Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEGIATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM DI SEKOLAH SD

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Ilmu Pengetahuan Sosial

Dosen Pengampu :

Ani Rosidah, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :

Dina Khoerunisa : 22.22.1.0054

Ismawati Dewi : 22.22.1.0096

Restu Slamet Subagja : 22.22.1.0045

UNIVERSITAS MAJALENGKA

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)

Jl. Raya K.H Abdul Halim No.103 Majalengka Kulon Kec.Majalengka Kab.
Majalengka
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“KEGIATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM DI SEKOLAH SD" dapat
terselesaikan dengan baik.

Dalam proses penulisan makalah ini. Penulis telah banyak mendapatkan


bantuan dai berbagai pihak baik secara langsung dan tidak langsung. Oleh
karena itu, sepantasnya penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
siapapun yang telah banyak membantu kami menyusun makalah ini.

Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini. Namun


kekurangan itu masih melekat pada kami, kritik dan saran yang bersifat
membangun, penulis harapkan agar dapat dijadikan masukan dalam
menyempurnakan makalah ini, harapan penulis, semoga makalah ini
memberikan manfaat bagi kita semua, Aamiin.

Majalengka, 16 Mei 2023

Penulis
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah .......................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3

A. Pengertian Kegiatan Pengembangan Kurikulum di SD....................................4

B. Kebijakan Umum Dalam Kegiatan Belajar Mengajar………………………..4

C. Rencana Program Pengembangan Sekolah ................................................... 7

D. Organisasi Dan Struktur Kurikulum................................................................. 9

E. Proses Adopsi Pengetahuan Dan Nilai..............................................................11

F. Analisis Kompetensi,Penetapan Kemampuan Keterampilan Dan Sikap…......12

G. Penetapan Skema Kerja PK Sekolah………………………………………….13

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 11

A. Kesimpulan ................................................................................................ 14
B. Saran .......................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia dan budaya tidak dapat dipisahkan, keduanya membentuk kehidupan.


Orang-orang berkumpul dalam satu unit sosial budaya, mereka menjadi
masyarakat. Masyarakat manusia menghasilkan budaya, menciptakan,
menumbuhkan dan mengembangkan budaya. Dari makhluk ciptaan Al-Khaliq,
hanya masyarakat manusia yang meniru Sang Pencipta yang menciptakan
kebudayaan. Kebudayaan merupakan hasil kreasi manusia dalam masyarakat.
Kesadaran manusia akan pengalamannya membuatnya mengumpulkan bentuk,
batasan, definisi, dan teori-teori kehidupannya ke dalam konsep budaya, yang
kemudian disebut budaya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Kegiatan Pengembangan Kurikulum di SD?

2. Apa Saja Kebijakan Umum Dalam Kegiatan Belajar Mengajar?

3. Bagaimana Rencana Program Pengembangan Sekolah?

4. Macam-Macam Organisasi Dan Struktur Kurikulum

5. Apa Saja Proses Adopsi Pengetahuan Dan Nilai?

3
C. Tujuan Masalah

1.Untuk Mengetahui Apa Pengertian Kegiatan Pengembangan


Kurikulum di SD

2.Untuk Mengetahui Kebijakan Umum Dalam Kegiatan Belajar


Mengajar

3.Untuk Mengetahui Bagaimana Rencana Program Pengembangan


Sekolah

4.Untuk Mengetahui Macam-Macam Organisasi Dan Struktur Kurikulum

5.Untuk Mengetahui Proses Adopsi Pengetahuan Dan Nilai

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kegiatan Pengembangan Kurikulum di SD


