Anda di halaman 1dari 16

A.

Kajian Ilmu Kimia


Di dalam kajian ilmu kimia Anda akan mempelajari struktur, komponen, sifat dan perubahan
materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Sifat dan perubahan materi akan di
bahan dalam Ilmu Kimia mencakup sifat-sifat fisis serta sifat kimia dari materi.
Sifat fisis mencakup wujud dan tampilan materi, sedang sifat kimia yang mencakup
kecenderungan materi utnuk berubah, dan menghasilkan materi baru. Pembahasan tentang
energi yang menyertai perubahan kimia, menyangkut banyaknya energi yang menyertai
perubahan sejumlah materi, serta asal usul energi tersebut.
1. Pengertian Materi
Materi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mempunyai massa, dan menempati ruang.
Makhluk hidup dan yang tidak hidup terdiri atas materi: manusia, tumbuh tumbuhan, hewan,
air, batu, kayu, garam dan benda benda apa saya di sekitar kita termasuk materi.
2. Wujud Materi
Materi terdiri dari 3 macam wujud yaitu : padat, cair dan gas. Adapun ciri-cirinya :

 Padat : Bentuk dan volumenya tetap, selama tidak ada pengaruh dari luar.
 Cair : Bentuknya selalu berubah, sesuai dengan tempatnya volume zat cair adalah
tetap.
 Gas : Baik bentuk dan volumenya tidak tetap dan akan mengisi seluruh ruang yang
ditempatinya.

3. Massa dan Berat Materi


Materi mempunyai massa dan berat.
Pengertian massa berbeda dengan pengertian berat. Massa suatu benda, di semua tempat
selalu tetap, sedangkan beratnya tergantung pada gaya gravitasi bumi setempat.
4. Sifat dan Perubahan Materi
Dalam kehidupan Anda, Anda sering melihat perubahan materi seperti

 Air Pada suhu kamar berwujud cair (suhu ± 25˚C ) tetapi jika dipanaskan akan
berubah menjadi uap air. Di puncak (di udara yang dingin ) uap air, dapat
mengembun, dan jika didinginkan hingga 0˚C (dalam kulkas), dapat berubah menjadi
es (disebut peristiwa membeku).
 Kayu dan kertas
Jika kayu/kertas dibakar akan berubah menjadi abu.
 Besi
Jika didiamkan di udara terbuka lama lama kelamaan akan berkarat.
 Kawat
Kawat pijar dalam bola lampu, jika dialiri listrik akan menyala.
 Nasi dan susu
Nasi maupun susu, jika dibiarkan di udara terbuka akan menjadi basi dan masih
banyak peristiwa perubahan materi yang lain.
Secara umum, jenis perubahan wujud materi dan istilahnya dapat Anda
lihat pada gambar berikut.
Perubahan materi dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
1) Perubahan Fisika
yaitu perubahan yang tidak menghasilkan materi baru, yang berubah hanya bentuk dan wujud
materi.
Contoh :

 Es menjadi air, dan dapat kembali menjadi es.


 Pelarutan garam, dan jika diuapkan, akan kembali menjadi garam semula.

2) Perubahan Kimia atau reaksi kimia


yaitu perubahan yang menghasilkan materi baru. Suatu perubahan kimia, sulit dikembalikan
ke keadaan semula.
Contoh :

 Nasi menjadi basi


 Kayu terbakar menjadi abu.

Untuk mengetahui, apakah telah terjadi perubahan kimia pada materi, ada tolok ukur yang
dapat diamati seperti perubahan suhu, pembentukan gas atau pembentukan endapan.
5. Energi yang Menyertai Materi
Setiap materi memiliki energi. Energi yang dimiliki materi terbagi atas energi kinetik dan
energi potensial. Perubahan kimia juga disertai perubahan energi.
Contoh : Pada proses asimilasi pada tumbuhan terjadi pada siang hari dengan bantuan sinar
matahari. Jadi energi matahari diubah menjadi energi kimia yang disimpan dalam karbohidrat
hasil reaksi itu jadi tiap perubahan zat selalu disertai perubahan energi, tetapi tidak semua
energi yang menyertai perubahan zat dapat diamati oleh indera kita.
B. Manfaat Ilmu Kimia Bagi Kehidupan Manusia
Manfaatnya adalah pemahaman yang lebih baik terhadap alam sekitar dan berbagai proses
yang berlangsun di dalamnya. Dari uraian di atas telah dijelaskan bahwa materi dapat
berubah secara fisis atau kimia.
Dengan belajar ilmu kimia, kita dapat mengubah bahan alam menjadi produk yang lebih
berguna utnuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, dan kita dapat mengerti kebutuhan hidup
manusia, dan kita dapat mengerti barbagai gejala alam yang kita jumpai dalam kehidupan kita
setiap hari, misalnya :

 Pencernaan dan pembakaran zat zat makanan dalam tubuh. Makanan berasal dari
tumbuh tumbuhan. Tumbuh tumbuhan berassimilasi dengan proses kimia. Tubuh kita
membutuhkan karbohidart, protein, lemak, vitamin, yang keseluruhannya merupakan
proses kimia sehingga dapat menghasilkan gas karbondioksida, air dan energi.

 Dalam kehidupan ini, kita membutuhkan sabun, pasta gigi, tekstil, kosmetik, plastik,
obat-obatan, pupuk, pestisida, bahan bakar, cat, bumbu masak, alat-alat rumah tangga,
bahkan berbagai jenis makanan olahan, yang semuanya merupakan hasil dari
penerapan ilmu kimia. Hampir semua bahan keperluan kita, sedikit banyak, baik
langsung atau tidak langsung mengalami sentuhan kimia. Coba Anda perhatikan
gambar berikut.

