Daftar Pustaka :
1. Jasin Maskoeri,1986. Ilmu Kimia Dasar, PT. Raja grafindo Persada, Jakarta.
2. James E. Brady, 1989. Kimia Uneversitas Edisi V, Binarupa Aksara Jakarta.
3. A.Hadyana Pudjaatmaka, 1990. Kimia Universitas Edisi VI, Erlangga Jakarta
Pertanyaan Kunci/Tugas :
1. Apakah yang dimaksud dengan materi dan energi?.
2. Hukum-hukum apa saja mengenai materi dan energi?.
3. Apakah yang dimaksud dengan satuan Standar Internasional untuk materi dan
energi.
1
BAB I
KONSEP MATERI DAN PERUBAHANNYA
1.1 Materi
Dunia benda terdiri atas materi dan energi. Tubuh organisme dibangun oleh
materi dan hidupnya bergantung pada energi. Tanah, air, udara, tumbuhan, dan
hewan, atau pendeknya semua makhluk yang hidup dan tidak hidup tersusun atas
materi.
Materi didefinisikan sebagai sesuatu yang mempunyai masa dan menempati
ruang. Udara tersusun atas gas-gas yang tidak dapat dilihat, tetapi dapat
dibuktikan keberadaannya. Dengan mengibaskan sehelai kertas, kita dapat
merasakan adanya angin. Angin adalah udara yang bergerak. Walau udara amat
ringan, tetapi dapat dibuktikan bahwa udara memiliki massa. Ikatkan seutas tali
2
tepat pada tengah-tengah sebatang kayu. Pada kedua ujung kayu itu masing-
masing gantungkanlah sebuah balon yang sudah ditiup dan yang belum ditiup
pada ujung yang lain. Apa yang terlihat? Dari percobaan itu dapat disimpulkan
bahwa udara memiliki massa dan menempati ruang.
Sifat-Sifat Materi
Secara umum sifat suatu materi dapat kita bagi menjadi dua macam, yaitu
sifat fisika dan sifat kimia.
(1) Sifat fisika
Adalah sifat-sifat yang terkait dengan perubahan fisika, yaitu sebuah sifat
yang dapat diamati karena adanya perubahan fisika atau perubahan yang tidak
kekal. Sifat fisika berkaitan dengan penampilan atau keadaan fisis materi,
yaitu wujud, titik leleh, titik didih, indeks bias, berat jenis, daya hantar,
warna, rasa, dan bau. Air sebagai zat cair memiliki sifat fisika seperti
mendidih pada suhu 100oC. Sedangkan logam memiliki titik lebur yang
cukup tinggi, misalnya besi melebur pada suhu 1500oC.
(2) Sifat kimia
Merupakan sifat-sifat yang dapat diamati pada saat terjadi perubahan
kimia. Sifat kimia adalah sifat yang berkaitan dengan perubahan kimia yang
dapat dialami oleh suatu materi, misal dapat terbakar, berkarat, mudah
bereaksi, beracun, dan bersifat asam atau basa. Beberapa sifat kimia yang lain
adalah bagaimana sebuah zat dapat terurai, seperti batu kapur yang mudah
berubah menjadi kapur tohor yang sering disebut dengan kapur sirih dan gas
karbon dioksida. Contoh sifat kimia adalah: daya ionisasi, kelarutan dan
kereaktifan.
Perubahan Materi
Perubahan materi adalah perubahan sifat suatu zat atau materi menjadi zat
yang lain baik yang menjadi zat baru maupun tidak. Perubahan materi terbagi
menjadi dua macam, yaitu :
(1) Perubahan fisika
Adalah perubahan yang merubah suatu zat dalam hal bentuk, wujud atau
ukuran, tetapi tidak merubah zat tersebut menjadi zat baru. Perubahan fisika
3
adalah perubahan yang tidak mengakibatkan pembentukan zat baru, misalnya
es meleleh menjadi air dan tidak membentuk zat baru, tetapi hendaknya
diperhatikan bahwa dalam perubahan fisika memang terjadi beberapa
perubahan dan terjadinya transformasi energi.
Contoh perubahan fisis :
Perubahan wujud :
Es balok yang mencair menjadi air.
Air menguap menjadi uap.
Kapur barus menyublim menjadi gas, dsb.
Perubahan bentuk :
Gandum yang digiling menjadi tepung terigu.
Benang diubah menjadi kain.
Batang pohon dipotong-potong jadi kayu balok dan tripleks, dll.
(2) Perubahan kimia
Adalah perubahan dari suatu zat atau materi yang menyebabkan
terbantuknya zat baru. Perubahan kimia mempunyai kenderungan untuk
mengadakan reaksi kimia.
Contoh perubahan kimia :
Bensin biodiesel sebagai bahan bakar berubah dari cair menjadi asap
kendaraan.
Proses fotosintesis pada tumbuh-tumbuhan yang merubah air, sinar
matahari, dan sebagainya menjadi makanan.
Membuat masakan yang mencampurkan bahan-bahan masakan sesuai
resep menjadi masakan yang dapat dimakan.
Bom meledak yang merubah benda padat menjadi pecahan dan ledakan.
4
Tabel 1.1 Pengamatan perubahan materi
Wujud Materi
Dikenal tiga macam wujud materi, yakni padat, cair, dan gas. Zat padat
memiliki bentuk dan volume tetap, selama tidak ada pengaruh dari luar. Contoh,
5
bentuk dan volume sebatang emas tetap di mana pun emas itu berada. Berbeda
dengan zat padat, bentuk zat cair berubah-ubah mengikuti bentuk ruang
yang ditempatinya. Di dalam gelas, air akan mengambil bentuk ruang gelas; di
dalam botol, air mengambil bentuk ruang botol. Seperti zat padat, volume zat cair
juga tetap. Gas mengisi seluruh ruang yang tersedia. Jadi, tidak tetap baik bentuk
dan volumenya.
Massa dan Berat
Massa suatu benda menyatakan jumlah materi yang ada pada benda
tersebut. Massa suatu benda tetap di segala tempat. Massa merupakan sifat dasar
materi yang paling penting. Massa dan berat sesuatu benda tidak identik, tetapi
sering dianggap sama: berat menyatakan gaya gravitasi bumi terhadap benda itu
dan bergantung pada letak benda dari pusat bumi. Berat sebuah benda dapat
diukur langsung dengan menimbangnya, tetapi massa sebuah benda di bumi dapat
dihitung jika diketahui beratnya dan gaya gravitasi di tempat penimbangan itu
dilakukan. Untuk itu, dipakailah neraca. Menimbang dengan neraca adalah
membandingkan massa benda yang ditimbang dengan massa benda lain yang
sudah diketahui yakni anak timbangnya. Dua benda yang massanya sama bila
ditimbang di tempat yang sama, beratnya akan sama. Karena itu, yang dimaksud
dengan berat sebuah benda sebenarnya adalah massanya. Maka, timbul pengertian
bahwa massa sama dengan berat.
Klasifikasi Materi
Suatu bahan dapat bersifat serba sama (homogen) atau serba aneka
(heterogen). Suatu benda yang seluruh bagiannya memiliki sifat-sifat yang sama
disebut bahan homogen. Perhatikan larutan gula dalam air. Keseluruh bagian akan
kita amati suatu cairan yang agak kekuningan dan bila pada setiap bagian kita
ambil untuk dicicipi, terasa manis. Jadi, larutan gula ini bersifat homogen. Larutan
memang merupakan campuran yang serba sama, sedangkan tanah dan campuran
minyak dengan air merupakan campuran heterogen. Termasuk campuran apakah
udara? Suatu bahan yang tersusun dari dua atau lebih zat-zat yang sifatnya
berbeda disebut campuran. Komposisi campuran tidak tetap, melainkan
6
bervariasi. Oleh sebab itu, akan kita kenal campuran homogen dan campuran
heterogen.
Zat-zat yang ditemukan di alam jarang sekali dalam keadaan murnii. Pada
umumnya, ditemukan campuran heterogen. Lihat batu kapur, granit, batu pualam
yang ditemukan, akan tampak jelas heterogenitas sifat-sifatnya. Setiap materi
yang homogen dan susunan kimianya tetap disebut zat atau substansi. Setiap zat
memiliki sifat fisika dan sifat kimia tertentu. Dikenal dua macam zat, yakni unsur
dan senyawa.
Kita tentu akrab dengan air bukan?. Melalui elektrolisis (peruraian oleh
arus listrik), maka air dapat dipisahkan menjadi oksigen dan hidrogen, sedangkan
oksigen dan hidrogen melalui reaksi kimia biasa tidak dapat diuraikan lagi. Zat
yang dengan reaksi kimia biasa dapat diuraikan menjadi beberapa zat lain yang
lebih sederhana disebut senyawa. Jadi, air adalah senyawa. Zat yang dengan
reaksi kimia tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat-zat lain disebut unsur. Jadi,
oksigen (O) dan Hidrogen (H) adalah unsur. Menurut sifat-sifat, dikenal unsur
logam dan nonlogam, Besi, tembaga, dan seng, misalnya, adalah unsur logam,
sedangkan arang, belerang dan fosfor adalah contoh unsur nonlogam. Berikut ini
adalah bagan klasifikasi materi.
1.2 Energi
Pengertian Energi
Energi adalah suatu kemampuan untuk melakukan kerja atau kegiatan.
Tanpa energi, dunia ini akan diam atau beku. Dalam kehidupan manusia selalu
terjadi kegiatan dan untuk kegiatan otak serta otot diperlukan energi. Energi itu
diperoleh melalui proses oksidasi (pembakaran) zat makanan yang masuk ke
dalam tubuh berupa makanan. Kegiatan manusia lainnya dalam memproduksi
7
barang, transportasi, dan lainnya juga memerlukan energi yang diperoleh dari
bahan sumber energi atau sering disebut sumber daya alam (natural resources).
Sumber daya alam dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable) hampir tidak dapat
habis, misalnya tumbuhan, hewan, air, tanah, sinar matahari, angin dan
sebagainya.
2. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable) atau habis
misalnya minyak bumi dan batu bara.
Bentuk-Bentuk Energi
Selanjutnya, secara terinci energi dibedakan atas butir-butir berikut dan
perlu diketahui bahwa energi dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk lainnya.
Misalnya, energi potensial air (air terjun) dapat diubah menjadi energi gerak,
energi listrik, dan seterusnya.
(1) Energi mekanik
Energi mekanik dapat dibedakan atas dua pengertian, yaitu energi
potensial dan energi kinetik. Jumlah kedua energi itu dinamakan energi
mekanik. Setiap benda mempunyai berat, maka baik dalam keadaan diam
atau bergerak setiap benda memiliki energi. Misalnya energi yang tersimpan
dalam air yang dibendung pada sebuah waduk bersifat tidak aktif dan disebut
energi potensial (energi tempat). Bila waduk dibuka, air akan mengalir
dengan deras, sehingga energi air menjadi aktif. Mengalirnya air ini adalah
dengan energi kinetik (tenaga gerak). Air waduk pada contoh di atas juga
memiliki energi potensial karena letaknya. Semakin tinggi letak air waduk
terhadap permukaan air laut, semakin besar energi potensialnya. Secara
matematis, kenyataan itu dapat dirumuskan sebagai berikut :
E potensial = mgh
Dimana :
m : massa benda
g : gravitasi bumi
h : ketinggian benda
Sedangkan besarnya energi kinetik dapat dirumuskan :
8
E kinetik = ½ m V2
V : kecepatan gerak benda
Artinya, suatu benda yang kecepatannya besar akan besar pula energi
kinetiknya.
(2) Energi panas
Energi panas juga sering disebut sebagai kalor. Pemberian panas kepada
suatu benda dapat menyebabkan kenaikan suhu benda itu ataupun bahkan
terkadang dapat menyebabkan perubahan bentuk, perubahan ukuran, atau
perubahan volume benda itu. Ada tiga istilah yang penggunaannya sering
kacau, yaitu panas, kalor, dan suhu. Panas adalah salah satu bentuk energi.
Energi panas yang berpindah disebut kalor, sementara suhu adalah derajat
panas suatu benda.
Ketika merebus air berarti energi panas diberikan kepada air, yang berasal
dari energi yang tersimpan di dalam bahan bakar kayu atau minyak tanah
sehingga suhu air naik. Jika pemberian energi panas diteruskan sampai suhu
air mencapai titik didihnya, maka air akan menguap dan berubah bentuk
menjadi uap air. Banyaknya energi panas yang diberikan dapat dihitung
dengan menggunakan hubungan rumus :
Q = m x c x ΔT
Di mana:
Q = menyatakan banyaknya energi panas dalam kalori
m = menyatakan massa benda/zat yang mendapatkan energi panas
c = kalor jenis benda/zat yang mendapatkan panas
ΔT = menyatakan kenaikan (perubahan) suhu.
(3) Energi magnetik
Energi magnetik dapat dipahami dengan mengamati gejala yang timbul
ketika dua batang magnet yang kutub-kutubnya saling didekatkan satu
dengan yang lain. Seperti diketahui bahwa setiap magnet mempunyai 2
macam kutub, yaitu kutub magnet utara dan kutub magnet selatan. Jika dua
batang magnet kutub-kutubnya yang senama (u - u/s - s) saling didekatkan
9
maka kedua magnet akan saling tolak-menolak. Sebaliknya, kedua magnet
akan saling tarik-menarik apabila yang saling berdekatan adalah kedua kutub,
tidak senama (u - s). Kedua kutub magnet memiliki kemampuan untuk saling
melakukan gerakan. Kemampuan itu adalah energi yang tersimpan di dalam
magnet dan energi inilah yang disebut sebagai energi magnetik. Semakin
semakin besar energi magnetik yang dimiliki oleh suatu magnet, semakin
besar pula gaya yang ditimbulkan oleh magnet itu.
(4) Energi listrik
Energi listrik ditimbulkan/dibangkitkan melalui bermacam-macam cara.
Misalnya: (a) dengan sungai atau air terjun yang memiliki energi kinetik; (b)
dengan energi angin yang dipakai untuk menggerakkan kincir angin; (c)
dengan menggunakan accu (energi kimia); (d) dengan menggunakan tenaga
uap yang dapat memutar generator listrik; (e) dengan menggunakan tenaga
diesel; dan (f) dengan menggunakan tenaga nuklir.
Kegunaan dan energi listrik dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali yang
dapat dirasakan, terutama di kehidupan kota-kota besar, bahkan sebagai
penerangan yang sekarang sudah digunakan sampai jauh ke pelosok
pedesaan. Di samping dapat dilihat kegunaannya, maka dapat dilihat energi
apa saja yang dapat dihasilkan dari energi listrik. Misalnya untuk menyalakan
lampu penerangan di rumah-rumah maka energi listrik diubah menjadi energi
cahaya; untuk menggerakkan mesin maka energi listrik diubah menjadi energi
mekanik; untuk proses penyepuhan maka energi listrik diubah menjadi energi
kimia.
Jelaslah bahwa energi listrik benar-benar mempunyai peranan yang besar,
baik di dalam kehidupan rumah tangga maupun di bidang industri dan lain-
lain.
(5) Energi kimia
Yang dimaksud dengan energi kimia ialah energi yang diperoleh melalui
suatu proses kimia. Energi yang dimiliki manusia dapat diperoleh dari
makanan yang dimakan melalui proses kimia. Jika kedua macam atom-atom
karbon dan atom oksigen, tersebut dapat bereaksi, akan terbentuk molekul
10
baru yaitu karbondioksida. Bergabungnya kedua atom tersebut memerlukan
energi. Kalori tersebut dikenal sebagai energi kimia. Bila kedua atom yang
telah tergabung dipisahkan, maka akan melepaskan energi. Energi yang
terbebas disebut energi eksoterm. Pada reaksi korek api, juga dihasilkan
energi panas yang melalui suatu proses kimia.
Bertambah jelaslah kiranya untuk memahami adanya energi yang disebut
energi kimia melalui pengertian yang disebut reaksi eksoterm dimana
berlangsungnya reaksi kimia disertai pembebasan kalor yang disebut energi
kimia.
(6) Energi bunyi
Bunyi dapat juga diartikan getaran sehingga energi bunyi berarti juga
getaran. Getaran selaras mempunyai energi dua macam, yaitu energi potensial
dan energi kinetik. Melalui pembahasan secara matematis dapat ditunjukkan
bahwa jumlah kedua macam energi pada suatu getaran selaras adalah selalu
tetap dan besarnya tergantung massa, simpangan, dan waktu getar atau
periode.
Untuk contoh yang lebih jelas mengenai adanya energi bunyi atau energi
getaran yaitu apabila orang melihat jatuhnya benda dari ketinggian tertentu.
Pada saat benda itu jatuh di suatu lantai, energi kinetiknya berubah menjadi
energi panas dan juga energi getaran, yaitu timbulnya suatu getaran pada
lantai yang menimbulkan bunyi. Apabila getaran yang ditunjukkan itu sangat
besar, akan dapat dirasakan adanya energi getarannya yaitu dengan
terlihatnya getaran pada benda-benda lain di sekitarnya. Meledaknya suatu
bom, menimbulkan getaran yang hebat dan energi getarannya mampu
merobohkan bangunan ataupun memecahkan kaca-kaca yang tebal.
Gendang telinga manusia juga hanya mampu menerima energi getaran
yang ditimbulkan oleh sumber getar yang frekuensi paling rendahnya adalah
16 getaran per detik (Hertz) dan paling besar 20.000 getaran per detik.
(7) Energi nuklir
Energi nuklir didapatkan apabila suatu atom pecah menjadi atom yang lain
dan pecahan tersebut disertai pembebasan energi. Satu-satunya sumber energi
11
nuklir yang sangat besar adalah uranium. Di dalam reaksi atom, atom
uranium ditembakkan dengan neutron sehingga masuk ke inti uranium dan
kemudian pecah. Pecahnya atom uranium disertai pembebasan energi yang
amat besar dan dihasilkan juga dua neutron baru. Neutron baru tersebut akan
menembaki atom uranium yang lain dan diikuti peristiwa yang sama.
Demikian proses itu berlangsung secara terus-menerus dan disebut sebagai
berlangsungnya reaksi berantai yang sangat cepat dengan pengeluaran energi
yang dahsyat.
Energi nuklir dapat digambarkan seperti energi yang disimpan di dalam
arloji ketika arloji itu diputar. Apabila kunci yang menahan pir arloji itu
dibuka dengan tiba-tiba, energi yang tersimpan tadi akan keluar semuanya
dengan sangat kuat dan arloji mempunyai kemungkinan dapat menjadi rusak.
Apabila energi tersebut dilepaskan dengan perlahan-lahan dan disalurkan
melalui gir dan roda-roda serta mekanisme halus lainnya, energi tersebut akan
memberi manfaat bagi jalannya arloji. Demikian juga halnya dengan energi
nuklir. Apabila tidak dikendalikan dengan baik penggunaannya, energi nuklir
akan dapat membinasakan manusia, seperti yang terjadi dalam Perang Dunia
Kedua di mana kota Hirosima dan Nagasaki telah dibom atom oleh Amerika
Serikat. Namun, dengan maksud menuju suasana damai dan aman, maka
energi nukir itu dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan hidup.
