Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI

DESA PUNCAK KECAMATAN CIGUGUR KABUPATENKUNINGAN

PROPOSAL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Tempat Ruang dan Sistem Sosial
Dosen Pengampu: Nunu Nurfirdaus, M.Pd.

Oleh:
FAIZATUL ALIYAH
NIM 166223014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH KUNINGAN
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Batasan Masalah.................................................................................3
C. Perumusan Masalah............................................................................3
D. Tujuan Masalah..................................................................................3
E. Manfaat Hasil Penelitian……………………………………………..4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori.......................................................................................5
B. Hasil Penelitian Yang dilakukan…………………………………….10
C. Operasioanl Variabel…………………………………………………11
D. Kerangka Berpikir……………………………………………………12
E. Hipotesis Tindakan…………………………………………………..12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitia……………………………………………………..14
B. Populasi dan Sampel Penelitian……………………………………...14
C. Instrument Penelitian…………………………………………………15
D. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………...18
E. Teknik Analisis Data…………………………………………………19
F. Jadwal Penelitian……………………………………………...............20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................23

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menurut Ki Hadjar Dewantara (Musanna, 2017: 121) pendidikan menempati
posisi strategis dalam peningkatan kualitas dan kapasitas seseorang untuk
mengarungi kehidupan. pendidikan sebagai aktivitas yang kompleks dan
mencakup pengembangan kualitas manusia secara komprehensif. Menurutnya
pendidikan adalah “daya-upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti
(kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect) dan tubuh anak”. Proses pendidikan
harus memberi perhatian, perlakuan dan tuntunan yang seimbang dalam
pengembangan karakter, intelek, dan jasmani anak didik sehingga menghasilkan
sumber daya manusia paripurna. Pendidikan merupakan upaya menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan
anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya. Tuntunan mengisyaratkan bahwa perkembangan anak berada di luar
kecakapan dan kehendak pendidik karena anak memilik kodrat tersendiri.
Pendidikan sebagai proses pemberian tuntunan untuk menumbuhkembangkan
potensi anak. Dalam istilah tuntunan tergambar bahwa tujuan pendidikan
mengarah pada pendampingan anak dalam proses penyempurnaan ketertiban
tingkah lakunya.
Menurut Kaufman dan Hotchkiss (Probosiwi, 2016: 91) pengangguran
merupakan suatu ukuran yang dilakukan jika seseorang tidak memiliki pekerjaan
tetapi mereka sedang melakukan usaha secara aktif dalam empat minggu terakhir
untuk mencari pekerjaan. Pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan
dalam angkatan kerja yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu
tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkan.
Pengangguran adalah orang-orang yang usianya berada dalam usia angkatan
kerjadansedangmencaripekerjaan.

1
Menurut Probosiwi (2016: 91) kesamaan konsep yang digunakan mengenai
batasan penganggur oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Badan Pusat Statistik,
bahwa penganggur merupakan bagian dari angkatan kerja yang kegiatan utamanya
aktif mencari pekerjaan dengan jumlah jam, minimal satu jam per minggu.
pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam seperti pertama,
pengangguran terbuka (open unemployment), yaitu tenaga kerja yang betul-betul
tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran ini terjadi ada yang karena belum
mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal dan ada juga yang
karena malas mencari pekerjaan atau malas bekerja. Kedua, pengangguran
terselubung (disguised unemployment), yaitu pengangguran yang terjadi karena
terlalu banyaknya tenaga kerja untuk satu unit pekerjaan padahal dengan
mengurangi tenaga kerja tersebut sampai jumlah tertentu, tetap tidak mengurangi
jumlah produksi. Pengangguran terselubung bisa juga terjadi karena seseorang
yang bekerja tidak sesuai dengan bakat dan kemampuannya, akhirnya bekerja
tidak optimal. Ketiga, setengah menganggur (under unemployment), yaitu tenaga
kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada pekerjaan untuk
sementara waktu. Ada yang mengatakan bahwa tenaga kerja setengah menganggur
ini adalah tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam dalam seminggu atau
kurang dari tujuh jam sehari.

