara kecenderungan untuk menerima dan
Kesatuan Republik Indonesia. mentaati system peraturan; 2) Teori
Menurut Kohlberg perkembangan insan kognitif Piaget tentang perkembangan
kamil melalui 6 stadium (tingkatan) dan moral ini dapat diketahui bahwa
stadium-stadium ini akan dilalui oleh permainan dalam kepramukaan dapat
setiap anak, jadi merupakan hal yang melatih moral anak, karena anak dalam
universal. Stadium-stadium adalah sebagai
25
Haditomo, Psikologi Perkembangan; Pengantar
24
Desmita,”Psikologi Perkembangan’….150 dalam Berbagai Bagiannya, 121.
70 | | Vol 1 No 1 Tahun 2016

melakukan suatu permainan tidak mau dan Kedudukan Hukum dan


melanggar aturan yang telah disepakati, Lambangnya,” 1976.
dan jika ia melanggar tentu dia akan Martuti, A. Mengelola PAUD Memahami 36
mendapatkan sanksi berupa dikucilkan Sifat Pendidik Yang Menghambat
ataupun didiskualifikasi dari Pembelajaran. Yogyakarta: Kreasi
kelompoknya. Wacana, 2008.
Nainggolan, Natalia. “Peranan
D. DAFTAR PUSTAKA Kepramukaan Dalam Membina
Ahyani, Latifah Nur. “Metode Dongeng Sikap Nasionalisme Pada Gugus
Dalam Meningkatkan Melati Banda Aceh.” Jurnal Ilmiah
Perkembangan Kecerdasan Moral Mahasiswa Prodi PGSD FKIP
Anak Usia Prasekolah.” Jurnal Unsyiah 1 (n.d.): Agustus 2016.
Psikologi Universitas Muria Kudus 1 Piaget, Jean, dan Barbel Inhelder. The
(Desember 2010). Psychology of the Child.
Desmita. Psikologi Perkembangan. Diterjemahkan oleh Miftahul
Bandung: Remaja Rosdakarya, Jannah. Yogyakarta: Pustaka
2004. Pelajar, 2010.
Dewi, Noorwindhi Kartika, dan Sahat Raharjo, Ganang Fahriawan. “Peran Guru
Saragih. “Pengaruh Kegiatan Pendidikan Jasmani Terhadap
Ekstrakurikuler Kepramukaan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka
Terhadap Perilaku Prososial Di Sekolah Dasar Negeri Se-
Remaja Di SMP Santa Ursula Kecamatan Sewon Kabupaten
Jakarta.” Jurnal Psikologi Indonesia Bantul Diy Tahun 2016.”
3 (September 2014). Universitas Negeri Yogyakarta.
Gunadi, R. Andi Ahmad. “Membentuk Diakses 19 Januari 2017.
Karakter Melalui Pendidikan Moral http://eprints.uny.ac.id/41175/.
Pada Anak Usia Dini Di Sekolah Santi, Danar. Pendidikan Anak Usia Dini
Raudhatul Athfal (R.A) Habibillah.” Antara Teori dan Praktek. I. Indek,
Jurnal Ilmiah WIDYA 1, no. 2 (Juli 2009.
2013). Santoso A. Z, Lukman. Panduan Terlengkap
Haditomo, Siti Rahayu. Psikologi Pramuka. Yogyakarta: Buku Biru,
Perkembangan; Pengantar dalam n.d.
Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Santoso A. Z, Lukman, dan Nita Zakiyah.
Gadjah Mada University Press, n.d. Buku Pintar Pramuka. Yogyakarta:
Ibda, Fatimah. “Pendidikan Moral Anak Interpress Book, 2011.
Melalui Pengajaran Bidang Studi Yani, Muhammad Turhan. “Pendidikan
PPKn dan Pendidikan Agama.” Berbasis Moral Dalam Lingkungan
Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA 7, no. 2 Sekolah, Keluarga, Dan
(Februari 2012). Masyarakat.” Jurnal Pelangi Ilmu 1,
Kwarnas Gerakan Pramuka. “Anggaran no. 2 (2007).
Dasar, Anggaran Rumah Tangga,

Anda mungkin juga menyukai