Dalam kemajuan sains dan teknologi akhir-akhir ini, energi nuklir
digunakan di antaranya pada kapal bertenaga nuklir, lokomotif bertenaga
nuklir, pesawat terbang bertenaga nuklir, pembangkit tenaga listrik, dan juga
digunakan untuk keperluan kesehatan.
(8) Energi cahaya
Energi cahaya terutama cahaya matahari banyak diperlukan terutama oleh
tumbuhan yang berhijau daun. Tumbuhan itu membutuhkan energi cahaya
untuk mengadakan proses fotosintesis. Dengan kemajuan teknologi saat ini
dapat juga digunakan energi dari sinar yang dikenal dengan nama sinar laser.
Yang dimaksud dengan sinar laser ialah sinar pada suatu gelombang yang
sama dan yang amat kuat. Sinar laser banyak sekali digunakan dan meliputi
12
banyak bidang. Misalnya dalam bidang industri besar digunakan dalam
pembuatan senjata laser yang dapat menembus baja yang tebalnya 2 cm dan
lain-lainnya. Penggunaan sinar laser dalam bidang kesehatan menunjukkan
bahwa banyak penyakit-penyakit yang dapat dimusnahkan dengan sinar
laser.
(9) Energi matahari
Energi matahari adalah energi yang paling besar dan paling murah di alam
ini. Dikatakan murah karena manusia tidak perlu membeli untuk
mendapatkan energi matahari itu. Matahari memancarkan energinya dalam
bentuk gelombang-gelombang radiasi. Energi yang dipancarkan ini besarnya
tidak kurang dari 3,8 x 1033 erg tiap detik. Di antara jumlah energi yang
dipancarkan itu, bumi hanya menerima sedikit sekali dibandingkan dengan
seluruh jumlah energi yang dipancarkan. Energi matahari dapat dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan, diantaranya ialah untuk (a) penggerak satelit
buatan (satelit palapa), (b) untuk kompor matahari ,(c) proses fotosintesis
pada tumbuhan hijau, (d) penyuling air, dan (e) listrik tenaga surya.
Energi matahari merupakan energi yang utama bagi kehidupan di bumi ini.
Berbagai jenis energi, baik yang terbarukan maupun tak-terbarukan
merupakan bentuk turunan dari energi ini baik secara langsung maupun tidak
langsung. Energi yang merupakan turunan dari energi matahari misalnya :
Energi angin yang timbul akibat adanya perbedaan suhu dan tekanan satu
tempat dengan tempat lain sebagai efek energi panas matahari.
Energi air karena adanya siklus hidrologi akibat dari energi panas matahari
yang mengenai bumi.
Energi biomassa karena adanya fotosintesis dari tumbuhan yang notabene
menggunakan energi matahari.
Energi gelombang laut yang muncul akibat energi angin.
Energi fosil yang merupakan bentuk lain dari energi biomassa yang telah
mengalami proses selama berjuta-juta tahun.
Selain itu energi panas matahari juga berperan penting dalam menjaga
kehidupan di bumi ini. Tanpa adanya energi panas dari matahari maka
13
seluruh kehidupan di muka bumi ini pasti akan musnah karena permukaan
bumi akan sangat dingin dan tidak ada mahluk yang sanggup hidup di bumi.
Energi Panas Matahari sebagai Energi Alternatif. Energi panas matahari
merupakan salah satu energi yang potensial untuk dikelola dan dikembangkan
lebih lanjut sebagai sumber cadangan energi terutama bagi negara-negara
yang terletak di khatulistiwa termasuk Indonesia, dimana matahari bersinar
sepanjang tahun. Dapat dilihat dari gambar di atas bahwa energi matahari
yang tersedia adalah sebesar 81.000 TerraWatt sedangkan yang dimanfaatkan
masih sangat sedikit.
Ada beberapa cara pemanfaatan energi panas matahari yaitu:
(1) Pemanasan ruangan
(2) Penerangan ruangan
(3) Kompor matahari
(4) Pengeringan hasi pertanian
(5) Distilasi air kotor
(6) Pemanasan air
(7) Pembangkitan listrik
14
Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov-
Lavoisier adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup
akan konstan meskipun terjadi berbagai macam proses di dalam sistem tersebut
(dalam sistem tertutup massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama
/konstan). Pernyataan yang umum digunakan untuk menyatakan hukum kekekalan
massa adalah massa dapat berubah bentuk tetapi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan. Untuk suatu proses kimiawi di dalam suatu sistem tertutup, massa
dari reaktan harus sama dengan massa produk.
Hukum kekekalan massa digunakan secara luas dalam bidang-bidang
seperti kimia, teknik kimia, mekanika, dan dinamika fluida. Berdasarkan ilmu
relativitas spesial, kekekalan massa adalah pernyataan dari kekekalan energi.
Massa partikel yang tetap dalam suatu sistem ekuivalen dengan energi momentum
pusatnya. Pada beberapa peristiwa radiasi, dikatakan bahwa terlihat adanya
perubahan massa menjadi energi. Hal ini terjadi ketika suatu benda berubah
menjadi energi kinetik/energi potensial dan sebaliknya. Karena massa dan energi
berhubungan, dalam suatu sistem yang mendapat/mengeluarkan energi, massa
dalam jumlah yang sangat sedikit akan tercipta/hilang dari sistem. Namun
demikian, dalam hampir seluruh peristiwa yang melibatkan perubahan energi,
hukum kekekalan massa dapat digunakan karena massa yang berubah sangatlah
sedikit.
Contoh hukum kekekalan massa :
Reaksi kimia, dimana massa pereaksi harus sama dengan massa produk.
Hukum kekekalan massa dapat terlihat pada reaksi pembentukan hidrogen dan
oksigen dari air. Bila hidrogen dan oksigen dibentuk dari 36 g air, maka bila
reaksi berlangsung hingga seluruh air habis, akan diperoleh massa campuran
produk hidrogen dan oksigen sebesar 36 g. Bila reaksi masih menyisakan air,
maka massa campuran hidrogen, oksigen dan air yang tidak bereaksi tetap sebesar
36 g.
Air -> Hidrogen + Oksigen
(36 g) (36 g)
15
Kekekalan massa vs penyimpangan
Ketika energi seperti panas atau cahaya diijinkan masuk ke dalam atau
keluar dari sistem, asumsi hukum kekekalan massa tetap dapat digunakan. Hal ini
disebabkan massa yang berubah karena adanya perubahan energi sangatlah
sedikit. Sebagai contoh adalah perubahan yang terjadi pada peristiwa meledaknya
TNT. Satu gram TNT akan melepaskan 4,16 kJ energi ketika diledakkan. Namun
demikian, energi yang terdapat dalam satu gram TNT adalah sebesar 90 TJ (kira-
kira 20 miliar kali lebih banyak). Dari contoh ini dapat terlihat bahwa massa yang
akan hilang karena keluarnya energi dari sistem akan jauh lebih kecil (dan bahkan
tidak terukur) dari jumlah energi yang tersimpan dalam massa materi.
Penyimpangan
Penyimpangan hukum kekekalan massa dapat terjadi pada sistem terbuka
dengan proses yang melibatkan perubahan energi yang sangat signifikan seperti
reaksi nuklir. Salah satu contoh reaksi nuklir yang dapat diamati adalah reaksi
pelepasan energi dalam jumlah besar pada bintang. Hubungan antara massa dan
energi yang berubah dijelaskan oleh Albert Einstein dengan persamaan E = m.c2.
E merupakan jumlah energi yang terlibat, m merupakan jumlah massa yang
terlibat dan c merupakan konstanta kecepatan cahaya. Namun, perlu diperhatikan
bahwa pada sistem tertutup, karena energi tidak keluar dari sistem, massa dari
sistem tidak akan berubah.
16
joule = newton × meter
(J) = kg . m . s-2 × m
= kg . m2 . s-2
Dalam termokimia, energi yang akan kita pelajari adalah energi yang
berlangsung dalam reaksi kimia. Perhitungan energi dalam reaksi kimia
menggunakan besaran yang disebut entalpi atau H. Entalpi tidak dapat berdiri
sendiri, namun berkaitan erat dengan energi dalam atau E, dan kerja (w) yang
dilakukan oleh sistem.
(1) Energi dalam
Energi dalam disebut juga internal energy (E) yang merupakan ―jumlah
energi― dari semua bentuk energi yang dimiliki oleh sistem molekul atau
benda. Energi dalam terdiri dari energi kinetik dan energi potensial. Energi
dalam suatu sistem dapat berubah bila sistem menyerap atau melepas panas.
Energi dalam akan bertambah apabila :
Sistem menyerap/menerima panas
Sistem menerima kerja
Energi dalam berkurang apabila :
Sistem melepaskan panas
Sistem melakukan kerja
Energi dalam dari suatu sistem tidak dapat diukur, namun perubahannya
dapat diukur dan dinyatakan sebagai ΔE dengan perumusan sebagai berikut:
(2) Kalor
Kalor adalah energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan atau
sebaliknya, dikarenakan adanya perbedaan suhu di antara keduanya. Kalor
dapat berpindah dengan tiga macam cara:
Konduksi (hantaran), yaitu perpindahan kalor melalui media
Konveksi, yaitu aliran kalor melalui partikel-partikel yang bergerak
Radiasi, yaitu kalor memancar ke segala arah tanpa media
17
Gambar 1.2 Contoh perpindahan kalor
o Konduksi, panas dari api kompor merambat dasar panci melalui
pengaduk sampai keujungnya.
o Konveksi, panas dari api kompor merambat melalui partikel-
partikel air di dasar panci naik sampai kepermukaan.
Adapun jumlah kalor yang berpindah dari sistem ke lingkungan
tergantung dari massa benda (m), kalor jenis (c), kapasitas kalor (C), dan
perubahan suhu ( ∆T), sehingga untuk menghitung kalor dirumuskan
sebagai berikut :
atau
Dimana :
q = kalor yang diserap atau dilepas
Bila sistem menyerap kalor, q bertanda positif
Bila sistem melepas kalor, q bertanda negatif
m = massa zat
c = kalor jenis zat
T = perubahan suhu dari sistem
C = kapasitas kalor
(3) Kerja
Kerja (work = w) adalah bentuk energi yang dipertukarkan dan dapat
dinyatakan sebagai gaya yang bekerja melalui suatu jarak tertentu. Dengan
kata lain, dapat dinyatakan bahwa kerja adalah hasil kali antara gaya dan
jarak yang dirumuskan sebagai berikut :
w=Fh
sedangkan : F = P A
18
maka : w=PAh
karena : A x h = perubahan volume
maka :
Satuan gaya menurut Satuan Internasional (SI) adalah joule. Jika P dalam
atm dan V dalam liter, maka w = P (atm) × ∆V (L). Untuk gas ideal, besarnya
kerja adalah hasil kali antara perbandingan mol gas hasil reaksi dan pereaksi
dengan perubahan suhu atau w = nRT. Akibatnya, berpengaruh terhadap
perubahan E dalam dan perubahan entalpi. Adapun hubungan perubahan
energi dan jumlah mol gas dalam suhu adalah :
∆H = ∆E + ∆nRT
Dimana :
∆H = perubahan energi
∆E = perubahan energi dalam
n = mol
∆n = Σ mol gas hasil reaksi - Σ mol gas pereaksi
T = suhu reaksi
Lalu bagaimana cara mengubah L.atm menjadi joule? Kalian dapat
menemukan jawaban yang tepat dengan menengok penjelasan sebelumnya.
Dimana :
E = perubahan energi dalam (J)
q = jumlah kalor yang diserap atau dilepas (J)
W = kerja (J)
19
(4) Entalpi
Entalpi disebut juga sebagai heat content (H), yakni besarnya kalor reaksi
yang diukur pada tekanan tetap. Hubungan entalpi dengan energi dalam dapat
dilihat dari perumusan berikut :
∆H = ∆E + w
dengan : w = P × ∆V, sehingga :
∆H = ∆E + (P × ∆V)
Entalpi dari suatu reaksi tidak dapat diukur, namun demikian perubahan
entalpinya dapat diketahui. Entalpi secara keseluruhan dihitung dengan rumus
berikut.
Dimana :
Hp = jumlah entalpi produk/hasil reaksi
Hr = jumlah entalpi reaktan/pereaksi
1.4 Satuan SI untuk Pengukuran
Sistem Satuan Internasional (nama aslinya dalam bahasa Perancis: Système
International d'Unités atau SI) adalah sistem satuan atau besaran yang paling
umum digunakan. Pada awalnya sistem ini merupakan sistem MKS, yaitu panjang
(meter), massa (kilogram), dan waktu (detik/sekon). Sistem SI ini secara resmi
digunakan di semua negara di dunia kecuali Amerika Serikat (yang menggunakan
Sistem Imperial), Liberia, dan Myanmar.
Dalam sistem SI terdapat 7 satuan dasar/pokok SI dan 2 satuan tanpa
dimensi. Selain itu, dalam sistem SI terdapat standar awalan-awalan (prefix) yang
dapat digunakan untuk penggandaan atau menurunkan satuan-satuan yang lain.
(SI) menspesifikasikan tujuh satuan dasar SI dari semua satuan pengukuran yang
terbentuk. Unit-unit lainnya disebut satuan turunan SI dan juga dianggap sebagai
bagian dari standar tersebut. Satuan SI mendunia setelah 'Le Système
International d'Unités, Prancis memilih untuk menggunakan sistem universal,
terpadu dan mandiri-konsisten unit pengukuran yang berdasarkan sistem MKS
(meter-kilogram-sekon). Nama dari satuan SI selalu ditulis dalam huruf kecil.
20
Simbol satuan berasal dari nama orang, selalu dengan huruf awal kapital
(misalnya, adalah simbol hertz (Hz), tetapi meter menjadi m).
Satuan dasar dapat dikombinasikan untuk mendapatkan satuan pengukuran
besaran lainnya. Sebagai tambahan dari dua satuan tanpa dimensi yaitu radian
(rad) dan steradian (sr), 20 satuan turunan lainnya memiliki nama khusus. Nama
satuan yang berasal dari satuan dasar SI. Nama satuan yang berasal dari satuan
dasar [SI].
Tabel 1.2 Nama satuan yang berasal dari satuan dasar
Nama satuan yang berasal dari satuan dasar SI
Ekspresi dalam
Ekspresi dalam
Nama Simbol Kuantitas hal satuan dasar
hal unit lain
SI
hertz Hz frekuensi 1/s s−1
satuan tak
radian Rad sudut m/m
berdimensi
satuan tak
steradian Sr Sudut ruang m2/m2
berdimensi
newton N gaya, berat kg•m/s 2
kg•m•s−2
pascal Pa Tekanan N/m2 kg•m−1•s−2
joule J Energi, usaha, kalor N•m = C•V = W•s kg•m2•s−2
watt W Daya J/s = V•A kg•m2•s−3
coulomb C Muatan listrik s•A s•A
Tegangan listrik,
volt V perbedaan potensial, W/A = J/C kg•m2•s−3•A−1
gaya gerak listrik
farad F Kapasitansi C/V kg−1•m−2•s4•A2
ohm Ω Tahanan, Impedansi V/A kg•m2•s−3•A−2
Siemens S Konduktansi, Admitansi 1/Ω = A/V kg−1•m−2•s3•A2
Weber Wb Fluks magnet J/A kg•m2•s−2•A−1
V•s/m2 = Wb/m2 =
tesla T Medan magnet kg•s−2•A−1
N/(A•m)
henry H induktansi V•s/A = Wb/A kg•m2•s−2•A−2
suhu relatif hingga
celsius °C K K
273.15 K
lumen Lm fluks cahaya cd•sr cd
lux Lx Iluminasi lm/m 2
m−2•cd
radioaktivitas (decays
becquerel Bq 1/s s−1
per satuan waktu)
gray Gy dosis penyerapan (dari J/kg m2•s−2
21
Nama satuan yang berasal dari satuan dasar SI
Ekspresi dalam
Ekspresi dalam
Nama Simbol Kuantitas hal satuan dasar
hal unit lain
SI
radiasi pengion)
dosis ekivalen (dari
sievert Sv J/kg m2•s−2
radiasi pengion)
katal Kat Aktivitas katalis mol/s s−1•mol
Satuan umum lainnya, seperti liter, bukan merupakan satuan SI, tetapi
diterima untuk digunakan dengan SI.
Tabel 1.3 Tujuh satuan dasar/pokok SI
Besaran Lambang Simbol
No Nama unit
pokok unit besaran
1 Panjang Meter m l
2 Massa Kilogram kg m
3 Waktu Sekon s t
4 Suhu Kelvin K T
5 Arus listrik Ampere A i
Intensitas
6 Kandela cd j
cahaya
Jumlah
7 Mol Mol n
molekul
Dua satuan SI tanpa dimensi adalah radian (rad) dan steradian (sr).
Pengertian Pengukuran
Konsep: Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran
yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Misalnya, kamu
melakukan kegiatan pengukuran panjang meja dengan pensil. Dalam kegiatan
tersebut artinya kamu membandingkan panjang meja dengan panjang pensil.
Panjang pensil yang kamu gunakan adalah sebagai satuan. Sesuatu yang dapat
diukur dan dapat dinyatakan dengan angka disebut besaran, sedangkan
pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan. Satuan yang digunakan
untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap untuk semua
orang disebut satuan baku, sedangkan satuan yang digunakan untuk melakukan
pengukuran dengan hasil yang tidak sama untuk orang yang berlainan disebut
satuan tidak baku.
22
Besaran Pokok dan Besaran Turunan
Konsep: Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya telah didefinisikan
terlebih dahulu. Besaran Turunan adalah besaran yang satuannya diperoleh dari
besaran pokok. Pengertian Besaran Fisika, Besaran Pokok, dan Besaran Turunan.
Di dalam pembicaraan kita sehari-hari yang dimaksud dengan berat
badan adalah massa, sedangkan dalam fisika pengertian berat dan massa berbeda.
Berat badan dapat kita tentukan dengan menggunakan alat timbangan berat badan.
Misalnya, setelah ditimbang berat badanmu 50 kg atau dalam fisika bermassa 50
kg. Tinggi atau panjang dan massa adalah sesuatu yang dapat kita ukur dan dapat
kita nyatakan dengan angka dan satuan. Panjang dan massa merupakan
besaran fisika. Jadi, besaran fisika adalah ukuran fisis suatu benda
yang dinyatakan secara kuantitas.
Selain besaran fisika juga terdapat besaran-besaran yang bukan besaran
fisika, misalnya perasaan sedih, gembira, dan lelah. Karena perasaan tidak dapat
diukur dan tidak dapat dinyatakan dengan angka dan satuan, maka perasaan bukan
besaran fisika. Besaran fisika dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran
pokok dan besaran turunan. Besaran pokok adalah besaran yang sudah ditetapkan
terlebih dahulu. Adapun, besaran turunan merupakan besaran yang dijabarkan dari
besaran-besaran pokok.
Sistem satuan besaran fisika pada prinsipnya bersifat standar atau baku,
yaitu bersifat tetap, berlaku universal, dan mudah digunakan setiap saat dengan
tepat. Sistem satuan standar ditetapkan pada tahun 1960 melalui pertemuan para
ilmuwan di Sevres, Paris. Sistem satuan yang digunakan dalam dunia
pendidikan dan pengetahuan dinamakan sistem metrik, yang
dikelompokkan menjadi sistem metrik besar atau MKS (Meter Kilogram Second)
yang disebut sistem internasional atau disingkat SI dan sistem metrik kecil atau
CGS (Centimeter Gram Second).
