Anda di halaman 1dari 24

KARDIOVASKULAR | 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jantung merupakan organ yang sangat berperan penting dalam

kehidupan manusia, karena jantung berfungsi memompa darah yang kaya

akan oksigen ke dalam system arteri dan menampung darah deoksigen

dari system vena dan meneruskan ke paru-paru untuk reoksigenasi.

Perkembangan beberapa terakhir ini telah menambah wawasan kita

tentang fungsi jantung, selain fungsi klasik seperti diatas. Beberapa

penemuan telah membuktikan bahwa jantung juga berfungsi sebagai

organ endokrin dengan menghasilkan beberapa hormone yang penting di

dalam mengatur fungsi system kordiovaskuler

Dari urain di atas, pentingnya kita menjaga kesehatan jantung kita

karena jantung adalah organ yang sangat vital dalam tubuh kita, sehingga

dibuat laporan ini untuk mengetahui lebih dalam mengenai

kardiovskuler.Dan dapat dipahami bagaimana system kardiovaskuler juga

berfungsi mempertahankan tekanan darah agar aliran darah keseluruh

tubuh dapat tercapai secara optimal namu sering terjadi kerusakan atau

masalah pada jantung kita tanpa kita sadari dengan adanya masalah

tersebut maka kita sebagai calon farmasis harus mengetahui cara kerja

obat dan efek yang ditimbulkan. Oleh karena itu, percobaan sistem

kardiovaskuler ini perlu dilaksanakan.

MAISYITA ARSANAN BAYU PUTRA, S.Farm., M.Sc., Apt


15020160090
KARDIOVASKULAR | 1

Pada percobaan ini kita menggunakan hewan coba mencit (Mus

musculus) dimana hewan ini akan menjadi hewan percobaan dengan

pemberian obat atau sediaan farmasi sehingga dari hasil sehingga kita

dapat mengetahui efektifitas setiap obat dari hasil data praktikum yang

didapatkan .

B. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah dari praktikum ini yaitu

1. Bagaimana efek dari obat amlodipine, nefidipine dan propranolol pada

hewan coba mencit (Mus musculus )?

C. Maksud percobaan

Mengetahui dan memahami efek fermakologi dari obat hipertensi

terhadap terhadap hewan coba mencit (Mus musculus ).

D. Tujuan Praktikum

Menentukan efek dari obat hipertensi yaitu Propanolol, Amlodipine

dan Nifedipine dengan pengamatan warna telinga dari hewan coba mencit

(Mus musculus).

E. Manfaat praktikum

Adapun manfaat dari percobaan ini yaitu dapat mengetahu

mekanisme kerja obat yang tergolong obat-obat kardiovaskuler terhadap

hewan coba mencit (Mus musculus) berdasarkan pengamatan efek

farmakodinamik obat yang ditimbulkan.

MAISYITA ARSANAN BAYU PUTRA, S.Farm., M.Sc., Apt


15020160090
KARDIOVASKULAR | 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Sistem kardiovaskoler merupakan sistem yang menjelaskan proses

sirkulasi yang terjadi dalam tubuh manusia. Berdasarkan lintasan sirkulasi,

ada 3 macam sirkulasi dalam tubuh manusia, sirkulasi sistemik, sirkulasi

paru dan sirkulasi khusus ( sirkulasi pada janin, sirkulasi koroner jantung).

Sirkulasi tidak hanya menjelaskan tentang sirkulasi darah saja tetapi juga

ada sirkulasi cairan limfe yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh

dan pengaturan keseimbangan jumlah cairan diruang interstisial (Ronny,

2009).

Jantung berfungsi memompa darah untuk menyediakan oksigen,

nutrien dan hormon ke seluruh tubuh serta mengangkut sisa metabolisme

dari seluruh tubuh seperti karbon dioksida, asam urat dan ureum. Untuk

menjalankan fungsinya sebagai pompa, jantung dapat berkontraksi dan

berelaksasi.proses kontraksi dan relaksasi jantung dikenal sebagai denyut

jantung. Pada saat berdenyut , setiap ruang jantung mengendur dan terisi

darah (diastole), selanjutanya jantung berkontraksi dan memompa darah

keluar dari ruang jantung ( sistole) (Ronny, 2009).