Pengembangan kurikulum selalu dilakukan oleh dunia pendidikan sesuai
dengan tuntutan dari perkembangan teknologi dan dinamika penduduk yang
dilaksanakan oleh suatu lembaga pendidikan. Pengembangan kurikulum
biasa dilakukan oleh Pemerintah secara umum, dan oleh suatu sekolah yang
ingin untuk meningkatkan mutu pada lembaga pendidikan itu sendiri. Dalam
pengembangan kurikulum yang harus diperhatikan terlebih dahulu adalah
terminologi dalam kurikulum itu sendiri. Menurut Dakir dalam bukunya
Perencanaan dan Pengembangan kurikulum menyebutkan: “ terminologi
kurikulum Curriculum diantaranya: (1). Core , core artinya inti, dalam
kurikulum berarti pengalaman belajar yang harus diberikan baik yang
berupa kebutuhan individual maupun kebutuhan umum. (2). Hidden
Curriculum berarti bahwa kurikulum yang tersembunyi. Apa artinya
tersembunyi? Tersembunyi berarti tak dapat dilihat tetapi tidak hilang. Jadi
kurikulum tersembunyi ini tidak direncanakan, tidak diprogram dan tidak
dirancang tetapi mempunyai pengaruh baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap out put dari proses belajar mengajar

B. Kebijakan Umum Dalam Kegiatan Belajar Mengajar


Pemerintah Indonesia telah berhasil memperluas akses pendidikan bagi
masyarakat. Dengan hampir semua anak di Indonesia kini dapat bersekolah,
bagaimana memastikan mereka mendapat pembelajaran berkualitas dan
menguasai keterampilan sesuai jenjang pendidikan yang mereka tempuh?
Berikut lima langkah prioritas yang dirangkum dari temuan studi-studi RISE
di Indonesia maupun di negara-negara lain.
1. Berkomitmen terhadap penguasaan kemampuan dasar literasi dan
numerasi.
Pada blog sebelumnya (baca: Lawan Krisis Pembelajaran, Tingkatkan
Kemampuan Dasar Siswa), kami telah menulis tentang pentingnya fokus
kepada peningkatan kemampuan dasar siswa: literasi dan numerasi. Dalam
Policy Paper “Focus to Flourish: Five Actions to Accelerate Progress in
Learning” (unduh di sini) yang diterbitkan oleh RISE Programme,
ditekankan bahwa komitmen terhadap pembelajaran dasar harus menjadi
prioritas politik yang mendesak agar perubahan segera terjadi dan dapat
diterjemahkan ke dalam perencanaan anggaran dan program.

5
2. Mengukur pembelajaran secara berkala, akurat, dan relevan

Mengukur pembelajaran perlu dilakukan bukan untuk menentukan lulus


atau tidaknya siswa, bagus atau tidaknya kualitas sekolah, melainkan untuk
mengetahui apakah siswa sudah menguasai kemampuan sesuai dengan
jenjang pendidikan yang mereka tempuh.
Di tingkat kelas, asesmen diperlukan untuk melihat kemajuan pembelajaran
tiap siswa. Hal ini penting dilakukan karena berdasarkan analisis tim
peneliti RISE dalam Profil Pembelajaran, jika anak-anak Indonesia tidak
menguasai kemampuan dasar numerasi pada kelas 6, maka kemungkinan
besar mereka tidak akan pernah menguasainya meski terus naik kelas.
Padahal, tujuan asesmen yang baik adalah untuk memberi informasi sedini
mungkin kualitas pembelajaran yang sedang berlangsung.
3. Menyelaraskan sistem dengan komitmen pembelajaran
Tujuan sistem pendidikan hanya bisa tercapai bila berbagai elemen di
dalamnya berjalan dengan selaras dan mengarah kepada tujuan atau
komitmen yang sama. Keselarasan berbagai elemen dalam sistem
pendidikan perlu terwujud di semua lapisan, mulai dari kebijakan di tingkat
pusat, daerah, hingga kelas. Misalnya, ketika Indonesia berkomitmen untuk
meningkatkan akses pendidikan pada tahun 1970-an, pemerintah
membangun lebih dari 60.000 sekolah dasar melalui program Sekolah Dasar
INPRES. Dua dekade kemudian, hampir seluruh anak Indonesia mampu
mengenyam pendidikan dasar.
Risa Wardatun Nihayah, pada presentasinya terkait sistem pendidikan dalam
acara "Temu Media: Rekomendasi RISE untuk Atasi Krisis Pembelajaran"
(tonton rekaman acaranya di sini), menyebutkan bahwa keselarasan dalam
sistem pendidikan akan meningkatkan akuntabilitas. Misalnya, dalam usaha
perekrutan guru di Indonesia yang tumpang-tindih. Jika proses tersebut
selaras, maka semua elemen ini akan turut andil dalam memajukan kualitas
guru di Indonesia mulai dari sistem perekrutannya. Namun, sejauh ini kita
tidak melihat ada peran dari politisi untuk mendorong peningkatan kualitas
dalam perekrutan guru, begitu juga dengan elemen-elemen lain dalam
sistem pendidikan ini.
4. Mendukung guru dalam proses belajar mengajar