Penduduk di desa puncak mata pencaharian banyak yang menjadi petani,


buruh tani.buruh bangunan dan yang merantau ke kota. Dari hasil itu mereka bisa
menyekolahkan anak-anaknya sampai tingkat SMP,SMA bahkan ke tinggkat
perguruan tinggi, tetapi pada saat ini yang bisa melanjutkan sampai tingkat
perguruan tinggi bisa dihitung hanya ada beberpa orang saja, karena banyak orang
tua yang belum mampu untuk melanjutkan pendidikan anaknya ke tingkat
perguruan tinggi dan juga ada orang tua yang beranggapan bahwasanya kuliah
tidak menjamin bisa mendapatkan pekerjaan, seperti halnya kasus di desa puncak
yang masih adanya pengangguran.

2
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai”Pengaruh Pendidikan Terhadap
Tingkat Pengangguran di Desa Puncak Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan”

B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan batasan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai beerikut:
1. Penyebab pengangguran di Desa Puncak
2. Dampak yang ditimbulkan oleh pengangguran di Desa Puncak
3. Penanganan terhadap pengangguran di Desa Puncak.

C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam suatu penelitian, sangat penting sebab analisis
penelitian dapat terfokuskan pada permasalahan yang telah ditentukan sesuai
dengan latar belakang masalah. Adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pendidikan di Desa Puncak?
2. Bagaimana tingkat pengngguran di Desa Puncak?
3. Bagaimana pengaruh pendidikan terhadap tingkat pengangguran di Desa
Puncak?

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pendidikan di Desa Puncak
2. Untuk meengetah tingkat pengangguran di Desa Puncak
3. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan terhadap tingkat pengangguran di Desa
Puncak.

3
E. Manfaat Hasil Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya dan bagi masyarakat luas
pada umumnya.
b. Hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan bagi peneliti.
c. Hasil penelitian ini bisa berguna untuk penelitian yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
Penulis bisa mengerti dan memahami faktor-faktor penyebab adanya
pengangguran di Desa Puncak ini.
b. Bagi orang tua
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi orang tua yang
memiliki anak yang masih belum bekerja agar dapat memberi motivasi serta
lebih memperhatikan pendidikan bagi anakanaknya.
c. Bagi pengangguran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi motivasi dan
pengetahuan agar selalu berusaha dan berdoa agar bisa mendaptkan
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan.
d. Bagi perangkat Desa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perangkat
desa agar menangani dan mencari solusi terhadap masalah pengangguran di
Desa Puncak, sehingga dapat terwujudnya tujuan yang di harapkan.s

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Landasan Pendidikan
Menurut Indra (Tatang, 2012: 23) ada berbagai jenis landasan pendidikan.
Berdasarkan sumber perolehannya, landasan pendidikan dapat di definisikan
menjadi beberapa jenis berikut. Pertama, Landasan Religius pendidikan, yaitu
asumsi-asumsi yang bersumber dari religi atau agama yang menjadi titik tolk
dalam rangka praktik pendidikan dan studi pendidikan. Kedua, landasan filosofi
pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari filasafat yang menjadi
titik tolak pendidikan.
Tirtarahardja & Sulo (2016: 82) pendidikan adalah sesuatu yang universal
dan berlangsung terus tak terputus dari generasi ke generasi di mana pun ini.
Upaya memanusiakan manusia melalui pendidikan itu di selenggarakan sesuai
dengan pandangan hidup dan dalam latar social kebudayan setiap masyarakat
tertentu. Oleh karena itu, meskipun pendidikan itu universal. Namun terjadi
perbedaan-perbedaan tertentu sesuai dengan pandangan hidup dan latar
sosiokultular tersebut. Dengan kata lain, pendidikan di selenggarakan
berlandaskan filasafat hidup serta berlandaskan sosiokultular setiap masyarakat,
termasuk Indonesia.
2. Tingkat Pendidikan
Menurut Khotimah (2018: 24) tingkat pendidikan dapat menjadi faktor
penyebab pengangguran, karena sekarang ini untuk masuk ke dalam dunia kerja
pencari kerja harus memiliki kelebihan pengetahuan maupun keterampilan.
Apabila pencari kerja tidak memiliki tingkat pendidikan yang memadai maka
akan tersingkir dari dunia kerja dan menaikan tingkat pengangguran.

