Anda di halaman 1dari 6

Humanitaria: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta


ISSN : xxxx-xxxx
E-ISSN : xxxx-xxxx
DOI : -
Vol. 1 No. 1, Juli 2022
https://ejournal.uin-suka.ac.id/isoshum/humanitaria

Implementasi Pendidikan Karakter Peduli Sosial di Pondok


Pesantren

Lailatul Afiyah Kautsar Romadhoni Lutfi, Raden Roro Ivana Pavita Rani
Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Negeri Islam Sunan Kalijaga, Yogyakarta
Email: lailatulafiyah16@gmail.com

Abstract
Judul dalam bahasa inggris (maksimal 15 kata, font cambria 10 bold format
sentence case). Research paper: please structure your abstract into (a) what has
been an issue / scope research, (b) objective of the research, (c) aim of the
research, (d) clear research methods, and (e) result of the research. Abstract should
contains 150 – 200 words.

Keywords: pendidkan karakter; peduli sosial; dan pondok pesantren.

PENDAHULUAN
Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan islam non
formal atau tradisional yang sudah lama ada di Indonesia. Penegrtian pondok
pesantren sendiri adalah sebuah tempat tinggal yang disediakan untuk seorang
santri saat mempelajari ilmu agama. Selain pendidikan agama, pondok pesantren
juga mengajarkan akhlak atau pendidikan karakter.
Peraturan presiden nomer 87 tahun 2017 yang berisikan tentang
penguatan pendidikan karekter telah diterbitkan oleh pemerintah. Dan dikatakan
bahwa penguatan pendidikan karakter merupakan salah satu tanggung jawab
lembaga pendidikan memperkuat karakter peserta didik dengan menyelaraskan
hati, rasa, pemikiran dan amalan sesuai pendidikan, keluarga dan masyarakat
sebagai bagian dari GNRM (Gerakan Nasional Revolusi Mental). (peraturan
Presiden No. 87 Tahun 2017).
2 Penulis | Judul Artikel

Pendidikan adalah proses suatu bangsa mempersiapkan generasi


mudanya untuk hidup dan mencapai tujuan hidup secara efektif dan efisien
(Azra : 2002). Pendidikan juga dapat diselesaikan sebagai upaya untuk
meningkatkan kemandirian SDM dan kemampuan untuk mempengaruhi
masyarakat dan bangsa. Adapun pengertian pendidikan karakter adalah berbagai
upaya yang dilakukan oleh berbagai personel sekolah atau lembaga pendidikan,
bahkan dengan orang tua dan anggota masyarakat, untuk membantu anak dan
remaja mengenmbangkan sifat peduli, mandiri dan bertanggung jawab
(Daryanto, 2013).
Karakter peduli soasial sangatlah dibutuhkan, terutama saat hidup
bersama orang lain dan bermasyarakat. Tidak hanya kepada sesama manusia
namun juga sesama makhluk hidup yang ada disekitar. Bentuk-bentuk dari
peduli sosial sendiri banyak macamnya contohnya : bergotong royong, saling
berbagi, membantu teman yang sedang dalam kesulitan, dan lain sebagainya.

METODE
Dalam penulisan artikel ini menggunakan metode penelitian kualitatif
deskriptif. Pada dasarna penelitian kualitatif adalah penyajian berbagai fakta dan
fenomena yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan karakter di
lingkungan pondok pesantren. Namun yang menjadi pokok kajian ini adalah
proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pendidikan karakter yang
dilaksanankan di pondok pesantren.
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi
dan wawancara. Pengumpulan data dilakukan pada salah satu pondok pesantren
yang berada di Kecamatan Kemranjen Banyumas Jawa Tengah.
KAJIAN TEORI
Pengertian karakter dari Pusat Bahasa Kemendikbud adalah
bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, kepribadian, hakikat,

Vol. 1, No. 1, Juni 2022 (font Header n Footer: Minion Pro)


Penulis | Judul Artikel 3

tabiat, tempamen, dan watak. Adapun berkarakter adalah berkepribadian,


bertingkah laku, bersifat, bertabiat dan berwatak.
Menurut Lickona (1996), makana karakter adalah “a reliable inner
disposition to respond to situations in a morally good way.” dan “character so
conceived has three interrelated parts: moral knowing, moral feeling, and
moral behavior.” Karakter yang baik (Good Character) memiliki teknik dan
materi yang memebuat seseorang mendapatkan alasan atau keinginan
bermoral baik yang diawali dengan pengetahuan (Moral Knowing) terhadap
nilai kebaiakan, lalu memunculkan niat atau kepercayaan kuat terhadap
kebaikan (Moral Feeling), dan pada akhirnya mau melaksanakan perbuatan
baik tersebut (Moral Behavior).
Menurut Marzuk (t.t.), karakter identik dengan moralitas, jadi
karakter adalah nilai universal perilaku manusia yang melingkupi seluruh
aktivitas manusia, baik dalam hubungannya dengan Tuhan maupun dengan
diri sendiri, dengan orang-orang di sekitar kita dan dengan lingkungan yang
terwujud melalui pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan
berdasarkan norma agama, hukum, karma, budaya dan adat istiadat.