Guru perlu mendapat bekal dan dukungan yang memadai untuk dapat
mengajar secara efektif. Dukungan tersebut diberikan sejak calon guru
mengenyam pendidikan di program pendidikan keguruan maupun
pendidikan profesi guru (prajabatan) hingga selama guru menjalani
profesinya (dalam jabatan). Guru yang berkualitas adalah guru yang mampu
mempraktikkan pengajaran yang efektif. Oleh karena itu, untuk
menciptakan dan mempertahankan guru yang berkualitas, dukungan ini

6
harus berjalan secara berkesinambungan agar mereka dapat mengajar
dengan efektif secara terus-menerus.
5. Mengadaptasi pendekatan dalam mengambil kebijakan pendidikan
Desentralisasi pendidikan menimbulkan konsekuensi berupa masalah
pendidikan yang bervariasi antarkabupaten/kota. Mengingat Indonesia
adalah negara luas dengan 514 kabupaten/kota, maka pemecahan masalah
pendidikan tidak bisa menggunakan pendekatan one size fits all, melainkan
harus disesuaikan dengan persoalan yang dihadapi tiap daerah.
Studi RISE terkait inovasi kebijakan pendidikan di daerah meneliti beberapa
kabupaten/kota untuk melihat adaptasi kebijakan untuk mengatasi krisis
pembelajaran dan disesuaikan dengan keadaan sosial budayanya. Di Kota
Bukittinggi, misalnya, ada beberapa kebijakan pendidikan dibuat karena
peran aktif kepala sekolah dan partisipasi keluarga, yaitu program supervisi
silang dan sekolah keluarga. Meskipun tidak ada insentif, tetapi program-
program ini dapat berjalan secara berkelanjutan di Bukittinggi karena
jaringan kekerabatan yang sangat kuat. Sementara itu di Yogyakarta,
pembelajaran didukung oleh partisipasi aktif dari orang tua dan masyarakat,
yang biasa dikenal dengan Paguyuban Orang Tua dan Jam Belajar
Masyarakat (JBM). Kedua program ini didorong oleh tradisi kolaborasi di
Yogyakarta: handarbeni dan guyub rukun.

C. Rencana Program Pengembangan Sekolah

Perencanaan sekolah adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa


depan sekolah yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan
sumberdaya yang tersedia. RPS adalah dokumen tentang gambaran kegiatan
sekolah di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahan/tujuan sekolah
yang telah ditetapkan. Baharuddin, (2010:102). Rencana Pengembangan
Sekolah (RPS) merupakan salah satu wujud dari salah satu fungsi manajemen
sekolah yang amat penting yang harus dimiliki sekolah. RPS berfungsi untuk
memberi arah dan bimbingan bagi sekolah dalam rangka menuju tujuan
sekolah yang lebih baik (peningkatan, pengembangan). RPS harus dimiliki
oleh setiap sekolah sebagai panduan dalam penyelenggaraan pendidikan, baik
untuk jangka panjang (20 tahun), menengah (5 tahun) maupun pendek (satu
tahun).