C. Kaitan Ilmu Kimia dengan Ilmu-Ilmu Lain


Ilmu Kimia disebut juga “ Central Science” karena peranannya yang sangat penting diantara
ilmu pengetahuan lainnya. Tidak ada ilmu pengetahuan alam yang tidak bergantung pada
ilmu kimia. Pengembangan dalam bidang kedokteran, farmasi, geologi, pertanian dapat
berjalan seiring dengan kemajuan yang dicapai dalam ilmu kimia, misalnya dalam :
Bidang Kedokteran dan Farmasi
Ilmu kimia diperlukan untuk mengatasi berbagai kasus, seperti uji kesehatan laboratorium,
pembuatan alat cuci darah, pembuatan materi sintetis pengganti tulang, gigi dan pembuatan
obat-obatan.
Bidang Geologi
Ilmu kimia diperlukan untuk penelitian jenis dan komposisi materi dalam batuan dan mineral.
Bidang Pertanian
Ilmu kimia digunakan untuk pembuatan berbagai macam pupuk dan pestisida agar produksi
pangan meningkat.
Bidang Industri
Ilmu kimia berperan seperti dalam pembuatan serat sintetis, rayon dan nylon, untuk
menggantikan kapas, wool dan sutera alam yang produkasinya semakin tidak mencukupi.
Bahkan ilmu kimia juga dapat membantu menyelesaikan masalah sosial, seperti masalah
ekonomi, hukum, seni dan lingkungan hidup. Sebagai contoh : uang sebagai alat tukar dalam
perekonomian, bahkan bahan dan proses pembuatannya memerlukan ilmu kimia.
Namun demikian, ilmu kimia juga memerlukan ilmu-ilmu lain seperti matematika, fisika dan
biologi. Matematika diperlukan untuk memahami bebrepa bagian ilmu kimia seperti :
hitungan kimia, laju reaksi, thermo kimia dan lain lain.
Fisika diperlukan untuk mempelajari antara lain Thermodinamika, perubahan materi, sifat
fisis zat dan lain lain. Biologi sangat erat hubungannya dalam bio kimia. Keterkaitan ilmu
kimia dengan ilmu lainnya, telah melahirkan beberapa cabang dalam ilmu kimia, contohnya :
biokimia (biologi dan kimia), kimia fisika (kimia dan fisika), Thermo kimia (thermo
dinamika dan kimia), elektro kimia (elektronik dan kimia) dan kimia nuklir (kimia dan
nuklir).
Ilmu kimia dikembangkan berlandaskan percobaan (eksperimen) di laboraturium, serta
melalui penerapan konsep-konsep matematika, sehingga ilmu kimia masih terus berkembang.
Untuk lebih jelasnya Anda pelajari diagram berikutnya.
Perkembangan Teori Atom dan Tokoh-Tokohnya
Perkembangan Teori Atom dan Tokoh-Tokohnya – Partikel-partikel kecil yang menyusun
materi kali pertama ditemukan oleh dua orang ahli filsafat Yunani yaitu Leucippus dan
Democritus sekitar 450 tahun sebelum masehi. Dua orang filsuf Yunani yaitu Leucippus dan
Democritus mengatakan bahwa setiap semua materi disusun oleh partikel-partikel yang
sangat kecil dan tidak dapat dibagi-bagi. Partikel-partikel kecil.itu diberi nama atom. Jadi,
atom berasal dari bahasa Yunani yaitu atomos (berarti tidak dan tomos berarti terbagi).
Sampai saat ini, partikel-partikel kecil atau atom belum ada yang mampu melihatnya baik itu
secara langsung atau menggunakan alat bantu seperti mikroskop. Dengan demikian, bentuk
atom itu belum pernah ada yang mengetahuinya. Hal yang perlu diingat adalah atom-atom
dalam keadaan menyendiri atau tunggal tidak memiliki sifat-sifat tertentu, seperti warna,
wujud, massa jenis, daya hantar listrik, titik didih, titik leleh, dan sebagainya.
Sifat-sifat itu baru muncul jika atom-atom dalam jumlah besar bergabung membentuk
kumpulan atom dengan cara-cara tertentu, contohnya adalah grafit dan intan. Kedua zat itu,
memiliki sifat yang berbeda, intan sangat keras dan tembus pandang, sedangkan grafit sangat
lunak dan tidak tembus pandang. Kedua zat itu termasuk zat yang berbeda, tetapi terbentuk
oleh atom yang sama.
Atom yang dimaksud adalah atom karbon. Terdapat metode analisis yang digunakan untuk
menentukan unsur logam serta metaloid yang berdasarkan pada penyerapan radiasi oleh atom
bebas unsur tersebut yang dapat Grameds pelajari pada buku Spektometri Serapan Atom oleh
M. Nasir.
Berbicara tentang teori atom tidak bisa dipisahkan dari struktur atom itu sendiri. Struktur
atom adalah satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom dan awan elektron dengan muatan
negatif serta mengelilinginya. Dalam inti dari setiap atom mempunyai campuran.
Campuran yang ada di dalam inti atom merupakan proton dengan muatan positif dan neutron
dengan muatan netral. Elektron  yang mengelilingi inti atom akan terikat karena adanya gaya
elektromagnetik. Tidak hanya itu, sekumpulan atom lainnya akan terikat dengan gaya
elektromagnetik yang sama hingga membentuk sebuah molekul.
Dengan demikian, teori atom tidak bisa dilepaskan dari gaya elektromagnetik. Gaya
elektromagnetik memiliki pengaruh besar terhadap teori atom. Struktur atom itu sendiri
mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.
Perkembangan Teori Atom
Perkembangan teori atom dilakukan untuk menyempurnakan teori sebelumnya. Pada tahun
1800 mulai ditemukan beberapa penemuan yang terkait dengan teori atom yang baru.
Terdapat beberapa perkembangan yang berhubungan dengan teori ini, salah satunya adalah
teori ini dikembangkan oleh beberapa tokoh yang berbeda.
Tokoh-tokoh pada perkembangan teori atom memiliki pemikiran yang berbeda-beda. Berikut
tokoh-tokoh yang ada dalam perkembangan teori atom.
1. Teori Atom Dalton (John Dalton)

