“Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum dan Buku Teks
IPA di Sekolah yang diampuh oleh Ibu Dewi Diana Paramata, S.Pd, M.Pd”
Disusun Oleh :
Kelompok 1
JURUSAN FISIKA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Penulisan makalah ini belumlah sempurna oleh karena itu penulis mohon
kepada pembaca untuk bisa memberikan kritik dan saran yang membangun.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis dan khususnya bagi pembaca.
Kelompok
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3 Tujuan ...................................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Bagaimana Konsep Kurikulum Saat Ini? ............................................3
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Kurikulum............................................................................6
3.2 Peran dan Fungsi Kurikulum.................................................................8
3.3 Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum............................................11
3.4 Stakeholders Kurikulum........................................................................16
BAB VI PENUTUP
4.1 Kesimpulan...........................................................................................23
4.2 Saran.....................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian dari kurikulum
2) Untuk mengetahui peran dan fungsi dari kurikulum
3) Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
4) Untuk mengetahui tentang stakeholders kurikulum.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
3
Akan tetapi, ada sebuah pertanyaan besar dalam kebijakan tersebut. Hal ini
terkait bagaimana dan kemana sebenarnya arah pendidikan Indonesia saat ini.
Tidak hanya itu, yang menjadi pertanyaan besar juga kenapa sistem pendidikan di
Indonesia ini selalu terjadi perubahan-perubahan, apa sebenarnya letak dari
urgensi perubahan pendidikan Indonesia. Dalam hal ini bahwa sebenarnya sistem
pendidikan di Indonesia tidak perlu sebegitu dinamisnya berubah. Namun
demikian, para individu yang terlibatlah harus diberi sistem pengaktualisasian diri
yang berkualitas (Marisa, 2021).
4
hal ini belum menentukan sebuah arah dari tujuan pendidikan di negara kita. Akan
tetapi, konsep dari merdeka belajar membawa arah untuk mampu berkontribusi
dengan baik dalam menuntut peningkatan ekonomi bagi peserta didik sehingga
dapat belajar secara bebas. Sekali lagi, bahwa pendidikan di negara kita tidak
menuntut untuk apa, melainkan terbagi dalam beberapa bagian yang
mengakibatkan masalah sosial di Indonesia belum dapat selesai dengan
seutuhnya. Hal ini dikarenakan pendidikan dipersiapkan untuk mampu
mengantisipasi berbagai macam masalah sosial yang tengah berada dalam
masyarakat.
Oleh sebab itu, beberapa hal yang perlu dilakukan yakni mengenai
perlunya memahami kondisi psikologis pendidikan dinegara kita, yang mana
bahwa kondisi psikologis setiap wilayah itu berbeda-beda tidak dapat sama antara
satu wilayah dengan wilayah lainnya. Untuk itu, bahwa sebelum dilakukannya
perubahan sistem pendidikan maka harus dilakukan adanya pendekatan psikologis
dan budaya pendidikan. Tidak hanya itu, bahwa sebagaimana yang dikatakan
sebelumnya revolusi mental bagi tenaga pendidik juga harus mampu memiliki
tujuan pendidikan tersebut secara optimal (Marisa, 2021).
5
BAB III
PEMBAHASAN
6
pelaksanaan atau operasionalisasi kurikulum. Sedangkan kurikulum merupakan
bentuk operasionalisasi pendidikan sekolah untuk mencapai tujuan institusi dari
masing-masing jenjang sekolah (Chamisijatin & Permana, 2020).
7
Program merupakan rencana kegiatan yang disusun dan dirangkai
menjadi satu kesatuan prosedur, yang berupa urutan langkah, untuk
menyelesaikan masalah. Program yang dimaksud dalam kurikulum
sebagai program dalam pembelajaran. Program pembelajaran ini dapat
tertuang dalam serentetan daftar pelajaran ataupun pokok bahasan yang
diajarkan pada kurun waktu tertentu seperti halnya dalam kurun waktu
satu tahun atau satu semester.