23
Tabel 1.4 Besaran pokok dan besaran turunan beserta dengan satuannya
Besaran Pokok
Selain tujuh besaran pokok di atas, terdapat dua besaran pokok tambahan,
yaitu sudut bidang datar dengan satuan radian (rad) dan sudut ruang dengan
satuan steradian (sr).
Tabel 1.5 Beberapa besaran turunan beserta satuannya
Sistem Internasional
Dahulu orang biasa menggunakan jengkal, hasta, depa, langkah sebagai
alat ukur panjang. Ternyata hasil pengukuran yang dilakukan menghasilkan data
berbeda-beda yang berakibat menyulitkan dalam pengukuran, karena jengkal
orang satu dengan lainnya tidak sama. Oleh karena itu, harus ditentukan dan
24
ditetapkan satuan yang dapat berlaku secara umum. Usaha para ilmuwan melalui
berbagai pertemuan membuahkan hasil sistem satuan yang berlaku di negara
manapun dengan pertimbangan satuan yang baik harus memiliki syarat-syarat
sebagai berikut :
Satuan selalu tetap, artinya tidak mengalami perubahan karena
pengaruh apapun, misalnya suhu, tekanan dan kelembaban.
Bersifat internasional, artinya dapat dipakai di seluruh negara.
Mudah ditiru bagi setiap orang yang akan menggunakannya.
Satuan Sistem Internasional (SI) digunakan di seluruh negara dan berguna
untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan perdagangan antarnegara. Kamu
dapat membayangkan betapa kacaunya perdagangan apabila tidak ada satuan
standar, misalnya satu kilogram dan satu meter kubik.
(1) Satuan internasional untuk panjang
Hasil pengukuran besaran panjang biasanya dinyatakan dalam satuan
meter, centimeter, milimeter, atau kilometer. Satuan besaran panjang dalam
SI adalah meter. Pada mulanya satu meter ditetapkan sama dengan panjang
sepersepuluh juta (1/10000000) dari jarak kutub utara ke khatulistiwa melalui
Paris. Kemudian dibuatlah batang meter standar dari campuran Platina-
Iridium. Satu meter didefinisikan sebagai jarak dua goresan pada batang
ketika bersuhu 0ºC. Meter standar ini disimpan di International Bureau of
Weights and Measure di Sevres, dekat Paris.
Batang meter standar dapat berubah dan rusak karena dipengaruhi suhu, serta
menimbulkan kesulitan dalam menentukan ketelitian pengukuran. Oleh
karena itu, pada tahun 1960 definisi satu meter diubah. Satu meter
didefinisikan sebagai jarak 1650763,72 kali panjang gelombang sinar jingga
yang dipancarkan oleh atom gas krypton-86 dalam ruang hampa pada suatu
lucutan listrik.
Pada tahun 1983, Konferensi Internasional tentang timbangan dan ukuran
memutuskan bahwa satu meter merupakan jarak yang ditempuh cahaya pada
selang waktu 1/299792458 sekon. Penggunaan kecepatan cahaya ini, karena
nilainya dianggap selalu konstan.
25
(2) Satuan internasional untuk massa
Besaran massa dalam SI dinyatakan dalam satuan kilogram (kg). Pada
mulanya para ahli mendefinisikan satu kilogram sebagai massa sebuah
silinder yang terbuat dari bahan campuran Platina dan Iridium yang disimpan
di Sevres, dekat Paris. Untuk mendapatkan ketelitian yang lebih baik, massa
standar satu kilogram didefinisikan sebagai massa satu liter air murni pada
suhu 4ºC.
(3) Satuan internasional untuk waktu
Besaran waktu dinyatakan dalam satuan detik atau sekon dalam SI. Pada
awalnya satuan waktu dinyatakan atas dasar waktu rotasi bumi pada
porosnya, yaitu 1 hari. Satu detik didefinisikan sebagai 1/26400 kali satu hari
rata-rata. Satu hari rata-rata sama dengan 24 jam = 24 x 60 x 60 = 86400
detik. Karena satu hari matahari tidak selalu tetap dari waktu ke waktu, maka
pada tahun 1956 para ahli menetapkan definisi baru. Satu detik adalah selang
waktu yang diperlukan oleh atom cesium-133 untuk melakukan getaran
sebanyak 9192631770 kali.
26
Gambar 1.3 Tangga konversi panjang
27
1 pon (lb) = 0,4536 kg
Satuan waktu dalam kehidupan sehari-hari dapat dikonversi ke dalam sistem SI
yaitu detik atau sekon. Contohnya sebagai berikut.
1 tahun = 3,156 x 10pangkat 7 detik
1 hari = 8,640 x 10 pangkat4 detik
1 jam = 3600 detik
1 menit = 60 detik
Di dalam sistem metrik juga dikenal sistem awalan dari sistem MKS baik ke
sistem makro maupun ke sistem mikro. Perhatikan Tabel berikut ini.
Tabel 1.6 Awalan satuan sistem metrik besaran panjang
28
lebih dari satu macam karena penjabarannya dari definisi yang berbeda.
Sebagai contoh, satuan percepatan dapat ditulis dengan m/s2 dapat juga
ditulis dengan N/kg. Satuan besaran turunan dapat juga dikonversi.
Perhatikan beberapa contoh di bawah ini!
1 dyne = 105 newton
1 erg = 10-7 joule
1 kalori = 0,24 joule
1 kWh = 3,6 x 106 joule
1 liter = 10 -3 m3 = 1 dm3
1 ml = 1 cm3 = 1 cc
1 atm = 1,013 x 105 pascal
1 gauss = 10-4 tesla
(2) Pengukuran besaran fisika
Peranan pengukuran dalam kehidupan sehari-hari sangat penting. Seorang
tukang jahit pakaian mengukur panjang kain untuk dipotong sesuai dengan
pola pakaian yang akan dibuat dengan menggunakan meteran pita. Penjual
daging menimbang massa daging sesuai kebutuhan pembelinya dengan
menggunakan timbangan duduk.
Seorang petani tradisional mungkin melakukan pengukuran panjang dan lebar
sawahnya menggunakan satuan bata, dan tentunya alat ukur yang digunakan
adalah sebuah batu bata. Tetapi seorang insinyur sipil mengukur lebar jalan
menggunakan alat meteran kelos untuk mendapatkan satuan meter.
Ketika kita mengukur panjang meja dengan penggaris, misalnya didapat
panjang meja 100 cm, maka panjang meja merupakan besaran, 100
merupakan hasil dari pengukuran sedangkan cm adalah satuannya. Beberapa
aspek pengukuran yang harus diperhatikan yaitu ketepatan (akurasi), kalibrasi
alat, ketelitian (presisi), dan kepekaan (sensitivitas). Dengan aspek-aspek
pengukuran tersebut diharapkan mendapatkan hasil pengukuran yang akurat
dan benar.
Berikut ini akan kita bahas pengukuran besaran-besaran fisika, meliputi
panjang, massa, dan waktu.
29
Pengukuran panjang
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang benda haruslah sesuai
dengan ukuran benda. Sebagai contoh, untuk mengukur lebar buku kita
gunakan pengaris, sedangkan untuk mengukur lebar jalan raya lebih mudah
menggunakan meteran kelos.
Pengukuran panjang dengan mistar
Penggaris atau mistar berbagai macam jenisnya, seperti penggaris yang
berbentuk lurus, berbentuk segitiga yang terbuat dari plastik atau logam,
mistar tukang kayu, dan penggaris berbentuk pita (meteran pita). Mistar
mempunyai batas ukur sampai 1 meter, sedangkan meteran pita dapat
mengukur panjang sampai 3 meter. Mistar memiliki ketelitian 1 mm atau 0,1
cm.
30
Gambar 1.5 Jangka sorong
31
• Lengan tengah berskala mulai 0—500 g, tiap skala sebesar 100 g
• Lengan belakang dengan skala bernilai 10 sampai 100 g, tiap skala 10 g
32
Pertimbangan dipilihnya raksa sebagai pengisi pipa kapiler termometer
adalah sebagai berikut :
Raksa tidak membasahi dinding kaca.
Raksa merupakan penghantar panas yang baik.
Kalor jenis raksa rendah akibatnya dengan perubahan panas yang
kecil cukup dapat mengubah suhunya.
Jangkauan ukur raksa lebar karena titik bekunya -39ºC dan titik
didihnya 357ºC.
Pengukuran suhu yang sangat rendah biasanya menggunakan termometer
alkohol. Alkohol memiliki titik beku yang sangat rendah, yaitu -114ºC.
Namun demikian, termometer alkohol tidak dapat digunakan untuk mengukur
suhu benda yang tinggi sebab titik didihnya hanya 78ºC.
Pada pembuatan termometer terlebih dahulu ditetapkan titik tetap atas dan
titik tetap bawah. Titik tetap termometer tersebut diukur pada tekanan 1
atmosfer. Di antara kedua titik tetap tersebut dibuat skala suhu. Penetapan
titik tetap bawah adalah suhu ketika es melebur dan penetapan titik tetap atas
adalah suhu saat air mendidih. Berikut ini adalah penetapan titik tetap pada
skala termometer:
Termometer Celcius : Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas
diberi angka 100. Diantara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi 100
skala.
Termometer Reaumur : Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap
atas diberi angka 80. Di antara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi
menjadi 80 skala.
Termometer Fahrenheit : Titik tetap bawah diberi angka 32 dan titik tetap
atas diberi angka 212. Suhu es yang dicampur dengan garam ditetapkan
sebagai 0ºF. Di antara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi 180
skala.
Termometer Kelvin : Pada termometer Kelvin, titik terbawah diberi angka
nol. Titik ini disebut suhu mutlak, yaitu suhu terkecil yang dimiliki benda
ketika energi total partikel benda tersebut nol. Kelvin menetapkan suhu es
33
melebur dengan angka 273 dan suhu air mendidih dengan angka 373.
Rentang titik tetap bawah dan titik tetap atas termometer Kelvin dibagi
100 skala.
Titik tetap termometer :
Perbandingan skala antara temometer Celcius, termometer Reaumur, dan
termometer Fahrenheit adalah:
C : R : F = 100 : 80 : 180
C:R:F=5:4:9
Dengan memperhatikan titik tetap bawah 0ºC = 0ºR = 32ºF, maka hubungan
skala C, R, dan F dapat ditulis sebagai berikut :
tº C = 5/4 tºR
tº C = 5/9 (tºF – 32)
tº C = 4/9 (tºF – 32)
Hubungan skala Celcius dan Kelvin adalah :
t K = tºC + 273 K
Kita dapat menentukan sendiri skala suatu termometer. Skala termometer yang
kita buat dapat dikonversikan ke skala termometer yang lain apabila pada saat
menentukan titik tetap kedua termometer berada dalam keadaan yang sama.
Misalnya, kita akan menentukan skala termometer X dan Y. Termometer X
dengan titik tetap bawah Xb dan titik tetap atas Xa. Termometer Y dengan titik
tetap bawah Yb dan titik tetap atas Ya. Titik tetap bawah dan titik tetap atas
kedua termometer di atas adalah suhu saat es melebur dan suhu saat air
mendidih pada tekanan 1 atmosfer. Dengan membandingkan perubahan suhu
dan interval kedua titik tetap masing-masing termometer, diperoleh hubungan
sebagai berikut :
(Tx -Xb)/(Xa- Xb)=(Ty- Yb)/( Ya- Yb)
Keterangan :
Xa = titik tetap atas termometer X
Xb = titik tetap bawah termometer X
Tx = suhu pada termometer X
Ya = titik tetap atas termometer Y
34
Yb = titik tetap bawah termometer Y
Ty = suhu pada termometer Y
Konversi skala termometer
Termometer air raksa.
Seperti kita ketahui bahwa zat cair sebagai bahan pengisi termometer ada dua
macam, yaitu air raksa dan alkohol. Nah, ternyata zat cair tersebut memiliki
beberapa keuntungan dan kerugian.
Berikut ini beberapa keuntungan air raksa sebagai pengisi termometer, antara
lain :
Air raksa tidak membasahi dinding pipa kapiler, sehingga pengukurannya
menjadi teliti.
Air raksa mudah dilihat karena mengkilat.
Air raksa cepat mengambil panas dari suatu benda yang sedang diukur.
Jangkauan suhu air raksa cukup lebar, karena air raksa membeku pada
suhu – 400C dan mendidih pada suhu 3600C.
Volume air raksa berubah secara teratur.
Selain beberapa keuntungan, ternyata air raksa juga memiliki beberapa
kerugian, antara lain :
Air raksa harganya mahal.
Air raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah.
Air raksa termasuk zat beracun sehingga berbahaya apabila tabungnya
pecah.
Termometer alkohol
Keuntungan menggunakan alkohol sebagai pengisi termometer, antara lain :
Alkohol harganya murah.
Alkohol lebih teliti, sebab untuk kenaikan suhu yang kecil ternyata alkohol
mengalami perubahan volume yang besar.
Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat rendah, sebab titik beku
alkohol –1300C.
Kerugian menggunakan alkohol sebagai pengisi termometer, antara lain:
35
o Membasahi dinding kaca.
o Titik didihnya rendah (780C)
o Alkohol tidak berwarna, sehingga perlu memberi pewarna dahulu
agar dapat dilihat.
Mengapa air tidak dipakai dilihat.untuk mengisi tabung termometer?
Alasannya karena air membasahi dinding kaca, jangkauan suhunya terbatas,
perubahan volumenya kecil, penghantar panas yang jelek.
Memperhatikan dan menerapkan keselamatan kerja dalam pengukuran
Belajar fisika tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium. Dalam
melaksanakan percobaan dan kegiatan di laboratorium mungkin saja terjadi
kecelakaan. Oleh karena itu, penting sekali untuk menjaga keselamatan dalam
bekerja. Salah satu usaha menjaga keselamatan kerja dan mencegah terjadinya
kecelakaan adalah dengan memperhatikan dan melaksanakan tata tertib di
laboratorium.
Mengapa kecelakaan dapat terjadi? Kecelakaan di laboratorium dapat terjadi
disebabkan beberapa hal, antara lain:
1) Tidak mematuhi tata tertib laboratorium
2) Tidak bersikap baik dalam melaksanakan kegiatan laboratorium
3) Kurangnya pemahaman dan pengetahuan terhadap alat, bahan, serta
cara penggunaannya
4) Kurangnya penjelasan dari guru atau tenaga laboratorium, dan
5) Tidak menggunakan alat pelindung.
Adapun bahaya-bahaya yang mungkin perlu diantisipasi di lingkungan
laboratorium adalah sebagai berikut:
1) Luka bakar akibat panas
2) Bahaya listrik
3) Bahaya radioaktif, dan
4) Bahaya kebakaran.
36
SESI PERKULIAHAN KE: 3 - 4
Daftar Pustaka :
Pertanyaan Kunci/Tugas :
1. Jelaskan secara singkat teori perkembangan atom.
2. Diantara struktur atom yang terpenting untuk dipahami adalah elektron,
mengapa?.
37
BAB II
TEORI DAN STRUKTUR ATOM
1
Elektron Sekeliling inti -1 e, 11e , 10e
1837
38
(1) Nomor atom
Jumlah proton merupakan identitas dari suatu unsur. Nomor atom
menunjukkan jumlah proton dalam atom. Untuk atom-atom netral, jumlah
proton sama dengan jumlah elektron, karena muatan keduanya saling
menetralisir satu sama lain. Sebagai contoh natrium (Na) mempunyai 11
proton dalam intinya dan inti tersebut dikelilingi oleh 11 elektron. Jumlah
elektron atau elektron tidak menjadi masalah, karena identitas suatu unsur
selalu ditentukan oleh jumlah proton atau nomor atom.
(2) Nomor massa
Proton, elektron dan netron merupakan partikel yang sangat kecil. Proton
dan netron mempunyai massa 1,27 x 10-24 gram, sedangkan elektron lebih
1
ringan dan hanya mempunyai massa massa proton. Ternyata massa
1837
elektron sangat kecil bila dibandingkan dengan massa proton dan massa
netron. Nomor massa menyatakan jumlah proton dan netron yang terdapat
dalam inti atom.
Nomor massa = proton + netron
M=p+n
Contoh : Atom karbon C mempunyai 6 proton dan 6 netron. Nomor atom dari
atom C = 6 dan nomor massa = 12. Dapat dituliskan dengan dengan
simbol 12C atau 126C . Secara umum digunakan simbol
M
Z X
X menyatakan unsur
Z menyatakan nomor atom
M menyatakan nomor massa
(3) Isotop
Pada tahun 1913, Soddy membuktikan bahwa unsur neon dengan simbol
atom Ne mempunyai tiga jenis atom. Salah satu atom Ne mempunyai massa
20 dan atom lainnya mempunyai mempunyai nomor massa 22 dan 21. Neon
39
mempunyai mempunyai nomor atom 10. Karena nomor atom mempunyai
jumlah proton dalam inti, berarti ketiga jenis atom mempunyai sepuluh
proton dalam intinya.
Perbedaan nomor massa ternyata hanya menghasilkan perbedaan jumlah
netron pada ketiga atom neon. Soddy menamakan ketiga jenis atom sebagai
isotop, yaitu atom-atom yang berbeda jumlah netronnya, tetapi memiliki
proton yang sama banyaknya.
(4) Berat atom
Karena atom sangat kecil dan ringan, sulit sekali untuk mengukur massa
dari sejumlah atom, kemungkinan yang dilakukan adalah mengukur massa
relatif atom-atom. Sebagai pembanding untuk mengukur kerelatifan
digunakan isotop karbon 12 yang mempunyai massa tepat 12 satuan massa
atom (sma).
Massa atom karbon 12 diukur secara tidak langsung dan diperoleh harga
1,992 x 10-23g. Satu satuan massa atom (1 sma sama dengan satu per dua
belas massa karbon 12). 1 sma =1,660 x 10-24. Bila suatu isotop dari suatu
unsur beratnya setengah isotop karbon -12, maka massa isotop tersebut dalam
satuan massa atom adalah 1 x 12 = 6. Bila suatu isotop beratnya 2,84 kali
2
berat isotop karbon 12, maka massa isotop tersebut adalah 2,84 x 12 = 34,08
sma.
Sebagian besar unsur-unsur di alam mempunyai paling sedikit 2 isotop,
sehingga cuplikan dari unsur-unsur tersebut akan mengandung campuran
isotop-isotop.
Contohnya : Bila di alam terdapat 75,53% atom klor dengan massa 35 sma
dan 24,47% klor dengan massa 37 sma, maka massa rata-rata
dari klor adalah : (0,75553 x 35 sma) + (0,2447 x 37 sma) =
35,5 sma.
Selanjutnya pada perhitungan-perhitungan digunakan massa klor 35,5 sma. Angka
tersebut disebut sebagai berat atom klor. Secara umum dapat dikatakan bahwa
berat atom suatu unsur adalah berat rata-rata dari massa isotop-isotopnya.
