Anda di halaman 1dari 12

RANGKUMAN

“MATERI TENTANG KLASIFIKASI DARI TEORI ATOM”

(Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Zat dan Teknologi Material

oleh Dr. rer.nat Mohamad Jahja, M.Si)

Disusun Oleh :

APRIYANSAH DJANO (433420024)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

TAHUN 2021
KLASIFIKASI ZAT DARI SISI TEORI ATOM

Materi adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Semua materi di
sekitar kita, termasuk semua makhluk hidup tergolong materi karena menempati ruang dan
memiliki massa. Contohnya besi, air dan udara. Materi di alam dapat berupa zat tunggal
(murni) dan dapat juga berupa campuran. Zat murni hanya tersusun dari satu jenis zat, dan
sering disebut dengan “zat”, sedangkan campuran merupakan materi yang tersusun dari dua
atau lebih zat.

Materi dapat diklasifikasikan dengan dua cara, a) berdasarkan keadaannya


(wujudnya), dan b) berdasarkan komposisinya.

Semua materi memiliki sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat materi dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu sifat-sifat fisika dan sifat-sifat kimia. Sifat fisika adalah sifat yang dapat
diukur dan diteliti tanpa mengubah komposisi atau susunan dari zat tersebut, contohnya
wujud, warna benda, massa jenis, titik leleh, titik didih atau sifat lainnya. Sedangkan sifat
kimia adalah sifat suatu materi yang dapat diketahui jika materi tersebut bereaksi dengan
materi lainnya. Misalnya bensin, zat ini mudah terbakar jika disulut dengan api. Olehnya itu
dapat dikatakan bahwa sifat kimia bensin adalah mudah terbakar. Contoh lain sifat kimia
adalah mudah berkarat dan mudah meledak

1. Klasifikasi Materi Berdasarkan Keadaannya atau Wujudnya

Materi dapat berada dalam tiga wujud yaitu padat, cair dan gas yang didasarkan pada cara
atom-atom dan molekul-molekul tersusun di dalamnya. Dalam padatan, atom atau molekul
terikat erat satu sama lain sehingga menciptakan keadaan yang rigid/kaku. Setiap atom atau
molekul dikurung oleh atom atau molekul tetangganya menyebabkan tidak bisa berpindah.
Akibatnya, zat padat memiliki bentuk dan volume tertentu. Contoh padatan berlian, logam
dan es. Dalam cairan, atom-atom atau molekul-molekul tidak terikat erat seperti dalam
padatan, sehingga atom atau molekul dapat bergerak bebas di sekitarnya. Dalam hal ini, di
antara atom atau molekul dalam cairan masih mengalami gaya tarik menarik tapi tidak sekuat
padatan. Cairan memiliki volume yang pasti tetapi bentuknya tidak pasti bergantung pada
bentuk wadahnya. Karena fleksibilitasnya, sehingga cairan dapat dituangkan dari satu wadah
ke wadah lainnya pada suhu kamar. Contoh air, bensin, dan alcohol. Dalam gas, atom-atom
atau molekul-molekul jauh terpisah karena tidak dibatasi sama sekali, berarti antara atom-
atom atau molekul-molekul tidak memiliki kekuatan tarik-menarik. Oleh karena itu, zat
dalam wujud gas menempati volume yang besar. Gas tidak memiliki bentuk atau volume
sendiri tetapi diasumsikan memiliki bentuk dan volume wadahnya. Misalnya oksigen,
hidrogen, dan helium pada suhu kamar.