Fungsi sistem kardiovaskuler adalah memberikan dan mengalirkan

suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan organ tubuh yang

diperlukan dalam proses metabolisme. Secara normal setiap jaringan dan

MAISYITA ARSANAN BAYU PUTRA, S.Farm., M.Sc., Apt


15020160090
KARDIOVASKULAR | 1

organ tubuh akan menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup

sehingga jaringan dan organ tubuh menerima nutrisi dengan adekuat

(Muttaqin, 2009).

Propranolol adalah penghambat pertama yang terbukti efektif

pada hipertensi dan penyakit jantung iskemik. Propranolol umumnya kini

telah diganti oleh penghambat kardioselektif misalnya metoprolol dan

atenolol. Semua obat penghambat adrenoseptor- berguna untuk

menurunkan tekanan darah pada hipertensi ringan sampai sedang. Pada

hipertensi berat, penghambat terutama berguna dalam mencegah

takikardia refleks yang sering timbul pada pemberian vasodilator

langsung. Penghambat beta terbukti mengurangi mortalitas setelah infark

miokardium dan sebagian juga menurunkan angka kematian pada pasien

dengan gagal jantung; mereka terutama menguntungkan untuk hipertensi

pada pasien dengan penyakit penyakit di atas (Katzung, 2013).

Propranolol menghambat stimulasi produksi renin oleh katekolamin

(yang diperantarai oleh reseptor 1). Besar kemungkinan bahwa efek

propranolol sebagian disebabkan oleh penekanan system renin-

angiotensin-aldosteron. Meskipun paing efektif pada pasien dengan

aktivitas renin plasma yang tinggi, namun propranolol juga mengurangi

tekanan darah pada pasien hipertensi dengan aktivitas renin normal atau

bahkan rendah. Penghambat beta juga mungkin bekerja pada

adrenoreseptor prasinaps perifer untuk mengurangi aktivitas saraf

vasokontriksiktor simpatis. Pada hipertensi ringan sampai sedang,

MAISYITA ARSANAN BAYU PUTRA, S.Farm., M.Sc., Apt


15020160090
KARDIOVASKULAR | 1

propranolol menyebabkan penurunan signifikan tekanan darah tanpa

menimbulkan hipotensi postural (Katzung, 2013).

Komponen sistem kardiovaskuler, Sistem kardiovaskuler

merupakan suatu sistem transpor tertutup yang terdiri atas :

1. Jantung, sebagai organ pemompa

2. Kompenen darah, sebagai pembawa materi oksigen dan nutrisi

3. Pembuluh darah, sebagai media yang mengalirkan komponen darah

(Muttaqin, 2009).

Penggolongan obat-obat antiaritmia yaitu (Harvey, 2013) :

1. Kelas I (penghambat kanal Na+) yaitu, dysopiramide (IA), flecainide

(IC), lidocaine (IB), mexiletine (IB), procainamide (IA), propafenone

(IC), quinidine (IA), tocainide (IB). Dimana obat-obat antiaritmia kelas I

bekerja dengan menghambat kanal natrium sensitif-voltase ( voltage-

sensitive sodium channel) oleh mekanisme yang sama dengan kerja

anastesi lokal.

2. Kelas II (penghambat adrenoreseptor-) yaitu, esmolol, metoprolol

dan propranolol. Obat-obat ini merupakan antagonis adrenergik-.

Obat-obat ini mengurangi depolarisasi fase 4 sehingga mendepresi

otomatisasi, memperpanjang konduksi AV, dan menurunkan denyut

jantung dan kontraksi.

3. Kelas III ( penghambat kanal K+ ) yaitu amiodarone, dofetilide dan

sotalol. Obat-obat kelas II menghambat kanal kalium sehingga

mengurangi arus kalium keluar selama repolarisasi sel jantung. Obat

MAISYITA ARSANAN BAYU PUTRA, S.Farm., M.Sc., Apt


15020160090
KARDIOVASKULAR | 1

ini memperpanjang lama potensial aksi tanpa mengganggu

depolarisasi fase 0 atau potensial membran istirahat.

