Disusun Oleh :
Kelompok 7 / Kelas 2A
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan kita sehari-hari, tentulah tidak terlepas dengan
yang dinamakan materi. Materi atau benda adalah suatu yang mempunyai
masa dan menempati ruang. Dalam ilmu kimia atau ilmu rekayasa materi,
sering di kaitkan dengan perilakunya yaitu perubahan suatu materi dan
energinya.
Kita mengenal materi dengan beberapa bentuk, zat cair, padat dan
gas. Dengan interaksi keseharian dengan materi-materi tersebut tentunya
membuat pengetahuan tentang materi menjadi suatu yang familier. Dalam
lingkup yang bisa diidentifikasi, pengenalan seorang terhadap materi
merupakan akibat dari interaksinya. Seorang memiliki pengetauan dan
keyakinan bahwa partikel air memiliki gaya tarik menarik yang lemah
dikarenakan ia pernah berinteraksi sebelumnya.
Disini kami akan membahas Ilmu kimia mengenai Materi dan
Perubahan Materi dengan tujuan agar menambah interaksi mahasiswa
dengan materi pada mata kuliah ini. Pengembangan konsep materi dan
perubahannya ini akan diikuti oleh praktikum berupa percobaan efek
tyndall untuk mengetahui perbedaan larutan koloid dan larutan sejati dan
juga proses pemisaan campuran dengan kromatografi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan materi ?
2. Bagaimana klasifikasi dalam materi ?
3. Apa perbedaan mengenai larutan,koloid dan suspensi ?
4. Apa yang dimaksud dengan perubahan materi ?
5. Apa saja pengantar laboratorium kimia ?
6. Apa yang dimaksud dengan Partikel kimia ?
C. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui mengenai pengertian materi.
2. Mahasiswa dapat mengetahui mengenai klasifikasi yang ada di dalam
materi.
3. Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan larutan, koloid, dan suspensi.
4. Mahasiswa dapat mengetahui mengenai perubahan materi.
5. Mahasiswa dapat mengetahui mengenai pengantar laboratorium
kimia.
6. Mahasiswa dapat mengetahui tentang partikel kimia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Materi
Materi adalah sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang. Massa
adalah ukuran ketahanan materi terhadap suatu gaya. Materi diklasifikasikan
berdasarkan cirinya. Misalnya, berdasarkan kekuatan menghantarkan panas atau
menghantarkan arus listrik, materi diklasifikasikan seebagai isolator, semi
konduktor, dan konduktor. Materi juga mengalamai perubahan yaitu perubahan
fisik dan perubahan kimia. Dengan pengaruh energim komposisi materi dapat
berubah dari suatu komposisi ke komposisi lainnya, atau dari suatu tingkat wujud
ke tingkat wujud lainnya. Perubahan fisik tidak terjadi pembentukan zat baru,
artinya unsur penyusunnya tetap sama dengan zat semula. Sebaliknya pada
perubahan kimia selalu terjadi zat yang baru yang unsur penyusunnya berbeda
dengan zat semula.
Di alam materi juga dapat di kelompokkan dalam asam, basa, dan garam.
Asam adlah suatu zat yang bila dilarutkan ke dalam air akan mengasilkan ion
hidrogen (H⁺). Basa adalah suatu senyawa yang di dalam air (larutan) dapat
menghasilkan ion OH⁻. Garam merupakan gabungan antara asam dan basa. Ion
H⁺ (asam) bereaksi dengan ion OH⁻(basa) sehingga membentuk zat netral (tidak
bermuatan) dan zat tersebut menjadi tidak bersifat asam dan basa.
1. ASAM
2. BASA
Jika zat asam menghasilkan ion bermuatan positif, lain halnya
dengan basa. Menurut Arrhenius basa adalah suatu senyawa yang di dalam
air (larutan) dan dapat menghasilkan ion OH+ . Umumnya basa hanya
terbentuk dari senyawa ion yang mengandung gugus hidroksida
didalamnya . Ion OH+ terbentuk ketika senyawa hidroksida dilarutkan ke
dalam air. Salah satu contoh zat yang bersifat basa adalah natrium
hidroksida (NaOH).