Kurikulum memiliki peranan yang sangat penting itu sudah disadari dalam
sistem pendidikan nasional. Karena kurikulum merupakan alat utama dalam
pelaksanaan program pendidikan baik formal maupun informal, gambaran sistem
pendidikan terlihat jelas dalam kurikulum. Dengan kata lain, sistem pengajaran
pada hakekatnya adalah sistem pendidikan itu sendiri. Kurikulum merupakan alat
8
yang sangat penting untuk keberhasilan pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai
dan tepat, sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan.
Sepanjang sejarah pendidikan di Indonesia, kurikulum telah mengalami beberapa
kali perubahan dan penyempurnaan untuk menyesuaikan dengan perkembangan
dan kemajuan zaman yang ingin dicapai hasil yang maksimal untuk dicapai. Maka
dengan itu yang akan dibahas adalah apa yang dimaksud dengan kurikulum,
kemudian apa saja peranan kurikulum dalam dunia pendidikan dan apa fungsi dari
kurikulum tersebut didalam dunia pendidikan (Erni dan Anne, 2023).
9
dapat membantu siswa mengembangkan segala yang dimilikinya sehingga
dapat berpartisipasi aktif dalam kehidupan sosial yang berkembang secara
dinamis.
3. Peran Kritis dan Evaluatif, melihat kepada peran kurikulum sebelumnya
yaitu konservatif, tidak semua nilai dan budaya lama harus dilestarikan.
Karena itu kurikulum harus berperan sebagai pemilih, nilai dan budaya
mana yang harus dipertahankan dan nilai atau budaya baru mana yang
harus dimiliki siswa (Agustin, P., & Effane, A. (2022)
Kurikulum harus berperan dalam menyeleksi dan evaluasi apa saja yang
berguna dalam kehidupan siswa. Selain ketiga peran kurikulum, adapun yang
akan dibahas dari beberapa fungsi kurikulum didalam dunia pendidikan, karena
secara umum fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk membantu peserta didik
untuk mengembangkan pribadinya ke arah tujuan pendidikan, Alexander Inglis
mengatakan bahwa kurikulum berfungsi sebagai fungsi penyesuaian,
pengintegrasian , diferensiasi, persiapan, pemilihan, serta diagnostik.
10
ke masyarakat. Mempersiapkan kemampuan sangat perlu, karena sekolah
tidak mungkin memberikan semua apa yang diperlukan atau semua apa
yang menarik minat mereka.
5) Fungsi pemilihan, Ini memberikan kesempatan untuk memilih apa yang
mereka inginkan dan apa yang mereka minati. Kedua hal ini penting bagi
masyarakat yang demokratis. Untuk mengembangkan keterampilan yang
berbeda ini, kurikulum perlu diatur secara luas dan fleksibel.
6) Fungsi diagnostik, salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu
dan mengarahkan para siswa agar mereka mampu memahami dan
menerima dirinya sehingga dapat mengembangkan semua potensi yang
dimiliki.Ini dapat dilakukan bila mereka menyadari semua kelemahan dan
kekuatan yang dimiliki melalui eksplorasi dan prognosa (Anggraeni, R.,
& Effane, A.2022).
3.3 Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
1. Prinsip Relevasi
Relevansi memiliki makna sesuai atau serasi. Jika mengacu pada
prinsip relevansi, setidaknya kurikulum harus memperhatikan aspek
internal dan eksternal. Secara internal, kurikulum memiliki relevansi
antara komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi, dan
evaluasi). Sedangkan secara eksternal komponen itu memiliki relevansi
11
dengan tuntutan sains dan teknologi (relevasi epistemologis), tuntutan dan
potensi siswa (relevasi psikologis), serta tuntutan dan kebutuhan
pengembangan masyarakat (relevasi sosiologis).