4. Kelas IV ( penghambat kanal Ca2+) yaitu diltiazem dan verapamil.

Obat-obat kelas IV adalah penghambat kanal kalsium . obat ini

mengurangi arus masuk yang dibawa kalsium, menyebabkan

penurunan kecepatan depolarisasi spontan fase 4. Obat ini juga

memperlambat konduksi pada jaringan yang tergantung pada arus

kalsium, seperti nodus AV.

5. Obat-obat antiaritmia lainnya yaitu adenosine dan digoxin.

Penggolongan obat-obat antiangina yaitu (Harvey, 2013) :

1. Nitrat organik yaitu isosorbide dinitrate, isosorbide mononitrate dan

nitroglycerin. Nitrat menurunkan vasokontriksi atau spasme dan

meningkatkan perfusi miokardium dengan cara merelaksasi arteri

koroner. Selain itu, obat golongan ini juga merelaksasi vena,

menurunkan preload, dan mengurangi konsumsi oksigen miokardium.

2. Penghambat- yaitu acebutolol, atenolol, metiprolol dan propanolol.

Obat penghambat adernergik- mengurangi kebutuhan oksigen

miokardium dengan cara mengurangi kecepatan dan kekuatan

kontraksi jantung. Obat golongan ini menghambat reseptor- dan

mengurangi kerja jantung dengan cara menurunkan denyut,

kontraktilitas, dan curah jantung serta tekanan darah.

3. Penghambat kanal Ca2+ yaitu amlodipine, diltiazem, felodipine,

nicardipine, nifedipine dan verapamil. Obat penghambat kanal kalsium

MAISYITA ARSANAN BAYU PUTRA, S.Farm., M.Sc., Apt


15020160090
KARDIOVASKULAR | 1

akan melindungi jaringan dengan cara menghambat kalsium

memasuki sel-sel otot polos jantung dan pembuluh koroner, serta

sistem anyaman arteri sistemik. Semua obat penghambat kanal

kaalsium adalah vasodilataor arteriol yang menyebabkan penurunan

tonus otot polos dan resistensi vaskular.

Pengolongan obat-obat antihipertensi yaitu (Harvey, 2013) :

1. Diuretik yaitu bumetadine, eplerenone, furosemide,

hydrochlorothiazide, spironolactone dan triamterene.

2. Penghambat- yaitu atenolol, carvedilol, labetalol, metoprolol,

nadolol, propranolol dan timolol. Penghambat- menurunkan

tekanan darah, terutama dengan penurunan curah jantung. Obat ini

juga dapat menurunkan aliran keluar simpatis dari sistem saraf

pusat dan menghambat pelepasan renin dari ginjal sehingga

menurunkan pembentukan angotensin II dan sekresi aldosterone.

3. Penghambat ACE yaitu benazepril, captopril, enalapril, fosinopril,

lisinopril, moexipril, quinapril dan ramipril. Penghambat-

menurunkan tekanan darah, terutama dengan penurunan curah

jantung. Obat-obat ini juga dapat menurunkan aliran keluar simpatis

dari sistem saraf pusat dan menghambat pelepasan renin dari

ginjal sehingga menurunkan pembentukan angiotensi I dan sekresi

aldosterone.

4. Antagonis reseptor-angiotensin II yaitu candesarta, eprosartan,

irbesartan, losartan, olmesartan, telmisartan dan valsartan.

MAISYITA ARSANAN BAYU PUTRA, S.Farm., M.Sc., Apt


15020160090
KARDIOVASKULAR | 1

Antagonis reseptor-angiotensin II merupakan alternnatif

penghambat ACE dan menghambat reseptor AT I.

5. Penghambat renin yaitu aliskiren. Penghambatan renin secara

langsung sehingga bekerja lebih dini dari pada sitem renin

angiotensin-aldosteron dibangding penghambat ACE atau ARB.

6. Penghambat kanal kalsium yaitu amlodipine, diltiazen, felodipine,

isradipine, nicardipine, nifedipine, nisoldipine dan verapamil.

Penghambat kanal kalsium bekerja menghambat pemasukan ion

Ca ekstrase ke dalam sel dan dengan demikian dapat mengurangi

penyaluran impuls dan kontraksi myocard serta dinding pembuluh

7. Penghambat- yaitu doxazosin, prazosin dan terazosin. Agen

penghambat adrenoseptor , menurunkan resistensi vaskular

perifer dan menurunkan tekanan darah arteri dengan cara

menyebabkan relaksasi otot polos arteri dan vena.