40
2.2.1 Elektron
Model atom yang dikemukakan oleh Joseph John Thompson mempunyai
banyak kelemahan, demikian pula dengan model atom yang dikemukakan oleh
Ernest Rutherford. Model atom Rutherford tidak dapat menjelaskan alasan
mengapa elektron tidak dapat jatuh ke dalam inti. Fisika klasik menyatakan bahwa
apabila terdapat suatu partikel bermuatan yang bergerak menurut lintasan
lengkung maka energinya akan hilang dalam bentuk radiasi. Pernyataan fisika
klasik ini menjadi persoalan bagi model atom yang dikemukakan oleh Rutherford
karena jika elektron bergerak mengelilingi inti, maka elektron akan kehilangan
energinya dan energi kinetik elektron akan terus berkurang. Gaya tarik inti atom
terhadap elektron akan menjadi lebih besar dari pada gaya sentrifugal lintasan
elektron dan menyebabkan lintasan menjadi spiral dan akhirnya elektron jatuh ke
dalam inti atom. Apabila elektron jatuh ke dalam inti atom, maka atom menjadi
tak stabil. Hal ini bertentangan dengan pernyataan umum bahwa atom stabil.
41
Pernyataan tersebut bertentangan dengan pandangan fisika klasik yang
mengemukakan bahwa energi bersifat kontinyu. Untuk mengatasi perbedaan
tersebut, Niels Bohr melakukan penelitian dan mencoba menjelaskan dengan
pendekatan pemecahan spektrum garis hidrogen. Bohr menggunakan pendekatan
Max Planck untuk menjelaskan spektrum garis hidrogen.
Beberapa hasil penelitian Bohr diantara adalah :
Elektron mengorbit pada lintasan tertentu dan dengan tingkat energi
tertentu.
Lintasan orbit elektron berbentuk lingkaran dan disebut kulit.
Momentum sudut elektron yang mengorbit berharga kelipatan.
h/2π Setiap elektron yang mengorbit mempunyai momentum sudut sebesar
n h /2π dengan n = 1, 2, 3,... yang merupakan bilangan bulat positif dan
disebut sebagai bilangan kuantum utama
Bilangan kuantum utama menyatakan kulit
Tabel 2.2 Hubungan lintasan, kulit dan bilangan kuantum
Lintasan Kulit Bilangan kuantum (n)
1 K n=1
2 L n=2
3 M n=3
4 N n=4
42
tidak stabil sehingga elektron kembali dari tingkat energi tinggi menuju tingkat
energi rendah yang disertai pelepasan energi dalam bentuk radiasi.
Teori Bohr berhasil menjelaskan spektrum garis atom hidrogen dan ion-
ion berelektron tunggal seperti 2He+ dan 3Li2+. Akan tetapi teori Bohr juga masih
menunjukkan kelemahan yaitu tidak mampu menjelaskan spektrum garis atom
berelektron banyak dan sifat spektrum garis dalam medan magnet serta tidak
dapat menjelaskan garis-garis halus spektrum garis atom hidrogen.
h
mv
Dimana :
= panjang gelombang (m)
h = tetapan Planck
v = kecepatan (m/s)
m = massa partikel (kg)
43
Menurut teori ini elektron-elektron mengalami dualisme sifat, yaitu
sebagai partikel dan sebagai gelombang.
Werner Heisenberg mengemukakan teori keboleh jadian untuk
menentukan posisi elektron pada suatu titik yang berjarak tertentu dari
inti. Daerah atau ruang di sekitar inti yang terdapat keboleh jadian
posisi elektron disebut orbital.
Erwin Schrodinger mengemukakan teori persamaan gelombang untuk
menggambarkan bentuk dan tingkat energi orbital dalam bentuk
bilangan kuantum (bilangan kuantum utama, bilangan kuantum
azimut, bilangan kuantum magnetik dan bilangan kuantum spin)
1s
2s 2p
3s 3p 3d
4s 4p 4d 4f
5s 5p 5d 5f 5g
6s 6p 6d 6f
7s 7p 7d
44
mempunyai empat bilangan kuantum yang sama. Hal ini berarti bahwa tiap
orbital hanya dapat ditempati maksimal oleh dua elektron.
(3) Aturan Hund
Aturan ini disusun berdasarkan data spektroskopi. Menurut aturan ini
(tentang kelipatan maksimum)
Pada pengisian elektron ke dalam orbital-orbital yang tingkat energinya
sama (misalnya ketiga orbital p atau orbital d) sebanyak mungkin elektron
berada dalam keadaan tidak berpasangan.
Jika kedua elektron terdapat dalam dua orbital yang berbeda maka energi
terendah dicapai jika spinnya sejajar.
Konfigurasi tingkat dasar dari karbon ke flour yaitu :
No Unsur Konfigurasi Elektron
6 C 1s 2 2s 2 2 p1x 2 p1y
9 F 1s 2 2s 2 2 px2 2 p y2 2 p1z
N 1s 2 2s 2 2 p3
O 1s 2 2s 2 2 p4
45
24 Cr : Ar 3d 5 4s1 bukan Ar 3d 4 4s 2
29 Cu : Ar 3d 10 4 s1 bukan Ar 3d 9 4s 2
46
SESI PERKULIAHAN KE : 4 - 5
Daftar Pustaka :
47
BAB III
SISTEM PERIODIK
48
Kalium Barium Yod
Na Mg Al Si P S Cl
K Ca Cr Ti Mn F
49
Gambar 3.1 Sistem periodik Mendeleev
50
Sistem periodik modern tersusun atas 7 periode dan 18 golongan yang terbagi
menjadi 8 golongan utama atau golongan A dan 8 golongan transisi atau
golongan B.
51
hanya dipengaruhi muatan inti efektif sebesar +4-2=+2. Berarti elektron-
elektron terluar dari Berilium mengalami tarikan ke arah inti lebih besar
daripada elektron pada lithium, sehingga ukuran atom berilium menjadi
lebih kecil dari lithium.
(2) Jari - jari ionik
Jari-jari ion dalam satu golongan meningkat dari atas ke bawah. Untuk
mengetahui perubahan perubahan jari-jari ion dalam satu perioda, harus
dibedakan antara kation dan anion.
Jari-jari kation < jari-jari atom netralnya.
Jari-jari anion > jari-jari atom netralnya
Semakin banyak elektron yang meninggalkan atomnya jari-jari ion
menjadi semakin kecil. Untuk kation isoelektron, yaitu kation-kation
yang mempunyai jumlah elektron sama, terjadi penurunan jari-jari
kation bila muatan bertambah. Contoh : jari-jari Na+ > Mg2+ > Al3+ .
Berarti jari-jari kation dalam satu perioda akan menurun dari kiri ke
kanan.
Pada ion-ion isoelektron, jari-jari ion menurun dari anion ke kation
Contoh : N-3 > O2- > F- > Li+ > Be2+ > B3+
(3) Energi ionisasi
Energi ionisasi suatu unsur merupakan jumlah energi yang dibutuhkan
oleh satu atom pada keadaan gas untuk melepaskan satu elektron tingkat
energi terluar.
Contoh : M(g)
M+(g)
Dalam satu perioda, energi ionisasi secara umum meningkat dengan
meningkatnya nomor atom.
(4) Afinitas elektron
Afinitas elektron adalah energi yang dilepas bila sebuah elektron
ditambahkan pada atom netral dalam keadaan gas.
M(g) + e-
M-(g)
Sifat ini menunjukkan kemampuan atom untuk menarik elektron
Afinitas elektron dalam satu golongan menurun dari atas ke bawah.
52
Dalam satu perioda afinitas elektron bertambah dari kiri ke kanan.
Logam-logam mempunyai afinitas elektron tinggi sedangkan gas mulia
memiliki afinitas elektron rendah.
(5) Kelektronegatifan
Keelektronegatifan merupakan ukuran kecendrungan dari atom-atom
untuk menarik elektron. Keelektronegatifan dalam satu golongan dan satu
perioda meningkat dari bawah ke atas dan dari kiri ke kanan.
3.2 Keradioaktifan
Semua inti yang mempunyai jumlah proton lebih besar dari 84 (mulai dari
unsur Polonium), bersifat tidak stabil dan radioaktif. (Ingat, muatan yang sejenis
saling tolak menolak). Inti yang tidak stabil akan meluruh sampai diperoleh inti
baru yang stabil. (gambar 2.4)
Gambar 3.2 Peluruhan dari inti yang tidak stabil dengan memancar sinar
radioaktif
53
bersifat stabil (perkecualian untuk isotop K – 40, isotop-isotop technisium dan
pronetium). Inti-inti yang berada di luar pita kestabilan akan meluruh melalui
proses yang terlihat pada gambar 2.5 sampai diperoleh inti baru yang berada
dalam pita kestabilan.
Sinar Radioaktif
Wilst telah melakukan penyelidikan daya tembuss sinar radioaktif dari
radium, dan pada tahun 1899, Rutherford mendeteksi adanya dua jenis sinar yang
berbeda yang diberi nama sinar - dan sinar - . Sinar - mempunyai daya
tembus lebih kuat dari sinar - . Tidak lama kemudian, Pierre Curie (1900)
menemukan sinar jenis lain yaitu sinar - yang mempunyai daya tembus jauh
lebih kuat. Sinar - tidak dapat dibelokkan oleh medan listrik atau medan
magnet. Kecendrungan sinar - (bermuatan positip) untuk dibelokkan bila
melalui plat negatif, lebih kecil dibandingkan pembelokan sinar - (bermuatan
positip) yang melalui plat positip. Hal ini menunjukkana bahwa sinar -
mempunyai massa lebih besar.
54
(1) Sinar -
Sinar - dipancarkan pada peluruhan inti dari unsur-unsur yang
mempunyai nomor atom lebih besar dari 83 (bismut). Partikel merupakan
inti helium He2+, yang bergerak dengan kecepatan tinggi. Pada peluruhan
yang memancarkan sinar - , nomor atom berkurang dua dan nomor massa
berkurang empat. Sebagai sumber sinar - yang paling dikenal adalah isotop
uranium -238 yang meluruh menjadi isotop thorium -234.
238
92U
234
Th
90 4
2 He
55
jangkauan lebar serta dapat menembus timbal setebal 15 – 20 cm. Sinar
sangat berbahaya karena daya tembusnya.
Sebagai contoh : radium -226 meluruh dengan memancarkan sinar dan
sinar sebagai berikut :
222
88 Ra
222
86 Rn 4
2 He J
Proses lain yang diikuti oleh radiasi sinar adalah penangkapan elektron
(biasanya elektron kulit K) oleh proton. Kekosongan pada kulit K diisi oleh
elektron dari tingkat energi yang lebih tinggi. Pada proses ini, satu proton
berubah menjadi netron, sehingga nomor atom inti yang baru menjadi
berkurang satu, sedangkan nomor massa tetap sama.
85
38 Sr o
1 e
85
37 Rb
Radiasi dari inti-inti yang dibuat manusia, dapat disamakan dengan
radiasi positron. Positron mempunyai massa sama dengan elektron tetapi
e atau . Positron
o
bermuatan positip, dan dapat dituliskan dengan simbol
bebas bersifat stabil, tetapi bila terhadap materi lain, positron akan dengan
cepat berkombinasi dengan dan menghasilkan radiasi . Proses ini dikenal
sebagai anihilasi.
Tabel 3.1 Partikel-partikel dan radiasi yang dipancarkan oleh inti
radioaktif
1
Netron partikel 0 0n
Proton partikel 1+ 1
1 p , 11H
56
Positron partikel 1+ 0
1 e
57
SESI/PERKULIAHAN KE : 6 – 7
Daftar Pustaka :
1. Brown, L. S., Holme, T. A., 2006, Chemistry for Engineering Students,
Kanada,Thomson Books/Cole.
2. Keenan, Kleinfelter, Wood,1986, Kimia Untuk Universitas, jilid 1. Edisi
Keenam Diterjemahkan oleh Hadyana Pudjaatmaka, Jakarta, Penerbit
Erlangga.
58
Pertanyaan Kunci/Tugas :
1. Apakah semua atom unsur-unsur bersifat stabil?.
2. Bagaimanakah cara atom mencapai kestabilan?.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen
koordinasi.
4. Mengapa logam dapat dibengkokkan dan diulur, sedangkan kapur tidak dapat?.
59
BAB IV
IKATAN KIMIA
4.1 Ikatan Ionik (Ikatan Elektrovalen/Heteropolar)
Kimiawan Jerman Albrecht Kossel (1853-1927) menganggap kestabilan
gas mulia disebabkan konfigurasi elektronnya yang penuh (yakni, konfigurasi
elektron di kulit terluarnya/kulit valensi terisi penuh). Ia berusaha memperluas
interpretasinya ke atom lain. Atom selain gas mulia cenderung mendapatkan
muatan listrik (elektron) dari luar atau memberikan muatan listrik ke luar,
bergantung apakah jumlah elektron di kulit terluarnya lebih sedikit atau lebih
banyak dari atom gas mulia yang terdekat dengannya. Bila suatu atom kehilangan
elektron, atom tersebut akan menjadi kation yang memiliki jumlah elektron yang
sama dengan gas mulia terdekat, sementara bila atom mendapatkan elektron, atom
tersebut akan menjadi anion yang memiliki jumlah elektron yang sama dengan
atom gas mulia terdekatnya. Ia menyimpulkan bahwa gaya dorong pembentukan
ikatan kimia adalah gaya elektrostatik antara kation dan anion. Ikatan kimia yang
dibentuk disebut dengan ikatan ionik.
Ikatan ionik dibentuk melalui gerakan elektron-elektron di kulit terluar
atom. Tiap atom memiliki kecenderungan untuk mengisi kulit terluarnya dengan
elektron sejumlah yang mampu ia tampung. Jumlah maksimum elektron yang
dapat ditampung oleh kulit terluar atom adalah 8 (oktet) dan 2 (duplet). Untuk
melakukan ini, atom menerima elektron dari atom lain demi melengkapkan
jumlah elektron kulit terluar menjadi 8 dan 2, atau jika atom ini memiliki elektron
lebih sedikit pada kulit terluar, ia memberikannya pada atom lain, membuat
subkulit yang sebelumnya telah dilengkapi di dalam orbit terluarnya.
Kecenderungan atom untuk saling bertukar elektron menyusun basis yang
memicu gaya ikatan kimia yang mereka bentuk di antara mereka.
60
menangkap elektron. Perbedaan terjadi antara logam yang reaktif (gol 1A) dan
non logam (gol 7A dan 6A atas). Atom logam (IE rendah) kehilangan satu atau
dua elektron valensi, sementara atom non logam (EA sangat negatif) menangkap
elektron. Terjadi transfer elektron antara logam dan non logam membentuk ion
dengan konfigurasi gas mulia. Gaya elektrostatik antar ion positif dan negatif
membentuk susunan padatan ionik dengan rumus kimia menunjukkan rasio kation
terhadap anion (rumus empiris). Apabila ion-ion terbentuk, mereka akan
menyusun dalam kristal 3-D dalam keadaan terpejal.
61
Gol IIA elektron valensi= 2 melepas 2 elektron membentuk ion +2
Mg+2, Ca+2, Sr+2, Ba+2, Ra+2
OKTET
11Na (2. 8. 1) ion Na+ (2 . 8) melepas 1elektron
19K (2.8.8.1) ion K+ ( 2.8.8) melepas 1 elektron
12Mg (2. 8. 2) ion Mg2+ (2 . 8) melepas 2 elekron
20Ca (2.8.8.2) ion Ca+2 ( 2.8.8) melepas 2 elektron
Menangkap Elektron
Pencapaian kestabilan dengan menangkap elektron dilakukan oleh unsur
non logam karena mempunyai afinitas elektron atau kelektronegatifan yang relatif
besar (bersifat elektronegatif). Atom-atom menyerap/mengikat elektron supaya
memiliki elektron valensi 8 (oktet) atau 2 (duplet) seperti gas mulia (gas inert/
golongan VIIIA).
Contoh :
Atom yang menangkap elektron dari Gol IVA, VA, VIA, VIIA
9F (2.7) + 1e ion F- (2.8) menangkap 1 elektron
8O (2. 6) + 2e ion O-2 (2 . 8) menangkap 2 elektron
16S (2.8.6) + 2e ion S-2 (2.8.8) menangkap 2 elektron
7N (2. 5) + 3e ion N-3 (2 . 8) menangkap 3 elektron
Elektronegativitas
Merupakan sifat berkala (periodik) yang penting. Elektronegativitas ialah
besarnya daya menarik elektron ke dalam suatu atom dalam penggabungan kimia.
Logam Non Logam
- Mudah menyerahkan elektron - Mudah menerima elektron
- Membentuk kation - Membentuk anion
- Elekropositif - Elektronegatif
62
Gambar 4.2 Nilai Elektronegativitas
(fluorin: elektronegativitas = 4)
63
ion yang bermuatan positif (kation) dan atom bukan logam menjadi ion yang
bermuatan negatif (anion).
2. Atom bukan logam memperoleh sejumlah elektron yang cukup untuk
menghasilkan anion dengan konfigurasi elektron gas mulia.
3. Dalam keadaan padat, setiap ion dikelilingi oleh ion-ion yang muatannya
berlawanan, membentuk suatu susunan yang disebut kristal.
4. Yang dimaksud satuan rumus suatu senyawa ion ialah sekelompok terkecil
ion-ion yang bermuatan listrik netral. Satuan rumus diperoleh secara otomatis
bila struktur Lewis dituliskan.
64
Misalnya pada kristal NaCl dapat diketahui bahwa setiap ion Na+ dikelilingi
oleh 6 ion Cl- dan setiap ion Cl- juga dikelilingi oleh 6 ion Na+.
65
Tabel 4.1 Daya hantar berbagai senyawa klorida dalam keadaan cair
(meleleh pada suhu titik lelehnya)
(5) Kelarutan
Pada umumnya senyawa ionik larut dalam pelarut yang mengandung
gugus OH- seperti H2O dan C2H5OH yang merupakan senyawa kovalen polar.
66
Gambar 4.5 Kelarutan senyawa ionik NaCl
(6) Reaksi ion
Pada reaksi senyawa ionik, ion-ion tidak tergantung pada ion
pasangannya, misalnya bila NaCl dan AgNO3 (dalam larutan) dicampurkan,
maka segera terbentuk endapan AgCl. Reaksi yang terjadi adalah :
Ag+(aq) + Cl-(aq) AgCl(s)
(7) Keras, kaku dan rapuh
konfigurasi atom Na : K = 2 , L = 8, M = 1
Natrium dapat dengan mudah melepaskan electron terluarnya membentuk ion
dengan muatan +1. ion ini stabil karena memiliki kulit terluar penuh.
konfigurasinya menjadi: K = 2, L = 8, M = 0
67
konfigurasi atom Cl : K = 2, L = 8, M = 7
Diperlukan satu elektron tambahan untuk membentuk ion dengan kulit terluar
penuh, elektron ini diperoleh dari atom natrium, sehingga dihasilkan ion
dengan muatan -1.
konfigurasinya menjadi: K = 2, L = 8, M = 8
Pengaturan elektron baru dari natrium dan klor adalah sebagai berikut:
68
bidang kubus. Dengan cara ini dimungkinkan untuk memahami ikatan kimia yang
membentuk molekul hidrogen. Namun, pertanyaan paling fundamental, mengapa
dua atom hidrogen bergabung, masih belum terjelaskan.
69
menyebabkannya menjadi bermuatan. Elektron ini masih mempunyai ikatan
dengan atom asalnya, tetapi juga sudah terikat dengan atom yang
meminjamnya, misalnya Ikatan kovalen dari chloride.