Materi adalah sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang. Massa
adalah ukuran ketahanan materi terhadap suatu gaya, yang ditandai dengan
perubahan kecepatannya, sebagaimana dirumuskakn oleh Newton: F = m.α.
berdasarkan persamaan tersebut, massa dapat dikur dengan memberikan gaya F
pada suatu materi dan diukur percepatannya. Maka dipakai gaya gravitasi untuk
menentukan massa:
W=m.g
Gaya gravitasi bergantung pada jarak benda dengan pusat bumi. Dengan
demikian, nilai W dan ɡ di suatu tempat berbeda dengan di tempat lain.
Sedangkan massa tetap (m = W/ɡ, tetap). Besar percepatan gravitasi di daerah
katulistiwa rata-rata adalah 9,8 m/s².
Materi dapat dikenali dari identitas atau sifat-sifarnya melalui indera kita.
Misalnya, kerasnya kayu dengan lembutnya busa diperoleh kesan perabaan yang
berbeda.
Materi dikenal karena sifat-sifatnya. Sifat umum ialah sifat yang sama
dengan materi lain dengan satu golongan tertentu. Sifat lainnya adalah sifat
khusus, yaitu sifat khas yang hanya dimiliki oleh materi tersebut.
Sifat materi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu sifat fisik dan sifat
kimia.
1. Sifat fisik, materi erat hubungannya dengan perubahan fisik, contoh :
a. Wujud atau fase materi (padat, cair, dan gas)
b. Titik lebur, titik beku, dan titik didih
c. Daya hantar panas dan listrik
d. Massa jenis
e. Sifat tertarik atau tidaknya oleh magnet
f. Warna, bau, dan rasa.
2. Sifat kimia ialah sifat yang dapat diamati akibat perubahan dari suatu
materi menjadi materi lain. Misalnya, pengaratan besi; pembusukan
makanan; dan pembakaran bahan bakar.
B. Klasifikasi Materi
Materi diklasifikasikan berdasarkan cirinya. Misalnya, berdasarkan
kekuatan menghantarkan panas atau menghantarkan arus listrik, materi
diklasifikasikan sebagai isolator, semi konduktor, dan konduktor. Benda
konduktor adalah benda yang dapat menghantarkan panas atau arus listrik
dengan baik.
Benda ini bila terkena api, air panas, atau sinar matahari di salah satu
bagian dapat meneruskan ke bagian lainnya, contoh: benda yang terbuat dari
besi dan aluminium. Semi konduktor adalah benda yang kurang baik
menghantar panas atau arus listrik, contoh: benda yang terbuat dari ink,
platina, dan bismut. Benda isolator panas adalah benda yang tidak dapat
menghantarkan panas atau arus listrik dengan baik, contoh: benda yang
terbuat dari plastik dan kayu.
Berdasarkan wujufnya, materi dibedakan menjadi benda padat, cair, dan
gas. Benda padat merupakan zat yang dapat menjaga bentuknya dan juga
keras, contoh: benda terbuat dari batu dan kayu. Benda cair merupakan zat
yang tidak menyebar ke seluruh ruang tetapi mudah berubah bentuknya,
contoh: air dan minyak. Gas merupakan zat yang tidak memiliki bentuk yang
tetap, mudah menempati ruang, contoh: udara. Berdasarkan komposisinya
materi diklasifikasikan menjadi campuran heterogen dan campuran homogen.
Materi
1. Zat murni adalah materi yang terdiri atas bagianbagian yang sejenis.
2. Unsur adalah zat tunggal yang paling sederhana dan tidak dapat diuraikan
lagi menjadi zat lain dengan cara kimia biasa. Contoh : besi, oksigen,
belerang, tembaga, dan hidrogen.
3. Senyawa adalah materi yang dibentuk dari 2 unsur atau lebih dengan
nisbah tertentu. Senyawa juga dapat diartikan sebagai zat tunggal yang
dapat diuraikan menjadi beberapa zat lain yang lebih sederhana dengan
reaksi kimia. Contoh : air, garam dapur, asam asrtat, atanol,
karbondioksida.
4. Partikel-partikel senyawa disebut molekul. Molekul dapat terdiri atas satu
jenis unsur atau lebih. Contoh : molekul gas oksigen (O₂), molekul air
(H₂O).
5. Campuran adalah suatu bahan atau materi yang terdiri atas 2 atau lebih zat
tunggal yang berlainan, bergabung menjadi satu dan masih mempunyai
sifat zat asalnya dengan tidak mempuyai komposisi yang tetap serta dapat
sipusahkan secara fisik.
