PRAMUKA DI SEKOLAH
Masthiatus Sholihah
Fakultas Tarbiyyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negri Metro
Email: masthiatussholihah@gmail.com
Abstrak
A. LATARBELAKANG MASALAH
Pengetahuan, bakat, dan karakter semua berada dalam lingkup
pendidikan formal dan informal, yang semuanya disediakan melalui sekolah. Di
Negara Kesatuan Indonesia, terdapat peraturan perundang-undangan yang
mengatur setiap aspek pendidikan. Salah satunya adalah kepolisian. Resolusi
Kongres No. 20 Tahun 2003, Bagian 3: Sistem Pendidikan Bangsa.
Meskipun sekolah kita secara teoretis dimaksudkan untuk membentuk
karakter kita, dalam praktiknya hal itu gagal. Penekanan pendidikan karakter di
sekolah belum diimbangi dengan upaya penanaman moral dan etika yang baik di
luar sekolah, khususnya di rumah.
1
Di antara sekian banyak program pendidikan karakter yang kini
ditawarkan di sekolah-sekolah Indonesia adalah Kebangkitan Pramuka. Di
Amerika Serikat, anak-anak sekolah dasar dan menengah pada tahun 2013
diharuskan mengikuti pramuka sebagai bagian dari persyaratan ekstrakurikuler
mereka. 1
Kepala unit dan guru penanggung jawab unit bertanggung jawab untuk
mengatur dan melaksanakan kegiatan ini, yang memiliki landasan hukum
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), sejalan dengan konsep manajemen
berbasis sekolah/madrasah. Yang ke-87 tahun ini. Hal ini dilakukan sebagai
bagian dari tugas rutin guru dan pejabat sekolah. 2
Tujuan dari Gerakan Pramuka, dan Kepramukaan secara lebih luas,
adalah untuk membantu kaum muda berkembang menjadi orang dewasa yang
bertanggung jawab dan mandiri yang dapat membuat jalan mereka sendiri di
dunia. Dengan tujuan untuk membantu siswa mencapai potensi penuh dalam hal
keterampilan, minat, kemampuan, kepribadian, kerja tim, dan kemandirian,
kegiatan ekstrakurikuler tentu memiliki hubungan yang erat dengan tujuan yang
ditetapkan PPK. Ekstrakurikuler dapat mengambil banyak bentuk, seperti
kegiatan artistik, penelitian ilmiah, pengembangan keterampilan dan minat,
praktik keagamaan, dan penguatan keyakinan pada kekuatan yang lebih tinggi.
Di sini, penting untuk mengevaluasi bagaimana beberapa faktor, termasuk
rumah, komunitas, dan negara, semuanya berperan dalam membentuk
kepribadian seseorang. Dan jika tindakan itu dilakukan cukup sering, itu akan
berubah menjadi kebiasaan (habit), dan akhirnya menjadi sesuatu yang lebih
permanen dan stabil.
1
Agus Budi Utomo, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Permainan Pramuka Berkelompok Pada
Pendidikan, 2016
2
Perpres tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) No 87 Tahun 2017
2
B. PENELITIAN RELEVAN
1. Marzuki dan Lysa Hapsari dengan judul “Pembentukan Karakter Siswa
Melalui Kegiatan Kepramukaan Di Man 1 Yogyakarta”
Temuan studi menunjukkan bahwa pelatih pramuka memainkan peran
penting dalam membantu mentee mereka mengembangkan karakter positif
dengan bertindak sebagai panutan dan memberi mereka dorongan dan akses
ke pengalaman baru yang menarik dan merangsang.
2. Cenya Kristi dan Suprayitno jurnal dengan judul “Implementasi
Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Di
Upt Sd Negeri 18 Gresik”
Berdasarkan temuan penelitian, pembina pramuka secara konsisten
menerapkan pendidikan karakter melalui kegiatan kepramukaan dengan
menggunakan metode seperti pengarahan, pembiasaan, permainan, dan
nasehat untuk membentuk kepribadian siswa..
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pelaksanaan
pendidikan karakter melalui kegiatan pramuka di sekolah
D. METODOLOGI PENELITIAN
3
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2017), 86.
3
mengacu pada “sifat umum manusia” seseorang yang dibentuk oleh keadaan
hidupnya sendiri.