Proses Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah:

7
Faktor penting yang harus diperhatikan oleh setiap sekolah adalah konsistensi
antara perencanaan dengan pelaksanaan pengembangan sekolah. Perencanaan
sekolah yang baik akan memberikan kontribusi keberhasilan yang besar dalam
implementasinya. Renop disusun berdasarkan Renstra, dan tidak boleh
menyimpang dari Renstra. Sehingga antara Renstra dan Renop harus terkait
dan ada benang merahnya. Renstra dan Renop inilah yang selanjutnya akan
dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi,
pembinaan, dan pembimbingan oleh berbagai pihak yang berkepentingan
dengan sekolah. Adapun langkah-langkah penyusunan Renop adalah sebagai
berikut. Qomar, (2010:67-68):

a. Melakukan analisis lingkungan operasional sekolah

b. Melakukan analisis pendidikan sekolah saat ini

c. Melakukan analisis pendidikan sekolah 1 tahun kedepan (yang diharapkan)

d. Merumuskan kesenjangan antara pendidikan sekolah saat ini dan satu (1)
tahun kedepan

e. Merumuskan tujuan tahunan/tujuan jangka pendek (sasaran)

f. Mengidentifikasi urusan-urusan sekolah yang perlu dilibatkan untuk


mencapai setiap sasaran dan yang masih perlu diteliti tingkat kesiapannya

g. Melakukan analisis SWOT (mengenali tingkat kesiapan masingmasing


urusan sekolah melalui analisis SWOT)

h. Menyusun langkah-langkah pemecahan persoalan, yaitu mengubah


ketidaksiapan menjadi kesiapan urusan sekolah.

i. Menyusun rencana program sekolah Menentukan milestone (output apa &


kapan dicapai)

j. Menyusun rencana biaya (besar dana, alokasi, sumber dana)

k. Menyusun rencana pelaksanaan program

8
l. Menyusun rencana pemantauan dan evaluasi

m. Membuat jadwal pelaksanaan program

n. Menentukan penanggungjawab program/kegiatan

D. Macam-Macam Organisasi Dan Struktur Kurikulum

Organisasi kurikulum, yaitu pola atau bentuk bahan pelajaran disusun dan
disampaikan kepada murid-murid, merupakan suatu dasar yang penting
sekali dalam pembinaan kurikulum dan bertalian erat dengan tujuan
program pendidikan yang hendak dicapai, karena bentuk kurikulum turut
menentukan bahan pelajaran, urutannya dan cara menyajikannya kepada
murid-murid

Menurut S. Nasution, kurikulum terdapat tiga tipe atau tiga Organisasi


kurikulum, yaitu

1. Separated Subject Curriculum (Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran)

Kurikulum ini disebut demikian karena segala bahan pelajaran disajikan


dalam subject atau mata pelajaran yang terpisah-pisah. Sehingga banyak
jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya. Jumlah mata
pelajaran yang diberikan cukup bervariasi bergantung pada tingkat dan jenis
sekolah yang bersangkutan. Dalam praktek penyampaian pengajarannya,
tanggung jawab terletak pada masing-masing guru atau pendidik yang
menangani suatu mata pelajaran yang dipegangnya.

2. Correlated Curriculum (Kurikulum Gabungan)

Correlated curriculum adalah bentuk kurikulum yang menunjukkan adanya


suatu hubungan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya,
Tetapi tetap memperhatikan karakteristik tiap mata pelajaran tersebut.
Hubungan antar mata pelajaran dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:

9
a. Pertama, insidental artinya secara kebetulan ada hubungan antar mata
pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya. Misalnya mata pelajaran
IPA disinggung tentang mata pelajaran geografi dan sebagainya.

b. Kedua, menghubungkan secara lebih erat jika terdapat suatu pokok


bahasan yang dibicarakan dalam berbagai mata pelajaran. Misalnya masalah
moral dan etika dibicarakan dalam mata pelajaran agama.

c. Ketiga, batas mata pelajaran disatukan dan difungsikan dengan


menghilangkan batasan masing-masing mata pelajaran. Penggabungan
antara beberapa mata peajaran menjadi satu disebut sebagai broad field.
Misalnya mata pelajaran bahasa merupakan peleburan dari mata pelajaran
membaca, tata bahasa, menulis, mengarang,menyimak dan pengetahuan
bahasa.