12
kurikulum yang sesuai dengan minat, kebutuhan siswa dan kebutuhan
bidang lingkungan mereka.
3. Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas artinya kurikulum dikembangkan secara
berkesinambungan, yang meliputi sinambung antar mata pelajaran, antar
kelas maupun antar jenjang pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar proses
pendidikan atau belajar siswa bisa maju secara sistematis, di mana
pendidikan pada kelas atau jenjang yang lebih rendah harus menjadi dasar
untuk melanjutkan pada kelas dan jenjang di atasnya. Dengan demikian,
akan terhindar dari tidak terpenuhinya kemampuan prasyarat awal siswa
(prerequisite) untuk mengikuti pendidikan pada kelas atau jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, juga terhindar dari adanya pengulangan-
pengulangan program dan aktifitas belajar yang tidak perlu dan bisa
menimbulkan pemborosan waktu, tenaga dan dana. Untuk itu, perlu
adanya kerja sama diantara para pengembang kurikulum dari berbagai
kelas dan jenjang pendidikan. Implikasinya adalah mengusahakan agar
setiap kegiatan kurikuler memiliki kesinambungan dengan kegiatan-
kegiatan kurikuler lainnya, baik secara vertikal (bertahap), berjenjang)
maupun secara horizontal.
Berkesinambungan secara vertikal (bertahap/berjenjang) dalam
artian antara jenjang pendidikan yang satu dengan jenjang pendidikan
yang lebih tinggi kurikulumnya dikembangkan secara berkesinambungan
tanpa ada jarak di antara keduanya, mulai dari tujuan pembelajaran sampai
ke tujuan pendidikan nasional, termasuk juga komponen lainnya. Dalam
hal ini dituntut adanya kerjasama antara pengembangan kurikulum jenjang
pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi. Sedangkan
berkesinambungan secara horizontal (berkelanjutan) dapat diartikan
pengembangan kurikulum jenjang pendidikan dan tingkat/kelas yang sama
tidak terputus-putus dan merupakan pengembangan yang terpadu
(Ulum,2020)
4. Prinsip Efisiensi
13
Peran kurikulum dalam ranah pendidikan adalah sangat penting
dan bahkan vital dalam proses pembelajaran, ia mencakup segala hal
dalam perencanaan pembelajaran agar lebih optimal dan efektif. Dewasa
ini, dunia revolusi industri menawarkan berbagai macam perkembangan
kurikulum yang dilahirkan oleh para ahli dari dunia barat. Salah satu
pengembangan kurikulum yang dipakai oleh pemerintah Indonesia untuk
mecapai sebuah cita-cita bangsa yaitu mengoptimalkan kecerdasan anak-
anak generasi penerus bangsa untuk memilki akhlak mulia dan berbudi
pekerti yang luhur.
Efisiensi adalah salah satu prinsip yang perlu diperhatikan dalam
mengembangkan kurikulum, sehingga apa yang telah direncanakan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Jika sebuah program pembelajaran
dapat diadakan satu bulan pada satu waktu dan memenuhi semua tujuan
yang ditetapkan, itu bukan halangan. Sehingga siswa dapat
mengimplementasikan program pembelajaran lain karena upaya itu
diperlukan agar dalam pengembangan kurikulum dapat memanfaatkan
sumber daya pendidikan yang ada secara optimal, cermat, dan tepat
sehingga hasilnya memadai.
5. Prinsip Efektivitas
Mengembangkan kurikulum pendidikan perlu mempertimbangkan
prinsip efektivitas, yang dimaksud dengan efektivitas di sini adalah sejauh
mana rencana program pembelajaran dicapai atau diimplementasikan.
Dalam prinsip ini ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu: efektivitas
mengajar guru dan efektivitas belajar siswa.