Karakter manusia dalam proses perkembangan dan pembentukan


dua faktor yang terlibat, yaitu faktor lingkungan dan faktor keturunan. Dari
perspektif psikologis, perilaku karakter merupakan manifestasi kecerdasan
Potensial (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ), Kecerdasan Mental (SQ), dan
Adverse Quotient (AQ) yang dimiliki seseorang. Set karakter internal dalam
konteks totalitas proses psikologis dan sosiokultural dibagi menjadi empat
kategori, yaitu: (1) Melatih hati (mental dan emosional). Perkembangan);
(2) proses berpikir (perkembangan intelektual); (3) Olahraga dan
Kinestetik (perkembangan fisik dan kinestetik); dan (4) pengolahan rasa
dan tujuan (afektif dan mengembangkan kreativitas). Keempat proses

Humanitaria: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora


4 Penulis | Judul Artikel

psikososial tersebut saling terkait secara menyeluruh dan


berkesinambungan serta saling melengkapi dalam pembentukan dan
pengembangan karakter perwujudan nilai-nilai luhur dalam diri seseorang
(Nasional, 2010).

Kepedulian sosial sebagai salah satu inti dari pendidikan karakter


merupakan sikap dan tindakan yang selalu ingin menolong sesama
masyarakat lain yang membutuhkan. Kepedulian sosial ini merupakan
perwujudan kesadaran manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat
hidup sendiri. Manusia membutuhkan orang lain untuk memenuhi
kebutuhannya, sehingga terjadi saling ketergantungan antar individu
(Yaumi, 2014).

Penanaman karakter peduli sosial pada anak memerlukan


keteladanan perilaku dari orang tua, guru dan masyarakat (Kurniawati,
2015:369). Penanaman karakter ini tidak hanya terjadi di lingkungan
keluarga, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat, sehingga
masyarakat yang damai dapat berkembang melalui keteladanan dan
kebiasaan meskipun dengan latar belakang agama, suku, dan budaya yang
berbeda.

PEMBAHASAN
Implementasi adalah kegiatan dimana rencana diterjemahkan menjadi
tindakan nyata untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien sehingga
memiliki nilai. Pelaksanaan pendidikan karakter merupakan fungsi inti dari
pendidikan karakter (Revell & Arthur, 2007).
Dalam wawancara yang telah dilakukan, ditemukan bahwa implementasi
yang diharapkan oleh peneliti ternyata tidak sesuai dengan yang ada di
lapangan. Karena implementasi karakter peduli sosial yang dilakukan tanpa

Vol. 1, No. 1, Juni 2022 (font Header n Footer: Minion Pro)


Penulis | Judul Artikel 5

adanya perencanaan yang terstruktur dan hanya dilakukan dengan cara


pemberitahuan secara verbal dan tindakan. Pemberitahuan verbal yang
dilakukan ketika mengaji, dan contoh tindakan yang diberikan adalah memberi
santri jajan, ketika ada santri yang mendapat penghargaan atau sedang ulang
tahun diadakan makan bersama. Yang pada akhirnya dalam tahap pelaksanaan
beberapa anak yang tidak menghiraukan belum bisa menlaksanakan sesuai
dengan yang diinginkan oleh ustadz. Namun ada juga santri yang dapat
menangkap harapan dari sang ustadz, santri-santri inilah yang biasanya di sebut
“sami’na wa atho’na”.
Kemudian tahap evaluasi, penilaian atau evaluasi merupakan bagian
yang sangat penting dalam proses pendidikan. Dalam pendidikan karakter,
evaluasi harus dilakukan secara tepat dan akurat. Penilaian tidak hanya
menyangkut prestasi kognitif siswa, tetapi juga prestasi afektif dan
psikomotorik. Subjek mengatakan bahwa evaluasi hanya bersifat pribadi dan
tidak dilakukan secara menyeluruh.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan implementasi
pendidikan karakter peduli sosial di pondok pesantren sudah baik namun kurang
dalam memanaje berjalannya pendidikan karakter tersebut.

Daftar Pustaka
Referensi yang digunakan berupa artikel jurnal, buku, web, dan media
lain yang diterbitkan dalam 7 tahun terakhir. Referensi ditulis dengan format
APA Edisi ke 7. Untuk contoh penulisan bisa dilakukan seperti ini (Nurdi dan
Hartati, 2019, hal. 46). Disarankan Amir (2019) untuk menggunakan aplikasi
pengelolaan daftar pustaka seperti: Mendeley atau Zotero. Untuk contoh
penulisan kutipan dari buku adalah seperti ini (Santrock, 2011).

Contoh Daftar Pustaka

Humanitaria: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora


6 Penulis | Judul Artikel

Amir, D. A. (2019). the Effect of Servant Leadership on Organizational


Citizenship Behavior: the Role of Trust in Leader As a Mediation and
Perceived Organizational Support As a Moderation. Journal of Leadership
in Organizations, 1(1), 1–16. https://doi.org/10.22146/jlo.42946.
Nurdi, I., & Hartati, S. (2019). Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Media
Sahabat Cendekia.
Santrock, J. W. (2011). Educational Psychology (5th Edition). New York:
McGraw-Hill Companies, Inc.

Vol. 1, No. 1, Juni 2022 (font Header n Footer: Minion Pro)

Anda mungkin juga menyukai