2. Klasifikasi Materi Berdasarkan Komposisinya

Materi terbagi menjadi dua kategori besar, yaitu substansi murni dan substansi tidak murni
(campuran). Zat murni memiliki sifat yang berbeda dengan zat lainnya. Misal, unsur hidrogen
hanya tersusun dari atom-atom hidrogen saja. Unsur oksigen hanya tersusun dari atom-atom
oksigen saja. Sifat oksigen dan hidrogen tidak tampak pada zat yang dibentuk dari keduanya,
misal air (H2O). Substansi murni terbagi dua, yaitu unsur dan senyawa. Selanjutnya, unsur
terbagi menjadi logam, non logam dan metalloid. Campuran dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu campuran homogeny dan campuran heterogen. Campuran dapat dipisahkan menjadi
substansi murni dengan cara fisika.

a. Unsur

Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat lain yang lebih
sederhana baik dengan cara fisika maupun dengan cara kimia. Bagian terkecil dari suatu
unsure disebut dengan atom. Unsur hanya terdiri dari satu jenis atom, yang dapat bergabung
atau tidak bergabung membentuk molekul atau struktur yang lebih besar. Olehnya itu, ada
unsur yang eksis sebagai atom (misalnya Argon) ada juga dalam bentuk molekul (misalnya
nitrogen, N2). Unsur dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu unsur logam, non logam dan
metalloid.

1) Unsur Logam

Secara umum unsur logam memiliki sifat berwarna putih mengkilap, mempunyai titik lebur
rendah, dapat menghantarkan arus listrik, dapat ditempa dan dapat menghantarkan kalor atau
panas. Pada umumnya logam merupakan zat padat, namun terdapat satu unsur logam yang
berwujud cair yaitu air raksa. Beberapa unsur logam yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari, antara lain:

- Besi (Fe) : logam yang paling murah, sebagai campuran dengan karbon menghasilkan
baja untuk konstruksi bangunan, mobil dan rel kereta api.

- Tembaga (Cu) : banyak digunakan pada kabel listrik, perhiasan, dan uang logam.
Campuran tembaga dengan timah menghasilkan perunggu sedangkan campuran tembaga
dengan seng menghasilkan kuningan.

- Seng (Zn) : dapat digunakan sebagai atap rumah, perkakas rumah tangga, dan pelapis
besi untuk mencegah karat.

- Platina (Pt) : digunakan pada knalpot mobil, kontak listrik, dan dalam bidang
kedokteran sebagai pengaman tulang yang patah.

- Emas (Au) : logam sangat tidak reaktif, dan ditemukan dalam bentuk murni. Emas
digunakan sebagai perhiasan dan komponen listrik berkualitas tinggi. Campuran emas dengan
perak banyak digunakan sebagai bahan koin.

2) Unsur Non logam

Pada umumnya unsur non logam memiliki sifat tidak mengkilap, penghantar arus
listrik yang buruk, dan tidak dapat ditempa. Secara umum non logam merupakan penghantar
panas yang buruk, namun terdapat satu unsur non logam yang dapat menghantarkan panas
dengan baik yaitu grafit. Beberapa unsur non logam yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari, antara lain:
- Fluor (F) : senyawa fluorid yang dicampur dengan pasta gigi berfungsi menguatkan
gigi, Freon-12 sebagai pendingin kulkas dan AC.

- Yodium (I) : senyawa yodium digunakan sebagai antiseptik luka, tambahan yodium
dalam garam dapur, dan sebagai bahan tes amilum (karbohidrat) dalam industri tepung.

3) Unsur Semi Logam (Metaloid)

Unsur semi logam memiliki sifat antara logam dan non logam. Beberapa unsur semi logam
yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

- Silikon (Si) : senyawa silikon banyak digunakan dalam peralatan pemotong dan
pengampelasan, untuk semi konduktor, serta bahan untuk membuat gelas dan keramik.

- Germanium (Ge) : bahan semikonduktor, yaitu pada suhu rendah berfungsi sebagai
isolator sedangkan pada suhu tinggi sebagai konduktor.