8. Lain-lain yaitu clonidine, diazoxine, hydralazine, labetalol, -

methyldopa, minoxidil dan sodium nitroprusside.

Hipertensi merupakan suatu kelainan, suatu gejala dari

gangguan pada mekanisme regulasi TD. Penyebabny diketahui

hanya lebih kurang 10% dari semua kasus, antara lain akibat

penyakit ginjal dan penciutan aorta/ arteri ginjal, juga akibat tumor

di anak ginjal dengan efek overproduksi hormon-hormon tertentu

yang berkhasiat meningkatkan TD. Dalam kebanyakan hal

penyebab tidak diketahui, bentuk umum ini disebut hipertensi

MAISYITA ARSANAN BAYU PUTRA, S.Farm., M.Sc., Apt


15020160090
KARDIOVASKULAR | 1

esensial. Faktor keturunan berpern penting pada timbulnya jenis

hipertensi (Tjay, 2010).

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan TD secara

reversibel, antara lain (Tjay, 2010) :

1. Garam

2. Merokok

3. Pil antihamil

4. Stress

5. Drop

6. Hormon pria dan kortikosteroida

7. Kehamilan

B. Uraian bahan dan obat

1. Uraian bahan
1. Aqua pro injeksi (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : AQUA PRO INJECTION

Nama lain : Aqua pro injeksi

BM/RM : 18,02/H2O

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan

tidak berasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, disimpan

dalam wadah tertutup kapas berlemak

harus digunakan dalam waktu 30 hari

setelah pembuatan.

MAISYITA ARSANAN BAYU PUTRA, S.Farm., M.Sc., Apt


15020160090
KARDIOVASKULAR | 1

Kegunaan : sebagai pelarut.

2. Na. CMC(Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : NATRIICHARBOXYMETHYLCELLULOSUM

Nama lain : Natrium karboksimetil sellulosa

BM : 90.000 700.000

Pemerian : serbuk atau butiran, putih atau kuning gading tidak

berbau atau hampir tidak berbau hidrofilik.

Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air, tidak larut dalam etanol

95% dan pelarut organik lain.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : sebagai kontrol dan pensuspensi obat Na. CMC

2. Uraian obat

1. Epinefrin (Ditjen POM 2014)


Nama resmi : EPINEPHRINE BITARTRATE

Nama lain : epinefrin bitartrat

BM : 333,29

Pemerian : Serbuk hablur, putih atau putih keabu-abuan atau

abu-abu cokelat muda perlahan menjadi gelap

pada paparan cahaya dan udara. Larutan dalam air

bersifat asam terhadap lakmus, pH lebih dari 3,5

Kelarutan : Mudah larut dalam air: sedikit larut dalam etanol;

praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tebus cahaya.

MAISYITA ARSANAN BAYU PUTRA, S.Farm., M.Sc., Apt


15020160090
KARDIOVASKULAR | 1

Indikasi : Terapi anafilaksis akut pada kondisi gawat darurat;

obstruksi sal napas yang reversibel (ISO, 2014).

Farmakokinetik : Epinefrin memiliki awitan yang cepat, tetapi

berdurasi kerja singkat ( karena degradasi yang

cepat ). Dalam situasi darurat, epinefrin diberikan

secara intravena agar awitan kerja sangat cepat.

Obat ini juga diberikan secara subkutan, elang

endotrakeai, inhalasi, atau pun topikal pada mata .

pemberian oral tidak efektif karena epinefrin

diinaktifkan oleh enzim pencernaan, hanya

metabolit yang diekskesikan kedalam urine

(Harvey, 2013).

Efek samping : efek samping pada SSp yang meliputi ansietas,

rasa takut, cemas, sakit kepala dan tremor. Dapat

menginduksi pendarahan otak akibat peninggian

tekanan darah yang nyata. Dapat mencetuskan

aritmia jantung dan mencetus edema paru

(Harvey, 2013).

2. Amlodipin besilat (ditjen POM 2014)

Nama resmi : AMLODIPINE BESYLATE

Nama lain : Amlodipin besilat

BM : 567,05

Pemerian : Serbuk; putih sampai hampir putih.

