Anda di halaman 1dari 10

Kimia Deskriptif Dan Teoritis

ILMU KIMIA

Ilmu kimia adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang


materi yang meliputi struktur, susunan, sifat dan perubahan materi serta
energi yang menyertainya. Sebagian besar ilmu kimia merupakan ilmu
percobaan dan sebagian besar pengetahuannya diperoleh dari penelitian
di laboratorium.

Perkembangan Ilmu Kimia


Berikut ini adalah sejarah dari ilmu kimia, yaitu:
1. Sekitar tahun 3500 SM, di Mesir Kuno sudah mempraktekkan reaksi
kimia (misal : cara membuat anggur, pengawetan mayat).
2. Pada abad ke-4 SM, para filosofis Yunani yaitu Democritus dan
Aristoteles mencoba memahami hakekat materi.
Menurut Democritus setiap materi terdiri dari partikel kecil yang
disebut atom.
Menurut Aristoteles materi terbentuk dari 4 jenis unsur yaitu : tanah,
air, udara, dan api.
3. Abad pertengahan (tahun 500-1600), yang dipelopori oleh para ahli
kimia Arab dan Persia.
Kimia lebih mengarah ke segi praktis. Dilihat berbagai jenis zat seperti
: alkohol, arsen, zink iodide, asam sulfat dan asam nitrat.
Nama ilmu kimia lahir dari kata dalam bahasa Arab (al-kimiya yang
artinya perubahan materi) oleh ilmuan Arab Jabir ibn Hayyan (tahun 700-
778).
4. Abad ke-18, muncul istilah Kimia Modern. Dipelopori oleh ahli kimia
Perancis Antoine Laurent Lavoisier (tahun 1743-1794) yang berhasil
mengemukakan Hukum Kekekalan Massa.
5. Tahun 1803, seorang ahli kimia Inggris bernama John Dalton (tahun
1766-1844) mengajukan teori atom untuk pertama kalinya. Sejak itu, ilmu
kimia terus berkembang pesat hingga saat ini.

Bidang Kajian Ilmu Kimia


Ilmu kimia mengkaji berbagai bidang, yaitu:
1. Struktur materi adalah mencakup struktur partikel-partikel penyusun
suatu materi atau menggambarkan bagaimana atom-atom penyusun
materi tersebut saling berikatan.
2. Susunan materi adalah mencakup komponen-komponen pembentuk
materi dan perbandingan tiap komponen tersebut.
3. sifat materi adalah mencakup sifat fisis dan sifat kimia. Sifat suatu
materi dipengaruhi oleh : susunan dan struktur dari materi tersebut.
4. perubahan materi adalah meliputi perubahan fisis/fisika (wujud) dan
perubahan kimia (menghasilkan zat baru).
5. energi yang menyertai perubahan materi adalah menyangkut
banyaknya energi yang menyertai sejumlah materi dan asal-usul energi
itu.

Manfaat mempelajari ilmu kimia


Adapun manfaat dari mempelajari ilmu kimia, yaitu:
1. Pemahaman kita menjadi lebih baik terhadap alam sekitar dan
berbagai proses yang berlangsung di dalamnya.
2. Mempunyai kemampuan untuk mengolah bahan alam menjadi produk
yang lebih berguna bagi manusia.
3. Membantu kita dalam rangka pembentukan sikap.

Secara khusus, ilmu kimia mempunyai peranan sangat penting dalam


bidang: kesehatan, pertanian, peternakan, hukum, biologi, arsitektur dan
geologi.
Dibalik sumbangannya yang besar bagi kehidupan kita, secara jujur
harus diakui bahwa perkembangan ilmu kimia juga memberikan dampak
negative bagi kehidupan manusia.
MATERI

Dalam ilmu kimia kita dapat mengetahui bagaimana benda atau


materi di alam raya dapat diubah dari bentuk yang ada dengan sifat-sifat
tertentu menjadi bentuk-bentuk lain dengan sifat-sifat yang berbeda.
Misalnya: ilmu kimia memberikan pengetahuan yang memungkinkan
untuk perubahan bentuk minyak alami menjadi berbagai jenis bahan baku
sejumlah plastik, obat-obatan, dan pestisida.
Materi itu sendiri didefinisikan sebagai setiap objek atau bahan yang
membutuhkan ruang dan jumlahnya diukur oleh suatu sifat yang disebut
massa. Sedagkan massa itu sendiri hanyalah salah satu dari banyak sifat
atau ke-khasan materi yang dapat dikenal dan dibedakan dari lainnya.