6. Campuran geterogen adalah campuran dua atau lebih zat tunggal, dengan
nisbah sembarang. Sebaran partikelnya tidak merata sehingga komposisi
di berbagai bagian tidak sertagam dan membentuk lebih dari satu fase.
Contoh adalah lumpur.
7. Campuran homogen adalah campuran 2 atau lebih zat tunggal, dengan
nisbah sembarang, semua partikelnya menyebar merata sehingga
membentuk satu fase. Contoh: larutan gula, larutan garam, larutan alkohol.
C. Perbedaan mengenai Larutan, Koloid , dan Suspensi
1. Larutan
a. Luas permukaan
Dalam larutan semakin besar luas permukaan suatu zat maka
semakin sulit suatu zat tersebut untuk larut dan apabila semakin kecil
permukaan suatu zat maka semakin mudah suatu zat tersebut untuk
larut dalam zat pelarut. Memperkecil luas permukaan suatu zat
dilakukan dengan cara memperkecil ukuran zat atau menghaluskan
zat. Contoh : melarutkan gula jawa dalam air panas akan lebih cepat
larut dengan memotong halus gula jawa.
b. Pengadukan
Pengadukan akan menyebarkan zat-zat pelarut ke dalam zat
pelarut sehingga memudahkan atau mempercepat pelarutan.
c. Suhu
Salah satu faktor yang mempengaruhi suatu larutan adalah suhu,
semakin tinggi suhu maka akan semakin besar atau semakin mudah
untuk larut. Contoh : melarutkan gula dengan air panas akan lebih
cepat daripada dilarutkan dalam air dingin atau air es.
d. Sifat zat
Suatu zat di dalam sebuah larutan memiliki perbedaan sifat
zatnya. Ada zat yang mudah larut seperti gula, garam. Ada pula zat
yang sukar larut seperti kapur, tepung, dan lainnya.
2. Koloid
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen dan merupakan campuran
dari dua zat atau lebih dimana partikel-partikel zatnya tersebar secara merata.
Koloid adalah salah saru jenis campuran homogen yang sifatnya berbeda
dengan larutan, perbedaan tersebut terdapat pada ukuran partikel zat terlarut
yang lebih besar dibandingkan dengan larutan. Koloid adalah suatu campuran
yang bentuknya antara larutan dan suspensi.
3. Suspensi
Suspensi adalah komponen yang tercampuran secara kasar yang bersifat
heterogen dari satu zat padat dalam zat cair. Komponen-komponen yang
tercampur masih terdapat bidang batas dan sering kali dapat dibedakan tanpa
menggunakan bantuan mikroskop.
Suspensi akan tampak keruh dan tidak stabil namun lama kelamaan zat
tersebut akan terpisah karena pengaruh dari gravitasi atau mengalami
sedimentasi. Komponen yang terdapat dalam campuran dapat dipisahkan
dengan melalui penyaringan. Contoh : campuran kapur sirih dengan air dan
campuran kopi dengan air.
D. Perubahan Materi
Agar dapat memahami semua bentuk perubahan wujud zat, dapat kita
perhatikan contoh perubahan wujud zat sebagai berikut :
1. Dekantasi yaitu pemisahan zat padat dari zat cair yang saling tidak larut
pada suhu tertentu dengan cara menuangkan zat cairnya .
2. Penyaringan yaitu pemisahan zat padat dari zat cair dengan menggunakan
media penyaringan, misalnya kertas .
3. Destilasi yaitu pemisahan dua atau lebih zat cair berdasarkan perbedaan
titik didihnya yang cukup besar. Contohnya adalah pemisahan campuran
air dan etanol, pada suhu 25 derajat celcius dan tekanan 1 atm, titik didih
air 100 derajat celcius sedangkan alkohol 78 derajat celcius. ( I Gusti Ayu
dan I Nyoman Tika.).
Teknik pemisahan campuran yang menggunakan proses penguapan
yang diikuti proses pengembunan, contoh air tawar dengan air laut. (Atep
Sujana; Drs Akhamad N; Novi Y; Dra Yasbiati, )
4. Sublimasi
Teknik pemisahan ini didasarkan pada campuran zat yang satu dapat
menyublim dan yang lainnya tidak dapat menyublim.