Tokoh pertama yang mengawali perkembangan teori  atom ialah John dalton. Ia menyatakan
pendapatnya tentang atom pada tahun 1803. Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum,
yaitu hukum Lavoisier atau hukum kekekalan massa dan hukum Proust atau hukum susunan
tetap.
Kemunculan teori atom Dalton membangkitkan rasa keingintahuan terkait dengan penelitian
beragam jenis atom. Isi teori atom John Dalton adalah seperti berikut ini:
 Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur-unsur dan tidak dapat dibagi lagi.
 Atom-atom sejenis mempunyai sifat yang sama, sedangkan atom-atom dengan unsur
tidak sejenis memiliki sifat yang berbeda.
 Dalam reaksi kimia, terjadi penggabungan atau pemisahan atom.
 Atom dapat bergabung dengan atom lainnya untuk membentuk molekul dengan
perbandingan bulat dan sederhana.
Dalam praktiknya, teori atom Dalton memiliki beberapa kekurangan di antaranya:
 Tidak bisa menggambarkan bagaimana cara atom saling bergabung.
 Atom unsur yang satu dengan atom unsur lainnya tidak bisa dideskripsikan.
 Hubungan senyawa antara larutan senyawa dengan daya hantar arus listrik tidak bisa
dideskripsikan.
 Sifat listrik materi tidak bisa dideskripsikan.
Teori atom Dalton hanya mampu bertahan selama 90 tahun. Hal itu dikarenakan pada tahun
1886, Eugene Goldstein telah menemukan partikel listrik yang memiliki muatan positif dan
yang sekarang dikenal dengan nama proton. Setelah itu, pada tahun 1897 Thomson
mendapatkan penemuan berupa partikel bermuatan negatif yang diberi nama elektron.
Meskipun teori atom milik John Dalton masih mempunyai kekurangan, tetapi Dalton
merupakan bapak pencetus teori atom modern. Dan yang lebih penting lagi, teori atom
Dalton mampu menjelaskan hukum kekekalan massa Lavoisier (massa zat sebelum dan
sesudah reaksi sama) dan hukum perbandingan tetap Proust (perbandingan massa unsur-unsur
dalam suatu senyawa adalah tetap dan tertentu).
2. Teori Atom Thomson (Sir Joseph John Thomson)

Setelah teori atom Dalton, tokoh perkembangan teori atom selanjutnya adalah teori atom
Thomson. Dalam perkembangannya, Thomson memperbaiki kekurangan-kekurangan yang
ada pada teori atom Dalton sebleumnya. Pada tahun 1897, Thomson menemukan partikel
yang bermuatan negatif dan disebut dengan elektron.
Elektron merupakan penemuan yang bertujuan untuk memperbaiki kekurangan teori atom
sebelumnya. Teori atom Thomson berawal dari penemuan tabung katode oleh William
Crookes. Dari penelitian yang sudah dilakukan Crookes, Thomson mengembangkan
penelitiannya tentang sinar katode di Laboratorium Cavendish.
Setelah selesai dan mendapatkan hasil dari penelitian yang dilakukan, Thomson menemukan
bahwa sinar katode adalah sebuah partikel. Hal ini disebabkan karena sinar katode mampu
memutar baling-baling yang diletakkan antara katode dan anode. Setelah mengetahui hal itu,
Thomson menyatakan bahwa sinar katode termasuk ke dalam partikel penyusun atom
(partikel subatom) yang memiliki muatan negatif dan sekarang disebut dengan elektron.
Partikel yang bermuatan negatif atau elektron inilah yang akan memuat isi dari teori atom
Thomson. Isi dari teori atom yang dimiliki oleh Thomson adalah sebuah bola pejal atau bola
biliar yang bermuatan positif yang memuat beberapa partikel bermuatan negatif atau elektron.
Elektron-elektron ini akan tersebar pada bola seperti kismis pada roti.
Teori atom Thomson bisa disebut dengan sebutan teori roti kismis. Dinamakan teori roti
kismis karena muatan negatifnya atau elektron (kismis) mengelilingi atom yang bermuatan
positif (roti). Secara garis besar teori atom J.J Thomson dapat disimpulkan menjadi beberapa
garis besar. Berikut inti dari teori atom Thomson.
 Atom bukanlah bagian terkecil dari suatu zat.
 Massa elektron atom lebih kecil dari massa atom.
 Secara keseluruhan atom bersifat netral. Hal ini dikarenakan muatan atom positif dan
negatif yang ada pada atom sama dan suatu atom tidak memiliki muatan positif dan
negatif yang berlebihan.
 Atom dengan muatan positif akan tersebar secara merata ke seluruh bagian atom,
kemudian atom itu dinetralkan oleh elektron-elektron yang tersebar diantara muatan
positif.
Sama seperti teori atom Dalton, teori atom Thomson juga memiliki kekurangan. Berikut
beberapa kekurangan teori atom Thomson.
 Teori atom Thomson tidak bisa menjelaskan bagaimana susunan muatan positif dan
jumlah elektron yang ada di dalam bola.
 Inti atom tidak dapat dijelaskan.
Teori yang dikembangkan oleh Thomson sayangnya tidak dikembangkan lagi. Penyebab
tidak dikembangkan teori ini adalah di kemudian hari teori atom ini ditemukan
ketidakcocokkan dengan hasil percobaan Ernest Rutehrfood. Penelitian yang dilakukan
Rutherford dapat membuktikan bahwa pada seluruh bagian atom, muatan positif atom tidak
tersebar secara merata. Penelitian Rutherford mengungkapkan bahwa atom muatan positif
yang tidak tersebar merata berpusat di bagian tengah atom yang sekarang disebut dengan inti
atom.
Teori Atom Rutherford (Ernest Rutherford)