5
a. Konsep Pendidikan
Menurut Khotimah (2018: 24) berdasarkan Undang-Undang RI Nomor
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Menurut Sanjaya (Khotimah, 2018: 24) terdapat empat konsep
pendidikan; 1) pendidikan adalah usaha sadar yang terencana, 2) proses
pendidikan yang terencana itu diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran, 3) suasana belajar dan pembelajaran itu diarahkan
agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya, 4) akhir dari
proses pendidikan adalah kemampuan anak memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Menurut Khotimah (2018: 25) pendidikan juga merupakan salah satu
dari empat tujuan negara yang tercantum dalam UUD 1945, yaitu
mecerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini menunjukan bahwa mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebagsaan merupakan tugas negara dan
menjadi tujuan penting suatu negara. Pendidikan juga merupakan hal yang
sangat penting dalam pembangunan masa depan suatu bangsa, pendidikan
menjadi salah satu penentu kemajuan dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan untuk mengembangakan

6
kemampuan, bakat dan minat seseorang yang disesuaikan perkembangan dan
kemajuan teknologi.
Menurut Khotimah (2018: 25) dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor
47 Tahun 2008 Tentang Wajib Belajar pemerintah telah mencanangkan
program wajib belajar bagi nak usia sekolah dasar yaitu umur 7-12 tahun
yang bertujuan memberikan pendidikan minimal bagi warga negara
Indonesia untuk dapat mengembangkan potensi dirinya agar dapat hidup
secara mandiri di dalam masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang
akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Menurut Undang-
undang Sidiknas 2003, jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.Pelaksanaan pendidikan
dasar dua belas tahun merupakan salah satu upaya yang dilakukan
pemerintah dalam memenuhi tuntutan dunia kerja.Dalam dunia kerja dituntut
persyaratan kualitas serta pengetahuan dari pelamar kerja, sehingga dengan
basis pendidikan dua belas tahun tentunya dapat meningkatkan kualitas
tenaga kerja yang lebih baik.
a. Tujuan Pendidikan
Menurut Khotimah (2018: 26-27) pendidikan adalah salah satu faktor
yang mempengaruhi tingkat pengangguran.Pendidikan yang diselenggarakan
oleh negara bertujuan agar warga negaranya mendapatkan ilmu pengetahuan
dan keterampilan yang dapat dijadikan sebagai bekal untuk melamar
pekerjaan. Semakin banyak orang yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan akan semakin banyak pula yang terserap menjadi tenaga kerja
dan bahkan menciptakan lapangan pekerjaan. Dengan adanya tingkat
pendidikan yang tinggi akanmenjadikan sumber daya manusia berkualitas
dan memberikan efektivitas produksi yang akhirnya dapat menyumbang
pertumbuhan ekonomi. Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang

7
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang
akan dicapai dan kemauan yang dikembangkan. Tingkat pendidikan
berpengaruh terhadap perubahan sikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat
pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang atau masyarakat
untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya dalam perilaku dan
gaya hidup sehari-hari, khususnya dalam kesehatan. Pendidikan formal
membentuk nilai bagi seseorang terutama dalam menerima hal baru.
3. Pengangguran
Menurut Maulana (2018: 11) pengangguran adalah seseorang yang sudah
digolongkan dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum
dapat memperolehnya.Seseorang yang tidak bekerja tetapi tidak secara aktif
mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai penganggur. Pengangguran biasanya
dibedakan 3 jenis berdasarkan keadaan yang menyebabkan, antara lain:
a. Pengangguran friksional, yaitu pengangguran yang disebabkan oleh tindakan
seseorang pekerja untuk meninggalkan kerjanya dan mencari kerja yang
lebih baik atau sesuai dengan keinginannya.
b. Pengangguran structural, yaitu pengangguran yang disebabkan oleh adanya
perubahan struktur dalam perekonomian.
c. Pengangguran konjungtur, yaitu pengangguran yang disebabkan oleh
kelebihan pengangguran alamiah dan berlaku sebagai akibat pengurangaj
dalam permintaan agregat.
Tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang cepat dan pertumbuhan
lapangan kerja yang relative lambat menyebabkan masalah pengangguran yang
ada di Negara yang sedang berkembang menjadi semakin serius. Apalagi di era
globalisasi ini persaingan tenaga kerja semakin ketat terutama karena
dibukanya perdagangan bebas yang memudahkan penawaran tenaga kerja asing
yang diyakini lebih berkualitas masuk ke dalam negeri.
Menurut Maulana (2018: 12) pengangguran didefinisikan adalah
seseorang yang digolongkan kedalam angkatan kerja dan mencari pekerjaan

8
pada suatu tingkat upah tertentu secara aktif, tetapi tidak dapat memperoleh
pekerjaan yang diinginkan.Dampak buruk pengangguran berdampak terhadap
perekonomian, seperti pengangguran dapat menyebabkan masyarakat tidak
maksimalnya kesejahteraan yang mungkin dicapainya. Pengangguran akan
menyebabkan pendapatan pajak pemerintah menurun sehingga akan
menghambat pembangunan ekonomi. Pengangguran berdampak terhadap
masyarakat seperti menyebabkan hilangnya mata pencaharian dan pendapatan.
Pengangguran akan menyebabkan menurunkan keterampilan dan pengangguran
menimbulkan ketidakstabilan politik dan sosial. Upaya menurunkan tingkat
pengangguran dan menurunkan tingkat kemiskinan adalah sama pentingnya.
Jika masyarakat tidak menganggur dan memiliki penghasilan, penghasilan
tersebut dapat digunakan untuk memenuhi biaya kebutuhan mereka untuk
hidup.Jika kebutuhan hidupnya telah terpenuhi, sehingga tidak akan miskin,
dan diharapkan tingkat pengangguran menjadi rendah (kesempatan kerja tinggi)
maka tingkat kemiskinan pun akan semakin rendah.
Menurut Maulana (2018: 12) ada hubungan yang erat sekali antara
tingginya tingkat pengangguran dan kemiskinan.Bagi sebagian besar orang
yang tidak mempunyai pekerjaan yang tetap atau hanya bekerja paruh waktu
selalu berada diantara kelompok masyarakat yang sangat miskin.mereka yang
bekerja dengan bayaran tetap di ctor pemerintah dan swasta biasanyatermasuk
diantara kelompok masyarakat kelas menengah ke atas. Namun salahjika
beranggapan bahwa setiap orang yang tidak mempunyai pekerjaan adalah
miskin, sedang yang bekerja secara penuh adalah orang kaya. Hal ini karena
kadangkala ada pekerja di perkotaan yang tidak bekerja secara sukarela karena
mencari pekerjaan yang lebih baik yang lebih sesuai dengan tingkat
pendidikannya. Mereka menolak pekerjaan yang mereka rasakan lebih rendah
dan mereka bersikap demikian karena mereka mempunyai sumber lain yang
bisa membantu masalah keuangan mereka.

9
Menurut Arsyad (Maulana, 2018: 13) salah satu mekanisme pokok untuk
mengurangi kemiskinan dan ketidakmerataan distribusi pendapatan di Negara
sedang berkembang adalah memberikan upah yang memadai dan menyediakan
kesempatan kerja bagi kelompok masyarakat miskin. Pada masa sekarang
usaha-usaha mengurangi pengangguran adalah dengan menggunakan rencana
pembagunan ekonomi yang menyertakan rencana ketenagakerjaan secara
matang. Disamping itu, disertai pula kesadaran akan ketenagakerjaan yang
lebih demokratis menyangkut hak-hak memilih pekerjaan, lapangan pekerjaan,
lokasi pekerjaan sesuai kemampuan, kemauan tenaga kerja tanpa diskriminasi.
Pemecahan masalah pengangguran terutama menjadi peran dan tanggung jawab
pemerintah daerah sesuai dengan prinsip desentralisasi.Dengan adanya otonomi
daerah diharapkan pemerintah daerah lebih serius menangani masalah
ketenagakerjaan setempat.