b. Senyawa

Senyawa adalah zat-zat yang tersusun atas dua unsur atau lebih yang bergabung secara kimia
dengan perbandingan massa tertentu. Senyawa merupakan zat yang dengan reaksi kimia
dapat diuraikan menjadi zat yang lebih sederhana (unsur), tetapi tidak bisa dengan cara fisika.
Senyawa memiliki sifat yang berbeda dari unsur penyusunnya. Senyawa yang terbentuk
melalui ikatan kovalen (menggunakan elektron secara bersama di antara atom-atom yang
berikatan), contohnya Air (H2O) dan karbon dioksida (CO2). Air berwujud cair pada tekanan
dan suhu kamar, memiliki sifat yang berbeda dari dua unsur penyusunnya, hidrogen (H2) dan
oksigen (O2). Air tersusun dari atom H dan atom O dengan perbandingan massa 2:16 atau
1:8. Perbandingan massa unsur C dan O dalam CO2 adalah 12:32 atau 3:8. Senyawa dapat
pula terbentuk melalui ikatan ionik (serah terima elektron di antara atom-atom yang
berikatan), contohnya adalah garam dapur, NaCl. Garam dapur sifatnya asin, dan memiliki
karakteristik yang sangat berbeda dari atom unsur penyusunnya.

c. Campuran

Campuran adalah materi yang tersusun oleh dua macam zat atau lebih yang tidak terikat
secara kimia dan dapat dipisahkan kembali dengan cara fisika. Campuran ada dua macam,
yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.

1. Campuran homogen adalah campuran antara 2 zat atau lebih yang partikel-partikel
penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi, yang setiap bagiannya serba sama, baik warna, rasa
serta perbandingan zat-zat tercampur juga sama, serta tidak memiliki bidang batas antara
komponen-komponennya. Contoh larutan garam dalam air dan larutan gula dalam air.

Larutan tersusun atas pelarut dan zat terlarut. Pelarut universal adalah air.

Selain itu ada juga campuran antar logam dengan logam lainnya, seperti stainless steel
banyak digunakan untuk keperluan alat memasak, alat kesehatan. Stainless steel merupakan
campuran antara logam besi, krom dan nikel. Campuran antara emas, tembaga dan perak
akan menghasilkan emas putih.

2. Campuran heterogen adalah campuran yang setiap bagian-bagiannya tidak sama, baik
warna, rasa serta perbandingan zat-zat tercampurnya tidak sama dan satu komponen dengan
komponen lainnya terdapat bidang batas, sehingga dapat dibedakan satu dengan yang
lainnya. Misalnya, campuran minyak dengan air dan campuran kopi dan air. Campuran pasir
dan air, pada campuran tersebut dapat dibedakan antara pasir dan air hal ini terjadi karena
zatnya tidak dapat saling bercampur.

Jadi campuran heterogen adalah campuran antara dua macam zat atau lebih yang partikel
penyusunnya masih dapat dibedakan satu sama lain.

Campuran homogen dan campuran heterogen dapat dipisahkan menjadi komponen-


komponennya berdasarkan sifat-sifat fisis komponen penyusunnya, misalnya wujud zat,
ukuran partikel, titik leleh, titik didih, sifat magnetik, kelarutan dan sebagainya.

TEORI PARTIKEL ZAT

Sebatang kapur tulis dipotong menjadi dua bagian. Selanjutnya, dipotong lagi salah satu
potongan kapur tulis itu menjadi dua bagian. Apabila pemotongan kapur tulis itu dilakukan
terus menerus, maka suatu ketika tidak dapat memotongnya lagi. Meskipun tidak dapat
memotong kapur tulis lagi, tetapi potongan terakhirnya masih memiliki sifat-sifat kapur.
Bagian terakhir yang tidak dapat dipotong lagi dan masih memiliki sifat-sifat kapur, ketika
membuka botol parfum, parfum menguap. Partikel-partikel parfum bergerak ke segala arah
dan memenuhi ruangan, sehingga tercium bau parfum. Berdasarkan teori partikel, jumlah
partikel parfum dalam wujud cair sama dengan jumlah partikel parfum dalam wujud gas.
Akan tetapi, setetes parfum baunya dapat menyebar ke seluruh ruangan. Artinya, jarak
antarpartikel gas lebih jauh daripada jarak antarpartikel zat cair.