Teori atom selanjutnya adalah teori dari Ernest Rutherford. Rutherford lahir di Selandia Baru
dan berkebangsaan Inggris. Ia adalah murid sekaligus partner dari Thomson. Meskipun
Rutherford seorang murid dari Thomson, tetapi ia mengembangkan teori atom dan
memperbaiki teori milik gurunya yaitu Thomson.
Rutherford dan kedua asistennya menemukan inti atom pada tahun 1910. Inti atom memiliki
jari-jari yang lebih kecil dari jari-jari atomnya. Teori yang ditemukan oleh Rutherford berasal
dari eksperimen penembakan inti atom lempengan emas dengan partikel alfa (sebuah partikel
dengan massa empat kali massa atom hidrogen dan muatan positif sebesar dua kali muatan
elektron). Eksperimen ini dinamakan Geiger-Marsden. Penamaan eksperimen ini diambil dari
dua murid Rutherford yaitu Hans Geiger dan Ernest Marsden).
Ketika melakukan eksperimen, Rutherford membuat rancangan percobaan penembakan atom
emas dengan partikel alfa yang dipancarkan unsur radioaktif. Setelah dipancarkan maka
hasilnya adalah radioaktif itu ada yang dipantulkan, diteruskan, dan dibelokkan.
Dari hasil percobaan yang dilakukan, Rutherford berharap semua partikel alfa menembus
lurus lempengan emas. Namun, harapan itu tidak sesuai dengan kenyataan sehingga fakta
yang diperoleh bahwa ada partikel alfa yang dibelokkan antara 900 sampai 1800.
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, Rutherford memiliki kesimpulan bahwa inti
atom yang terkena partikel alfa maka akan terjadi tumbukan yang menyebabkan pembelokan
atau pemantulan partikel alfa. Penyebab terjadinya hal itu adalah massa dan muatan atom
terpusat pada inti (nukleus). Dengan demikian, Rutherford berpendapat bahwa muatan inti
atom sama dengan massa atom dalam sma (satuan massa atom).
Dari hasil percobaan ini, maka dapat dipastikan teori atom Rutherford menggugurkan teori
atom Thomson. Hal yang menyebabkan gugurnya teori atom Thomson gugur adalah
Rutherford menemukan inti atom yang ada di dalam atom, inti atom ini memiliki muatan
positif yang menjadi pusat, massa, dan dikelilingi oleh awan elektron bermuatan negatif atau
bisa dikatakan seperti bentuk tata surya.
Berikut beberapa inti atau garis besar dari teori atom Rutherford.
 Atom terdiri atas inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi elektron-elektron
yang bermuatan nehatif seperti model tata surya.
 Atom bersifat netral karena muatan positif sebanding dengan muatan negatif.
 Selama mengitari inti, gaya sentripetal pada elektron terbentuk oleh gaya tarik
menarik antara elektron dengan gaya inti atom (gaya Coulomb).
 Sebagian besar volume atom adalah ruang kosong (bukan pejal). Hal itu disebabkan
oleh Jari-jari inti atom jauh lebih kecil dari jari-jari atom.
Meskipun teori atom Rutherford sudah menggugurkan gagasan teori atom Thomson, tetapi
teori Rutherford masih memiliki kekurangan, yaitu.
 Teori atom ini tidak bisa mendeskripsikan cara rotasi dari inti atom dan letak dari
elektron.
 Teori atom ini tidak bisa mendeskripsikan spektrum garis yang ada pada atom
hidrogen.
 Energi atom menjadi tidak stabil karena elektron yang bergerak akan memancarkan
energi.
Teori Atom Bohr (Niels Bohr)

Niels Bohr merupakan fisikawan asal Denmark dan peraih Nobel Fisika pada tahun 1922.
Bohr memulai penelitian tentang atom pada tahun 1913 dan nama dari hasil penelitian itu
adalah spektrum atom hidrogen.
Setelah teori Rutherford sudah mulai tersebar dan digunakan, para ilmuwan sepakat bahwa
sebuah atom terdiri dari elektron dan inti atom. Teori atom Bohr berawal dari kelemahan
teori atom Rutherford. Kelemahan itu adalah lintasan elektron yang disampaikan Rutherford
belum sempurna untuk menjelaskan struktur suatu atom karena dianggap bertentangan
dengan teori elektrodinamika klasik Maxwell.
Dari kelemahan itulah maka Bohr berusaha mengembangkan dan menyempurnakan teori
atom Rutherford dengan menggunakan model atom nuklir Rutherford dan teori kuantum
Planck dan mengajukan teori atom yang saat ini dikenal dengan sebutan Teori Atom Bohr.
Bentuk dari teori atom Bohr bisa dikatakan seperti peredaran planet saat mengitari tata surya.
Eksperimen yang dilakukan Bohr menghasilkan elektron-elektron yang mengelilingi inti
atom yang terdiri dari Proton dan Neutron dan di  lintasan-lintasan tertentu disebut dengan
kulit elektron atau tingkat energi. Setelah mengelilingi inti atom, elektron itu bisa berpindah
dari satu kulit ke kulit lainnya dengan penyerapan atau pemancaran dari beberapa energi
tertentu.
Beberapa ahli mengatakan teori ini dengan sebutan Teori Atom Rutherford-Bohr. Penamaan
ini terjadi karena model atom Bohr merupakan modifikasi dari model atom Rutherford.
Inti dari teori atom Bohr dapat disimpulkan menjadi empat inti, yaitu
 Elektron mengelilingi atom pada orbit tertentu.
 Selama berada dalam lintasan, energi elektron tetap sehingga tidak ada energi yang
diserap atau dipancarkan.
 Elektron hanya bisa berpindah dari satu kulit ke kulit lainnya dengan menyerap atau
memancarkan energi.
 Lintasan-lintasan yang diperbolehkan elektron adalah lintasan-lintasan yang
mempunyai momentum sudut kelipatan bulat dari h2π (π=3,14)
Dalam parktiknya, teori atom Bohr memiliki beberapa kelemahan yaitu
 Teori atom ini tidak dapat menerangkan spektrum atom yang lebih besar daripada
hidrogen.
 Teori atom ini tidak bisa menjelaskan efek Zeeman.
5. Teori Atom Mekanika Kuantum (Werner Heisenberg dan Erwin Schrödinger)
Gambar dari materikimia.com
Alasan teori mekanika kuantum dikembangkan adalah untuk menyempurnakan teori atom
Bohr. Teori mekanika kuantum disempurnakan oleh Erwin Schrödinger yang merupakan
fisikawan dari Austria dan peraih Nobel Fisika pada tahun 1933.
Pengembangan teori atom modern berdasarkan hipotesis de Broglie. Menurut Louis de
Broglie, berlaku sifat dualisme pada elektron, yaitu elektron bukan hanya sekadar sebagai
partikel, tetapi juga sebagai gelombang. Dengan kata lain, elektron akan bergerak seperti
gelombang dan memiliki lintasan yang juga merupakan gelombang.
Bukan hanya Schrödinger yang mengembangkan teori atom modern, tetapi ada peneliti yang
bernama Werner Heisenberg. Heisenberg dan Schrödinger bekerja sama untuk
mengembangkan teori atom modern. Teori yang sudah dikembangkan oleh dua peneliti ini
saat ini disebut dengan teori atom mekanika kuantum.
Jika penelitian yang dilakukan Schrödinger berdasarkan hipotesis de Broglie maka penelitian
Heisenberg berdasarkan pada asas ketidakpastian Werner Heisenberg. Dari asas ini
Heisenberg menyimpulkan bahwa terdapat suatu keterbatasan dalam menentukan posisi dan
momentum elektron. Teori atom mekanika kuantum bisa dikatakan sebagai teori paling
mutakhir dari beberapa teori atom yang sudah dikembangkan.
Kesimpulan
Nah, itulah penjelasan tentang teori atom dalam perkembangan kajian ilmu fisika dan kimia.
Teori atom akan sering Grameds jumpai pada mata pelajaran fisika dan kimia, bahkan sejak
bangku sekolah dasar. Jadi perlu memahami teori ini dengan baik agar bisa menguasainya
dalam praktik kehidupan sehari-hari.
Pada dasarnya, partikel-partikel kecil yang menyusun materi kali pertama ditemukan oleh dua
orang ahli filsafat Yunani yaitu Leucippus dan Democritus sekitar 450 tahun sebelum masehi.
Dua orang filsuf Yunani yaitu Leucippus dan Democritus mengatakan bahwa setiap semua
materi disusun oleh partikel-partikel yang sangat kecil dan tidak dapat dibagi-bagi. Partikel-
partikel kecil.itu diberi nama atom.
Jadi, atom berasal dari bahasa Yunani yaitu atomos (berarti tidak dan tomos berarti terbagi).
Berdasarkan perkembangan teori atom yang ada dapat disimpulkan bahwa setiap tokoh teori
atom selalu mengembangkan dan memperbaiki teori atom dari peneliti sebelumnya.
Ikatan Kimia dan Jenisnya – Materi Kimia Kelas 10

