1. Pada ajaran “Ing Ngarso Sun Tulodho Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani.” Ada
sebuah makna tersendiri dari ajaran tersebut pada film laskar pelangi yaitu :
a) Ing Ngarso Sun Tulodho
Membimbing dengan keteladanan ditunjukkan pada film laskar pelangi yaitu Pengabdian
Pak Harlan dan Bu Muslimah di bidang pendidikan pantas menjadi cermin dan teladan
bagi banyak pendidik sampai kapan pun. Bu Muslimah adalah sosok guru yang memiliki
ketulusan luar biasa menggembleng sepuluh murid yang sama dari SD hingga SMP dan
nyaris tanpa bayaran sepeser pun. Kalaupun ada tunjangan hanyalah dibayar dengan
beberapa kilogram beras pada bulan-bulan tertentu. Meskipun begitu, dia tidak pernah
mengeluh apalagi sampai berdemo menuntut kenaikan gaji.
2. Konsep Tri Pantangan sendiri yaitu termasuk ke dalam ajaran dari Ki Hajar Dewantara, yaitu
pedoman operasional praktis yang berisi: Pantang menyalahgunakan kekuasaan/wewenang,
pantang menyalah gunakan keuangan, dan pantang melanggar kesusilaan. Konsep Tri
Pantangan yang terdiri dari larangan untuk menyalahgunakan tahta, harta, dan wanita dalam
kehidupan sehari-hari contohnnya yaitu di era yang serba moderen sekarang ini ketiga
penyakit masyarakat tersebut seolah-olah sudah bukan sesuatu yang tabu lagi bagi para
pejabat yang memang bermoral tidak baik, mereka tanpa merasa malu ataupun merasa
berdosa menggunakan jabatannya untuk melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya dilakukan
oleh seorang pejabat. Ia mungkin lupa bahwa jabatan yang disandangnya adalah amanah
yang harus ia lakukan dengan sebaik-baiknya dan dipertanggungjawabkan pada akhirnya.
Sudah semestinya figur seorang pejabat menjadi panutan dan teladan bagi masyarakatnya,
namun yang terjadi justru sebaliknya seperti yang bisa dilansir di berbagai media, adanya
korupsi, kolusi dan nepotisme yang sudah terjadi sejak Era Orde Baru hingga sekarang dan
seola-olah sudah mengakar dan melekat kuat di bumi Indonesia tercinta ini sehingga sulit
untuk diobati. Dari ketiga penyakit itu (korupsi, kolusi dan nepotisme), jika terbukti
dilakukan oleh seorang pejabat akan muncul penyakit yang lain, berupa penyelewengan sang
koruptor dengan wanita lain, memiliki istri lebih dari satu dengan cara yang melanggar kode
etik.
3. Menurut saya pembelajaran bagi siswa sekolah di era new normal atau keadaan normal baru
membutuhkan adaptasi dan hal tersebut tidaklah mudah, dengan begitu diharapkan dapat
menggabungkan pembelajaran tatap muka dan virtual. Semua pihak harus berperan untuk
aktif dan bertanggungjawab atas pelaksanaan pendidikan juga perlu diperhatikan, karena
pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah. New normal bukan berarti kembali
seperti biasa. Covid-19 bisa menjadi sebagai momentum pembelajaran. Pendidikan dengan
memanfaatkan teknologi, New normal bukan berarti kembali seperti biasa. Covid-19 bisa
menjadi sebagai momentum pembelajaran. Pendidikan dengan memanfaatkan teknologi
kondisi pendidikan seperti konsep yang diajarkan oleh Ki Hadjar Dewantara, yakni tri pusat
pendidikan. “Keluarga bertanggungjawab terhadap pembentukan sikap, sekolah
bertanggungjawab terhadap ilmu yang akan dicapai siswa, masyarakat bertanggungjawab
terhadap karakter siswa, serta menjadi tempat praktik kehidupan natasiswa. Ketiga ini harus
bersinergi, bekerja bersama. Menurut saya yang perlu dipikirkan yaitu bagaimana
memberdayakan keluarga dan masyarakat agar anak bangsa terdidik dengan baik. Sedangkan
pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar (KBM) di masa new normal juga harus mampu
dilakukan secara blended learning dengan memanfaatkan teknologi. Artinya KBM yang
dilakukan merupakan penggabungan antara pembelajaran tatap muka dan virtual. Belajar
tatap mukanya tidak harus full. Contoh realitanya yaitu pembelajaran di era new normal
tersebut tidak semudah yang dibayangkan.karena guru saat ini tidak hanya belajar bagaimana
mengajar, tetapi terdapat tugas baru yang menjadikan guru sebagai wadah, fasilitas bahkan
pelatih bagi para siswa. Peran guru sudah tidak bisa lagi untuk menilai kualitas siswa
berdasarkan satu kelas, melainkan penilaian harus diperhatikan mulai satu persatu peserta
didik. Untuk guru menggali potensi siswa, termasuk potensi terhadap teknologi. Tujuannya,
mendorong siswa lebih fleksibilitas untuk bisa melihat kondisi di lapangan, industri bahkan
di lapangan. Maka penting untuk menanamkan kesadaran belajar tidak hanya untuk siswa,
tetapi seluruhnya. Termasuk guru, karena banyaknya tekanan digital yang harus dipahami.