Objektif, artinya memiliki objek dan memberikan penilaian secara objektif terhadap objek tersebut, Faktual, artinya dibuat berdasarkan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, 3. Bermetode artinya disusun berdasarkan metode ilmiah tertentu, Cermat dan jujur artinya mengangkat hal yang sebenarnya. 2. Karya ilmiah memiliki beberapa fungsi: -Fungsi pendidikan, dimana dengan menulis karya ilmiah akan memberikan pengalaman dan pelajaran yang berharga bagi penulisnya. Karena penulis akan mampu berpikir, menulis dan mempertanggung jawabkan hasil dari penelitiannya -Fungsi penelitian (sebagai sarana untuk menerapkan prosedur ilmiah dalam usaha mengembangkan ilmu pengetahuan) -Fungsi pengembangan (alat pengembangan ilmu, tambahan bahan pustaka) 3. • Berisi pernyataan dan pengembangan gagasan utama • Berisi pemecahan masalah yang di ungkapkan pada bagian pendahuluan. • Berisi pembahasan permasalahan dengan sistematika yang di dasarkan pada kompleksitas gagasan utama • Sajian pengertian atau definisi • Sajian fakta sebagai titik tolak untuk pembahasan • Teori-teori yang yang berkaitan dengan rujukan • Teori yang akan dijadikan landasan pemecahan masaah
4. - PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL PENDIDIKAN MELALUI KONSEP
AJARAN KI HAJAR DEWANTARA SD N PURBO 1 BAWANG - PENGARUH INTERAKSI SOSIAL TERHADAP KARAKTER SISWA DI SD N PURBO 1 KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BATAN - Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas V DI SD N PURBO 1 Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Tipe HOTS 5. Berikut Latar belakang : Pendidikan memiliki arti penting dalam hal pembentukan karakter serta pengetahuan siswa. Pendidikan karakter terlihat pada hidup dalam keluarga dengan sifat yang tidak akan pernah sama secara alami dengan pendidikan di tempat lain (Ki Hadjar Dewantara, 2004: 71). Sumber pendidikan bisa diperoleh dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah serta lingkungan masyarakat. Suatu karakter merupakan hal penting untuk penilaian dan sikap sosial antar siswa. Karena untuk mengenal diri kita sendiri kita perlu memahami bagaimana sudut pandang terhadap interaksi itu sendiri. Dengan demikian, Pendidikan juga sebagai bentuk kekuatan untuk membentuk karakter seseorang. Pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan berbagai inovasi pendidikan telah dilaksanakan oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia pada jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 Ayat 1 berbunyi: “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagaamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara”. Pernyataan ini menunjukkan bahwa pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat bahkan siswa sekolah dasar, Hal tersebut karena memiliki dampak langsung terhadap pembangunan kualitas sumber daya manusia kearah yang lebih baik. Kualitas dari sumber daya manusia juga dipengaruhi oleh karakter manusia. Karakter identik dengan kepribadian atau akhlak yakni, seseorang dikatakan berkarakter manakala akhlak kesehariannya dipandang baik. Karakter siswa merupakan perilaku dan tabiat siswa itu sendiri yang dikembangkan dan diajarkan di sekolah melalui serangkaian proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat (Winata, 2021: 25). Karakteristik atau sifat khas dari dalam diri seseorang siswa yaitu bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan dalam arti interaksi sosialnya. Interaksi sosial adalah proses hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok (Fahri dan Qusyairi, 2019:153) Hal yang sering terjadi siswa belajar di sekolah adalah adanya Interaksi sosial antara guru dan siswa dimana interaksi ini terjadi selama kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Interaksi sosial merupakan salah satu prasyarat bagi pertumbuhan intelektual dan jika tidak terpenuhi akan menghambat perkembangan intelektual siswa (Yudrik Jahja, 2013:445). Interaksi dengan beragam hal memang sangat diperlukan dengan segala cara. Terutama dalam proses pembelajaran, agar tidak terjadi kesalahpahaman atau penafsiran. Interaksi guru-siswa sangat penting karena kemampuan siswa dan karakter siswa berbeda-beda. Selanjutnya ditemukan permasalahan terkait siswa di atas rata-rata namun siswa tersebut memiliki kecenderungan belajar yang pasif. Siswa tersebut tergolong cerdas namun pemalu dalam berinteraksi di kelas maupun dengan teman- temannya. Mereka terlihat kurang mampu memahami diri sendiri sehingga kurang percaya diri dalam pembelajaran di kelas. Kebiasaan saling ejek nama orang tua juga sering terjadi di SD N Purbo 1 Kecamatan Bawang Kabupaten Batang setelah dilakukannya observasi dan wawancara di kelas IV pada bulan September tahun 2022. Berdasarkan fakta di atas, dapat diperkirakan bahwa ada pengaruh interaksi sosial terhadap karakter siswa SD N Purbo 1 Kecamatan Bawang Kabupaten Batang. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Karakter Siswa SD N Purbo 1 Kecamatan Bawang Kabupaten Batang”.