Pada ikatan kovalen, dua atom dapat membentuk ikatan dengan sepasang,
dua pasang, atau tiga pasang elektron bergantung pada jenis unsur yang berikatan.
Ada 3 jenis ikatan kovalen,yaitu:
70
(1) Ikatan kovalen tunggal
71
Gambar 4.9 Penididihan senyawa kovalen
(2) Kemudahan menguap (volatilitas)
Zat yang mudah menguap, seperti alkohol, cuka, parfum, minyak cengkeh,
dan bensin, kita sebut volatil atau atsiri. Zat-zat yang volatil adalah senyawa
kovalen dengan titik didih rendah, sehingga pada suhu kamar sudah cukup
banyak yang menguap (ingat! menguap berbeda dari mendidih; mendidih
adalah perubahan cairan menjadi gas pada titik didihnya; menguap adalah
perubahan pedatan atau cairan atau cairan menjadi uap, tidak harus pada titik
didihnya).
(3) Kelarutan
Kebanyakan senyawa kovalen tidak larut dalam air, mereka lebih mudah
larut dalam pelarut organik misalnya dalam pelarut trikoroetena.
(4) Daya hantar listrik
Senyawa kovalen tidak menghantarkan listrik baik dalam bentuk padat
maupun lelehan. Beberapa senyawa kovalen dapat menghantarkan jika
dilarutkan dalam air.
72
Dalam tiap molekul di atas, ke-2 atom yang berikatan menarik PEI sama kuat
karena atom-atom dari unsur sejenis mempunyai harga keelektronegatifan yang
sama. Akibatnya muatan dari elektron tersebar secara merata sehingga tidak
terbentuk kutub.
Contoh lain pada CH4 :
73
Gambar 4.13 Nilai keelektronegatifan kepolaran suatu ikatan kovelen
Contoh lain yang merupakan ikatan kovalen polar yaitu H2O dan HBr.
74
Gambar 4.14 Dua struktur yang diusulkan untuk garam luteo
Setelah melalui debat panjang, kebenaran teori Werner diterima umum,
dan diteumkan bahwa banyak senyawa lain yang memiliki valensi tambahan.
Dalam senyawa-senyawa ini, atomnya (atau ionnya) yang memerankan peranan
kobalt disebut dengan atom pusat, dan molekul yang memerankan seperti amonia
disebut dengan ligan.
Sifat sebenarnya dari valensi tambahan ini diungkapkan oleh kimiawan
Inggris Nevil Vincent Sidgewick (1873-1952). Ia mengusulkan sejenis ikatan
kovalen dengan pasangan elektron yang hanya disediakan oleh salah satu atom,
yakni ikatan koordinat.. Jadi atom yang menerima pasangan elektron harus
memiliki orbital kosong yang dapat mengakomodasi pasangan elektron. Kekulé
telah mengungkapkan amonium khlorida sebagai NH3・HCl. Menurut
Sidgewick, asuatu iktan koordiant dibentuk oleh atom nitrogen dari amonia dan
proton menghasilkan ion amonium NH4+, yang selanjutnya membentuk ikatan ion
dengan ion khlorida menghasilkan amonium khlorida.
75
berikatan pasangan elektron bebas (PEB), sedangkan atom yang lain hanya
menerima pasangan elektron yang digunakan bersama. Pasangan elektron ikatan
(PEI) yang menyatakan ikatan dativ digambarkan dengan tanda anak panah kecil
yang arahnya dari atom donor menuju akseptor pasangan elektron.
Syarat pembentukan ikatan koordinasi
Ada dua persyaratan mutlak pada pembentukan ikatan koordinasi :
1. Atom yang satu memiliki pasangan elektron bebas
2. Atom lainnya memiliki orbital kosong
Sebagai contoh, atom N pada molekul amonia, NH3, mempunyai satu
PEB. oleh sebab itu, molekul NH3 dapat mengikat ion H+ melalui ikatan kovalen
koordinasi, sehingga menghasilkan ion amonium, NH4+.
Dalam ion NH4+ terkandung empat buah ikatan, yaitu tiga ikatan kovalen dan satu
ikatan kovalen koordinasi.
76
Untuk menjelaskan berbagai sifat logam, dikemukakan beberapa teori mengenai
ikatan yang terdapat di anatara atom-atom logam sebagai berikut :
77
tereksitasi tersebut kembali kepada keadaan dasarnya, maka energi cahaya
dengan panjang gelombang tertentu (di daerah cahaya tampak) akan
dipancarkan kembali. Peristiwa ini dapat menimbulkan sifat kilap yang khas
untuk logam.
(2) Daya hantar listrik
Daya hantar listrik pada logam, disebabkan karena adanya elektron valensi
yang mudah bergerak. elektron-elektron valensi tersebut bebas bergerak
dalam medan listrik yang ditimbulakan sumber arus sehingga listrik dapat
mengalir melalui logam.
(3) Daya hantar panas
Sama halnya dengan daya hantar listrik, daya hantar panas juga
disebabkan adanya elektron yang dapat bergerak dengan bebas. bila bagian
tertentu dipanaskan, maka elektron-elektron pada begian logam tersebut akan
menerima sejumlah energi sehingga energi kinetisnya bertambah dan
gerakannya makin cepat. Elektron-elektron yang bergerak dengan cepat
tersebut menyerahkan sebagian energi kinetisya kepada elektron lain
sehingga seluruh bagian logam menjadi panas dan naik suhunya.
78
dalam senyawa kovalen, sebab dalam kisi kristal logam tidak terdapat ikatan
yang terlokalisasi. Karena gaya tarik setiap ion logam yang bermuatan positif
terhadap elektron valensi sama besarnya, maka suatu lapisan ion logam yang
bermuatan positif dalam kisi kristal mudah bergeser.
Bila sebuah ikatan logam putus, maka segera terbentuk ikatan logam baru.
karena itu logam dapat ditempa menjadi sebuah lempeng yang sangat tipis
dan ditarik menjadi kawat yang halus dan dibengkokkan.
79
SESI PERKULIAHAN KE : 7 – 8
Daftar Pustaka :
1. Jasin Maskoeri:1986, Ilmu Kimia Dasar, PT. Raja grafindo Persada, Jakarta.
2. James E. Brady, 1989. Kimia Uneversitas Edisi V, Binarupa Aksara Jakarta.
3. A.Hadyana Pudjaatmaka, 1990. Kimia Universitas Edisi VI, Erlangga Jakarta.
Pertanyaan Kunci/Tugas :
1. Jika 3,5 mol biogas dibakar dalam oksigen, hitunglah :
Jumlah mol gas oksigen yang dibutuhkan untuk bereaksi sepenuhnya.
Jumlah mol karbon dioksida dihasilkan.
2. Logam besi bereaksi dengan gas O2 membentuk besi oksida. Tulislah
persamaan reaksi dan cara menyatarakannya?.
80
BAB IV
STOKIOMETRI
81
Bahan awal yang digunakan di dalam sesuatu tindak balas dikenal sebagai
reaktan manakala bahan yang berhasil dikenali sebagai hasil. Di dalam persamaan
kimia, setiap bahan yang terlibat diwakili oleh formula kimianya dengan semua
reaktan dituliskan di sebelah kiri dan hasil disebelah kanan. Bahan ini dipisahkan
daripada satu sama lain oleh satu anak panah yang menghala ke arah hasil
(reaktan → hasil). Jika terdapat lebih daripada satu reaktan atau hasil dalam
sesuatu tindak balas maka ini dipisahkan oleh tanda campur (+).
Contohnya, serbuk zink (Zn) dipanaskan bersama dengan serbuk sulfur
(S), serbuk putih zink sulfida (ZnS) dihasilkan. Tindak balas ini boleh
diwakili oleh persamaan kimia seperti berikut :
Zn (s) + S (s) → ZnS (s)
Huruf di dalam kurungan menunjukkan keadaan sebatian tersebut ketika tindak
balas berlangsung; padat (s), cair (l), gas (g) dan akueus (aq). Sebagai contoh
persamaan seimbang lain bagi tindak balas di antara gas hidrogen dan gas oksigen
ialah :
2H2 (g) + O2 (g) → 2H2O (aq)
Seringkali pada suatu persamaan kimia, wujud zat yang bereaksi dituliskan
dalam singkatan di sebelah kanan rumus kimia zat tersebut. Huruf s
melambangkan padatan, l melambangkan cairan, g melambangkan gas, dan aq
melambangkan larutan dalam air. Misalnya, reaksi padatan kalium (K) dengan air
(2H2O) menghasilkan larutan kalium hidroksida (KOH) dan gas hidrogen (H2),
dituliskan sebagai berikut :
2K (s) + 2H2O (l) → 2KOH (aq) + H2 (g)
Selain itu, di paling kanan dari sebuah persamaan kimia kadang-kadang
juga terdapat suatu besaran atau konstanta, misalnya perubahan entalpi atau
konstanta kesetimbangan. Misalnya proses Haber (reaksi sintesis amonia) dengan
perubahan entalpi (ΔH) dituliskan sebagai berikut :
N2 (g) + 3H2 (g) → 2NH3 (g) ΔH = -92.4 kJ/mol
Suatu persamaan disebut setara jika jumlah suatu unsur pada sebelah kiri
persamaan sama dengan jumlah unsur tersebut di sebelah kanan, dan dalam reaksi
82
ionik, jumlah total muatan harus setara juga. Contoh di bawah adalah reaksi antara
merkuri dengan oksigen :
HgO → Hg + O2
Pada reaksi kimia di atas, dapat diterjemahkan bahwa "Molekul HgO yang
terdiri dari satu atom merkuri (Hg) dan satu atom hidrogen (O), menghasilkan
(→) satu molekul yang terdiri dari satu atom merkuri (Hg), dan satu molekul yang
terdiri dari dua atom oksigen (O2).
Suatu reaksi kimia merupakan gabungan beberapa lambang, yang
selanjutnya dinamakan dengan persamaan kimia. Zat yang berada di sebelah kiri
anak panah disebut dengan pereaksi, sedangkan zat yang berada di sebelah kanan
anak panah disebut dengan hasil reaksi. Menurut hukum konservasi, bahwa dalam
reaksi kimia biasa tidak ada materi yang hilang meskipun mungkin berubah.
Jumlah atom dalam pereaksi harus tetap sama dengan yang dihasilkan, betapa pun
atom-atom itu berubah untuk membentuk pola molekul yang baru. Apabila suatu
persamaan memenuhi syarat-syarat itu, dapat dikatakan persamaan itu setimbang.
Sehingga, agar reaksi antara Hg dan O di atas menjadi persamaan yang setimbang,
maka persamaannya menjadi :
2HgO →2Hg + O2
Cara membaca persamaan reaksi kimia di atas adalah : 2 molekul merkuri
oksida (HgO) yang terdiri darisatu atom merkuri (Hg) dan satu atom oksigen (O)
menghasilkan dua molekul merkuri (Hg) yang masing-masing terdiri atas satu
atom merkuri (Hg), dan satu molekul oksigen (O2) yang terdiri atas dua atom
oksigen (O2).
Angka 2 di depan lambang Hg menyatakan jumlah molekul, bukan jumlah
atom. Sementara untuk menyatakan jumlah atom ditulis di belakang bawah
lambang reaksi.
83
Magnesium + Oksigen → Magnesium oksida
Dengan mensubstitusikan rumus kimia ke dalam persamaan. Persamaan
kimia dapat diperoleh suatu hal yang dapat menunjukkan apa yang sedang terjadi
pada tingkat atom/molekul/ion. Persamaan kimia untuk pembakaran magnesium
adalah sebagai berikut :
2Mg(s) + O2 (g) → 2MgO(s)
Ketika menuliskan rumus kimia ke dalam konversi berikut ini disetujui :
1. Rumus reaktan ditulis disisi kiri panah dan rumus produk disisi kanan panah.
2. Koefisien ditulis didepan rumus menandakan jumlah partikel, yaitu atom,
molekul atau satuan rumus dari zat terhadap semua zat lain dalam reaksi.
3. Keadaan fisik reaktan dan produk dalam kondisi reaksi dapat dinotasikan
dengan menulis, disebelah kanan setiap rumus (g), (l), (s) masing-masing untuk
mewakili gas, cair dan padat. praktikan kimia sering menghilangkan reaksi ini
terjadi dalam larutan air simbol (aq) dapat digunakan untuk menunjukkan
dalam larutan air.
4. Jumlah atom setiap unsur disisi kanan dan sisi kiri persamaan harus sama.
5. Jumlah muatan disisi kanan dan sisi kiri persamaan harus sama
Persamaan kimia menunjukkan dua hal, yaitu :
(1) Kualitatif
Persamaan kimia menunjukkan rumus kimia peraksi dan hasil reaksi, serta
keadaan zat-zat yang beraksi. Kuantitatif: persamaan kimia menunjukkan
hubungan antara pereaksi dan hasil reaksi yang terdapat dalam jumlah dan
jenis atom yang setara.
(2) Menyetarakan persamaan kimia
Untuk menunjukkan reaksi kimia dengan benar, persamaan tersebut harus
setara/seimbang. Untuk menyetarakan, jumlah atom dari setiap unsur disisi
kiri dan sisi kanan persamaan harus sama. Menyetarakan reaksi dapat dicapai
dengan mengubah koefisien didepan rumus dalam persamaan.
Prosedur umum untuk menyetarakan persamaan kimia adalah sebagai berikut
1) Tulis kata persamaan untuk reaksi yang mencakup semua reaktan dan
produk.
84
2) Dibawah setiap reaktan dan produk dalam persamaan, tulis rumus yang
benar untuk spesies yang bersangkutan.
3) Mengubah koefisien di depan setiap rumus untuk menyeimbangkan
jumlah atom setiap unsur di kedua sisi persamaan.
4) Periksa apakah jumlah atom setiap unsur sama pada kedua sisi
persamaan.
5) Tulis dalam keadaan fisik untuk masing-masing spesies.
85
n(H2O) = 10/2 x n (C4H10) = 5 x 4.5 = 22 mol dari O2
86
Menghitung mol yang diketahui (glukosa) :
M (C6H12O6) = 180,16 g mol-1
n (C6H12O6) = m/M = 3,61 / 180,16 = 0,02004 mol C6H12O6
Menghitung mol yang tidak diketahui (Karbon dioksida).
6 mol CO2 menghasilkan 1 mol C6H12O6
n (CO2) = 6 x n (C6H12O6)
= 6 x 0,02004
= 0,1202 mol CO2
Menghitung massa yang tidak diketahui (Karbon dioksida).
M (CO2) = 43,01 g mol-1
n (CO2) = m / M
0.1202 = m / 44,01
m = 0,1202 x 43,01
= 5,29 g CO2
87
1) Zat pembatasnya,
2) Massa gas hidrogen yang dihasilkan dan
3) Massa zat yang berlebihan sisa reaksi
Zn(s) + 2 HCl(aq) → ZnCl2(aq) + H2(g)
1 mol + 2 mol 1 mol + 1 mol
1) Hitung harga mol dari kedua reaktan.
M (Zn) = 65.39 g mol -1
n (Zn) = m / M = 3,27 / 65,39 =0,05001 mol Zn
M (HCl) = 36.46 g mol -1
n (HCl) = m / M = 2,74 / 36,46 = 0,07515 mol HCl
Membandingkan stoikiometri dan rasio mol sebenarnya.
Rasio stoikiometri :
n(HCl) / n(Zn) = 2/1 = 2
Rasio mol sebenarnya :
n(HCl) / n(Zn) = 0,07515 / 0,05001 = 1,50
Rasio mol sebenarnya < rasio stoikiometri
HCl merupakan zat yang menjadi pembatas
2) Hitung harga mol dari H2
2 mol HCl menghasilkan 1 mol H2
n (H2) = 1/2 x n (HCl) = ½ x 0,07515 = 0,0378 mol H2
Hitung massa H2.
n (H2) = m/M
M (H2) = 2.016 g mol -1
0.03758 = m/2,016
m = 0.0758 g
3) Hitung harga mol Zn yang bereaksi.
1 mol Zn bereaksi dengan 2 mol HCl
n (Zn yang bereaksi) = n (H2) = 1/2 x n (HCl) = ½ x 0,07515
= 0,0378 mol H2
Hitung harga mol Zn sisa yang tidak bereaksi.
n (Zn tidak bereaksi) = n (Zn awal) – n (Zn setelah reaksi)
88
= 0.05001 - 0.03758
= 0.01243 mol Zn
Hitung massa Zn yang tidak bereaksi.
n (Zn) = m/M
0.01243 = m/65,39
m = 0.01243 x 65.39
= 0.813 g
89
(3) Penggantian tunggal
Dalam reaksi penggantian tunggal atau substitusi, sebuah elemen tunggal
menggantikan elemen tunggal lainnya di suatu senyawa. Contohnya adalah
logam natrium yang bereaksi dengan asam klorida akan menghasilkan
natrium klorida atau garam dapur, dengan persamaaan reaksi :
2Na(s) + 2HCl (aq) → 2NaCl (aq) + H2 (g)
(4) Penggantian ganda
Dalam reaksi penggantian ganda, dua senyawa saling berganti ion atau
ikatan untuk membentuk senyawa baru yang berbeda. Hal ini terjadi ketika
kation dan anion dari 2 senyawa yang berbeda saling berpindah tempat, dan
membentuk 2 senyawa baru. Rumus umum dari reaksi ini adalah :
AB + CD → AD + CB
Contoh dari reaksi penggantian ganda adalah timbal(II) nitrat bereaksi dengan
kalium iodida untuk membentuk timbal(II) iodida dan kalium nitrat, dengan
persamaan reaksi :
Pb(NO3)2 + 2KI → PbI2 + 2 KNO3
Contoh lainnya adalah natrium klorida (garam dapur) bereaksi dengan perak
nitrat membentuk natrium nitrat dan perak klorida, dengan persamaan reaksi :
NaCl(aq) + AgNO3(aq) → NaNO3(aq) + AgCl(s)
Beberapa contoh penyetaraan untuk membentuk persamaan kimia :
Dalam suatu persamaan kimia, jumlah zat yang bereaksi harus sama
dengan jumlah atom atom dari zat hasil reaksi. Aturan menyetarakan persamaan
reaksi :
1. Jangan mengganti angka indeks, karena itu berarti mengganti rumus kimianya.
2. Jangan menambahkan zat lain yang tidak ada dalam persamaan reaksi.
Setarakan jumlah atom dengan mengubah-ubah angka koefisiennya.
3. Mulailah menyetarakan jumlah atom dari atom-atom yang memiliki indeks
paling besar dan atom-atom tersebut berada dalam satu zat, baik diruas kiri
maupun ruas kanan.
4. Tetapkan koefisien reaksi dari zat dengan indeks terbesar tadi = 1 atau 2.
90
5. Setarakan jumlah atom yang terdapat lebih dari satu zat, baik diruas kiri
maupun ruas kanan.
Contoh (1)
Contoh (2)
91
2) Tetapkan koefisien salah satu spesi sama dengan 1 (biasanya spesi yang
rumus kimianya lebih kompleks).
Pada reaksi di atas spesi yang lebih kompleks adalah Al 2O3 = 1
3) Setarakan unsur yang terkait langsung dengan zat yang telah diberi
koefisien 1.
