Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS MAJALENGKA
Jl. Raya K.H Abdul Halim No.103 Majalengka Kulon Kec.Majalengka Kab.
Majalengka
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“KEGIATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM DI SEKOLAH SD" dapat
terselesaikan dengan baik.
Penulis
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..i
A. Kesimpulan ................................................................................................ 14
B. Saran .......................................................................................................... 14
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan Masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2. Mengukur pembelajaran secara berkala, akurat, dan relevan
Guru perlu mendapat bekal dan dukungan yang memadai untuk dapat
mengajar secara efektif. Dukungan tersebut diberikan sejak calon guru
mengenyam pendidikan di program pendidikan keguruan maupun
pendidikan profesi guru (prajabatan) hingga selama guru menjalani
profesinya (dalam jabatan). Guru yang berkualitas adalah guru yang mampu
mempraktikkan pengajaran yang efektif. Oleh karena itu, untuk
menciptakan dan mempertahankan guru yang berkualitas, dukungan ini
6
harus berjalan secara berkesinambungan agar mereka dapat mengajar
dengan efektif secara terus-menerus.
5. Mengadaptasi pendekatan dalam mengambil kebijakan pendidikan
Desentralisasi pendidikan menimbulkan konsekuensi berupa masalah
pendidikan yang bervariasi antarkabupaten/kota. Mengingat Indonesia
adalah negara luas dengan 514 kabupaten/kota, maka pemecahan masalah
pendidikan tidak bisa menggunakan pendekatan one size fits all, melainkan
harus disesuaikan dengan persoalan yang dihadapi tiap daerah.
Studi RISE terkait inovasi kebijakan pendidikan di daerah meneliti beberapa
kabupaten/kota untuk melihat adaptasi kebijakan untuk mengatasi krisis
pembelajaran dan disesuaikan dengan keadaan sosial budayanya. Di Kota
Bukittinggi, misalnya, ada beberapa kebijakan pendidikan dibuat karena
peran aktif kepala sekolah dan partisipasi keluarga, yaitu program supervisi
silang dan sekolah keluarga. Meskipun tidak ada insentif, tetapi program-
program ini dapat berjalan secara berkelanjutan di Bukittinggi karena
jaringan kekerabatan yang sangat kuat. Sementara itu di Yogyakarta,
pembelajaran didukung oleh partisipasi aktif dari orang tua dan masyarakat,
yang biasa dikenal dengan Paguyuban Orang Tua dan Jam Belajar
Masyarakat (JBM). Kedua program ini didorong oleh tradisi kolaborasi di
Yogyakarta: handarbeni dan guyub rukun.
7
Faktor penting yang harus diperhatikan oleh setiap sekolah adalah konsistensi
antara perencanaan dengan pelaksanaan pengembangan sekolah. Perencanaan
sekolah yang baik akan memberikan kontribusi keberhasilan yang besar dalam
implementasinya. Renop disusun berdasarkan Renstra, dan tidak boleh
menyimpang dari Renstra. Sehingga antara Renstra dan Renop harus terkait
dan ada benang merahnya. Renstra dan Renop inilah yang selanjutnya akan
dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi,
pembinaan, dan pembimbingan oleh berbagai pihak yang berkepentingan
dengan sekolah. Adapun langkah-langkah penyusunan Renop adalah sebagai
berikut. Qomar, (2010:67-68):
d. Merumuskan kesenjangan antara pendidikan sekolah saat ini dan satu (1)
tahun kedepan
8
l. Menyusun rencana pemantauan dan evaluasi
Organisasi kurikulum, yaitu pola atau bentuk bahan pelajaran disusun dan
disampaikan kepada murid-murid, merupakan suatu dasar yang penting
sekali dalam pembinaan kurikulum dan bertalian erat dengan tujuan
program pendidikan yang hendak dicapai, karena bentuk kurikulum turut
menentukan bahan pelajaran, urutannya dan cara menyajikannya kepada
murid-murid
9
a. Pertama, insidental artinya secara kebetulan ada hubungan antar mata
pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya. Misalnya mata pelajaran
IPA disinggung tentang mata pelajaran geografi dan sebagainya.
10
e. Guru berperan selaku guru bidang studi
a. Tahap kesadaran. Petani mulai sadar tentang adanya sesuatu yang baru,
mulai terbuka akan perkembangan dunia luarnya, sadar apa yang sudah ada
dan apa yang belum.
11
F. Analisis Kompetensi,Penetapan Kemampuan Keterampilan
Dan Sikap
1. Analisis tugas
2. Pola analisis
4. Expert judgement
6. Role play
12
G. Penetapan Skema Kerja Pengembangan Kurikulum Sekolah
13
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
● Organisasi kurikulum, yaitu pola atau bentuk bahan pelajaran disusun dan
disampaikan kepada murid-murid, merupakan suatu dasar yang penting
sekali dalam pembinaan kurikulum dan bertalian erat dengan tujuan
program pendidikan yang hendak dicapai, karena bentuk kurikulum turut
menentukan bahan pelajaran, urutannya dan cara menyajikannya kepada
murid-murid
Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15