Sifat-sifat materi:
Materi memiliki beberapa sifat yang harus kita ketahui, yaitu:
1. Sifat instrinsik
Sifat instrinsik adalah kualitas yang bersifat khas tiap materi, tidak
peduli bentuk dan ukuran (jumlah) materi itu. Contoh : kerapatan, warna,
titik didih, rasa, dll.
2. Sifat ekstrinsik
Sifat yang besarnya bergantung pada bentuk dan ukuran (jumlah)
materi. Contoh : massa, volume, dll.
Sifat materi dapat juga digolongkan ke dalam sifat fisika dan sifat kimia,
yaitu :
1. Sifat fisis/fisika adalah sifat yang berkaitan dengan penampilan atau
keadaan fisis materi, yaitu kerapatan, warna, massa, volume, daya hantar,
dll.
2. Sifat kimia adalah sifat yang berkaitan dengan perubahan kimia yang
dapat dialami oleh suatu materi, misalnya dapat terbakar, berkarat,
mudah bereaksi, beracun, dll.
Sifat fisis dapat berupa sifat ekstensif atau sifat intensif, tetapi sifat
kimia tergolong sifat intensif. Kualitas yang khas dari suatu materi yang
menyebabkan materi itu berubah, baik materi itu sendiri maupun dengan
berinteraksi dengan materi lain. Dalam perubahan kimia, materi diubah
secara sempurna menjadi materi yang berbeda.

Perubahan Materi
Berikut ini adalah perubahan materi, yaitu:
1. Perubahan fisika
Perubahan fisika adalah perubahan zat yang tidak menghasilkan zat baru,
hanya menyangkut perubahan keadaan (bentuk dan wujud).
Contoh : air menguap, es mencair, lampu pijar menyalar, dll.
2. Perubahan kimia
Perubahan kimia adalah perubahan zat yang menghasilkan zat baru yang
hakekatnya zat mula-mula berbeda dengan zat baru yang dihasilkan.
Contoh : kertas terbakar, nasi menjadi basi, pembuatan tape, dll.
UNSUR, SENYAWA, CAMPURAN, DAN LARUTAN

Unsur
Unsur adalah materi yang tidak bisa terurai dengan perubahan kimia
menjadi zat yang lebih sederhana.
Unsur terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Unsur logam
Unsur logam adalah unsur yang berwujud padat pada suhu kamar, dapat
ditempa dan diregangkan, mengkilap jika digosok dan dapat menjadi
penghantar listrik dan penghantar panas. Contoh : kalsium (Ca), timah
(Sn), perak (Ag), dll.
2. Unsur non logam
Unsur yang berwujud padat, cair atau gas pada suhu kamar, rapuh dan
tidak dapat ditempa, tidak mengkilap walau digosok (kecuali intan) tidak
bisa menjadi penghantar/non-konduktor (kecuali grafit). Contoh : argon
(Ar), belerang (S), hidrogen (H), oksigen (O), dll.
Secara umum unsur-unsur dalam susunan berkala dibagi dalam tiga
kelompok:
a. Unsur-unsur utama (representatif)
Pengisian elektronnya berakhir pada subkulit s atau p oleh karena itu
merupakan golongan-golongan A : IA, IIA, IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, VIIIA,
kecuali H(hydrogen).
b. Unsur-unsur transisi
Pengisian elektronnya berakhir pada subkulit d.
Merupakan golongan B
Terdapat tiga kolom yang merupakan golongan VIIIB, yaitu unsur-unsur
yang pengisian elektronnya berakhir pada subkulit s-d sebanyak 8, 9, dan
10 elektron.
c. Unsur-unsur transisi dalam
Pengisian elektronnya berakhir pada subkulit f. Dijumpai pada f prioda ke
6 dan 7.
Unsur transisi dalam ini dibagi menjadi 2 kelompok:
1. Lantanida; yaitu unsur-unsur yang pengisian elektronnya berakhir pada
subkulit 4f.
2. Aktinida; yaitu unsur-unsur yang pengisian elektronnya berakhir pada
subkulit 5f.