Koefisien Al2O3 = 1
Maka Al diruas kanan = 2
Al diruas kiri = 1
Agar jumlah atom Al pada kedua ruas sama maka Al pada ruas kiri diberi
kofisien 2. Persamaan reaksinya menjadi:
2Al (s) + O2 (g) → Al2O3 (s)
Atom O
Koefisien Al2O3 = 1
atom O diruas kanan = 3
Jumlah atom O diruas kiri = 2
Agar jumlah atom O pada kedua ruas sama maka atom O pada ruas kiri
diberi koefisien 3/2. Persamaan reaksinya menjadi :
2Al (s) + 3/2O2 (g) → Al2O3 (s)
Agar koefisien tidak dalam bentuk pecahan koefisien pada kedua ruas
dikalikan dengan satu bilangan agar diperoleh suatu bilangan bulat. Untuk
memperoleh bilangan bulat maka kedua ruas dikali 2, sehingga diperoleh
persamaan reaksi yang setara dengan koefisien dalam bentuk bilangan
bulat :
4Al (s) + 3O2 (g) → 2Al2O3 (s)
4) Biasanya oksigen disetarakan paling terakhir jika masih terdapat unsur-
unsur lain.
Contoh (2)
Reaksi besi(III) oksida dengan larutan asam sulfat membentuk besi(III) sulfat
dan air. Tulislah persamaan reaksi dan setarakan persamaan reaksi tersebut?
Jawab :
92
1) Menulis rumus kimia atau lambang unsur dari reaktan dan produk dengan
wujud masing-masing spesies.
FeO3 (s) + H2SO4 → Fe(SO4)3 (aq) + H2O (l)
2) Tetapkan koefisien salah satu spesi sama dengan 1 (biasanya spesi yang
rumus kimianya lebih kompleks). Sedangkan koefisien yang lainnya
disetarakan huruf sebagai kofisien sementara.
Koefisien Fe2(SO4)3 = 1 dan koefisien yang lain menggunakan huruf.
Persamaan reaksi menjadi :
aFeO3 (s) + bH2SO4 → 1Fe(SO4)3 (aq) + cH2O (l)
3) Setarakan unsur yang terkait langsung dengan zat yang telah diberi
koefisien 1.
Dari reaksi tersebut unsur yang berikAtan langsung dengan zat telah diberi
koefisien 1 adalah Fe, S dan O. Namun O disetarakan terakhir karena
unsur O terdapat di lebih dari dua zat.
Penyetaraan atom Fe
Jumlah atom Fe di ruas kiri = 2a
Jumlah atom Fe di ruas kanan = 2
Maka jumlah atom Fe diruas kiri atau harga koefisien a = 2a = 2, a = 1
Penyetaraan atom S
Jumlah atom S di ruas kiri = b
Jumlah atom S di ruas kanan = 3
Maka jumlah atom S di ruas kiri atau harga koefisien b = 3
Persamaan reaksinya menjadi:
1FeO3 (s) + 3H2SO4 → 1Fe(SO4)3 (aq) + cH2O (l)
4) Setarakan atom lainnya. Atom O disetarakan setelah semua atom setara.
Penyetaraan atom H
Jumlah atom H di ruas kiri = 6
Jumlah atom H di ruas kanan = 2c
Maka jumlah atom H di ruas kanan atau harga koefisien b = 2c = 6, c = 3
Persamaan reaksinya menjadi:
1FeO3 (s) + 3H2SO4 (aq) → 1Fe(SO4)3 (aq) + 3H2O (l)
93
5) Setarakan atom O. Karena semua atom telah setara, maka oksigen
seharusnya telah setara juga. Untuk meyakinkan jumlah atom O pada
kedua ruas telah setara, maka dilakukan penjumlahan atom O pada kedua
ruas.
Jumlah atom O di ruas kiri = 3 + 12 = 15
Jumlah atom O di ruas kanan = 12 + 3 = 15.
Dari penjumlahan ini, terbukti jumlah atom O pada ruas kiri dan ruas
kanan telah setara. Jadi persamaan reaksi setaranya adalah sebagai beriktu
:
FeO3 (s) + 3H2SO4 (aq) → Fe(SO4)3 (aq) + 3H2O (l)
Contoh (3)
Reaksi antara tembaga dengan larutan asam nitrat encer menghasilkan
tembaga(II) nitrat, gas nitrogen monoooksida dan air. Tulislah persamaan
reaksi dan setarakan persamaan reaksi tersebut?
Jawab :
1) Menulis rumus kimia atau lambang unsur dari reaktan dan produk dengan
wujud masing-masing spesies.
Cu (s) + HNO3 (aq) → Cu(NO3)2 (aq) + NO (g) + H2O (l)
2) Tetapkan koefisien salah satu spesi sama dengan 1 (biasanya spesi yang
rumus kimianya lebih kompleks). Sedangkan koefisien yang lainnya
disetarakan huruf sebagai kofisien sementara.
Koefisien Cu(NO3)2 = 1, dan koefisien yang lain menggunakan huruf.
Persamaan reaksi menjadi:
aCu (s) + bHNO3 (aq) → 1Cu(NO3)2 (aq) + cNO (g) + dH2O (l)
3) Setarakan unsur yang terkait langsung dengan zat yang telah diberi
koefisien 1.
Pada reaksi di atas, hanya Cu yang dapat langsung disetarakan yaitu a = 1.
Untuk unsur yang lainnya walaupun terkait langsung dengan Cu(NO 3)2
tetapi tidak dapat langsung disetarakan karena terdapat di lebih dari dua
zat yang belum mempunyai harga korfisien. Maka untuk menyetarakannya
ikuti persamaan-persamaan berikut :
94
· Menyetarakan atom N → b = 2 + c ……………………… (1)
· Menyetarakan atom H → b = 2d …………………………. (2)
· Menyetarakan atom O → 3b = 6 + c + d ……………… (3)
Dari persamaan-persamaan di atas nyatakan nilai c dan d dalam b, sebagai
berikut:
· Dari persamaan (1), b = 2 + c → c = b – 2
· Dari persamaan (2), b = 2d → d = 0,5 b
Substitusikan nilai c dan d ke dalam persamaan (3)
3b = 6 + c + d
3b = 6 + (b – 2) + (0,5 b)
1,5b = 4
b = 4/1,5
nilai b yang telah diperoleh di substitusikan ke persamaan (1) dan (2)
untuk memperoleh nilai c dan d. Maka nilai c dan d berturut-turut adalah
95
Tutorial 1
Magnesium bertindak balas dengan Asid hidroklorik cair, untuk
menghasilkan Magnesium klorida, dan gas Hidrogen, . Tuliskan persamaan
mewakili tindak balas tersebut.
Penyelesaian:
Langkah 1: Tulis persamaan perkataan dari tindak balas
(Bahan tindak balas ditulis di bahagian kiri manakala hasil
tindak balas ditulis di sebelah kanan)
Langkah 2: Tulis formula kimia yang betul bagi reaktan dan hasil
Ato
Mg= 1 (seimbang)
m
Atom Mg= 1
Ato 2 (tidak
Atom H= 1 H=
m seimbang)
Atom CI= 1
Ato 2 (tidak
CI=
m seimbang)
96
Bahagian Kiri Bahagian Kanan
Ato Mg 1
m = (seimbang)
Atom Mg = 1
Ato 2
Atom H = 2 H=
m (seimbang)
Atom CI= 2
Ato 2
CI=
m (seimbang)
97
apapun suasana reaksinya. Urusan suasana akan disesuaikan pada tahap akhir
penyetaraan. Pada metode ini tidak memerlukan perhitungan bilangan oksidasi
yang untuk sebagian siswa ini kadang merasa menyulitkannya.
Adapun langkah-langkah atau tahapan penyetaraannya adalah sebagai
berikut :
1. Membagi reaksi menjadi 2 bagian setengah reaksi, kumpulkan spesi-spesi yang
memiliki kesamaan atom (kecuali O dan H tidak perlu untuk diperhatikan).
Diperbolehkan menambahkan zat yang sama pada dua bagian setengah reaksi
jika diperlukan.
2. Menyetarakan jumlah atom selain atom O dan H
3. Menyetarakan jumlah atom O dengan menambahkan OH- untuk sisi yang
kekurangan O dalam suasana apapun, dan menyetarakan jumlah atom H
dengan menambahkan H+ untuk sisi yang kekurangan H
4. Menyetarakan jumlah muatan dengan menambahkan e–
5. Bila perlu mengalikan setiap setengah reaksi dengan bilangan bulat agar
elektron yang dilepas sama dengan yang diterima. Ingat reaksi redoks kan
reaksi serah terima elektron.
6. Menjumlahkan kedua setengah reaksi, dan menuliskan sisa selisih jika
dijumpai spesi sama yang ada di ruas kiri dan ruas kanan.
7. Menambahkan H+ atau OH– (sesuai dengan suasana yang diminta) jika
diperlukan.
8. Jika pada satu ruas terdapat ion H+ dan juga OH– maka perlu mengonversinya
jadi molekul H2O.
9. Memastikan jumlah atom dan muatan sudah setara.
Contoh (1)
Setarakan reaksi berikut :
Na2Cr2O7 + SnI2 + HI → CrI3 + SnI4 + NaI + H2O
1) Pisahkan reaksi menjadi 2 setengah reaksi, pastikan senyawa yang
berpasangan itu memiliki kesamaan atom (kecuali O dan H)
Na2Cr2O7 + HI → CrI3 + NaI + H2O
SnI2 → SnI4 ….
98
Bagian ini pasti akan bermasalah karena jumlah I tidak akan pernah sama
kalau kondisinya begitu. Oleh karena itu boleh ―diakali‖ dengan
menambahkan HI juga pada ruas kiri. Mengapa dipilih HI , karena ini
yang paling mungkin). Sehingga penulisannya menjadi seperti di bawah
ini.
Na2Cr2O7 + HI → CrI3 + NaI + H2O
SnI2 + HI → SnI4
2) Setarakan jumlah atom (selain O dan H) yang ada di ruas kanan dan kiri.
Menyetarakan atom O adalah dengan menambahkan OH- pada ruas yang
kekurangan atom O. Menyetarakan atom H adalah dengan menambahkan
H+ pada ruas yang kekurangan atom H
Na2Cr2O7 + 8HI → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6OH-
SnI2 + 2HI → SnI4 + 2H+
3) Setarakan muatan ruas kiri dan kanan dengan menambahkan e- pada ruas
yang lebih positif
Na2Cr2O7 + 8HI + 6e– → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6OH-
SnI2 + 2HI → SnI4 + 2H+ + 2e–
4) Samakan jumlah elektron yang dilepas dengan yang diterima
|x1| Na2Cr2O7 + 8HI + 6e– → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6OH-
x3| SnI2 + 2HI → SnI4 + 2H+ + 2e–
Na2Cr2O7 + 8HI + 6e– → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6OH-
3 SnI2 + 6HI → 3 SnI4 + 6H+ + 6e–
5) Jumlahkan spesi (molekul, ion, elektron) yang berada pada ruas yang sama
dari kedua reaksi, dan tuliskan sisa hasil selisih untuk spesi yang ada pada
kedua ruas
Na2Cr2O7 + 8HI + 6e– → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6OH-
3 SnI2 + 6HI → 3 SnI4 + 6H++ 6e
Na2Cr2O7 + 8HI + 6e– + 3SnI2 + 6HI → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6OH– + 3SnI4 +
6H+ + 6e–
Tuliskan sisa hasil selisih untuk spesi yang ada pada kedua ruas
99
Na2Cr2O7 + 8HI + 6e– + 3 SnI2 + 6HI → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6OH– + 3SnI4 +
6H+ + 6e–
Na2Cr2O7 + 8HI + 3SnI2 + 6HI → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6OH– + 3SnI4 + 6H+
6) Pada langkah ini tidak diperlukan penambahan ion H+ atau OH- karena
reaksi di atas termasuk reaksi yang telah lengkap, jadi secara otomatis atom
H dan OH akan sama (biasanya akan begitu, seperti reaksi ini).
Penerapannya coba lihat contoh 2.
7) Jika terdapat spesi H+ dan OH- dalam satu ruas dapat di konversi menjadi
H2O dan spesi yang sama digabungkan.
Na2Cr2O7 + 8HI + 3SnI2 + 6HI → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6OH– + 3SnI4 + 6H+
Na2Cr2O7 + 14HI + 3SnI2 → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6H2O + 3SnI4
Na2Cr2O7 + 14HI + 3SnI2 → 2CrI3 + 2NaI + 7H2O + 3SnI4
Jadi hasil penyetaraannya adalah:
Na2Cr2O7 + 14HI + 3SnI2 → 2CrI3 + 2NaI + 7H2O + 3SnI4
Contoh (2)
Setarakan reaksi berikut :
Bi2O3 + ClO–→ BiO3– + Cl–
1) Pemecahan menjadi setengah reaksi:
Bi2O3 → BiO3–
ClO– → Cl–
2) Menyamakan jumlah atom selain O dan H :
Bi2O3 → 2BiO3–
ClO– → Cl–
3) Menyamakan jumlah atom O dengan menambahkan OH- dan menyamakan
H dengan menambahkan H+ serta muatan :
Reaksi Oksidasi: Bi2O3 + 3OH– → 2BiO3– + 3H+
Reaksi Reduksi: ClO– + H+ → Cl–+ OH–
4) Menyamakan jumlah muatan dengan menambahkan e – dan menyamakan
elektron yang dilepas dan yang diterima dengan mengalikan ruas dengan
bilangan bulat yang sesuai :
100
|x1| Bi2O3 + 3OH– → 2BiO3– + 3H+ + 4e–
|x2| ClO– + H+ + 2e– → Cl–+ OH–
5) Menjumlahkan semua spesi yang ada di setiap ruas dengan
membandingkan ruas kiri dan kanan :
Bi2O3 + 3OH– → 2BiO3– + 3H+ + 4e–
2ClO– + 2H+ + 4e– → 2Cl–+ 2OH– +
=====================================================
===
Bi2O3 + 3OH– + 2ClO– + 2H+ + 4e– → 2BiO3– + 3H+ + 2Cl– + 2OH– + 4e–
6) Hilangkan setiap ruas jika dijumpai spesi yang sama, biasanya berupa e –
dan ion H+ atau ion OH- :
Bi2O3 + 3OH– + 2ClO– + 2H+ + 4e– → 2BiO3– + 3H+ + 2Cl– + 2OH– + 4e–
Bi2O3 + OH– + 2ClO– → 2BiO3– + H+ + 2Cl–
7) Reaksi dalam suasana asam atau basa?
Asam….Jika reaksi berlangsung dalam suasan asam maka perlu
menambahkan sejumlah H+ pada kedua ruas untuk menetralkan OH– :
Bi2O3 + OH– + 2ClO– + H+ → 2BiO3– + H+ + 2Cl–+ H+
Bi2O3 + 2ClO– + H2O → 2BiO3– + 2Cl– + 2H+
Basa…. Jika reaksi berlangsung dalam suasan BASA maka perlu
menambahkan sejumlah OH– pada kedua ruas untuk menetralkan H+ :
Bi2O3 + OH– + 2ClO– + OH– → 2BiO3– + H+ + 2Cl– + OH–
Bi2O3 + 2ClO– + 2OH– → 2BiO3– + 2Cl– + H2O
Konsep reaksi oksidasi dan reduksi (redoks)
Jejaring Kimia - Berbagai macam persamaan kimia tanpa kita sadari,
begitu akrab dengan kehidupan kita.
(1) Pernahkah Anda melihat besi maupun seng berkarat?
(2) Benda perhiasan yang disepuh kembali karena warnanya yang pudar?
(3) Energi listrik yang ditimbulkan oleh aki kendaran bermotor?
(4) Atau yang lebih sederhana ketika kita mengupas buah apel, beberapa saat
akan terjadi perubahan warna. Mengapa hal itu bisa terjadi?
101
Semua kejadian atau peristiwa di atas merupakan contoh dari reaksi oksidasi atau
reduksi yang akrab kita sebut sebagai reaksi redoks. Sesuai dengan
perkembangannya, ada tiga konsep untuk menjelaskan reaksi oksidasi reduksi
(redoks). Konsep tersebut adalah sebagai berikut :
(1) Konsep redoks berdasarkan pelepasan dan pengikatan oksigen.
(2) Konsep redoks berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron.
(3) Konsep redoks berdasarkan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi.
Berikut penjelasan sederhana untuk ketiga konsep persamaan kimia oksidasi
reduksi (redoks) di atas.
(1) Konsep redoks berdasarkan pelepasan dan pengikatan oksigen.
Berdasarkan konsep pertama :
Oksidasi adalah peristiwa pengikatan oksigen
Adapun contoh yang terkait dengan reaksi oksidasi berdasarkan konsep ini
adalah sebagai berikut :
Perkaratan logam besi
Reaksi perkaratan logam besi:
4Fe (s) + 3O2 (g) --> 2Fe2O3 (s) [karat besi]
Pembakaran bahan bakar (misalnya gas metana, minyak tanah,
LPG, solar)
Reaksi pembakaran gas metana (CH4): akan menghasilkan gas karbon
dioksida dan uap air.
CH4 (g) + O2(g) --> CO2(g) + 2H2O(g)
Oksidasi glukosa (C6H12O6) dalam tubuh (respirasi). Di dalam
tubuh, glukosa di pecah menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti
carbon dioksida dan air.
C6H12O6(aq) + 6O2(g) --> 6CO2(g) + 6H2O(l)
Oksidasi tembaga Cu, belarang S, dan belerang dioksida SO2 :
Cu(s) + O2(g) --> CuO(s)
S(s) + O2(g) --> SO2(g)
SO2(g) + O2(g) --> SO3(g)
102
Buah apel maupun pisang setelah dikupas akan berubah warna menjadi
kecoklatan
Minyak makan yang disimpan terlalu lama dan dalam kondisi terbuka
akan menyebabkan bau tengik hasil dari pengikatan oksigen
(teroksidasi)
Menurut Anda, contoh apa lagi yang terkait dengan peristiwa oksidasi
berdasarkan konsep pertama?. Zat yang mengikat oksigen kita sebut
sebagai reduktor/pereduksi. Berdasarkan contoh-contoh reaksi oksidasi
di atas, maka reduktor untuk reaksi: 1) Besi Fe; 2) Metana CH4; 3)
Glukosa C6H12O6; 4) Cu, S, SO2
Reduksi adalah peristiwa pelepasan oksigen (kebalikan dari reaksi
oksidasi)
Adapun contoh yang terkait dengan reaksi reduksi berdasarkan konsep ini
adalah sebagai berikut:
Reduksi mineral hematit F2O3 oleh karbon monoksida CO
F2O3(s) + CO(g) --> 2Fe(s) + CO2(g)
Reduksi kromium(III) oksida Cr2O3 oleh aluminium Al
Cr2O3(s) + 2Al(s) --> 2Cr(s) + Al2O3(s)
Reduksi tembaga(II) oksida CuO oleh gas hidrogen H2
CuO(s) + H2(g) --> Cu(s) + H2O(g)
Reduksi SO3, KClO3, dan KNO3:
SO3(g) --> SO2(g) + O2(g)
3KClO3(s) --> 2KCl(s) + 3O2(g)
2KNO3(aq) --> 2KNO2(aq) + O2(g)
Zat yang melepas oksigen kita sebut sebagai oksidator/pengoksidasi.