MAISYITA ARSANAN BAYU PUTRA, S.Farm., M.Sc., Apt


15020160090
KARDIOVASKULAR | 1

Kelarutan : Mudah larut dalam metanol; agak sukar larut

dalam etanol; sukar larut dalam 2-propanol dan

dalam air.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan terlindungi

cahaya. Simpan dalam suhu ruang.

Amlodipin (ISO, 2014)

Indikasi : Hipertensi dan angina.

Dosis : Untuk hipertensi dan angina: awal 5 mg 1 kali/ hari.

Maksimal 10 mg 1 kali/ hari tergantung dari

keparahan penyakit dan respon pasien. Untuk

pasien usia lanjut; awal 2,5 mg 1 kali/ hari. Untuk

angina stabil kronik atau angina vasosspastik: 5-10

mg / hari, dosis dapat ditingkatkan pada pasien usia

lanjut dan pasien dengan insufisiensi hari.

3. Propranolol hidroklorida (ditjen POM 2014)

Nama resmi : PROPRANOLOL HYDROCHLORIDE

Nama lain : Propranolol hidroklorida

BM : 295,80

Pemerian : Serbuk, putih atau hampit putih; tidak berbau; rasa

pahit

Kelarutan : Larut dalam air dan dalam etanol; sukar larut dalam

kloroform; praktis tidak larut dalam eter.

MAISYITA ARSANAN BAYU PUTRA, S.Farm., M.Sc., Apt


15020160090
KARDIOVASKULAR | 1

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat. Pada suhu250,yang

dibolehkan antara 150 dan 300.

C. Uraian Hewan Coba

1. Klasifikasi Mencit (Mus musculus) : Itis.gov

Kingdom : Animalia

Phylum : Cordata

Sub Phylum : Vertebrata

Class : Mamalia

Ordo : Rodentia

Family : Muridae

Genus : Mus

Spesies : Mus Musculus

MAISYITA ARSANAN BAYU PUTRA, S.Farm., M.Sc., Apt


15020160090
KARDIOVASKULAR | 1

BAB III

METODE KERJA

A. Alat

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini, yaitu gelas kimia,

kanula, labu ukur 10 mL, lap halus, lap kasar, lumpang dan alu, spoit 1 ml,

3ml dan 5mL, stopwatch, stirrer, timbangan analitik.

B. Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu aqua pro

injeksi amlodipine, nifedipine, epinefrin NaCMC dan propranolol.

C. Hewan Coba

Adapun hewan coba yang digunakan pada percobaan ini yaitu

Mencit (Mus musculus).