Dalam aspek mengajar guru, jika masih kurang efektif dalam
mengajar bahan ajar atau program, maka itu menjadi bahan dalam
mengembangkan kurikulum di masa depan, yaitu dengan mengadakan
pelatihan, workshop dan lain-lain. Sedangkan pada aspek efektivitas
belajar siswa, perlu dikembangkan kurikulum yang terkait dengan
metodologi pembelajaran sehingga apa yang sudah direncanakan dapat
tercapai dengan metode yang relevan dengan materi pembelajaran.
14
Sementara prinsip khusus berhubungan dengan prinsip yang hanya berlaku
pada tempat-tempat tertentu dan pada situasi tertentu saja. Prinsip khusus ini lebih
mengarah pada prinsip digunakan pada saat pengembangan kurikulum yang
secara khusus (tujuan, isi, metode dan evaluasi). Misalnya pada salah satu jenis
dan jenjang pendidikan yang ada dengan jenis dan jenjang pendidikan yang
lainnya memiliki karakteristik yang berbeda pada beberapa aspek aspeknya
(Setiyadi,2020). Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut:
15
b. Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan
keterampilan
c. Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan juga
sistematis. Ketiga ranah belajar, yaitu pengetahuan, sikap, dan
keterampilan diberikan secara simultan dalam urutan situasi belajar.
Untuk hal tersebut diperlukan buku pedoman guru yang memberikan
penjelasan tentang organisasi bahan dan alat pengajaran secra lebih
mendetail.
16
norma penilaian yang digunakan dalam pengelolaan hasil tes serta
penggunaan skor standard.
Stakeholder berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata, yaitu stake
dan holder. Secara umum kata stake dapat diartikan sebagai
“kepentingan”,sedangkan kata holder diartikan sebagai “pemegang”. Jadi
stakeholder berarti pemegang kepentingan. Dalam konteks sekolah, Stakeholder
adalah masyarakat sekolah yang merupakan warga atau individu yang berada di
sekolah dan di sekitar sekolah yang berhubungan secara langsung maupun tidak
langsung. terhadap manajemen sekolah, memiliki kesadaran sosial dan
mempunyai pengaruh terhadap sekolah.Stakeholder sekolah adalah segenap
komponen terkait yang memiliki hak serta kewajiban yang sama dalam
merencanakan,melaksanakan dan melakukan pengawasan terhadap program
pendidikan.
Stakeholder juga memiliki arti kelompok atau individu di dalam atau di luar
organisasi yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi oleh pencapaian misi,
tujuan dan strategi organisasi.Jadi stakeholder pendidikan dapat diartikan sebagai
17
orang atau badan yang berkepentingan menjadi pemegang sekaligus pemberi
dukungan terhadap pendidikan atau lembaga pendidikan baik secara langsung
maupun tidak langsung.Pembagian Stakeholder
1) Stakeholder Internal
Stakeholder internal adalah orang atau badan yang berkepentingan
menjadi pemegang sekaligus pemberi dukungan terhadap pendidikan atau
lembaga pendidikan yang terlibat secara langsung yang berada di dalam
suatu sekolah.Adapun komponen-komponen yang termasuk dalam
stakeholder internal adalah :
a. Kepala Sekolah
Kepala sekolah terdiri dari dua kata, yaitu ‘kepala’ dan ‘sekolah’.
Kata‘kepala’ dapat diartikan ‘ketua’ atau ‘pemimpin’ dalam suatu
organisasi atau sebuah lembaga. Sedangkan ‘sekolah’ adalah sebuah
lembaga di mana menjaditempat menerima dan memberi pelajaran.
Dengan demikian, secara sederhanakepala sekolah dapat didefinisikan
sebagai “seorang tenaga fungsional guru yangdiberi tugas untuk
memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar
mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang
memberi pelajaran dan murid yang memberi pelajaran.56 Sebagai
pemimpin suatu lembaga maka kepala sekolah memiliki beberapa
peran yang harus dijalani, antara lain ada tiga peranan pemimpin
dilihat dari otoritas dan status formal seorang pemimpin, yaitu:
a) Peranan Hubungan antarperseorangan
Peranan ini timbul akibat otoritas formal dari seorang manajer,
antara lain:
(-) Lambang
Dalam pengertian sebagai lambang kepala sekolah
mempunyaikedudukan yang selalu melekat dengan sekolah.