Berdasarkan contoh-contoh reaksi reduksi di atas, maka oksidator
untuk reaksi: 1) Hematit Fe2O3; 2) Kromium(III) oksida Cr2O3; 3)
Tembaga(II) oksida CuO; 4) SO3, KClO3, KNO3.
(2) Konsep redoks berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron.
Pelepasan dan penerimaan elektron terjadi secara simultan, artinya
jika suatu spesi melepas elektron berarti ada spesi lain yang
103
menyerapnya.
Oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron
Reduksi adalah penerimaan elektron.
Adapun contoh yang terkait dengan reaksi oksidasi dan reduksi
berdasarkan konsep ini adalah sebagai berikut :
Reaksi natrium dengan clorin membentuk natrium klorida NaCl
Oksidasi : Na --> Na+ + e [melapas 1 elektron]
Reduksi : Cl + e --> Cl- [menerima 1 elektron]
-------------------------------------
Na + Cl --> Na+ + Cl- --> NaCl
Reaksi kalsium dengan belerang membentuk calsium sulfida
Oksidasi : Ca --> Ca2+ + 2e [melepas 2 elektron]
Reduksi : S + 2e --> S2- [menerima 2 elektron]
-------------------------------------
Ca + S --> Ca2+ + S2- --> CaS
Zat yang melepas elektron (oksidasi) disebut reduktor, sedangkan zat
yang menerima elektron (reduksi) disebut oksidator.
(3) Konsep redoks berdasarkan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi.
Dalam berbagai kasus reaksi oksidasi yang kompleks, sulit untuk
menentukan spesi mana yang mengalami oksidasi dan reduksi. Contoh
reaksi berikut :
2KMnO4 + 3H2SO4 + H2C2O4 --> K2SO4 + 2MnSO4 + 2CO2 + 4H2O
Dapatkah Anda menyebutkan spesi mana yang mengalami reaksi
oksidasi dan reduksi?
Untuk menjawab pertanyaan ini, maka digunakan konsep reaksi oksidasi
reduksi berdasarkan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi (biloks).
Berdasarkan konsep yang ketiga: oksidasi adalah pertambahan biloks,
reduksi adalah penurunan biloks.
104
SESI PERKULIAHAN KE : 9 - 10
Daftar Pustaka :
1. James E. Brady, 1989. Kimia Uneversitas Edisi V, Binarupa Aksara Jakarta.
2. A.Hadyana Pudjaatmaka, 1990. Kimia Universitas Edisi VI, Erlangga Jakarta.
Pertanyaan Kunci :
1. Apa yang dimaksud dengan larutan, konsentrasi, dan Ksp.
2. Bagaimana menyatakan konsentrasi.
105
BAB V
LARUTAN
106
manis. Larutan disebut "encer" (dilute), bila konsentrasinya kecil, lawannya ialah
"pekat" (concentrated).
Untuk perhitungan kimia, masalah konsentrasi harus lebih eksak. Ada dua
cara menghitung konsentrasi, yaitu :
(1) Konsentrasi sebagai perbandingan banyaknya solute terhadap banyaknya
pelarut.
(2) Konsentrasi sebagai perbandingan banyaknya solute terhadap banyaknya
larutan.
Disamping itu :
Banyaknya solute dapat dinyatakan dalam : gram, mol, ekivalen, ml
Banyaknya pelarut dapat dinyatakan dalam : gram, kg, mol, liter, ml
Banyaknya larutan dapat dinyatakan dalam : gram, kg, liter, ml
Ada tujuh (7) cara menyatakan konsentrasi
Simbol-simbol dan artinya yang akan dipakai adalah sebagai berikut
Wp untuk massa (berat) pelarut
WA, WB untuk massa (berat) solute A, solute B
np untuk jumlah mol pelarut
nA, nB untuk jumlah mol solute A, solute B
Fraksi mol biasa dinyatakan sebagai pecahan, tetapi ada kalanya juga sebagai
persentase. Jika komponen larutan lebih dari dua (solute lebih dari satu),
maka :
nA
XA
nA nB nC ... n p
107
nB
XB
nA nB nC ... n p
dan seterusnya
np
Xp
nA nB nC ... n p
Jumlah XA + XB +... + XP = 1
Contoh
Hitunglah fraksi mol etil alkohol,C2H5OH, dan air dalam suatu larutan yang
dibuat dengan melarutkan 13,8 g alkohol ke dalam 27,0 g air.
Jawaban
13,8 g
Banyaknya mol C2 H 5OH 0,300 mol
46,1g / mol
27,0 g
Banyaknya mol H 2O 1,50 mol
18,0 g / mol
Jumlah total mol = 1,80 mol
mol C2 H 5OH 0,300
Fraksi mol C2 H 5OH 0,167
total mol 1,80
mol H 2O 1,50
Fraksi mol H 2O 0,833
total mol 1,80
(2) Persen berat
Persen berat (%-b atau %-b/b) ialah berapa persenkah berat zat dari berat
larutan atau lebih sederhana dikatakan : berapa gram zat terdapat dalam 100 g
larutan
WA gramA
%b x100%
WA Wp 100 g laru tan
108
Jawaban
Logam campuran dapat dianggap sebuah larutan padat (solid solution)
berat Cu 65,6 g
% b Cu x100% 13, 4%
berat (Cu Al ) (65,6 423,1) g
%-b A1 = (100 - 13,4)% = 86,6%
(5) Molaritas
Molaritas (M) adalah berapa mol zat terdapat dalam satu liter larutan nA
nA
MA
literlaru tan
Molaritas merupakan cara yang paling lazim untuk menyatakan konsentrasi
dalam perhitungan kimia, antara lain karena mengukur volume larutan dapat
dilakukan jauh lebih mudah dan cepat daripada menimbang berat
larutan.Karena demikian sering dipakai maka sering kali bila dikatakan
konsentrasi tanpa keterangan lebih lanjut, maka yang dimaksud ialah M.
Larutan I M disebut larutan 1 molar atau molar saja
Contoh
Hitunglah molaritas suatu larutan yang dibuat dengan melarutkan 4,0 g
kalsium bromide, CaBr2, dalam air secukupnya untukmemperoleh 250 ml
larutan.
Jawaban
109
g zat terlarut
g
mol zat terlarut mol
M
liter laru tan liter laru tan
4, 0 g CaBr2
200 g CaBr2 mol
M 0,10ml / L 0,10M
1L
200ml x
1000ml
(6) Molalitas
Molalitas (m) ialah berapa mol solut terdapat dalam l000g pelarut
nA
mA
1000 g pelarut
Contoh
Hitunglah molalitas suatu larutan yang dibuat dengan melarutkan 262 g etilen
glikol, C2H6O2, dalam 8000 g air
Jawaban :
g zat terlarut
g
mol zat terlarut mol
m
kg pelarut kg pelarut
262 g C2 H 6O2
62,1g C2 H 6O2 mol 0,527mol
0,527m
1 kg kg pelarut
8000 g x
1000 g
(7) Normalitas
Normalitas (N) adalah banyaknya ekivalen zat terdapat dalam 1 liter larutan
banyaknya ekivalen zat
N
liter laru tan
Ekivalen ialah besaran yang nilainya tergantung dari reaksi yang dialami zat
yang bersangkutan.
Contoh
Hitunglah bobot kalium permanganate, KMnO4, yang terdapat dalam 500 ml
larutan 0,1000 N.Reaksi redoksnya adalah
2KMnO4+ 16HC1 - 2KC1 + 2MnCl2 + 502 + 8H2O
110
Jawab
Mn, berubah bilangan oksidasinya dari +7 dalam KMnO 4 menjadi +2 dalam
MnCl2. Ini menyatakan diperolehnya 5 mol elektron.
Jadi bobot ekivalen KMnO4 adalah 158,0/5 = 31,6 g
g zat terlarut
g
ekuiv zat terlarut ekuiv
N
L laru tan L laru tan
g KMnO4
31, 6 g KMnO4
0,1000 ekuiv ekuiv
0,1000 N
L 500 ml x 1L
1000 ml
0,1000 ekuiv 500 ml x 1L 31, 6 g KMnO4
g KMnO4
L 1000 ml ekuiv
= 1,58 g KMnO4
111
larutan melakukan tekanan yang sama dengan fraksi mol kali tekanan uap
dari komponen murni.
PA = XA pA°
Contoh
Tekanan uap cairan A (BM 120 g/mol) adalah 70,0 torr pada 25,0°C.
Berapakah tekanan uap larutan yang mengandung 10,0 g C6H4C12 dalam 30,0
g A?
Jawaban
30,0 g
mol A 0, 25 mol
120 g / mol
10,0 g
mol C6 H 4Cl2 0,0680 mol
147 g / mol
0, 25mol
fraksi mol A 0,786 mol
0, 25 0,068 mol
P = (0,786)(70 torr) =55,0 torr
(2) Titik Didih
Titik didih suatu larutan dapat lebih tinggi maupun lebih rendah daripada
titik didih pelarut, bergantung pada kemudahan zat terlarut itu menguap,
dibanding dengan pelarutnya. Jika zat terlarut itu tak-atsiri misalnya gula,
larutan itu mendidih pada temperature yang lebih tinggi dari pada titih didih
air, jika zat terlarut itu mudah menguap misalnya alcohol larutan itu mendidih
pada temperature di bawah titik didih air.
Perubahan titik didih dari pelarut mumi ke larutan, yakni 4tbP, berbanding
lurus dengan konsentrasi molal dari larutan itu :
tbp kb m
kb adalah tetapan kenaikan titik didih molal dari pelarut itu, sedang m adalah
molalitas larutan.
Contoh
Hitunglah titik didih suatu larutan yang mengandung 1,5 g gliserin,
C3H5(OH)3, dalam 30,0 g air. Bobot molar gliserin adalah 92 g
112
Jawaban
mol zat terlarut
molalitas
kg pelarut
tbp kb m
0,512o C
x 0,54 m 0, 28o
1m
larutan. Perubahan dalam titik beku, hukum sifat koligatif berlaku baik untuk
zat terlarut atsiri maupun takatsiri.
t fp k f m
t fp k f m
113
4,90o C
x 0,336 m 1, 65o
1m
114
Jika garam dilarutkan ke dalam air, ada yang sangat mudah larut tetapi ada
juga yang sukar atau tidak larut. Bila larutan garam mencapai konsentrasi
maksimum yang dimungkinkan, kita menyebutnya jenuh.
Garam melarut dalam air dengan mengionisasi :
H 2O An Bm ( s )
n A m (aq ) m B n (aq )
Pada kesetimbangan :
n m
Am B n
Kc
H 2O An Bm
Karena H 2O An Bm keduanya pada dasarnya konstan, maka kita mengabaikan
115
SESI PERKULIAHAN KE : 11 - 12
Daftar Pustaka :
1. James E. Brady, 1989. Kimia Uneversitas Edisi V, Binarupa Aksara Jakarta.
2. A.Hadyana Pudjaatmaka, 1990. Kimia Universitas Edisi VI, Erlangga Jakarta.
Pertanyaan Kunci :
1. Tulislah persamaan untuk menunjukkan semua tahap dalam pengionan zat
berikut : H2CrO4 sebagai asam diprotik, Zn(OH)2 sebagai basa dibasa, H3AsO4
sebagai asam triprotik.
2. Asam khlorida merupakan aasam yang sangat kuat dan asam sianida,HCN
asam yang sangat lemah, Ka = 6,2X10-10.Berapakah konsentrasi ion hidrogen
dalam HCl 0,1M dan dalam HCN 0,1 M? .
3. Garam NaF terhidrolisis.memberikan suatu larutan yang bersifat basa lemah
Tulislah persamaan kesetimbangan untuk reaksi hidrolisis ini.
Bagaimana rumus Kb untuk ion Fluorida ini.
Hitung harga Kb untuk ion fluorida ( Ka untuk HF = 6,6 X10-4).
Berapakah (H+) dalam NaF 0,5 M?.
116
BAB VI
KESETIMBANGAN KIMIA
117
Asam yang hanya dapat menyumbangkan sebuah proton disebut asam
monoprotik, yang dapat menyumbangkan dua proton disebut diprotik . Sebuah
molekul yang dapat menyumbangkan atau menerima proton bergantung kepada
kondisi kimia disebut amfiprotik.
Kuat relatif asam dan basa dalam larutan bergantung pada afinitasnya
terhadap proton yang berlainan. Semakin kuat asam makin lemah basa
konyugatnya. Teori yang paling umum mengenai asam basa adalah teori dari GN
Lewis.
Suatu asam lewis adalah penerima pasangan elektron dan basa adalah
donor pasangan elektron.
Contoh :
.. .. _
+ +
H + :O–H : O – H atau H + OH H2O
..
H
Asam Basa
H
..
H+ + H–N-H H–N -H
H H
Asam Basa
118
Konsentrasi pereaksi-produk dinyatakan dalam mol per liter. Untuk sistem
kesetimbangan dalam sistem gas pada reaksi :
2 NO2 (g)
N2O4 (g)
dimana p NO2 dan pN2O4 masing masing adalah tekanan parsial (dalam atm)
NO2 dan N2O4.
Hubungan Kc dan Kp
2H2(g)
Contoh pada reaksi 2H2O(g)
+ O2(g)
Maka :
pH 2 pO2
2
Kp
pH 2O
2
atm dan 200oC (p NH3 pada 10 atm dan 200oC adalah 50,7%)
Penyelesaian
P total = p NH3 + p N2 + p H2 = 10 atm
P NH3 = 50,7% X P total
= 0,507 X 10 atm = 5,07 atm
(p N2 + p H2 ) = (10 – 5,07) atm = 4,93 atm
Dari persamaan stoikhiometrinya, banyaknya molekul N2 : H2 adalah 1:3
Maka :
P N2 = ¼ X 4,93 atm = 1,23 atm
119
p H2 = ¾ X 4,93 atm = 3,7 atm
Kp
pN2 pH 2 1, 23 3, 7
3 3
CO
2
Kc
C CO2
Dalam kesetimbangan heterogen, jika zat-zat murni atau cairan murni
yang tak dapat campur adalah pereaksi dalam suatu sistem dengan satu gas atau
lebih , maka tetapan kesetimbangan dapat ditulis dalam hanya tekanan-tekanan
parsial gas. Karena konsentrasi zat padat murni atau zat cair murni praktis
konstan meskipun tekananya berubah.
C=k
CO
2
K 'c
CO2
CO
2
K ' c K Kc
CO2
Tetapan kesetimbangan Kp untuk kesetimbangan ini adalah :
pCO
2
Kp
pCO2
Contoh soal 2
Pada 1000oC dan tekanan total 20 atm, CO2 merupakan 12,5 molar persen dari gas
dalam sistem C(s) + CO2 (g)
2CO (g)
120
1. Hitunglah Kp
2. Berapa persentase gas CO2 jika tekanan totalnya 40 atm
Penyelesaian
1. Tekanan total = 20 atm = p CO2 + p CO
p CO2 = 12,5% = 0,125 X 20 atm = 2,5 atm
p CO = (20 – 2,5) atm = 17,5 atm
Kp = (p CO)2/(p CO2) = (17,5)2 : 2,5 = 1,22 X 10 2
2. Jika p CO = X, maka pCO2 = (40 – X ) atm
Kp = 122 = X 2/ (40-X)
X 2 + 122X – 4880 = 0
Persamaan ini dipecahkan dengan rumus kuadrat dan diperoleh :
X = 31,7 atm = p CO
P CO2 = (40 – X) atm = (40 – 31,7)atm = 8,3 atm
Persen CO2 = 8,3/40 X 100% = 20,8%
121
Fe3+(aq)
FeSCN2-(aq)
+ SCN-(aq)
Merah kuning muda tak berwarna
Berada dalam silinder yang dilengkapi pinston. Kemudian tekanan gas dalam
tabung ditingkatkan dengan cara menekan piston, Oleh karena volumenya
menurun maka konsentrasi NO2 dan N2O4 meningkat.
Umumnya peningkatan tekanan (penurunan volume) lebih disukai oleh reaksi
yang jumlah mol total gasnya menurun (kecil), penurunan tekanan
(peningkatan volume) lebih disukai oleh reaksi yang meningkat jumlah mol
gas totalnya.
(3) Perubahan temperatur
Perubahan konsentrasi, tekanan atau volume dapat mengubah posisi
kesetimbangan, tetapi tidak merubah harga konstanta kesetimbangannya.
Seandainya sistem temperatur berubah maka :
Pada reaksi yang endotermis, peningkatan temperatur menyebabkan harga
K meningkat.
Untuk reaksi eksotermis , peningkatan temperature menurunkan harga K.
122
Untuk system kesetimbangan :
N2(g) + 3H2(g)
2NH3( g)
123
H+ + H2PO4-
H3PO4
1,3 X 10-2
Asam Khlorit 6,3 X 10-8
H2PO4-
+
H + HPO4 -2
1,1 X 10-2
Asam fosfat
H+ + PO4-3
HPO4-2
7,5 X 10-3
H+ 6,2 X 10-8
HF
H+ + NO2-
HNO2
4,4 X 10-13
Asam fluorida
H+ + CHO2-
HCHO2 6,6 X 10-4
H+ + CO3-2
HCO3-
Asam Asetat 1,8 X 10-5
H+ + HS-
H2S
H+ + S-2
HS-
Asam 4,3 X 10-7
Karbonat
H++ ClO
HClO
5,6 X 10-11
H+ + CN-
HCN
124
lowry dan tak bermuatan ditandai dengan lambang B, persamaan
kesetimbangannya dan rumus Kc nya adalah :
BH+ + OH
B + H2O
BH OH BH OH
Kc
Kc
B H 2O B55,6
BH OH
Kc.55,6 Kb
B
Tabel 6.2 Tetapan pengionan basa dalam larutan air pada 25 oC
Nama Reaksi Pengionan Kb
-4
Dimetilamina
(CH3)2NH2+ + 5,9 X 10
(CH3)2NH + H2O
OH-
Metilamina 4,2 X 10-4
CH3NH3 + OH
CH3NH2 + H2O
-
H2NCH2CH2NH3+ + OH-
H2NCH2CH2NH3+ + H2O
5,4 X 10-7
H2NCH2CH2NH3+2 + OH-
Trimetilamina
(CH3)3NH++ 6,3 X 10-5
(CH3)3N + H2O
OH-
Amonia 1,8 X 10-5
NH4 + OH
NH3 + H2O
-
Hidrazina
N2H5+ + OH-
N2H4 + H2O
9,8 X 10-7
N2H6+ 2 + OH-
N2H5+ + H2O
1,3 X 10-15
Hidroksilamina
HONH3+ + OH-
HONH2 + H2O
9,1 X 10-9
125
(3) Perhitungan yang melibatkan tetapan pengionan
Untuk menghitung tetapan pengionan elektrolit lemah, haruslah ditentukan
dengan suatu cara banyaknya ion yang terdapat dalam larutan dan banyaknya
molekul yang tak terionkan dari elektrolit itu.
Contoh 1.
Diketahui Ka untuk asam asetat = 1,8.10-5. Hitunglah konsentrasi molar ion
hidrogen (H+) dan pengionan persen dari asam asetat 0,5 M
Penyelesaian :
Misalkan X = mol CH3COOH yang terionkan per liter, maka X = mol ion H+
dan ion CH3COO- per liter yang dihasilkan. Mol ion CH3COOH yang
terionkan (0,5-X) per liter.