Ikatan Kimia (Arsip Zenius)


Hi, guys! Gimana nih sekolahnya? Masih lancar dan semangat ‘kan ya? Kali ini gue mau
bahas tentang rangkuman materi ikatan kimia kelas 10. Ada apa aja? Baca terus aja deh.
Bingung nggak sih, kok kimia ada ikatannya? Sama seperti manusia ya ada ikatan antara gue
dan elo. Hihihi.  
Nah, kira-kira udah kebayang belum sih ikatan kimia itu apa dan bagaimana?
Garam merupakan salah satu contoh senyawa yang
dihasilkan dari ikatan kimia (Dok.pixabay.com/onefox)
Pernah nggak elo memperhatikan garam dapur itu tersusun dari atom apa aja? Yap, Na dan
Cl. 
Lho, kenapa mereka bisa bersatu dan membentuk senyawa garam dapur? Bagaimana cara
perpindahannya? Itu semua ada hubungannya dengan ikatan kimia, lho. Daripada bingung,
mending kita langsung ke rangkuman ikatan kimia aja, yuk!
Daftar Isi

 Apa Itu Ikatan Kimia?


 Teori Lewis dan Kossel
 Jenis jenis Ikatan Kimia

Apa Itu Ikatan Kimia?


Ikatan kimia merupakan gaya yang mengikat dua atom atau lebih untuk membuat senyawa
atau molekul kimia. Ikatan itulah yang akan menjaga atom tetap bersama dalam suatu
senyawa yang dihasilkan. 
Dengan kata lain, ikatan kimia dari dua atau lebih unsur disebut senyawa. Kayak di contoh
tadi ada senyawa dari garam dapur.
Namun, ikatan tersebut berbeda-beda lho, guys. Ada ikatan kuat seperti yang terjadi pada
ikatan logam, ikatan ion dan ikatan kovalen. Ada juga ikatan lemah yang terjadi pada
interaksi dipol-dipol, gaya dispersi London, dan ikatan hidrogen.
Semakin kuat ikatan kimia yang terjadi, maka akan semakin stabil senyawa yang
dihasilkannya. Sebaliknya, semakin lemah ikatan kimia yang terjadi, akan semakin tidak
stabil senyawa yang dihasilkannya, dan dapat mengalami reaksi lain untuk membuatnya lebih
stabil. 
Dalam pembentukannya, ikatan tersebut dipengaruhi oleh elektron valensi. Apa itu elektron
valensi? Yaitu elektron yang berada pada kulit terluar suatu atom. 
Di berbagai ujian seperti UTBK, ujian sekolah atau ujian mandiri PTN, elo bakal sering
nemuin pertanyaan “jelaskan pembagian ikatan kimia beserta contohnya”. Maka dari itu baca
terus artikel ini biar elo paham seluk-beluk ikatan kimia dan jawabin pertanyaan semacam
itu, ya!