Senyawa
Senyawa adalah zat tunggal yang secara kimia dapat diuraikan lagi
menjadi zat - zat yang lebih sederhana. Atau dengan kata lain Senyawa
didefinisikan sebagai gabungan dua unsur atau lebih secara kimia dengan
perbandingan tertentu. Senyawa termask zat tunggal karena
komposisinya selalu tetap.
Ciri - ciri Senyawa :
Merupakan zat tunggal
terbentuk dari dua unsur atau lebih yang berbeda jensi dengan
perbandingan tertentu dan tetap
sifat senyawa berbeda dengan sifat - sifat unsur penyusunnya
senyawa dapat diuraikan menjadi unsur - unsurnya dengan cara kimia
Contoh : air (H2O), garam dapur (NaCl), karbon dioksida (CO2), dll.

Campuran
Campuran adalah gabungan dua zat atau lebih dengan perbandingan
yang tidak tentu dan tidak tetap, sifat - sifat zat asal masih tetap tampak
dan dapat dipisahkan secara fisis.
Campuran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Campuran homogen : penggabungan 2 zat tunggal atau lebih yang
semua partikelnya menyebar merata sehingga membentuk fasa.
Campuran homogen sering disebut dengan larutan. Contoh : larutan gula,
larutan garam, dll.
b. Campuran heterogen : campuran antara dua macam atau lebih zat
yang partikel-partikel penyusunnya masih dapat dibedakan satu sama
lainnya.
Contoh : susu, asap, minyak dengan air, air kapur, dll.
Larutan
Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling
melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan
lagi secara fisik. Berikut ini adalah sifat dari larutan, yaitu :
a. Dalam larutan itu terdiri atas dua zat atau lebih yang setiap partikel
penyusunnya menyebar dan merata diseluruh larutan.
b. Dalam larutan ukuran partikel larutan itu kurang dari 10 nm.
c. Setiap partikel penyusun larutan menyebar merata di seluruh larutan.
Larutan itu juga terdiri atas dua komponen, yaitu
Komponen dengan jumlah yang sedikit biasanya dinamakan zat
terlarut.
Pelarut adalah komponen yang jumlahnya lebih banyak atau yang
strukturnya tidak berubah.
Berikut ini adalah hal-hal yang dapat mempengaruhi proses kelarutan
dalam suatu zat, yaitu suhu, ukuran zat terlarut, volume dalam larutan
dan pengadukan.
Contoh larutan dalam kehidupan sehari-hari :
- Larutan udara, di dalamnya terdapat komposisi antara oksigen
dengan gas-gas lainnya yang terdapat dalam nitrogen.
- Etanol dalam air
- Susu kental manis dalam air.

HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA

Dalam mempelajari hukum dasar dan perhitungan kimia, terdapat


suatu konsep yang menghubungkan suatu satuan dengan satuan kimia
yang lain. Konsep mol, perhitungan kimia, dan penentuan rumus kimia
didasari oleh hukum-hukum dasar kimia, yaitu hukum kekekalan massa,
hukum perbandingan tetap, hukum kelipatan perbandingan, hukum
perbandingan volum, dan hipotesis avogardo.

Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoiser)


Suatu reaksi terjadi karena adanya pemutusan ikatan-ikatan pada zat-
zat pereaksi dan selanjutnya terjadi pembentukan ikatan lagi pada zat
hasil reaksi. Bagaimana dengan massa zat-zat pada reaksi itu?
Penelitian tentang massa zat- zat pada reaksi telah dicoba sejak dulu.
Sampai pertengahan abad ke-18 para ahli kimia masih menduga bahwa
sebagian massa zat ada yang hilang setelah terjadinya reaksi kimia,
seperti pembakaran kayu akan menghasilkan abu yang rapuh dan ringan
dibandingkan dengan kayu yang dibakar sebelumnya. Mereka menduga
bahwa sesuatu telah menghilang pada saat pembakaran.
Sesuatu itu disebut flogiston. Teori flogiston itu hilang setelah
Antoine Laurent Lavoisier (1743 1794) seorang ilmuwan Perancis
menerbitkan bukunya berjudul Traite Elementaire de Chemie. Dalam buku
itu, Lavoisier mengemukakan bahwa jika suatu reaksi kimia dilakukan
dalam tempat tertutup, sehingga tidak ada hasil reaksi yang keluar dari
tempat tersebut, ternyata massa zat sebelum reaksi dan sesudah reaksi
adalah tetap. Inilah yang disebut sebagai Hukum Kekekalan Massa.
Hukum Kekekalan Massa, berbunyi: Dalam setiap reaksi kimia, jumlah
massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.

Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)


Garam dapur atau natrium klorida merupakan suatu senyawa yang
sangat berguna untuk kesehatan tubuh kita, juga membuat makanan
menjadi enak rasanya. Unsur-unsur pembentuk natrium klorida yaitu
logam natrium dan gas klor yang masing-masing memiliki sifat yang
berbeda.
Logam natrium apabila direaksikan dengan air dapat meledak. Gas klor
dalam jumlah yang cukup apabila terisap pada saat bernapas dapat
menimbulkan iritasi pada selaput lendir hidung. Jadi, suatu senyawa
merupakan zat baru yang sifatnya berbeda dengan unsur- unsur
pembentuknya.
Joseph Louis Proust (1754 1826) adalah ilmuwan yang pertama
menemukan fakta tentang perbandingan massa dari unsur-unsur dalam
senyawa dengan melakukan percobaan-percobaan yang kemudian dikenal
sebagai Hukum Perbandingan Tetap.
Hukum Perbandingan Tetap berbunyi: Perbandingan massa unsur-unsur
penyusun suatu senyawa selalu tetap.

Hukum Kelipatan Perbandingan (Hukum Dalton)


Beberapa unsur dapat membentuk senyawa dengan berbagai
perbandingan, misalnya karbon dengan oksigen dapat membentuk karbon
monoksida dan karbon dioksida dengan rumus CO dan CO2 . Dari
beberapa penelitian terhadap senyawa- senyawa yang membentuk lebih
dari satu rumus, Dalton mengemukakan suatu pernyataan yaitu sebagai
berikut.Jika ada dua senyawa yang dibentuk dari dua unsur yang sama
dan massa satu unsur pada kedua senyawa itu sama maka massa unsur
yang lainnya mempunyai angka perbandingan yang sederhana dan
bulat.

Hukum Perbandingan Volum (Gay Lussac)


Dalton berhasil menyelidiki hubungan massa antara zat-zat yang
membentuk suatu senyawa. Pada tahun 1808 Josep Louis Gay Lussac dari
Perancis menyelidiki hubungan dari Perancis menyelidiki hubungan reaksi
kimia. Ia menemukan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, satu
volum gas oksigenbereaksi dengan dua volum gas hidrogen
menghasilkandua volum uap air.
Dari data percobaan tersebut Gay Lussac menyimpulkan: Pada
temperatur dan tekanan yang sama, perbandingan volum gas-gas yang
bereaksi dan gas hasil reaksi merupakan bilangan bulat dan sederhana.

Hipotesis Avogadro
Pada tahun 1811, seorang ahli fisika dari Italia bernama Amadeo
Avogadro berpendapat bahwa ada hubungan antara jumlah partikel-
partikel dalam gas dan volum gas, yang tidak bergantung pada jenis gas.
Hipotesis ini dijadikan suatu hukum, yang dikenal sebagai Hukum
Avogadro.
Hipotesis Avogadro berbunyi: Pada temperatur dan tekanan yang
sama, semua gas pada volum yang sama mengandung jumlah molekul
yang sama pula.

Anda mungkin juga menyukai