Ketika membuat teh manis, gula pasir berubah dari wujud padat ke wujud cair. Partikel-
partikel gula pasir menyebar ke seluruh cairan (air) dalam gelas sehingga air terasa manis.
Jumlah partikel gula pasir sebelum dilarutkan (wujud padat) dan setelah dilarutkan sama
besar. Artinya, jarak antarpartikel dalam zat cair lebih jauh daripada jarak antara partikel zat
padat.

Ukuran partikel sangat kecil sehingga tidak dapat melihat partikel secara langsung. Dengan
menggunakan alat yang namanya mikroskop elektron, partikel-partikel itu dapat terlihat.
Bagian terkecil zat yang dinamakan partikel sering disebut sebagai molekul. Jadi, partikel
atau molekul adalah bagian terkecil dari zat yang masih memiliki sifat-sifat zat yang
bersangkutan. Karena parfum baunya wangi, sehingga partikel-partikel parfum juga berbau
wangi. Gula rasanya manis, sehingga partikel-partikel juga rasanya manis.

Robert Brown, seorang ahli botani berkebangsaan Inggris, pada tahun 1827 telah mengamati
gerak partikel zat dengan menggunakan mikroskop. Ia menemukan bahwa partikel-partikel
tepung sari di dalam air bergerak secara acak (sembarang). Sesuai dengan nama penemunya,
gerak partikel-partikel zat dinamakan gerak Brown.
Jarak antarpartikel zat secara berurutan dari dekat ke jauh berturut-turut adalah zat padat, zat
cair, dan gas. Seperti diketahui, contoh zat padat adalah pensil, uang logam dan peniti. Zat
padat memiliki ciri penting, yaitu: bentuk dan volumenya tetap. Partikel-partikel zat padat
saling berdekatan dalam susunan yang teratur. Partikel-partikel ini diikat oleh gaya tarik-
menarik antarpartikel itu sendiri. Partikel-partikel zat padat tidak dapat bergerak bebas ke
luar dari kedudukannya. Partikel-partikel zat padat hanya bergetar di sekitar kedudukannya.
Itulah sebabnya zat padat memiliki bentuk dan volume tetap. Sifat-sifat zat padat bergantung
pada cara penyusunan partikel-partikelnya. Apabila susunan partikel-partikel zat padat
memiliki pola teratur dan berulang, maka zat padat itu dinamakan zat padat Kristal. Contoh
zat padat Kristal adalah kuasa. Apabila susunan partikel-partikel zat padat tidak memiliki
pola teratur, maka zat padat itu dinamakan zat padat amorf.

Jarak antarpartikel zat cair lebih renggang daripada jarak antarpartikel zat padat. Partikel-
partikel zat cair mudah berpindah tempat, sehingga zat cair tidak memiliki bentuk yang tetap.
Bentuk zat cair bergantung pada wadahnya. Gaya tarik-menarik antarpartikel dalam zat cair
lebih kecil daripada gaya tarik-menarik antarpartikel dalam zat padat. Akibatnya, zat cair
dapat mengalir. Beberapa zat cair lebih mudah mengalir daripada yang lain. Hal ini
bergantung pada kekentalan zat cair yang bersangkutan. Misalnya, sirup lebih kental daripada
cair.

Jarak antarpartikel gas sangat renggang, sehingga gaya tarik-menarik antarpartikelnya


diabaikan. Gas dapat mengisi seluruh bejana (ruangan), tanpa memperhatikan ukuran dan
bentuk bejana. Oleh karena itu, bentuk dan volume gas tidak tetap.