Teori Lewis dan Kossel


Albrecht Kossel dan Gilbert. N. Lewis merupakan orang pertama yang telah berhasil dalam
menjelaskan bagaimana ikatan kimia dapat terbentuk. 
Teori Lewis
Teori pertama yang akan gue jelaskan adalah teori Lewis. Dinamakan teori Lewis, karena
teori ini datang dari Profesor Fisika dan Kimia dari Amerika Serikat, yaitu Gilbert. N. Lewis
pada tahun 1916 di dalam artikelnya “The Atom and The Molecules”.
Elo juga akan mengenal yang namanya struktur Lewis, yaitu langkah awal untuk menentukan
bentuk molekul. Elo bisa lihat pada contoh ikatan yang terjadi antara Litium (1 elektron),
Oksigen (6 elektron), dan Neon (8 elektron) berikut ini:

Simbol titik pada ikatan di atas merupakan jumlah elektron valensi dari masing-masing
atomnya.
Teori Kossel
Selanjutnya, ada Teori Kossel. Masih di tahun yang sama, Albrecht Kossel yang merupakan
ilmuwan dari Jerman, juga mengajukan teori yang hampir mirip dengan teori Lewis. Bedanya
terletak pada transfer elektron yang penuh antar atom-atomnya. Kamu bisa lihat teori Kossel
ini pada ikatan polar.
Selanjutnya, Lewis dan Kossel menjelaskan bahwa kestabilan gas mulia  dengan konfigurasi
elektron saling berhubungan. Di mana unsur gas mulia ternyata memiliki 8 elektron valensi,
sehingga memiliki sifat yang stabil (kecuali He yang hanya memiliki 2 elektron valensi).
Hal terpenting dari ikatan kimia adalah jenis-jenis ikatannya. Karena ini yang membagi
senyawa satu dengan yang lainnya. Yuk simak di bawah ini tentang jenis-jenis ikatan kimia.

Jenis jenis Ikatan Kimia


Selanjutnya gue mau ajak elo belajar tentang macam macam ikatan kimia dan contohnya.
Sebelumnya udahpernah gue bahas bahwa ikatan kimia ada yang kuat dan lemah. Untuk
ikatan kimia kuat terjadi pada ikatan-ikatan di bawah ini:
Ikatan Ionik
Ikatan ionik terjadi ketika ion positif dan negatif (gaya listrik Coulomb) pada setiap atomnya
membentuk sebuah ikatan kimia.
Ikatan ionik ini juga biasa disebut dengan ikatan elektrovalen. Contoh ikatan ion adalah
Natrium dan Fluorida (NaF). Jadi,ikatan pada senyawa NaF merupakan ikatan Ionik ya.

Terjadi perpindahan elektron valensi Na ke F untuk


membentuk senyawa yang stabil (sumber gambar: wikipedia)
Ikatan ionik hanya dapat terjadi antar unsur-unsur yang memiliki perbedaan
keelektronegatifan cukup besar. Sehingga, terjadi serah terima elektron seperti pada contoh di
atas.
Nah, itu tadi tentang ikatan ionik. Semoga penjelasan di atas bisa menjawab pertanyaan elo
jika pertanyaannya kayak “jelaskan pengertian ikatan ionik!”.
Dalam materi ikatan kimia juga ada ikatan kovalen, apa itu? Langsung cek bahasannya di
bawah.
Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen terjadi ketika ada pemakaian elektron ikatan secara bersama. Ketika ikatan
kovalen terjadi, maka kedua atom yang berikatan tersebut akan tertarik pada pasangan
elektron yang sama. Contoh ikatan kovalen terjadi pada atom H2.
Ikatan kovalen yang terjadi antara atom H
(sumber gambar: fluxsci.com)
Berbeda dengan ikatan ionik yang mengalami serah terima elektron. Untuk mencapai
konfigurasi elektron yang stabil, maka kedua atom H harus menggunakan elektron secara
bersama.
Ikatan Logam
Atom logam memiliki elektron valensi yang relatif kosong, hal itu dikarenakan jumlah
atomnya yang sedikit. Sehingga, ada perpindahan elektron antara satu atom ke atom yang
lain.
Kemungkinan untuk berpindah tersebut sangat besar, sehingga elektron valensinya berbaur
hingga menyerupai awan elektron yang membungkus ion positif di dalam atom.

Elektron valensi atom logam berbaur membungkus ion positif


(sumber gambar: socratic.org)
Ikatan yang terjadi tersebut membuat logam ketika ditempa hanya akan mengalami
pergeseran pada atom-atom penyusunnya, tapi ikatannya tetap ya, guys. Contoh ikatan logam
adalah magnesium (mg).
Gue harap pembahasan di atas elo perhatikan baik-baik ya. Seharusnya dari baca elo udah
bisa jawab pertanyaan kayak “jelaskan pembagian ikatan kimia beserta contohnya”. Elo bisa
jawab ikatan ionik dan contohnya adalah Natrium dan Fluorida, dan seterusnya.
Masih ingat kan pertanyaan yang sempet gue tanyain di atas. Gue yakin setelah belajar materi
ikatan kimia dan jenis-jenisnya elo udah ketemu jawabannya. Gue kasih satu pertanyaan lagi
nih, kali ini pilihan ganda.
Jelaskan senyawa menurut jenis ikatannya!
a. Senyawa magnesium klorida adalah contoh ikatan Ion
b. Senyawa Kalsium Sulfida merupakan contoh ikatan logam
c. Senyawa Amonia merupakan contoh ikatan kovalen
d. Senyawa galium adalah contoh ikatan logam
e. Senyawa gas oksigen adalah contoh ikatan ion
Coba dicari pernyataan mana aja yang benar, lalu coba dibenarkan ya bagian yang salah. Oh
iya jawabannya nggak cuma satu ya, jadi elo harus identifikasi satu-satu.
Daya Hantar Listrik dalam Larutan – Materi Kimia Kelas 10

Hai Sobat Zenius, elo masih inget nggak materi tentang kelarutan? Nah, kali ini gue mau
ngajak elo buat belajar tentang materi yang masih ada kaitannya dengan materi tersebut, yaitu
tentang pengertian dan penggolongan larutan berdasarkan daya hantar listrik. Nggak usah
lama-lama lagi, yuk simak penjelasan berikut!
Daftar Isi

 Pengertian Larutan
 Jenis Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listrik
 Penggolongan Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit
 Contoh Soal dan Pembahasan

Pengertian Larutan

Larutan Gula (Dok. Shutterstock)


Pada dasarnya, larutan merupakan sistem homogen yang terdiri dari 2 zat atau lebih, isinya
apa sih? Isinya adalah terlarut dan pelarut. Zat terlarut ini pada umumnya jumlahnya lebih
sedikit daripada pelarut. Biar elo ada bayangan gue contohin nih misalnya zat pelarutnya
adalah air panas, nah zat terlarutnya adalah gula, jadilah larutan gula. 
Terus, ternyata bentuknya nggak cuma cair lho, ada juga yang berbentuk gas dan padat.
Kalau yang berbentuk gas contohnya adalah campuran dari berbagai gas yang ada. Nah,
kalau yang berbentuk padat contohnya adalah emas. Gimana, elo udah ada bayangan dong
larutan itu kayak apa?

