Anda di halaman 1dari 10

CRITICAL JOURNAL REVIEW

“SEBUAH PENELITIAN AWAL TENTANG EFEK INDUSTRI PAKAIAN


TERHADAP POLUSI AIR DI BEKASI”

OLEH:

KELOMPOK VI

JESI IRENE AGUSTA MANURUNG 4173331025

ANNISA SYAHRINI 4173331008

MADIHA SOLEHA HASIBUAN 4173131022

AIN DONASARI 4173331004

KELAS KIMIA DIK C 2017

MATA KULIAH KIMIA LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
penulis masih dapat membuat tugas Critical Journal Review (CJR) ini tepat pada
waktunya.
CJR ini membahas tentang “Sebuah Penelitian Awal Tentang Efek
Industri Pakaian Terhadap Polusi Air Di Bekasi”. Adapun tugas ini di buat untuk
memenuhi tugas CJR mata kuliah Kimia Lingkungan, penulis berharap CJR ini
menjadi salah satu referensi bagi pembaca bilamana hendak mencari jurnal.
Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat di harapkan
supaya makalah CJR ini menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis mengucapkan
terimakasih kepada pembaca atas perhatiannya.

Medan, 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENGANTAR ............................................................................................. 1
1.1 Identitas Jurnal .................................................................................................. 1
1.2 Pendahuluan ...................................................................................................... 1
BAB II METODOLOGI PENELITIAN ................................................................. 3
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 4
3.1 Sebelum Proses Pencucian ................................................................................ 4
3.2 Setelah Proses Pencucian .................................................................................. 4
3.3 Data analisis ...................................................................................................... 5
BAB IV KESIMPULAN ........................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 7

ii
BAB I
PENGANTAR
1.1 Identitas Jurnal :
Judul : An Initial Study Of Laundry Industrial Effects To The
Water Pollution In Bekasi
Nama Pengarang : Titia Izzati ,NurEndahRetno Wuryandari, Shiela Ayudia,
Firman syafei , Fajar Triyadi
ISSN : 2319-7668
Jenis Jurnal : IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM)
Tahun : 2016
Volume : Volume 18
Hal : 109-111
1.2 Pendahuluan
Polusi lingkungan dapat menjadi kesenjangan yang mengganggu dalam
kehidupan manusia. Salah satu pencemaran lingkungan yang sering terjadi saat ini
adalah massa pencemaran air. Polusi terjadi ketika komposisi substansi atau zat
yang ada di udara melebihi ambang yang ditentukan. Kehadiran bahan kimia itu
melebihi batas dapat membahayakan kesehatan manusia, dan juga dapat
mengganggu kehidupan hewan dan tumbuhan. Dengan timbulnya polusi juga
dapat mengganggu iklim (cuaca) yang diakibatkan oleh aktivitas manusia dan
Kemajuan teknologi terutama disebabkan oleh proses pembakaran bahan bakar
industri atau kendaraan bermotor, maka dapat mengarah pada air tanah asam
karena banyak jenis gas yang diproduksi dan dicampur dengan udara sebagai
kontaminan.
Saat ini banyak layanan laundry rumah tumbuh dengan cepat dari
pertumbuhan populasi dan industri Khususnya di area tertentu di sekitar Bekasi.
Bekasi adalah salah satu daerah di negara bagian Jawa Barat yang termasuk
memiliki populasi terbesar. Dengan semakin meningkatnya bisnis cucian rumah,
pencemaran lingkungan di Jawa Barat area akan meningkat juga. Bahan kimia
yang merupakan polutan udara adalah karbon dioksida (CO2), karbon monoksida
(CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NO2), hidrokarbon, partikulat dan
logam berat.

1
Limbah cair pada cucian banyak mengandung sisa dari deterjen,
wewangian, pelembut pakaian, dan pemutih yang sangat berbahaya, juga limbah
cair cucian yang telah digunakan untuk mencuci itu banyak padatan Zat tersebut
mengandung mineral seperti itu, logam yang sangat berbahaya dan berbahaya bagi
kesehatan lingkungan.
Penelitian tingkat keasaman dalam air hujan di wilayah Bekasi pada Maret
2016, berfungsi untuk menentukan kecenderungannya pH (tingkat keasaman)
hujan di daerah Bekasi. Informasi tentang nilai TDS dan EC nilai-nilai juga
penting untuk memeriksa standar polusi di Bekasi.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan limbah cair cucian. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk cari tahu padatan dalam cucian air di wilayah
tertentu Bekasi.

2
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitan ini adalah :
 Penelitian ini dilakukan sekitar 10 hari antara Mei hingga Juni 2016.
 Sampel limbah cair laundry diambil di 10 bisnis laundry rumahan di sekitar
Bekasi seperti Jatiwaringin, Pondok Gede, Rawapanjang, dan Sekitar Bekasi.
 Alat atau peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pH meter
(waterproof tester).
 Dari 10 sampel industri laundry dari limbah cair laundry diarahkan melakukan
analisis untuk menguji kandungan pH dalam limbah cair cucian. Dengan
menggunakan suhu sekitar 26,40 C hingga 26,70 C.
 Penelitian dilakukan dengan memasukkan sampel air cucian sebelum dan
sesudah ke dalam wadah plastik dan mengukurnya dengan menggunakan pH
meter.

