Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR SAINS

MATERI DAN ENERGI

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 1:


ASTRI SIMBOLON
ILHAM ANJASSETYA PUTRA
MUHAMMAD HARIS N
NAZLA NAMIRA S

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
TAHUN AJARAN 2023/2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
TEORI PRAKTIKUM
TUJUAN PRAKTIKUM
CARA KERJA
HASIL PRAKTIKUM
ANALISA DAN PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I. TEORI PRAKTIKUM
Semua benda di alam ini baik tumbuhan, hewan, maupun manusia termasuk materi. Materi
adalah sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang (pembangun organisme hidup
dan tak hidup). Energi adalah satu kemampuan untuk melakukan kerja atau kegiatan untuk
menghasilkan perubahan (diperlukan untuk kelangsungan hidup organisme).Istilah materi
meliputi segala sesuatu yang dapat dilihat dan disentuh (pohon, air, tanah) dan yang tidak
dapat dilihat dan disentuh (udara). Setiap materi memiliki sifat terntentu yang khas, yang
memudahkan untuk dikenali dan dibedakan dengan zat lainnya. Sifat materi dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu sifat fisika dan sifat kimia.
1. Sifat Fisika
Sifat fisika adalah sifat yang dapat diukur dan diteliti tanpa mengubah komposisi atau
susunan dari zat tersebut. Sifat fisika berkaitan dengan wujud (gas, cair, atau padat) atau
penampakannya (densitas, warna, kekerasan, titik leleh dan titik didih). Sifat fisika pun
dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Sifat Ekstensif yaitu: Sifat ini berdasarkan sifat zat yang dibedakan menurut jumlah
dan ukurannya. Sebagai contoh panjang, volume, massa. Apabila ukuran zat berubah
maka panjang, volume, serta massanya pun berubah.
b. Sifat Intensif yaitu: Sifat ini tidak dipengaruhi oleh jumlah dan ukurannya. Sebagai
contohnya adalah titik leleh, titik didih, densitas (massa jenis).
2. Sifat Kimia
Sifat kimia adalah sifat yang untuk mengukur atau mengetahuinya diperlukan
Perubahan atau reaksi kimia. Sifat kimia adalah sifat yang mengalami perubahan kimia,
seperti perubahan kertas, pengkaratan besi, pembusukan kayu. Pengkaratan
mengakibatkan perubahan komposisi (dari besi (Fe) menjadi besi dioksida (Fe2O3).
Kualitas yang khas dari suatu zat yang menyebabkan zat itu berubah baik sendiri
maupun karena berinteraksi dengan zat lain dan dengan berubah itu membentuk bahan-
bahan yang berlainan. Materi di alam bebas, banyak mengalami perubahan. Perubahan
yang dapat terjadi seperti pembusukan, pengkaratan, perubahan wujud seperti mencair,
meleleh, dan mendidih. Perubahan-perubahan yang terjadi pada materi terbagi menjadi
dua, yaitu :
a. Perubahan Fisika yaitu: Perubahan fisika adalah perubahan materi yang tidak disertai
pembentukan zat yang jenisnya baru. Perubahan fisika merupakan perubahan yang
bersifat sementara dan dapat kembali ke bentuk awalnya, seperti membeku, mencair,
menguap mengembun, menyublim, dan mengkristal.
b. Perubahan Kimia yaitu: Perubahan kimia adalah perubahan materi yang menghasilkan
jenis dan sifat materi yang berbeda (baru) dari zat awalnya. Perubahan materi secara
kimia akan menyebabkan terbentuknya zat baru, pada perubahan kimia akan berubah
komponen penyusun materi tersebut. Perubahan kimia biasanya terjadi bersamaan
dengan reaksi kimia yang juga membutuhkan energi. Sifat dari perubahan kimia adalah
tetap atau permanen, yaitu perubahan yang tidak dapat kembali ke bentuk semula
dikarenakan telah terjadi perubahan komponen penyusun materi tersebut. Sebagai
contoh adalah besi yang berkarat, nasi yang sudah basi, dan kertas yang dibakar.

II. TUJUAN PRAKTIKUM


Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini, supaya:
- Dapat mengetahui sifat fisika dan kimia suatu zat serta perubahannya.
- Dapat melakukan analisa percobaan praktik dengan baik dan benar
- Dapat mengetahui reaksi Analisa yang terjadi