Susunan zat dalam campuran dinyatakan dalam kadar dari zat yang
membentuk campuran itu. Dapat dinyatakan dalam persen (%) dan bpj
(bagian perjuta) atau ppm (parts permilion)
b. Persen volum
volum komponen
% volum = X 100 %
volum campuran
Contoh :
a. Air sungai yang tercemar air raksa sebanyak 2 kg, setelah dianalisis
dilaboratorium ternyata mengandung 12 mg air raksa. Berapa kadar air
raksa bpj yang terkandung air sungai tersebut?
Jawab :
Massa air raksa = 12 mg
Massa campuran(air sungai) = 2kg = 2x10⁶mg
Massaair raksa
Kadar air raksa = x 10⁶ bpj
Massacampuran
12
= x 10⁶ bpj
2 x 10⁶
12
= = 6 bpj.
2
E. Pemisahan Campuran
Campuran dapat dipisahkan dengan beberapa cara yang sering digunakan
oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari mereka, seperti :
1. Penyaringan/Filtrasi
Penyaringan biasanya menggunakan kertas saring yaitu kertas yang
pori-porinya kecil. Penyaringan didasari oleh perbedaan partikel pada suatu
campuran. Contoh : penyaringan suspensi kapur dalam air. Kapaur yang
tertahan di kertas disebut dengan residu, sedangkan air yang tidak tertahan
oleh kertas disebut filtrate..
2. Sentrifugasi
Sentrifugasi digunakan untuk memisahkan suspensi yang jumlahnya
sedikit dengan cara memasukan suspensi ke dalam tabung kemudian dikocok-
kocok. Partikel suspensi yang memiliki gaya sentrifugasi lebih besar
dibandingkan dengan gaya gravitasi akan mengendap di dasar tabung,
sehingga memudahkan untuk mengambil cairan yang ada di atas endapan.
Sentrifugasi juga dapat menggunakan alat sentrifugasi untuk memisahkan
campurannya.
3. Kristalisasi
Teknik pemisahan ini berdasarkan kepada perbedaantitik beku antara
komponen, contohnya adalah air garam. Air garam yang dimasukan ke dalam
bejana terbuka kemudian dipanaskan akan mendapatkan garam karena air
dalam campuran tersebut akan menguap sedikit demi sedikit.
Ilmu kimia adalah ilmu yang berdasarkan eksperimen. Oleh karena itu,
laboratorium akan sangat membantu dalam mempelajari ilmu kimia. Untuk siswa
SMA/ SMK Kimia, laboratorium akan membantu memahami konsep konsep
kimia, membuktikan berbagai konsep, dan melakukan penelitian sederhana.
Perlu kita sadari bahwa zat kimia yang terdapat di laboratorium ada yang
bersifat beracun. Ada yang mudah terbakar, ada yang sangat korosif, dan
sebagainya. Oleh karena itu, penanganannya harus hati-hati sesuai petunjuk.
Demikian juga pemakaian alat-alat laboratorium sebagian besar terbuat dari gelas
yang mudah pecah.
1. Persiapan awal :
c. LKM/Kertas kerja
Alat-Alat Laboratorium :
ATOM
MATERI
MOLEKUL ION
1. Atom
a. Atom merupakan partikel terkecil dari suatu unsur yang masih memiliki
sifat-sifat yang sama seperti unsur tersebut .
b. Misalnya: kita ambil sepotong besi,kemudian besi tersebut dipotong
menjadi dua dan hasil potonganya kita bagi menjadi 2 dan seterusnya.
c. Pengertian atom merupakan partikel terkecil yang tidak dapat dibelah lagi,
pertama kali dikemukakan oleh Lcukippos dan Demokritus.
3. Ion
a. Ion adalah atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik.
b. Ion yang bermuatan listrik positif disebut Kation.
c. Ion yang bermuatan listrik negatif disebut Anion.
d. Ion yang terdiri dari satu atom disebut Ion Tunggal.
e. Ion yang terdiri lebih dari dua atau lebih atom disebut Ion
Poliatom.
BAB III
KESIMPULAN
Astuti, Dian wuri. Cepat tuntas kuasai kimia untuk SMP. Google book: Indonesia
cerdas, n.d.
Atep Sujana, dkk. Konsep dasar kimia untuk SD. Bandung: UPI Press, n.d.
I Gusti Ayu, I Nyoman Tika. Konsep Dasar IPA. Yogyakarta: Penerbit ombak,
2017.