3
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan dengan memasukkan sampel air cucian sebelum dan
sesudah ke dalam wadah plastik dan mengukurnya dengan menggunakan pH
meter.

3.1 Sebelum Proses Pencucian


Telah dicatat bahwa air tanah dikatakan normal, jika pH memiliki jumlah
antara 0,4 hingga 0.68. Dari bagan, dapat ditunjukkan bahwa penggunaan air
ledeng sebelum proses penggunaan cucian memiliki tingkat pH di atas 8.57 dan di
bawah 7.85. Pada 28 Mei 2016 (Sabtu), 4 Juni 2016 (Sabtu), 5 Juni 2016
(Minggu) dan 6 Juni 2016 (Senin) memiliki tingkat pH yang lebih tinggi,
jumlahnya adalah 7,85. Adapun tanggal 1 Juni 2016 (Rabu), dan 2 Juni 2016
(Kamis) memiliki tingkat pH yang lebih rendah jumlahnya 8 dan lapisan pada
keran air cenderung tinggi.
3.2 Setelah Proses Pencucian
Pada bagan dapat ditunjukkan bahwa air setelah digunakan dalam cucian
yang diproses memiliki jumlah TDs (Total Dissolved solids) sekitar 8,12 hingga
7,85. Terlihat peningkatan yang lebih tinggi pada 31 Mei 2016 (Selasa) dan 3 Juni
2016 (Jumat) jumlahnya 8,96. Sedangkan untuk tanggal 2 Juni 2016 (Kamis)

4
memiliki tingkat pH terendah yang meningkat 7.85. Liner dari ID limbah cair
cucian cenderung tinggi.
3.3 Data analisis
Hasil penelitian dapat ditunjukkan tingkat pH yang mana pada tanggal 31
Mei 2016 (Selasa) dan ke-3 Juni 2016 (Jumat) memiliki jumlah tingkat pH yang
lebih tinggi, jumlahnya 0,86 (di atas air murni dan jernih) karena tingkat pH air
cenderung tinggi. Hal ini disebabkan oleh penarikan limbah cair laundry yang
telah terkandung deterjen, pewangi, atau jumlah pemutih yang tinggi, dan kotoran
dari pakaian yang telah dibilas tanpa filter oleh permukaan tanah / tanah. Adapun
tanggal 2 Juni 2016 (Kamis) memiliki penurunan besar dalam tingkat pH. Ini
telah terjadi karena tingkat pH mengalami penurunan dari penarikan pH cairan
cucian limbah. Itu bisa dilihat pada 2 Juni 2016 (Kamis) hingga 4 Juni 2016
(Sabtu), tingkat pH di atas air sedikit demi sedikit semakin tinggi atau bertambah
yang bisa disebabkan oleh proses pengguna binatu meningkat.
Sedangkan untuk air telah digunakan oleh proses cucian yang digunakan
telah meningkat dalam pH level tinggi pada 3 Juni 2016 (Jumat) jumlahnya 0,86.
Itu disebabkan oleh jumlah penggunaan deterjen, wewangian, dan tingginya
kotoran dari pakaian, juga karena peningkatan dari pengguna laundry lebih tinggi
dari rata-rata atau biasanya. Liner dari 2 grafik di atas juga menunjukkan bahwa ia
tumbuh (pH ditingkatkan). Ini bukan hanya karena deterjen yang berpengaruh
pada tingkat padatan terlarut dalam limbah cair cucian.
Salah satu faktor yang menyebabkan liner cenderung bertambah karena
ada senyawa lain yang diplester dalam pakaian kotor, contohnya adalah lemak
atau keringat juga debu yang mengandung logam yang diplester atau tersangkut di
pakaian. Ini dapat menyebabkan 2 liner grafik menjadi lebih tinggi atau
meningkat.
Semua industri laundry di Bekasi adalah industri rumahan dengan
informasi yang sangat rendah mengenai pengelolaan limbah. Pendidikan
pengelolaan limbah harus dilakukan oleh pemerintah daerah. Biaya dan manfaat
industri ini harus menghasilkan lebih sedikit emisi dan lebih sedikit limbah. Ini
penting untuk masa depan hijau daerah Bekasi.

5
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat padatan
terlarut di Sekitar Area Bekasi.
1. Tingkat padatan yang telah larut dalam air keran cenderung dari air tanah
baik dengan kisaran pH antara 0,4-0,68.
2. Tingkat padatan terlarut dalam kisaran limbah cair cucian dari 0,73 - 1,73
termasuk dalam kategori tidak baik.
3. Grafik liner kedua (proses pencucian air sebelum dan sesudah proses
pencucian) cenderung meningkat.
4. Industri laundry di Bekasi tidak menggunakan manajemen limbah untuk
menangani polusi, khususnya di dalam limbah air

6
DAFTAR PUSTAKA
Izzati, T., NurEndahRetno, W., Shiela, A., Firman, S., Fajar, T., (2016), An
Initial Study Of Laundry Industrial Effects To The Water Pollution In
Bekasi, Journal of Business and Management, 18(8) : 109-111

Anda mungkin juga menyukai