CH3COOH
H+ + CH3COO-
H CH 3 COO
Ka
CH 3COOH
X X
1,8 X 10 5
0,5 X
Untuk elektrolit lemah, derajat pengionannya kecil, dalam contoh ini (0,5-X)
agaknya sangat dekat pada 0,5 karenanya perhitungan dapat disederhanakan
menjadi :
X X
1,8 X 105
0,5
X 2 0, 9 X 105 9 X 106
X 9.106 3.103 M
H 3.103 M
126
Mol zat terlarut terionkan
Pengionan persen = X 100%
Mol zat terlarut pada awal
= 3.10-3/0,5 X 100%
= 0,6 %
Contoh 2.
Hitunglah konsentrasi semua ion yang terdapat dalam asam sulfat (H2SO4)
0,05 M
Penyelesaian :
Pengionan H2SO4 adalah sebagai berikut
+ -
Tahap.1 : H2SO4
H + HSO4
Tahap.2 : HSO4
H+ + SO4 2
0,05 X X
1, 2.102
0,05 X
6.10 4 1, 2 X 10 2 X 5.10 2 X X 2
127
X 2 6, 2.10 2 X 6.10 4 0
X = 8,5X10-3 M = SO42-
H+ = 0,05 + X = (0,05 +8,5.10-3) M = 5,8.10-2 M
HSO4- = 0,05 – X = (0,05 -8,5.10-3) = 4,2.10-2 M
(4) Pengionan air
Air mengion secara terbatas sesuai persamaan :
H+ + OH-
H2O
Kc. 55,6 Kw
2
Sehingga :
Atau : Kw = ( 1.10-7 ) ( 1.10-7)
= 1.10-14
Tetapan Kw disebut hasil kali untuk air
Dalam air, sifat asam biasa dikaitkan dengan ion hidronium dan sifat basa
biasa dikaitkan dengan ion hidroksida. Karena hasil kali konsentrasi =
konstan (1.10-14), maka:
Jika H+ lebih besar dari 1.10-7 M, larutan itu asam
Jika H+ kurang dari 1.10-7M, larutan bersifat basa
Jika H+ sama dengan 1.10-7 M, larutan itu netral.
128
(5) Tetapan hidrolisis kation yang bersifat asam dan anion yang bersifat
basa
Kation yang bersifat asam
Larutan asam konyugat BH+ dari suatu basa lemah B, persamaan
Kesetimbangan untuk reaksi kation ini denngan air adalah :
BH+ + H2O
H3O+ + B
H 3O B
Ka
BH
1
Ka KwX
Kb untuk B
Kw
Ka
Kb
Tabel 6.3 Tetapan Hidrolisis asam dari kation dalam larutan air
pada 25oC
Kation Ka
N2H6 2+ 7,7
N2H5 + 1 X 10-8
HONH2 + 1,1 X 10-6
NH4 + 5,6 X 10-10
(CH3)3NH + 1,6 X 10-10
CH3NH3 + 2,4 X 10-11
(CH3)2NH2 + 1,7 X 10-11
129
Tabel 6.4 Tetapan hidrolisis asam kation logam terhidrasi dalam
larutan pada 25oC
Kation Ka
Fe(H2O)6 +3 6,5 X 10-3
Al(H2O)6 3+ 7,2 X 10-6
Ag(H2O)2 + 1 X 10-7
Cu(H2O)4 2+ 3 X 10-8
Ni(H2O)6 2+ 4 X 10-10
Co(H2O)6 2+ 3 X 10-10
Fe(H2O)6 2+ 8 X 10-11
Mg(H2O)6 2+ 3,8 X 10-12
A- + H2O
HA + OH-
HA OH
Kb
A
130
Contoh soal :
Diketahui bahwa Kb ion sianida (CN-) adalah 1,6 X 10-5, hitunglah
konsentrasi ion OH-dalam NaCN 0,05 M.
Penyelesaian :
Persamaan kesetimbangan untuk reaksi hidrolisis
H2O + CN-
HCN + OH-
HCN OH X X
Kb 1, 6 X 105
CN
0,5 X
Angka banding Kb/zat terlarut (1,6X10-5)/0,5 = 3,2 X 10-5 ini kurang
dari 2,5 X10-3
Sehingga perhitungan menjadi :
1,6 X 10-5 = X2/(0,5)
X2 = 8 X 10-6
X= 8.106 2,8.103
[OH-] = X =2,8 X 10-3 M
Kation yang bersifat Asam dengan anion yang Bersifat Basa
Dalam beberapa garam, kation bertindak sebagai suatu asam dan anion
bertindak sebagai basa. Larutan yang diperoleh akan bersifat netral, asam
atau basa, bergantung pada kuat relatif kation asam versus anion basa
itu.Contohnya amonium asetat (NH4C2H3O2) yang dalam air sebagian
besar berupa ion NH4+ dan C2H3O2- yang terhidrasi. Karena ion NH4+(Ka
= 5,6 X 10-10) merupakan asam yang lebih kuat daripada air. Ion C2H3O2-
(Kb = 5,6 X 10-10) merupakan basa yang lebih kuat daripada air,maka
ion-ionnya cenderung bereaksi satu sama lain lebih banyak daripada
masing-masing bereaksi dengan air. Reaksi asam-basa utama yang terjadi
adalah :
131
NH4+ + C2H3O2-
NH3 + HC2H3O2
Kw.Ka
H
Kb
6.5 Menyatakan Konsentrasi Ion Hidrogen
Untuk menyatakan konsentrasi ion hidrogen maupun ion hidroksida dalam
suatu bilangan kali sepuluh berpangkat suatu bilangan negatif. Metode yang
digunakan adalah dengan menyatakan konsentrasi ion hidrogen dari larutan asam,
basa dan netral yang encer,dalam pH. pH suatu larutan didefinisikan sebagai :
1
pH = log atau pH = - log [H+ ]
H
132
SESI PERKULIAHAN KE : 13 – 14
Deskripsi Singkat :
Bab ini mejelaskan mengenai : persamaan termokimia, entalpi pembentukan
standar, entalpi reaksi, energi dissosiasi ikatan, energi bebas gibbs. Selain itu
dijelaskan prinsip Daur-Born Harber yang berhubungan dengan perhitungan
termodinamika.
Daftar Pustaka :
1. Kleinfelter, Wood. 1986, Kimia Untuk Unversitas Jilid II. Diterjemahkan
oleh Hadyana Pudjaatmaka, Ph.D. Jakarta, Erlangga.
2. Sukarjo, 1985. Kimia Fisika Jakarta, Bina Aksara.
3. Harjadi, 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta, PT. Gramedia.
Pertanyaan Kunci/Tugas :
1. Bagaimana suatu reaksi dikatakan eksoterm dan endoterm, jelaskan
berdasarkan entalpi reaksinya.
2. Bagaimana hubungan antara energi bebas pembentukan standar dengan
entalpi dan entropi.
133
BAB VII
TERMOKIMIA DAN TERMODINAMIKA
Stoikhiometri membahas hubungan massa atau mol zat yang terlibat dalam
reaksi, sedangkan Thermodinamika dalam arti luas adalah pengkajian hubungan
kuantitatif antara kalor dan bentuk lain energi, seperti energi yang dikaitkan
dengan gejala elektromagnet, permukaan dan kimia.
Konsep termodinamika merupakan hal mendasar yang pentirng bagi
insinyur, ahli fisika dan ahli kimia. Sementara insinyur berkepentingan dalam
masalah pembakaran dan tenaga, dan ahli fisika dengan masalah radiasi dan
elektromagnet, maka ahli kimia mempunyai sasaran utama untuk menentukan
kelayakan atau kespontan suatu perubahan kimia.
N 2( g ) 2O2 ( g )
2 NO2 ( g ) 66, 4 Kj diserap (2)
Persamaan (1) menunjukkan bahwa bila 1 mol (12 g) karbon padat bersenyawa
dengan 2 mol (32 g) gas oksigen membentuk 1 mol (44 g) karbondioksida gas,
dibebaskan kalor sebanyak 393,52 kj ke sekitarnya dan disebut sebagai reaksi
eksoterm. Reaksi pada persamaan (2) menyerap kalor sebesar 66,4 kj dari
sekitarnya dan disebut sebagai reaksi endoterm.
Dalam membahas perubahan energi selama reaksi , tiap zat mempunyai
suatu isi kalor tertentu atau entalpi (H). Perubahan kalor dalam suatu reaksi kimia
disebut perubahan entalpi (H ) . Perubahan entalpi merujuk ke perubahan kalor
selama suatu proses yang dilakukan pada suatu tekanan konstan.
Pada reaksi : C (s) O2 ( g )
CO2 ( g ) 393,52 kj ditulis
C (s) O2 ( g )
CO2 ( g ) H 393,52 kj
134
Bila entalpi produk < entalpi pereaksi, reaksinya eksoterm.
Kalor yang dibebaskan dalam suatu reaksi eksoterm sama besarnya dengan kalor
yang diserap dalam reaksi endoterm.
C ( s) 1 O (g)
CO ( g ) H 2 b
2 2
CO( g ) 1 O (g)
CO2 ( g ) H3 c
2 2
135
Sesuai dengan hukum Hess, a = b + c, dalam bentuk lain dapat digambarkan
a
C(s) + O2(g) CO2(g)
b c
CO(g)
Dengan demikian, kalor suatu radiasi dapat dihitung dari kalor reaksi lain
yang telah diketahui, dengan menjumlahkan baik pereaksi dan hasil reaksi
maupun kalornya.
Reaksi yang diketahui dibuat sedemikian rupa sehingga jumlahnya adalah
reaksi yang ingin dicari kalornya.
Contoh 1 :
Tentukan kalor reaksi : 2CO( g ) O2 ( g )
2CO2 ( g )
Jika diketahui :
C ( g ) O2 ( g )
CO2 ( g ) H 394kj
2C (s) O2 ( g )
2CO( g ) H 220kj
Penyelesaian
2C (s) 2O2 ( g )
2CO2 ( g ) H 788kj
2CO ( g )
2C (s) O2 ( g ) H 220kj
2CO( g ) O2 ( g )
2CO2 ( g ) H 568kj
Contoh 2 :
Diketahui
2C2 H 2 ( g ) 5O2 ( g )
4CO2 ( g ) 2H 2O( ) H 2602kj
2C2 H6 ( g ) 7O2 ( g )
4CO2 ( g ) 6H 2O( ) H 3123kj
H 2 ( g ) 1 O2 ( g ) H 2O( ) H 286kj
2
Tentukan kalor reaksi
C2 H 2 ( g ) 2H 2 ( g )
C2 H 6 ( g )
136
Penyelesaian
C2 H 2 ( g ) 2 1 O2 ( g )
2CO2 ( g ) H 2O( )
2
H 1301kj
2CO2 ( g ) 3H 2O( )
C2 H 6 ( g ) 3 1 O2 ( g )
2
H 1561,5kj
2H 2 ( g ) O2 ( g )
2H 2O( )
H 572kj
C2 H 2 ( g ) 2H 2 ( g )
C2 H 6 ( g )
H 312kj
Entalpi suatu zat merupakan suatu contoh fungsi keadaan, yakni fungsi
yang bergantung hanya pada keadaan sekarang suatu zat dan tidak pada jalan
bagaimana keadaan itu dicapai sekarang.
Entalpi mutlak zat-zat tidaklah diketahui, tetapi harga relatif entalpi-
entalpi dapat diperoleh dngan memilih suatu keadaan rujukan untuk entalpi
dan kemudian mengukur dengan tepat perubahan entalpi dari reaksi-reaksi.
Keadaan yang universal ialah unsur dalam keadaan standarnya pad 25o.
Dengan perjanjian entalpi pembentukan dari suatu unsur dalam keadaan
standar diberi harga nol.
Untuk hal-hal istimewa yang melibatkan suatu reaksi unsur-unsur kalor
reaksi ialah kalor pembentukan senyawaan yang dihasilkan yakni
H ro Hf o
137
eksoterm dari unsur-unsurnya, Hf o nya negatif. Untuk senyawaan yang
138
CS2(g) 117,1 NH4F(s) -463,96
ClF(g) -54,48 NH4I(s) -201,4
Ca O(s) -635,23 NaCl(s) -411,0
Ca(OH)2(s) -986,17 NaCl(aq) -407,1
CaCO3(s) -1,207 NO(g) 90,25
CaCl2(s) -795,8 NO2(g) 33,2
CaCl2 H2O(s) -1,109 O3(g) 143
CaCl2 2H2O(s) -1,403 SO2(g) -296,83
FeO3(s) -824,2 SO3(g) -395,7
Contoh 1
Hitunglah H r0 untuk pembakaran amonia (NH3(g)) yang menghasilkan
Nitrogen Oksida dan air. ( Hf o NH3(g)= -46,11, NO(g) = 90,25 H2O(l) =
-285,83)
Penyelesaian :
4 NH3 ( g ) 5O2 ( g )
6H 2O( ) 4 NO( g )
4(-46,11) 0 6(-285,83) 4(90,25)
H r o = [361 + (-1714,98)] - (-184,44 + 0)]
Ini adalah entalpi standar untuk pembakaran 4 mol NH3.
Untuk pembakaran 1 mol NH3
1169,54
H r0 292,38kj
4
Contoh 2
Hitunglah Hf o oktana, C8H18( ) dari harga H r o eksperimental sebesar
-5470,68 kj/mol untuk pembakarannya.
Penyelesaian
C8 H18 ( ) 12 1 O2
8CO2 ( g ) 9H 2O( )
2
X 0 8(-393,52) 9(-285,83)
139
-5470,68 = H r o
-5470,68 = [(-3148,16) + (2572,47)] - (x+0)
X = [(-3148,16) + (2572,47)] + 5470,68
X = - 249,95 kj = Hf o . C8H18( )
25oC
Molekul H dis
0
H H (g) 436,0
N N (g) 945,3
O O( g ) 498,3
F F (g) 157
Cl Cl ( g ) 242,6
Br Br ( g ) 193,9
I I (g) 152,6
H F (g) 567,6
H Cl ( g ) 431,6
H Br ( g ) 366,3
H I (g) 298,3
140
Cl F ( g ) 254,3
Cl Br ( g ) 218,6
Cl I ( g ) 210,3
Dalam hal molekul diatom gas dari unsur-unsur Hf o sebuah atom sama dengan
setengah energi dissosiasi ikatan atau
H 0f 1 H 0
2 dis
H 218
N 472,6
O 249,2
F 78,5
Cl 121,3
Br 111,9
I 106,8
B 571,1
C 716,7
S 177,4
Contoh
Dengan menggunakan tabel 2 dan Tabel 3, Hitunglah energi dissosiasi
ikatan ( H dis
0
) untuk senyawa H – Cl.
Penyelesaian :
HCl(g)
H(g) + Cl(g)
141
H dis
0
H-Cl = Hf o H(g) + Hf o Cl(g) - Hf o HCl(g)
= 218 + 121,3 – (-92,31)
= 431,6 kj
(1) Energi ikatan rata-rata
Energi ikatan rata-rata ( H dis.avg ) ialah energi rata-rata perikatan yang
NH2(g)
NH(g) + H(g) H dis
0
= 381 kj
NH (g)
N (g) + H(g) H dis
0
= 360 kj
1172 kj
1172
Energi ikatan rata-ratanya = kj
3
= 391 kj
H ion
(2) Entalpi pengionan ( )
Diambilnya sebuah elektron dari suatu atom netral memerlukan energi.
Contoh :
Na + energi pengionan
Na+ + e-
Cl + energi pengionan
Cl+ + e-
142
Energi pengion beberapa unsur dapat dilihat pada tabel energi pengion dalam
elektron volt per atom, 1eV = 1,602 x 10-22 kj
Contoh soal
Hitunglah entalpi pengion ( H ion ) untuk unsur Na, jika diketahui energi
pengion unsur Na adalah 5,a4 eV.
Penyelesaian
5,14 eV kj x atom
= 96, 47
atom mol x eV
143
(4) Entalpi kristal Ion ( H xtal )
perubahan entalpi per mol bila ion – ion berbentuk gas yang terpisah jauh
satu sama lain saling mendekati untuk membentuk zat kristal padat.
Energi kristal suatu senyawaan ion secara teoritis dapat dihitung atas dasar
energi reaksi-reaksi yang diukur. Teknik ini disebut metodr Born – Harber
(dikembangkan pada rahun 1919).
Daur Born – Harber
Keadaan 4 Keadaan 3
H ea
X -(g) X(g)
H ion
M+(g) M(g)
H xtal H a,m H a ,n
H f
MX(s) M ( s) 1 X 2 ( g , atau s)
2
Keadaan 1 Keadaan 2
Keterangan
Perubahan Entalpi Lambang
Pembentukan, unsur
senyawa padat H f
144
Pengatoman, logam padat
atom logam berbentuk gas H a ,m
kalorimeter adalah -3263,9 kj/mol, pada suhu 25oC dan tekanan 1 atm.
Hitunglah perubahan entalpi H r0 untuk proses ini.
145
Penyelesaian
15
C6 H 6 (l ) O2 ( g )
6CO2 ( g ) 3H 2O(l )
2
E = -3263,9 kj/mol
T = 250C = (273 + 25) = 298 K
n = 6mol – 7,5 mol = -1,5 mol
H E nRT
H = -3263,9 kj + [(-1,5 mol)(8,314 j/mol . K)(298K)]
8,314 j 1kj
= -3263,9 kj + -1,5 mol x (298K )
mol.K 1000 j
H r0 = -3263,9 kj + (-3,72 kj) = -3267,6 kj
Hukum pertama thermodinamika bermanfaat dalam menentukan perubahan enrgi
untuk berbagai proses, misalnya perubahan energi pada volume konstan ( E )
atau tekanan konstan ( H ).
Entropi
Benda – benda yang hampir sama bentuk dan ukurannya dapat disusun
dengan rapi. Contohnya sejumlah buku di atas meja itu tersentuh dan goyang
maka buku jatuh berantakan. Buku itu tidak mungkin tersusun kembali dengan
sendirinya. Hal ini menunjukkan bahwa proses dari teratur ke tidak teratur jauh
lebih mudah dari pada sebaliknya. Terlihat juga ada hubungan antara
ketidakkteraturan dengan kespontanan, yang spontan adalah yang menambah
ketidak teraturan.
Partikel materi (atom-atom) dalam sistem dapat dianggap sebagai benda
kecil, dan dalam keadaan tertentu mempunyai tingkat ketidakteraturan tersendiri.
Derajat ketidakteraturan partikel dalam sistem merupakan besaran
thermodinamika yang disebut entropi (s). Jika sistem kkemasukan kalor, maka
entropi bertambah, dan jika kalor keluar, maka entropi berkurang.
Hukum Kedua Thermodinamika
Banyaknya entropi total dalam alam semesta harus bertambah. Hukum
kedua thermodinamika menyatakan bahwa ―Bila perubahan spontan apa saja
146
berlangsung dalam suatu sistem tertentu, maka akan terjadi kenaikan entropi
dalam alam semesta‖. Konsep ini tidak memberikan cara yang praktis apapun
untuk meramalkan apakah proses itu spontan atau tidak.
147