ASAL USUL TEORI ATOM


Kata atom berasal dari bahasa Yunani yaitu ”atomos” yang berarti ”tidak dapat
dibagi”. Konsep dasar atom pertama kali dikemukakan oleh Democritus (orang Yunani)pada
awal abad ke-4 Sebelum Masehi.
Menurut teori yang dikemukakannya, suatu benda dapat dibagi menjadi bagian-bagian
yang sangat kecil yang akhirnya tidak dapat dibagi lagi yang disebut atom. Menurut
Democritus atom sepenuhnya padat, tidak memiliki struktur internal, serta ada ruang kosong
antar atom untuk memberikan ruang untuk pergerakannya (seperti pergerakan dalam air dan
udara, atau fleksibilitas benda padat).
Selain itu, Democritus juga menjelaskan bahwa untuk menjelaskan perbedaan sifat
dari material yang berbeda, atom dibedakan ke dalam bentuk, massa dan ukurannya.
Berdasarkan model atom yang dibuatnya, Democritus mampu menjelaskan bahwa semua
benda terdiri dari bagian yang lebih kecil disebut atom. Namun model Democritus ini kurang
memiliki bukti eksperimental hingga mulai tahun 1800an muncul teori-teori baru
berdasarkan hasil eksperimen.
Beberapa teori yang menjelaskan tentang atom adalah sebagai berikut :

MODEL TEORI ATOM JOHN DALTON

John Dalton pada tahun 1803 mengemukakan pendapatnaya tentang atom. Teori atom
Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier) dan
hukum susunan tetap (hukum prouts). Lavosier mennyatakan bahwa “Massa total zat-zat
sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi.” Sedangkan Prouts
menyatakan bahwa “Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa selalu tetap.”
Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom sebagai
berikut:
1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi.
2. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-
atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda.
3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan
sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen.
4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali
dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.

KELEBIHAN:
Mulai membangkitkan minat terhadap penelitian mengenai model atom
KELEMAHAN:
Teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan arus
listrik. Bagaimana mungkin bola pejal dapat menghantarkan arus listrik? padahal listrik
adalah elektron yang bergerak. Berarti ada partikel lain yang dapat menghantarkan arus
listrik.

MODEL TEORI ATOM JJ. THOMSON


J.J. Thomson pada awal 1900an, mengemukakan teori baru tentang atom. Menurutnya
di dalam atom terdapat partikel elektron dan proton. Berdasarkan hasil eksperimennya,
proton memiliki massa yang jauh lebih besar dibandingkan elektron, sehingga model atom
Thomson menggambarkan atom sebagai proton tunggal yang besar.
Di dalam proton terdapat elektron elektron yang menetralkan adanya muatan positif
dari proton. Menurut Thomson, atom terdiri dari suatu bulatan bermuatan positif dengan rapat
muatan yang merata. Di dalam muatan positif ini tersebar elektron dengan muatan negatif
yang besarnya sama dengan muatan positif. Secara garis besar teori atom thomson adalah
“Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamya tersebar muatan negatif
elektron.”
Secara sederhana model atom thomson dapat analogikan sebagai jambu biji yang telah
dikelupas kulitnya. Biji jambu yang tersebar merata dimodelkan sebagai elektron dan bulatan
daging jambu yang pejal dimodelkan sebagai proton.
KELEBIHAN:
Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom
bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.
KELEMAHAN:
Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif
dalam bola atom tersebut.

MODEL ATOM RUTHERFORD


Pada tahun 1910 Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans Geiger dan Erners
Masreden) melakukan percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa (λ) terhadap
lempeng tipis emas. Dari hasil pengamatannya ditemukan bahwa sebagian besar partikel alfa
mampu menembus lembaran emas tanpa dibelokkan.
Bersamaan dengan itu, Rutherford juga menemukan partikel alfa yang dibelokkan
sedikit, namun dengan sangat mengejutkan, Rutherford juga menemukan beberapa partikel
alfa yang dibelokkan pada sudut yang sangat tajam kembali ke sumber radioaktif. Untuk
menjelaskan adanya sebagian besar partikel-α yang menembus lempeng emas tanpa
dibelokkan, Rutherford kemudian mengembangkan model inti atom.
Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, Rutherford membuat kesimpulan bahwa :

1. Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa diteruskan
2. Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisanatom-atom emas, maka d
idalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan positif.
3. Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti atom, berdasarkan fakta
bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila perbandingan 1:20.000
merupakan perbandingan diameter, maka didapatkan ukuran inti atom kira-kira
10.000 lebih kecil daripada ukuran atom keseluruhan.
Berdasarkan kesimpulan dari hasil pengamatannya Rutherford mengemukan sebuah
model atom yang dikenal dengan model atom Ruthreford yaitu ” Atom terdiri dari inti atom
yang sangat kecil dan bermuatan positif, dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif.”
KELEBIHAN:
Membuat hipotesa bahwa atom tersusun dari inti atom dan elektron yang mengelilingi
inti. Teori Rutherford bahwa elektron mengelilingi inti atom ini memberikan inspirasi pada
penemuan baru berikutnya yaitu tentang lintasan/kedudukan elektron yang selanjutnya
dikenal sebagai kulit elektron.
KELEMAHAN:
Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom.
Berdasarkan teori gerak, apabila elektron bergerak mengitari inti disertai pemancaran energi
maka lama – kelamaan energi elektron akan berkurang dan lintasannya makin lama akan
mendekati inti dan jatuh ke dalam inti.

MODEL ATOM NIELS BOHR


Pada tahun 1913, Neils Bohr memperbaiki kegagalan atom Rutherford melalui
percobaannya tentang spektrum atom hidrogen. Berdasarkan hasil percobaannya Bohr
memberikan gambaran keadaan/kedudukan orbit elektron dalam menempati daerah di sekitar
inti atom. Menurut Bohr elektron mengelilingi inti atom pada orbit tertentu, hanya terdapat
orbit dalam jumlah tertentu dan perbedaan antar orbit satu dengan yang lain adalah jarak orbit
dari inti atom.
Keberadaan elektron baik di orbit yang rendah maupun yang tinggi sepenuhnya
tergantung oleh tingkatan energi elektron. Sehingga elektron di orbit yang rendah akan
memiliki energi yang lebih kecil daripada elektron di orbit yang lebih tinggi.
Penjelasan Bohr tentang atom melibatkan gabungan antara teori klasik dari
Rutherford dan teori kuantum dari Planck, dan secara garis besar Bohr mengemukaan model
atomnya sebagai berikut :
1. Elektron dalam atom bergerak mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu, tidak
memancarkan energi. Lintasan-lintasan elektron itu disebut kulit atau tingkat energi
elektron.
2. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke lintasan yang lain.
3. Perpindahan elektron dari tingkat energi tinggi ke rendah disertai pemancaran energi.
Sedang perpindahan elektron dari tingkat energi rendah ke tinggi disertai penyerapan
energi.
4. Elektron yang bergerak pada lintasannya berada pada keadaan stasioner, artinya
elektron tidak memancarkan atau menyerap energi.
5. Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan
tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi paling rendah
adalah kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin keluar semakin besar nomor
kulitnya dan semakin tinggi tingkat energinya.

KELEBIHAN:
Atom Bohr adalah bahwa atom terdiri dari beberapa kulit untuk tempat berpindahnya
elektron.
KELEMAHAN:
Model atom ini adalah tidak dapat menjelaskan efek Zeeman dan efek Strack

MODEL ATOM MODERN


Berdasarkan pengertian dasar yang diperoleh dari model-model atom klasik bahwa
atom terdiri dari elektron, proton, dan neutron, maka dapat dimungkinkan adanya model yang
lebih rumit dan lengkap mengenai atom yang hingga sekarang masih dikatakan misterius.
Salah seorang yang menjelaskan tentang model atom modern adalah Erwin
Schrodinger (1926). Sebelum Erwin Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner
Heisenberg mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip
ketidakpastian yaitu “Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu
benda secara seksama pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian
menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom.”
Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron
disebut orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin Schrodinger.Erwin
Schrodinger memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan fungsi gelombang untuk
menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya elektron dalam tiga dimensi.

x,y dan z = Posisi dalam tiga dimensi


y= Fungsi gelombang
m= massa
ђ= h/2p dimana h = konstanta plank dan p = 3,14
e= Energi total
V= Energi potensial
Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern atau
model atom mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini, seperti terlihat pada gambar
berikut ini.

Awan elektron di sekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron. Orbital


menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama atau
hampir sama akan membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung membentuk kulit.
Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa sub kulit dan subkulit terdiri dari beberapa
orbital.

Anda mungkin juga menyukai