Kepala sekolahdianggap sebagai lambing sekolah. Oleh sebab itu,
seorangkepala sekolah harus selalu dapat memelihara integritas
18
diri agarperanannya sebagai lambing tidak menodai nama baik
sekolah.
(-) Kepemimpinan
Peranan sebagai pemimpin mencerminkan tanggung
jawabkepala sekolah untuk menggerakkan seluruh sumber daya
yang ada di sekolah. Selain berperan sebagai penggerak juga
berperanuntuk melakukan control segala aktivitas guru, staf dan
siswa dan sekaligus untuk meneliti persoalan-persoalan yang
timbul dilingkungan sekolah.
(-) Penghubung
Dalam fungsi ini kepala sekolah berperan menjadi penghubung
antara kepentingan sekolah dengan lingkungan di luar sekolah.
b) Peranan Informasional
Dalam fungsi informasional inilah kepala sekolah
berperansebagai pusat urat syaraf sekolah. Ada tiga macam peran
kepalasekolah sebagai pusat urat syaraf, yaitu:
(-) Sebagai Monitor
Kepala sekolah selalu mengadakan pengamatan
terhadaplingkungan, yaitu kemungkinanadanya informasi-
informasi yang berpengaruh terhadap penampilan sekolah.
(-) Sebagai Disseminator
Kepala sekolah bertanggung jawab untuk menyebarluaskan
danmembagi-bagi informasi kepada para guru, staf, siswa dan
orang tua murid.
(-) Spokesman
Kepala Sekolah menyebarkan informasi kepada lingkungan
diluar yang dianggap perlu.
c) Sebagai Pengambil Keputusan
Dalam peran ini kepala sekolah selalu berusaha dan
bertanggung jawab untuk mengambil keputusan yang tepat
untukmenanggapi berbagai permasalahan yang terjadi
19
b. Guru
Menurut Drs. H.A. Amentembun dalam buku Akmal Hawi, guru
adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap
pendidikan murid,baik secara individual atau pun klasikal,baik itu di
sekolah maupun di luarsekolah.Tugas guru adalah mendidik dan
mengajar. Mendidik artinya mendorong dan membimbing peserta didik
agar maju menuju kedewasaan secara utuh yang mencakup intelektual,
emosional, spiritual, fisik, sosial dan moral.Sedangkan mengajar
adalah membantu dan melatih peserta didik agar mau belajara untuk
mengetahui sesuatu dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Selain
mendidik dan mengajar, guru juga memiliki tugas sebagai motivator,
fasilitator dalam proses pembelajaran, dan lain-lain.
c. Siswa
Siswa atau peserta didik khususnya adalah orang-orang yang
belajar di lembaga pendidikan tertentu yang menerima bimbingan,
pengarahan, nasehat, pembelajaran dan berbagai hal yang berkaitan
dengan proses kependidikan
d. Karyawan/ Tata Usaha
e. Pengawas
f. Dinas Pendidikan
g. Menteri Pendidikan Nasional
Seperti yang kita ketahui, di dalam sekolah terdapat berbagai pihak
diantaranya kepala sekolah, pendidik/ guru, dan peserta didik. Kepala
sekolah bertanggung jawab tentang perkembangan prestasi peserta
didiknya, suasana lingkungan kerja guru dan karakter keseluruhan
sekolah. Kepala sekolah juga memegang peranan penting lain yaitu
penghubung antara guru, orang tua, dan para stakeholder lainnya.