III. CARA KERJA


1. Perbandingan Sifat Senyawa dengan Unsur Komponennya
- Beberapa senyawa diamati & dituliskan sifat fisik dari masing-masing senyawa-
Sifat fisik senyawa tersebut dibandingkan dengan sifat fisik untuk atau komponen
penyusunnya
2. Kalor dan Perubahan Kimia
- Dipanaskan sepotong garam dapur di dalam tabung reaksi. Semua perubahan diamati
dan dicatat.
- Dipanaskan sedikit gula pasir di dalam tabung reaksi sampat terdapat perubahan
(tidak dipanaskan terlalu lama). Diamati perubahan yang terjadi.
- 5 mL larutan HCl dimasukkan ke dalam tabung reaksi, dicatat suhu awal larutan
dengan termometer. Ditambahkan sepotong kecil logam Zn (seng), kemudian dicatat
suhu tertingginya. Diamati perubahan yang terjadi.
- Disiapkan 4 tabung reaksi yang masing-masing tabung diisi larutan NaCl encer.
Tabung reaksi pertama ditambahkan setetes larutan AgNO3 encer; tabung reaksi
kedua ditambahkan setetes larutan Ca(NO3)2 encer; tabung reaksi ketiga
ditambahkan setetes larutan Pb(NO3)2 dan tabung reaksi keempat ditambahkan
setetes laruutan KNO3 encer. Semua perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
- Disiapkan cawan penguap yang berisi aquadest di dekat alat pembakar. Sepotong
pita Mg (magnesium) diambil dan dijepit pada tang atau gegep besi. Pita Mg
dipanaskan dalam api sampai terbakar. Abunya dimasukkan ke dalam cawan yang
berisi aquadest, abu dan aquadest tersebut diaduk dengan batang pengaduk.
- Larutan yang terbentuk diperiksa menggunakan kertas lakmus merah. Perubahan
yang terjadi diamati. Jika lakmus merah berubah menjadi biru, berarti ada zat baru
yang terbentuk dan larut dalam air.
3. Kekelahan Massa pada Suatu Perubahan Kimia
- Disiapkan dua tabung reaksi. Tabung pertama diisi larutan Na2CO3 1M sebanyak
5mL. Tabung kedua diisi larutan CaCl2 1M sebanyak 5mL. Kedua tabung reaksi
tersebut dimasukkan ke dalam piala gelas kecil dan ditimbang dengan hati-hati.
- Larutan di tabung reaksi dituang ke tabung lainnya dengan sangat hati-hati (jangan
ada setetes yang tercecer). Diamati perubahan yang terjadi.
- Ditimbang kembali kedua tabung reaksi tersebut di dalam gelas piala. Dicatat
bobotnya setelah ada pencampuran larutan di dua tabung tersebut.
- Diulangi langkah 1-3 dengan tabung pertama diisi larutan Na2CO3 1M sebanyak
5mL dan tabung kedua diisi larutan HCl 3M sebanyak 5mL. Setelah dicampurkan,
kemudian larutan dipanaskan dengan api kecil. Diamati dan dicatat bobot sebelum
dan sesudah pencampuran dan dipanaskan.

IV. HASIL PRAKTIKUM


V. ANALISA DAN PEMBAHASAN
1. Perbandingan Sifat Senyawa dengan Unsur Komponennya
2. Hasil Analisa Kalor dan Perubahan Kimia
3. Kekekalan Massa pada Suatu Perubahan Kimia
VI. DAFTAR PUSTAKA
Natajukobit
Vogel, Arthur; Svehla, G. 1979. Textbook of Macro And Semimicro Qualitative Inorganic
Analysis Fifth Edition. London: Longman Group Limited
Afnidar, M.Sc. 2019. Materi dan Sifatnya. Jakarta: Universitas Terbuka.
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR SAINS
STOIKIOMETRI

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 1:


ASTRI SIMBOLON
ILHAM ANJASSETYA PUTRA
MUHAMMAD HARIS N
NAZLA MAHIRA

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
TAHUN AJARAN 2023/2024
I. TEORI PRAKTIKUM
Stoikiometri adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari dan menghitung kuantitas
yang terdapat pada suatu zat. Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoiceon (unsur)
dan metrein (mengukur). Stoikiometri berarti mengukur unsur-unsur, dalam hal ini adalah
partikel atom ion, molekul yang terdapat dalam unsur atau senyawa yang terlibat dalam
reaksi kimia. Stoikiometri menghitung hubungan antara jumlah reaktan (zat yang bereaksi)
dan produk dalam suatu reaksi kimia yang didasarkan pada hukum-hukum dasar kimia dan
reaksi. Stoikiometri reaksi adalah penentuan perbandingan massa unsur-unsur dalam
senyawa dalam pembentukan atau reaksi senyawanya. Pada perhitungan kimia secara
stoikiometri, biasanya diperlukan hukum-hukum dasar kimia.
- Hukum Kekekalan Massa dikemukakan pertami kali oleh Antonio Laurent Lavoisier
(1785). Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa massa sebelum reaksi sama dengan
massa sesudah reaksi, hal ini dibuktikan dengan menimbang massa zat reaktan sebelum
bereaksi dan setelah direaksikan menjadi produk. Produk yang dihasilkan dari reaksi kimia
dapat berubah wujud menjadi endapan ataupun gas, tetapi secara teoritis dapat dihitung
massa gas yang dihasilkan dari reaksi tersebut menggunakan hukum kekekalan massa.
- Hukum Perbandingan Tetap Hukum perbandingan tetap pertama kali dikemukakan oleh
Joseph Louis Proust (1804). Hukum perbandingan tetap atau Hukum Proust menyatakan
bahwa setiap senyawa terbentuk dari unsur-unsur perbandingan tetap.
- Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton) Hukum Perbandingan Berganda pertama
kali dikemukakan oleh John Dalton. Hukum Dalton merupakan pengembangan dari teori
Hukum Proust. Hukum Dalton menyatakan bahwa jika dua jenis unsur dapat membentuk
lebih dari satu macam senyawa, maka perbandingan massa salah satu unsur yang terikat
pada massa unsur lain yang sama merupakan bilangan bulat dan sederhana.
- Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay Lussac) Hukum perbandingan volume
pertama kali dikemukakan oleh Joseph Gay-Lussac pada tahun 1808. Hukum Gay Lussac
menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas-gas yang bereaksi
dengan volume gas hasil reaksi membentuk perbandingan bulat dan sederhana. Hukum Gay
Lussac terbatas hanya pada senyawa-senyawa yang bereaksi dalam wujud gas. Gay Lussac
berpendapat bahwa atom-atom akan saling berjauhan satu sama lain dalam keadaan gas
sehingga jika dibandungkan dengan ruang yang ditempati atom-atom sendiri, ruang antara
atom-atom jauh lebih besar. Oleh karena itu, volume semua atom-atom gas dapat dikatakan
sama. Artinya, massa gas pada volume yang sama sebanding dengan massa atimnya dan
pada volume yang sama memiliki jumlah atom yang sama juga.
Hukum Avogadro pertama kali dikemukakan oleh Amedeo Avogadro tahun 1811. Hukum
Avogadro menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya
sama mengandung partikel yang sama pula. Untuk massa dari suatu gas ideal tertentu,
volume sebanding dengan jumlah (mol) gas tersebut jika diukur pada suhu dan tekanan yang
konstan (hukum gas ideal).

II. TUJUAN PRAKTIKUM


Adapun tujuan dalam melakukan praktikum ini adalah :
- Untuk dapat mempelajari hubungan massa antar unsur dalam suatu senyawa
(Stiokiometri Senyawa) dan antar zat dalam suatu reaksi kimia (Stiokiometri Reaksi)
- Dapat menganalisis pengaruh reaksi yang digunakan dalam percobaan bahan
- Dapat melakukan praktikum/analisis percobaan dengan baik dan benar

III. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Pengaruh banyaknya reaksi yang terbatas
- Disiapkan 6 tabung reaksi dengan diamter yang sama dan dilengkapi dengan sumbat
karet yang baik
- Tabung reaksi tersebut ditempatkan di rak tabung reaksi.
- Ditambahkan 5mL larutan Na2CO3 ke dalam masing-masing tabung reaksi
menggunakan pipet.
- Ditambahkan CaCl2 ke dalam masing-masing tabung reaksi dengan konsentrasi 1M ;
0.5M ; 0.5M ; 1M ; 0.1M ; 0.05M dan tabung reaksi ditutup dengan sumbat karet.
Tabung reaksi dikocok kuat dan jumlah pengocokan untuk setiap tabung diharuskan
sama.
- Tabung reaksi yang sudah diberi larutan CaCl2 dibiarkan selama 15-20 menit sampai
endapan terkumpul di dasar tabung. Kemudian tinggi endapan yang terbentuk diukur.
- Endapan yang terbentuk pada tiap tabung reaksi dibandingkan dengan tabung nomor
3 (CaCl2 0.5M)
2. Hubungan antara mol pereaksi dengan mol produk
- Disiapkan 3 buah erlenmeyer dan ditambahkan larutan HCl 1 M sebanyak 50mL.
Dituangkan menggunakan corong agar tidak mengenai leher erlenmeyer.
- Ditimbang 10cm pita Mg (magnesium) dan dihitung panjang pita yang dibutuhkan
untuk mendapatkan Mg sebanyak 0,3 gram ; 0,6 gram ; dan 1,2 gram. Pita Mg
dililitkan dan ditempatkan di ujung leher erlenmeyer. Pita Mg dihindari bersentuhan
dengan HCl di dalam erlenmeyer. Pada leher erlenmeyer, dipasang balon yang
menutupi semua leher erlenmeyer.
- Pita Mg yang sudah dililitkan dan dipasang penutup balon, didorong dengan jari dari
luar balon sampai pita Mg terjatuh dan masuk ke dalam larutan HCl. Dilakukan hal
yang sama pada semua pita Mg di erlenmeyer lain. Erlenmeyer sesekali diputar dan
diamati sampai tidak terjadi reaksi antara pita Mg dan HCl.
IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN
(STOIKIOMETRI)
1. Pengaruh banyaknya reaksi yang terbatas
2. Hubungan Antara Mol Peraksi dengan Mol Produk

Anda mungkin juga menyukai