B. Hasil Penelitian yang di Lakukan


Penelitian yang dilakukan oleh Iswahyudi Joko Suprayitno dkk berjudul
“Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Jumlah Pengangguran Di Kota
Semarang”.Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat
pendidikan terhadap jumalah pengangguran di Kota Semarang.Hasil penelitian
menunjukan bahwa pendidikan seorang pekerja sangat berpengaruh terhadap
jumlah pengangguran di Kota Semarang. Nilai koefisien regresi variabel jumlah
penduduk yang berpendidikan (dari SD sd S1) (b2) bernilai positif artinya setiap
peningkatan jumlah penduduk yang berpendidikan (dari SD sd S1) sebesar 1
maka jumlah pengangguran juga meningkat sebesar 0,201 jiwa dengan asumsi
nilai independen lain nilainya tetap. Jadi untuk mendapatkan pekerjaan
dibutuhkan pendidikan dan keahlian dari calon pekerja agar bisa terserap dalam
dunia kerja. Persamaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian
terdahulu adalah terletak pada variabel yang digunakan, beberapa variabel yang
telah nakan peneliti terdahulu akan diteliti kembali pengaruhnya terhadap tingkat

10
pengangguran oleh peneliti seperti variabel tingkat pendidikan, pertumbuhan
ekonomi, tenaga kerja, dan upah minimum. Sedangkan perbedaan penelitian yang
akan dilakukan dengan penelitian terdahulu adalah terletak pada variabel yang
digunakan, variabel yang digunakan oleh peneliti adalah dengan menggabungkan
variabel dari beberapa penelitian yang berbeda sehingga diperoleh variabel
tingkat pendidikan, pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja, dan upah minimum.
Selain itu perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya juga terletak
pada teknik analisis datanya di mana penelitian sebelumnya menggunakan teknik
analisisregresi linier berganda, sedangkan peneliti menggunakan teknik analisis
regresi data panel.

C. Opersional Variabel
Menurut Silaen dan Widiyono (2013: 12) salah satu unsur penelitian yang
sangat membantu komunikasi antar peneliti adalah definisi operasional, yang
merupakan petunjuk bagaimana suatu variable dapat diamati atau dapat diukur.
Dengan kata lain, definisi operasional adalah menjelaskan pengertian variable,
yaitu mengubah dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang
dapat diamati tau yang dapat diukur.
Menurut Sugiyono. (2013: 2-3) variable penelitian pada dasarnya adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Maka dapat dirumuskan disini bahwa variable penelitian adalah
suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, abyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya.
Menurut Silaen dan Widiyono (2013: 11) variable adalah suatu konsep yang
memeiliki variasi nilai atau yang mengandung lebigdari satu nilai.

11
D. Kerangka Berfikir
Menurut Sekaran (Sugiyono, 2017: 91) kerangka berfikir merupakan model
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang
telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir yang baik
akan menjelaskan secara teorotis perturan antara variable yang akan di teliti. Jadi
secara teoritis perlu di jelaskan hubungan hubungan antara variable independen
dan dipenden.
Warga masyarakat Desa Puncak beranggapan bahwa sekolah hanyalah
menghabiskan biaya dan beranggapan bahwa anak yang sekolah juga setelah lulus
masih banyak yang menjadi pengangguran. Akibatnya pandangan masyarakat
terhadap pendidikan kurang begitu peduli, Pengangguran adalah masalah
makroenomi yang mempengaruhi manusia secara langsung dan merupakan yang
paling berat. Jadi tidaklah hera jika pengangguran menjadi topic yang sering di
bicarakan dalam perdebatan politik dan para politis sering mengklaim bahwa
kebijakan yang mereka tawarkan akan membantu menciptakan lapangan kerja.