Peserta didik di masa globalisasi semakin membuat mereka beragam
dengan kehadiran teknologi sebagai tempat-tempat belajar mereka,
mereka mulai belajar dan mendapatkan informasi/ pengetahuan dengan
memanfaatkan teknologi- teknologi yang ada. Guru sebagai kunci
utama pendidikan semakin dituntut untuk beradaptasi dan bertanggung
20
jawab atas halhal yang dialami peserta didik. Pemerintah, yang
diwakili oleh Menteri pendidikan nasional, Dinas Pendidikan dan
pengawas selaku pembuat kebijakan juga harus bersinergi dengan
stakeholder lain. Peran pembuat kebijakan baik tingkat daerah hingga
pusat yang mana setiap kebijakan yang mereka putuskan diharapkan
dapat diterima dan dilaksanakan dengan baik oleh stakeholder
pendidikan lain serta mendukung kinerja antar stakeholder.
2) Stakeholder Eksternal
Stakeholder eksternal adalah orang atau badan yang
berkepentingan menjadi pemegang sekaligus pemberi dukungan terhadap
pendidikan atau lembaga pendidikan secara tidak langsung yang berada di
luar sekolah. Komponen-komponen yang termasuk ke dalam stakeholder
eksternal adalah:
a. Orang Tua Siswa
Orang tua adalah ayah dan ibu kandung, suami istri (seorang laki-
laki dan seorang perempuan) yang terikat dalam tali pernikahan,
kemudian melahirkanbeberapa orang anak, maka suami istri tersebut
adalah orang tua bagi anak-anak mereka.
b. Komite Sekolah
Menurut Keputusan Mendiknas Nomor: 044/U/2002 dikemukakan
komite sekolah merupakan badan mandiri mewadahi peran serta
masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan dan
efesiensi pengelolaan pendidikan disatuan pendidikan baik pada
pendidikan prasekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur
pendidikan luar sekolah.
c. Toko Buku
d. Kontraktor Pembangunan sekolah
e. Penyedia Alat Pendidikan, dan lain-lain.
21
Berbeda dengan stakeholder internal yang terlibat langsung dalam
sistem pendidikan, stakeholder eksternal termasuk ke dalam bagian di
luar lingkaran sistem pendidikan tetapi berkaitan secara tidak langsung
pada komponen pendidikan di dalamnya. Stakeholder eksternal
pendidikan tidak mempunyai kapasitas yang lebih besar dari
stakeholder internal dalam menghasilkan perubahan
pendidikan.Stakeholder eksternal yang dimaksud terdiri dari berbagai
macam,diantaranya adalah orang tua murid, komite, toko buku,
Penyedia Alat Pendidikan, dan lain-lain.
22
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Kurikulum memiliki peranan yang sangat penting itu sudah disadari dalam
sistem pendidikan nasional. Karena kurikulum merupakan alat utama dalam
pelaksanaan program pendidikan baik formal maupun informal, gambaran sistem
pendidikan terlihat jelas dalam kurikulum. Dengan kata lain, sistem pengajaran
pada hakekatnya adalah sistem pendidikan itu sendiri. Kurikulum merupakan alat
yang sangat penting untuk keberhasilan pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai
dan tepat, sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan.
(Erni dan Anne, 2023).
23
4.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penulis sadar akan kodrat manusia yang tak
luput dari kesalahan, maka dari itu untuk lebih menyempurnakan penyusunan
makalah kedepan, penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan yang
membangun dari pembaca.
24
DAFTAR PUSTAKA
Ainy, F.Z., dan Effane, Anne. 2023. Peran Kurikulum dan Fungsi Kurikulum.
Karimah Tauhid. Vol. 2. No. 1. 153-154.
Anggraeni, R., & Effane, A. (2022). Peranan Guru dalam Manajemen Peserta
Didik. KARIMAH TAUHID, Vol.1. No. (2), 234–239.
Marisa, Mira. 2021. Inovasi Kurikulum “Merdeka Belajar” di Era Society 5.0.
Jurnal Sejarah, Pendidikan dan Humaniora. Vol 5, No.1, 67-68.