3. Integrated Curriculum (Kurikulum Terpadu)

Dalam integrated curriculum mata pelajaran dipusatkan pada suatu


masalah atau unit tertentu. Dengan adanya kebulatan bahan pelajaran
diharapkan dapat terbentuk kebulatan pribadi peserta didik yang sesuai
dengan lingkungan masyarakatnya. Oleh karena itu, hal-hal yang diajarkan
di sekolah harus disesuaikan dengan situasi, masalah dan kebutuhan
kehidupan di luar sekolah.

Ciri-ciri umum dari kurikulum studi adalah sebagai berikut :

a. Kurikulum terdiri atas suatu bidang pengajaran, yang di dalamnya terpadu


sejumlah mata pelajaran sejenis dan memiliki ciri-ciri yang sama

b. Pelajaran bertitik tolak dari core subject, yang kemudian diuraikan


menjadi sejumlah pokok bahasan

c. Berdasarkan tujuan kurikuler dan tujuan instruktusional yang telah


digariskan

d. Sistem penyampaian bersifat terpadu

10
e. Guru berperan selaku guru bidang studi

f. Minat, masalah, serta kebutuhan siwa dan masyarakat dipertimbangkan


sebagai dasar penyusunan kurikulum, walaupun masih dalam batas-batas
tertentu

g. Dikenalkan berbagai jenis bidang studi

E. Proses Adopsi Pengetahuan Dan Nilai

Adopsi menurut Rogers (2003) menyatakan adopsi adalah proses mental,


dalam mengambil keputusan untuk menerima atau menolak ide baru dan
menegaskan lebih lanjut tentang penerimaan dan penolakan ide baru
tersebut. Seseorang menerima suatu hal atau ide baru selalu melalui
tahapan-tahapan. Tahapan ini dikenal sebagai tahap proses adopsi, secara
bertahap mulai dari:

a. Tahap kesadaran. Petani mulai sadar tentang adanya sesuatu yang baru,
mulai terbuka akan perkembangan dunia luarnya, sadar apa yang sudah ada
dan apa yang belum.

b. Tahap minat. Tahap ini ditandai oleh adanya kegiatan mencari


keteranganketerangan tentang hal-hal yang baru diketahuinya. c.Tahap
penilaian. Setelah keterangan yang diperlukan diperoleh, mulai timbul rasa
menimbang-nimbang untuk kemungkinan melaksanakannya sendiri.

d.Tahap mencoba. Jika keterangan sudah lengkap, minat untuk meniru


besar, dan jika ternyata hasil penilaiannya positif, maka dimulai usaha
mencoba hal baru yang sudah diketahuinya.

e.Tahap adopsi. Petani sudah mulai mempraktekkan hal-hal baru

11
F. Analisis Kompetensi,Penetapan Kemampuan Keterampilan
Dan Sikap

Kompetensi dasar adalah bentuk penguasaan peserta didik terhadap


pengetahuan, perilaku, keterampilan, dan sikap setelah mendapatkan materi
pembelajaran pada jenjang pendidikan tertentu. Kompetensi ini
dikembangkan berdasarkan karakteristik peserta didik dan harus mengacu
pada kompetensi inti yang telah dirumuskan. Mungkin Bapak/Ibu juga
sering mendengar istilah kompetensi inti. Lantas apa perbedaan antara
kompetensi inti dan dasar? Perbedaannya dengan kompetensi inti adalah
sebagai berikut. Kompetensi inti = penjabaran antara muatan pembelajaran,
mata pelajaran, dan program studi sebagai upaya untuk mencapai standar
kompetensi lulusan (SKL).