E. HipotesisTindakan
Menurut Sugiyono (2017: 96) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pernyatan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relvan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban
teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiric dengan
data.
Berdasarkan kajian teori dari kerangka berfikir, maka hipotesis penelitiannya
adalah adanya pengaruh pendidikan terhadap tingkat pengangguran di Desa
Puncak. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan bahwa bentuk

12
kalimat pernyataan. Berdasarkan kerangka berfikir, dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
Ho: Pendidikan tidak berpengaruh terhadap tingkat pengangguran
Hi: Pendidikan berpengaruh terhadap tingkat pengangguran
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berfikir di atas, dapat diajukan
hipotesis tindakan sebagai berikut “Pengaruh Pendidikan Terhadap Tingkat
Pengangguran Di Desa Puncak Kecamatan Cigugu Kabupaten Kuningan”

13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2015 : 6) metode penelitian pendidikan adalah cara
ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dikembangkan, dan dibuktikan, suatu penentuan tertentu sehingga pada gilirannya
dapat membantu memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam
bidang pendidikan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian
adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti dalam proses penelitian untuk
mengumpulkan data, menguji dan membuktikan suatu pengetahuan sehingga dapat
mencapai tujuan yang diinginkan dan hasilnya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah.
Menurut Sugiyono (2015: 109) hasil eksperimen yang merupakan variabel
itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi,
karena tidak adanya variabel control dan sampel tidak dipilih secara random.
Peneliti ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode pre
eksperimen design dengan jenis Pre-Eksperimental, karena desain ini belum
merupakan eksperimen sungguh-sungguh, karena masih terdapat variabel luar
yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen.

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Menurut Arikunto (2013: 173) populasi adalah subyek penelitian apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian,
maka penelitinya merupakan pengertian populasi. Studi atau penelitiannya juga
disebut studi populasi atau studi sensus.

14
Bedasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa populasi adalah
kumpulan dari individu dengan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ksemudian ditarik kesimpulannya.
Menurut Sugiyono (2015 : 117), menyatakan populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Kemudian populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek-objek dan benda
alam lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subyek
yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh
subyek atau objek yang diteliti.
2. Sampel .
Menurut Sugiyono (2015 : 118) menyatakan sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi. Sampel yang diambil dari populasi harus benar-
benar representative mewakili.

C. Instrumen Penelitian
1. Instrumen
Menurut Sugiyono (2015: 148) instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Secara spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen-instrumen
dalam penelitian Pendidikan memang ada yang sudah tersedia dan telah teruji
validitas dan reliabilitasnya, seperti instrument untuk mengukur motif
berprestasi, dan hasil belajar. Instrumen penelitian yang digunakan disusun
sendiri termasuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Jumlah instrument
penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan

15
untuk diteliti. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Angket
Menurut Sugiyono, (2009: 142) angket merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mmberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya..
b. Wawancara
Menurut Suwartono, (2014: 48) Wawncara adalah cara menjaring
informasi atau data melalui interaksi verba atau lisan. Wawancara
memungkinkan kita menyusup kedalam alam pikiran orang lain, tepatnya
hal-hal yang berhubungan dengan perasaan, pikiran, pengalaman, pendapat,
dan lainnya yang tidak bias diamati.
c. Alat Dokumentasi
Menurut Silaen dan Widiyono (2013: 162-163) dokumentasi adalah
peninggalan tertulis mengenai data berbagai kegiatan atau kejadaian dari
suatu organisasi yang dari segi waktu relative belum terlalu lama. Terlepas
dari batas waktu, bahan-bahan dokumentasi itu merupakan informasi atau
data yang memberikan peluang yang luas bagi penyelenggara penelitian.
Dari bahan-bahan itu dapat dikemukakan berbagai fakta tentang sesuatu
yang terjadi, berbagai teori, berbagai pedapat, dan lain-lain.
Melakukan studi dokumentasi terhadap data-data yang dimiliki
Masyarakat Desa Kawungsari dengan data/fakta yang diperlukan dalam
pemecahan mesalah penelitian. Melakukan dokumentasi lain seperti
dokumentasi pada saat obervasi atau penelitian. Bentuk dokumentasi yang
digunakan berupa foto dan video untuk memperkuat dalam penelitian.