Jenis Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listrik


Oke, kita lanjut ke jenis-jenis larutan berdasarkan daya hantar listriknya.
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan digolongkan menjadi dua jenis, yaitu elektrolit
dan nonelektrolit. Perbedaan keduanya adalah ada pada daya hantar listrik di dalamnya. 

1. Larutan elektrolit merupakan larutan yang dapat membentuk ion-ion di dalam proses
pelarutannya, dengan begitu larutan tersebut memiliki kemampuan untuk
menghantarkan listrik. Contohnya, dalam sebuah percobaan, larutan ini dapat
digunakan untuk menyalakan sebuah lampu dan menghasilkan gelembung gas pada
elektrodanya.  

Senyawa pembentuk elektrolit ini ada dua, yaitu senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
Senyawa ion merupakan zat elektrolit yang kalau larut dalam air hasilnya adalah ion-ion,
contohnya NaCl dan garam lainnya.
Sedangkan, kovalen polar merupakan senyawa yang atom-atomnya bergabung melalui ikatan
kovalen. Terbentuknya senyawa kovalen diakibatkan oleh dua atom yang bergabung
mempunyai perbedaan keelektronegatifan. Contoh senyawa kovalen polar di antaranya asam
klorida, larutan amonia, dan asam cuka murni. 
Larutan Elektrolit (Dok. Kemendikbud.go.id) 

2. Larutan non-elektrolit merupakan larutan yang nggak bisa membentuk ion-ion dalam
pelarutnya, dengan demikian tentunya nggak bisa  menghantarkan listrik. Hal ini
dibuktikan dengan suatu percobaan yaitu larutan ini nggak memiliki kemampuan
untuk menyalakan lampu dan juga nggak bisa menghasilkan gas pada kedua
elektrodenya. Larutan yang demikian disebut non-elektrolit. Senyawa yang termasuk
dalam kelompok ini adalah urea, gula (glukosa atau sukrosa), alkohol dan senyawa-
senyawa kovalen non polar.

Larutan Non-elektrolit (Dok. Kemendikbud.go.id) 


Baca Juga: Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit – Materi Kimia Kelas 10

Penggolongan Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit


Nah, Sobat Zenius, sekarang gue mau jelasin ke elo kalau elektrolit dapat digolongkan
menjadi dua golongan. Apa aja sih? Jadi kalau berdasarkan kekuatan listriknya, larutan
elektrolit digolongkan menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Apa sih bedanya?

1. Larutan elektrolit kuat merupakan elektrolit yang punya kekuatan daya hantar listrik
besar, yang disebabkan oleh seluruh molekulnya dapat terionisasi dengan sempurna.
Larutan ini memiliki nilai α = 1 atau mendekati 1. Terus gimana dong caranya kita
untuk mengetahui kalau suatu larutan termasuk ke dalam golongan elektrolit yang
kuat?

Ada beberapa ciri yang bisa kita gunakan untuk menandainya, yaitu lampu menyala dengan
terang, terdapat banyak gelembung gas, dan persamaan reaksi ditandai dengan satu arah
panah ke kanan. Contoh elektrolit kuat adalah asam sulfat (air aki) dan natrium klorida
(garam dapur).

2. Larutan elektrolit lemah, merupakan elektrolit yang punya kekuatan daya hantar
listrik lemah, hal ini disebabkan karena hanya sebagian kecil molekulnya saja yang
terurai menjadi ion-ion. Nilai α pada larutan ini berada diantara 0 dan 1 (0 < α < 1).
Ciri-cirinya adalah lampu menyala redup atau tidak menyala, gelembung gas relatif
sedikit, dan persamaan reaksi ditandai dengan dua arah panah ke kanan dan ke kiri.
Contoh elektrolit lemah adalah cuka dapur (CH3COOH), semua jenis air (H2O),
amonium hidroksida (NH4OH). 

Baca Juga:  Pengertian dan Rumus Larutan Penyangga


Contoh Soal dan Pembahasan
Nah, Sobat Zenius, buat ngukur pemahaman elo tentang materi ini, gue akan ngasih contoh
soalnya ya!

1. Pada saat terjadi banjir, yang biasanya dilakukan adalah mematikan sekring. Hal ini
dilakukan agar….

A. Hemat listrik
B. Tidak terbakar
C. Tidak tersengat listrik
D. Tidak meledak
Jawaban: C. Tidak tersengat listrik 
Pembahasan: Pada saat banjir, mematikan sekring dilakukan agar tidak ada orang yang
tersengat listrik, sebab air banjir dapat menghantarkan arus listrik dari stop kontak atau kabel
listrik.
NaCl padat tidak menghantarkan listrik, sedangkan larutan NaCl dapat menghantarkan listrik.
Dari fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa ….
Jawaban: NaCl padat tidak terionisasi, tetapi bila dilarutkan dalam air akan terionisasi. 
Pembahasan: NaCl padat tidak dapat menghantarkan listrik karena pada kondisi padat tidak
terdapat ion-ion yang dapat bergerak bebas. Ketika NaCl dilarutkan dalam air, NaCl akan
terionisasi menjadi ion Na+ dan Ion Cl- yang dapat bergerak bebas sehingga larutan dapat
menghantarkan listrik.
Reaksi Redoks: Reduksi dan Oksidasi
Memahami bagaimana konsep reaksi reduksi dan oksidasi, atau disingkat redoks.