Ketika ditanya pendapatnya tentang topik tersebut, para ahli dari semua
lapisan masyarakat memberikan jawaban yang sama: "perkataan dan
tindakan berdasarkan norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat
istiadat." 4
Singkatnya, kata Samani, “karakter adalah cara berpikir dan berperilaku
yang khas pada setiap individu untuk hidup dan bekerja sama dalam
keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.””5.
Menurut otoritas tersebut di atas, karakter seseorang mencerminkan
pandangan, cara berpikir, dan cara bertindak dalam konteks keluarga
dan/atau masyarakatnya.
b. Pengertian Pendidikan
4
Muchlas, Samani dan Hariyanto, Konsep dan Modal Pendidikan Karakter, (Bandung; Remaja
Rosdakarya,2012), 41
5
Muchlas, Samani dan Hariyanto, Konsep dan Modal Pendidikan Karakter, (Bandung; Remaja
Rosdakarya,2012), 41
6
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Indonesia.
4
memungkinkannya berfungsi secara kuat dalam kehidupan bermasyarakat,”
ungkap Oemar Hamalik.7 .
7
Oemar, Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta; Bumi Aksara, 2001),179.
8
M. Fadlillah, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Ar-Ruzz,2013),23.
9
Syamsul, Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi Secara Terpadu di Lingkungan
Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi dan Masyarakat, (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2013),42..
5
2. Kegiatan Ekstrakulikuler Pramuka
3. Ketangkasan pioneering
10
Abdul Rahmad Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa. (Jakarta: (PT. Grafinda
Persada, 2015), 25
11
Suryosubroto, Proses Belajar-Mengajar di Sekolah. (Jakarta: Rineka Cipta, 1997).
12
Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Lux. (Semarang: Widya
Karya, 2011), 389
13
Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Lux. (Semarang: Widya
Karya, 2011), 389
6
4. Keterampilan morse dan semaphore
7. Kegiatan pengembaraan
8. Keterampilan baris-berbaris
F. TEMUAN PENELITIAN
Sementara proses pendidikan tidak hanya membudayakan tata cara yang
sudah ada dalam kepramukaan, tetapi juga memupuk kemampuan dan sikap
dalam berorganisasi, pendidikan karakter dapat berhasil dilaksanakan melalui
kegiatan kepramukaan. Itu juga membutuhkan eksekusi, yang mencakup
langkah-langkah seperti persiapan, struktur, kepemimpinan, dan manajemen.
Kelompok ini juga berfungsi sebagai pengawas media, mengawasi
perkembangan siswa.14
Dalam hal menanamkan dan mengembangkan karakter bangsa,
kepanduan menyediakan akses ke sumber daya yang berfungsi sebagai yayasan.
1. Tri Satya
2. Dasa Dharma
14
Mursitho.LJ. Kursus Mahir Dasar untuk Pembina Pramuka. (Kulonprogo: Kwarcab
Kulonprogo 2010)
7
Dasa Dharma didasarkan pada prinsip-prinsip berikut: a) Pengabdian
kepada Tuhan, b) Penghargaan terhadap Alam, dan c) Kebaikan kepada
Tetangga. disiplin, berani, dan setia; D). sopan dan konsultatif; e). siap
untuk menjangkau dan menjangkau; F). rajin, terampil, dan gembira; G).
hemat, hati-hati, dan bersahaja; H). Jujur dan dapat diandalkan; SAYA).
Benar-benar bersih dalam segala hal.
3. Pendidikan Karakter
Nilai-nilai tersebut antara lain: religius, jujur, toleransi, disiplin, usaha keras,
kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersosialisasi/komunikasi, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
kepedulian masyarakat, dan tanggung jawab. pendidikan budaya dan karakter
bangsa, dua tema yang sangat ditekankan oleh PPK.15
G. KESIMPULAN
8
sekolah dapat efektif dalam mengimplementasikan pendidikan karakter melalui
kegiatan kepramukaan. Itu juga membutuhkan eksekusi, yang mencakup langkah-
langkah seperti persiapan, struktur, kepemimpinan, dan manajemen. Kelompok ini
juga berfungsi sebagai pengawas media, mengawasi perkembangan siswa.
9
H. DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahmad Shaleh, 2015 Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak
Bangsa. PT. Grafinda Persada, :Jakarta.
10
Kiranya nilai yang pantas diberikan pada skor 85 karna didalamnya memenuhi
kriteria-kriteria minimum untuk mendapatkan nilai A
11