16
2. Uji instrumen
a. Uji Validitas
Menurut Arikunto (2013: 211) validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument.
Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.
Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan. Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap
data dari variabel yang diteliti secara tepat.
r xy = N ∑ XY −¿¿ ¿ .
Dengan N = Jumlah peserta
X = Skor variabel
Y = Skor total dari variabel.
b. Uji Reliabilitas
Menurut Anggoro, (2011: 5.31) reliabilitas berasal dari bahasa Inggris
yang berarti kemampuan suatu alat ukur. Jika alat ukur tersebut digunakan
untuk melakukan pengukuran secara berulang kali maka alat tersebut tetap
memberikan hasil yang sama. Namun perlu diingat bahwa kondisi saat
pengukuran tidak berubah. Reliabilitas instrumen dalam penelitian
mempunyai makna penting karena menunjukkan ketepatan dan kemantapan
suatu penelitian. Reliabilitas mencerminkan ketepatan instrumen penelitian
yang digunakan dalam mengukur dan menggali informasi yang diperlukan.
Menurut Arikunto, (2013: 221) Reliabilitas adalah sesuatu instrument
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrument tersebut sudah baik. Instrument yang baik tidak akan bersifat
tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban
tertentu. Instrument yang sudah dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan

17
data yang dapat dipercaya juga. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat
diandalkan.
Keterangan:
rn = reliabilitas instrumen
r½½ = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua
belahan instrumen.

D. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh informasi dalam rangka
mencapai tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, menggunakan teknik dalam
pengumpulan data diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Angket
Menurut Sugiyono, (2009: 142) menjelaskan angket merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam
penelitian ini menggunakan angket atau kuisioner tertutup yaitu kuisioner yang
jawabannya sudah disdiakan oleh peneliti sehingga responden tinggal memilih.
Angket dari penelitian ini terdiri dari pertanyaan yang dibagikan kepada
responden untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan variable pekerjaan
orang tua dan pendidikan anak di Desa Kawungsari.
2. Wawancara
Menurut Suwartono, (2014: 48) Wawncara adalah cara menjaring
informasi atau data melalui interaksi verba atau lisan. Wawancara
memungkinkan kita menyusup kedalam alam pikiran orang lain, tepatnya hal-
hal yang berhubungan dengan perasaan, pikiran, pengalaman, pendapat, dan
lainnya yang tidak bias diamati.

18
3. Dokumentasi
Menurut Silaen dan Widiyono (2013: 162-163) dokumentasi adalah
peninggalan tertulis mengenai data berbagai kegiatan atau kejadaian dari suatu
organisasi yang dari segi waktu relative belum terlalu lama. Terlepas dari batas
waktu, bahan-bahan dokumentasi itu merupakan informasi atau data yang
memberikan peluang yang luas bagi penyelenggara penelitian. Dari bahan-
bahan itu dapat dikemukakan berbagai fakta tentang sesuatu yang terjadi,
berbagai teori, berbagai pedapat, dan lain-lain.