Kompetensi dasar = kemampuan peserta didik untuk bisa mencapai


kompetensi inti. Untuk menganalisis suatu kompetensi dasar tentu tidak bisa
dilakukan secara instan dan terburu-buru. Melainkan harus dilakukan secara
sistematis, detail, efektif, dan tepat sasaran. Untuk itulah, analisis ini
dilakukan melalui beberapa proses berikut. :

1. Analisis tugas

2. Pola analisis

3. Research atau penelitian

4. Expert judgement

5. Individual group interview data

6. Role play

12
G. Penetapan Skema Kerja Pengembangan Kurikulum Sekolah

Panduan pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan


merupakan dokumen yang berisi prinsip dan contoh strategi untuk memandu
satuan pendidikan mengembangkan kurikulum operasionalnya. Kurikulum
operasional dikembangkan dan dikelola dengan mengacu kepada struktur
kurikulum dan standar yang ditetapkan oleh Pemerintah dan
menyelaraskannya dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, satuan
pendidikan, dan daerah. Dalam menyusun kurikulum operasional, satuan
pendidikan diberikan wewenang untuk menentukan format dan sistematika
penyusunannya. Panduan meliputi komponen minimal yang ditetapkan oleh
Kementerian dalam regulasi yang mengatur Struktur Kurikulum.

Langkah-langkah Peninjauan dan Revisi Kurikulum Operasional:

1. Menganalisis konteks karakteristik satuan pendidikan.

2. Meninjau ulang visi,misimdan tujuan.

3. Meninjau ulang perorganisasian pembelajaran.

4. Menyusun rencana pembelajaran.

5. Merancang pendampingan,evaluasi,dan pengembangan profesional

13
BAB III PENUTUP

Kesimpulan

● Pengembangan kurikulum selalu dilakukan oleh dunia pendidikan


sesuai dengan tuntutan dari perkembangan teknologi dan dinamika
penduduk yang dilaksanakan oleh suatu lembaga pendidikan.
Pengembangan kurikulum biasa dilakukan oleh Pemerintah secara umum,
dan oleh suatu sekolah yang ingin untuk meningkatkan mutu pada lembaga
pendidikan itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum yang harus
diperhatikan terlebih dahulu adalah terminologi dalam kurikulum itu sendiri.

● Organisasi kurikulum, yaitu pola atau bentuk bahan pelajaran disusun dan
disampaikan kepada murid-murid, merupakan suatu dasar yang penting
sekali dalam pembinaan kurikulum dan bertalian erat dengan tujuan
program pendidikan yang hendak dicapai, karena bentuk kurikulum turut
menentukan bahan pelajaran, urutannya dan cara menyajikannya kepada
murid-murid

● Panduan pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan


merupakan dokumen yang berisi prinsip dan contoh strategi untuk memandu
satuan pendidikan mengembangkan kurikulum operasionalnya. Kurikulum
operasional dikembangkan dan dikelola dengan mengacu kepada struktur
kurikulum dan standar yang ditetapkan oleh Pemerintah dan
menyelaraskannya dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, satuan
pendidikan, dan daerah.

Saran

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya dan


orang yang mendengarkannya. Tentunya makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, maka dari itu kamu akan
menerima kritikan-kritikan atau saran-saran para pembaca maupun
pendengar demi kesempurnaan makalah kami ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Afriansyah. A. (2020). Transformasi pendidikan dan berbagai problemnya.


https://kependudukan.lipi.go.id/id/ berita/53-mencatatcovid19/838-covid-
19transformasi-pendidikan-dan-berbagaiproblemnya

Balitbang Kemendikbud. (2019). Kajian implementasi kurikulum 2013.


Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI

Balitbang Kemendikbud. (2019). Kajian implementasi kurikulum 2013.


Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI

15

Anda mungkin juga menyukai