Bagi kalian yang sudah kelas 10 MIA pasti sudah pernah dengar tentang apa itu reaksi
redoks, kan? Hayoo masih inget, nggak?
Coba Sobat Pintar perhatikan fenomena gambar di atas. Pada gambar tersebut, kita bisa
melihat sebuah apel yang sedang mengalami proses pembusukan. Dalam proses kimia, reaksi
pembusukan apel tersebut terjadi karena adanya sebuah reaksi yang menyertainya, yaitu
reaksi redoks.
Yuk Sobat, kita simak apa sih itu reaksi redoks.
 Reaksi Redoks
Apa itu reaksi redoks? Reaksi redoks adalah singkatan dari reaksi reduksi dan oksidasi yang
berlangsung pada proses elektrokimia. Boleh dibilang, reaksi redoks adalah singkatan dari
reaksi reduksi dan oksidasi. Berikut pengertian dari kedua istilah tersebut.
Pengertian Reduksi
Reduksi adalah reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi dan kenaikan elektron.
Dapat dikatakan bahwa reduksi adalah reaksi dimana suatu zat kehilangan oksigen.
Pengertian Oksidasi
Oksidasi adalah reaksi yang mengalami peningkatan bilangan oksidasi dan penurunan
elektron. Dapat dikatakan bahwa oksidasi adalah reaksi dimana suatu zat mengikat oksigen.
 
Perhatikan contoh reaksi berikut ini:

Bagaimana penjelasan reaksi oksidasi dan reduksi pada contoh di atas? Besi (III) oksida
(Fe2O3) mengalami reduksi karena kehilangan atom oksigen dan berubah menjadi besi (2Fe).
Adapun karbon monoksida (3CO) mengalami reaksi oksidasi karena mengikat atom oksigen
dan berubah menjadi karbon dioksida (3CO2).
 
Konsep Bilangan Oksidasi
Konsep reaksi redoks yang melibatkan perpindahan elektron ini hanya bisa terjadi pada
senyawa ionik aja, sedangkan senyawa kovalen tidak. Oleh karena itu, muncul konsep redoks
yang ketiga, yaitu berdasarkan perubahan bilangan oksidasi (biloks).
Bilangan oksidasi adalah muatan positif dan negatif pada suatu atom. Unsur yang biloksnya
positif, biasanya merupakan atom-atom unsur logam, seperti Na, Fe, Mg, Ca, dan unsur
logam lainnya. Sementara itu, unsur yang biloksnya negatif, biasanya atom-atom unsur
nonlogam, seperti O, Cl, F, dan unsur nonlogam lainnya.
Berdasarkan konsep perubahan bilangan oksidasi, reaksi reduksi adalah reaksi yang
mengalami penurunan bilangan oksidasi. Sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi yang
mengalami kenaikan bilangan oksidasi.
Terdapat delapan aturan dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom yang harus Sobat
ketahui, antara lain adalah sebagai berikut.
1. Bilangan oksidasi unsur bebas dalam bentuk atom dan molekul adalah 0.
Contoh: bebas berbentuk atom
C, Ca, Cu, Na, Fe, Al, Ne = 0
Contoh: bebas berbentuk molekul
H2, O2, Cl2, P4, S8 = 0
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai
dengan jenis muatan ionnya.
Contoh:
Bilangan oksidasi ion monoatom Na+, Mg2+, dan Al3+ berturut-turut adalah +1, +2, dan +3.
Bilangan oksidasi ion poliatom NH4+, SO42-, dan PO43- berturut-turut adalah +1, -2, dan -3.
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan
golongannya.
IA = H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr = +1.
Contoh: Bilangan oksidasi Na dalam senyawa NaCl adalah +1.
IIA = Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra = +2.
Contoh: Bilangan oksidasi Mg dalam senyawa MgSO2 adalah +2.
IIIA = B, Al, Ga, In, Tl = +3
Contoh: Bilangan oksidasi Al dalam senyawa Al2O3 adalah +3.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
Contoh:
Bilangan oksidasi Cu = +1 dan +2.
Bilangan oksidasi Au = +1 dan +3.
Bilangan oksidasi Sn = +3 dan +4.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
Contoh:
NH4+ = +1 
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
Contoh:
H2O = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan
dengan non-logam = +1.
Contoh:
Biloks H dalam AlH3 = -1.
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O
dalam senyawa non-peroksida = -2.
Contoh:
Biloks O dalam BaO2 = -1.
 
Menentukan Reaksi Reduksi dan Oksidasi Berdasarkan Konsep Kenaikan dan
Penurunan Bilangan Oksidasi
Pada reaksi redoks, terdapat unsur-unsur yang bertindak sebagai reduktor dan oksidator. Zat
yang mengalami oksidasi itu disebut reduktor, sedangkan zat yang mengalami reduksi
disebut oksidator.
Coba perhatikan contoh berikut ini!
Reaksi: Mg(s) + 2HCl ----> MgCl2(aq) + H2(g)
Karena Mg merupakan unsur bebas, jadi biloks Mg = 0. Kemudian, biloks H pada senyawa
2HCl bernilai +1 karena unsur H berikatan dengan unsur lain dan H merupakan golongan IA.
Selanjutnya, karena H = +1, berarti Cl = -1 agar total biloks 2HCl = 0.
Di ruas sebelah kanan, biloks Mg pada senyawa MgCl adalah +2 karena Mg berikatan dan
merupakan unsur golongan IIA. Karena Cl memiliki indeks 2, maka biloks Cl = -1, agar total
biloks MgCl2 = 0. Kemudian, karena H2 merupakan unsur bebas, maka biloksnya bernilai 0.
Unsur Mg mengalami kenaikan biloks dari 0 ke +2, sehingga mengalami reaksi oksidasi.
Jadi, unsur Mg disebut sebagai reduktor. Sementara itu, unsur H mengalami penurunan biloks
dari +1 ke 0, sehingga mengalami reaksi reduksi. Jadi, HCl disebut sebagai oksidator.
 

Anda mungkin juga menyukai