E. Teknik Analisis Data


Menurut Sugiyono (2009: 147) analisis data merupakan kegiatan setelah data
dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis
data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan dari
tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
1. Uji Normalitas
Menurut Arikunto (2013: 357-360) uji normalitas digunakan untuk
melakukan pengujian normalitas sampel, uji normalitas ini menggunakan uji
Chi-Kuadrat (χ2). Pengujian normalitas data dengan rumus Chi-kuadrat dapat
dilakukan oleh siapa saja karena tidak memerlukan sarana khusus seperti
pengujian dengan kertas probabilitas normal. Data yang terkumpul (data jenis
interval) disusun dalam satu distribusi frekuensi.
2. Uji Homogenitas
Menurut Arikunto, (2013: 363-364) Uji homogenitas adalah pengujian
terhadap kesamaan beberapa bagian sampel, yakni seragam tidaknya variansi
sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Pengujian homogenitas
sampel menjadi sangat penting apabila peneliti bermaksud melakukan

19
generalisasi untuk hasil penelitiannya serta penelitian yang data penelitiannya
diambil dari kelompok-kelompok terpisah yang berasal dari satu populasi.
3. Uji beda (Uji-t)
Menurut Suwartono (2014: 98-99) uji-t adalah proses olah data dengan
alat bantu statistika yang dimaksudkan untuk membandingkan dua kelompok
data. Yang memerlukan uji-t adalah penelitian-penelitian yang menguji
pengaruh pemberlakuan suatu tindakan dan dampak dari suartu sistem yang
sudah berjalan. Rumus uji-t ada beberapa, dengan spesifikasinya masing-
masing. Misalnya, ada rumus yang cocok untuk menganalisis data dari dua
kelompok yang tidak berimbang (inequal) cacah deret datanya, ada yang cocok
untuk dua kelompok berhubungan (dependent/correlated samples), dua
kelompok terpisah (independent samples) dan sebagainya. Yang dimaksudkan
dengan dua kelompok berhubungan sebenarnya hanya satu kelompok subyek
yang diambil datanya dua kali, misalnya pada awal dan akhir penelitian, dua
kelompok data ini lalu dibandingkan. Sedangkan yang dinamakan dua
kelompok terpisah memang benar-benar terdiri dari dua kelompok subyek
berbeda, data dari dua kelompok ini kemudian dibandingkan.

F. Jadwal Penelitian
Penelitian ini mengenai pengaruh pendidikan terhadap tingkat pengangguran
di desa puncak akan dilaksanakan selama 3 bulan yaitu daril bulan April sampai
bulan Juni 2020. Adapun rincian kegiatan penelitian sebagai berikut:

20
Bulan

No Kegiatan April Mei


Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Observasi Awal

2. Penyusunan Proposal

3. Seminar Proposal

4. Revisi Proposal

5. Pelaksanaan Penelitian

6. Pengumpulan data

7. Menganalisis Data

8. Menyusun Laporan

21
22
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu & Nur Uhbiyati. 2007. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Anggoro, Toha, dkk. 2011. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Silaen, Sofar & Widiyono. 2013.Metodologi Penelitian Sosial untuk Penulisan
Skripsi dan Tesis. Jakarta: In Media
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RnD. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2015. Penelitian Pendidikan.Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2017. Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta
Suwartono. 2014. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Yoygyakarta: CV Andi
Offset
Tatang. 2012. Ilmu Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia
Tirtarahardja, Umar & Sulo, S. L. La. 2016. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta
Maulana, Dwi Akbar. 2018. Analisis Pengaruh Pengangguran, Pendidikan, Jumlah
Penduduk terhadap Kemisinan di Daerah Pedesaan Studi Kasus di Pulau
Jawa Tahun 2005-2006. Program Studi Ekonomi Pembangunan. Jurusan Ilmu
Ekonomi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Brawijaya
Khotimah, Husnul. 2018. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pertumbuhan Ekonomi,
Angkatan Kerja, dan Upah Minimum terhadap Tingkat Pengangguran DIY
Tahun 2009-2015. Program Studi Pendidikan Ekonomi. Jurusan Pendidikan
Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta
Musanna, Al. 2017. Indigenisasi Pendidikan: Rasionalitas Revitalisasi Praksis
Pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Program Pascasarjana STAIN Gajah Putih
Takengon. Vol. 2 (1)

23
Probosiwi, Ratih. 2016. Pengangguran dan Pengaruhnya terhadap Tingkat
Kemiskinan Unemployment and Its Influence on Poverty Level. Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS).
Jurnal PKS. Vol 15 (2)

24

Anda mungkin juga menyukai