D. Prosedur kerja

1. Pembuatan bahan

a. Na-CMC

1. Ditimbang Na-CMC sebayak 1 gram

2. Dipanaskan 250 ml aquades

3. Setelah itu masukkan sedikit demi sedikit NaCMC

4. Dihomogenkan lalu diberi etiket

2. Pembuatan bahan obat

a. Amlodipine

- Ditimbang Amlodipine sebanyak 4 tablet

MAISYITA ARSANAN BAYU PUTRA, S.Farm., M.Sc., Apt


15020160090
KARDIOVASKULAR | 1

- Kemudian di gerus

- Dimasukkan ke dalam kertas perkamen

- Setelah itu diambil serbuk sebanyak `50 mg

- Dilarutkan dengan 10 mL Na-CMC hingga larut

- Kemudian di pipet sebanyak 3,126 ml

- Kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml dan di add kan

sampai batas tanda

- Dihomogenkan lalu diberi etiket

b. Propranolol

- Ditimbang Amlodipine sebanyak 3 tablet

- Kemudian di gerus

- Dimasukkan ke dalam kertas perkamen

- Setelah itu diambil serbuk sebanyak `50 mg

- Dilarutkan dengan 10 mL Na-CMC hingga larut

- Kemudian di pipet sebanyak 3,686 ml

- Kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml dan di add kan

sampai batas tanda

- Dihomogenkan lalu diberi etiket

c. Nifedipine

- Ditimbang Amlodipine sebanyak 4 tablet

- Kemudian di gerus

- Dimasukkan ke dalam kertas perkamen

- Setelah itu diambil serbuk sebanyak `59,873 mg

MAISYITA ARSANAN BAYU PUTRA, S.Farm., M.Sc., Apt


15020160090
KARDIOVASKULAR | 1

- Dilarutkan dengan 10 mL Na-CMC hingga larut dan dimasukkan

ke dalam labu ukur 10 ml

- Dihomogenkan lalu diberi etiket

d. Epinefrin

- Diambil 1 ml epinefrin

- Kemudian larutkan menggunakan aqua pro injeksi sebanyak 10 ml

- Dimasukkan kedalam labu ukur 10 ml

- Setelah itu di pipet 5 ml

- Kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 10 ml

- Lalu di add kan sampai batas tanda

- Dihomogenkan lalu diberi etiket

3. Perlakuan Hewan Coba

- Disiapkan sejumlah mencit yang akan digunakan dalam praktikum

- Ditimbang masing-masing berat badan mencit

- Dihitung volume pemberian masing-masing mencit

a. Hipertensi

- Nifedifine

1. Disiapkan hewan coba (mencit)

2. Kemudian di berikan epinepfrin

3. Setelah itu diberikan obat nifedipine sebanyak 1 ml

4. Amati pembuluh darah telinga mencit

- Amlodipine

1. Disiapkan hewan coba (mencit)

MAISYITA ARSANAN BAYU PUTRA, S.Farm., M.Sc., Apt


15020160090
KARDIOVASKULAR | 1

2. Kemudian di berikan epinepfrin

3. Setelah itu diberikan obat amlodipine sebanyak 0,9 ml

4. Amati pembuluh darah telinga mencit

- Propranolol

1. Disiapkan hewan coba (mencit)

2. Kemudian di berikan epinepfrin

3. Setelah itu diberikan obat propranolol sebanyak 0,8 ml

4. Amati pembuluh darah telinga mencit

MAISYITA ARSANAN BAYU PUTRA, S.Farm., M.Sc., Apt


15020160090
KARDIOVASKULAR | 1

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tabel hasil pengamatan

Tekanan darah setelah


TD
obat BB Vp menit ke
awal
15 30 60

Nifedipine 30 g 1 ml - + + +

Propranolol 25 g 0,8 ml - - + +

amlodipine 29 g 0,9 ml + + - -

Ket : + = vasodilatasi

- = vasokontriksi

B. Pembahasan

Hipertensi merupakan suatu kelainan, suatu gejala dari gangguan

pada mekanisme regulasi tekanan darah. Antihipertensi vasidilasator

(misalnya hidralazin, minoksidil) menurunkan tekanan darah dengan cara

merelaksasi otot polos pembuluh darah. Antihipertensi kerja sentral

(misalnya klonidin, metildopa, monoksidin) bekerja pada adrenoreseptor

alpha-2 atau reseptor lain pada batang otak, menurunkan aliran simpatetik

kejantung pembuluh darah dan ginjal, sehingga efek akhirnya

menurunkan tekanan darah.

Maksud dari percoban ini adalah untuk mengetahui efek obat-obat

anti hipertensi. Dan tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan

MAISYITA ARSANAN BAYU PUTRA, S.Farm., M.Sc., Apt


15020160090
KARDIOVASKULAR | 1

efek obat amlodipine, nifedipine dan propranolol yang diberikan pada

hewan coba mencit (Mus Musculus) yang diinduksi dengan epinefrin.

Pada percobaan ini masing-masing mencit diinduksi dengan obat

epinefrin dengan memberikan efek warna telinga pada mencit berwarna

pucat yang berarti bahwa tekanan darah mencit rendah.

Pada mencit pertama diberikan obat propranolol memberikan efek

pada menit ke 0 dan 15 yaitu warna pucat pada telinga mencit yang

berarti tekanan darah pada mencit rendah sedangkan pada menit ke ,30

, dan 60 yaitu warna merah pada telinga mencit yang berarti tekanan

darah pada mencit naik.

Pada mencit kedua diberikan Amlodipine yang memberikan efek

warna telinga pada mencit pucat pada menit 30 dan 60, sedangkan pada

menit ke 0 dan 15 memberikan warna merah pada telinga mencit.

Pada mencit ketiga diberikan nifedipine yang memberikan efek

warna telinga pada mencit pucat pada menit 0, sedangkan pada menit ke

15, 30, dan 60 memberikan warna merah pada telinga mencit.

MAISYITA ARSANAN BAYU PUTRA, S.Farm., M.Sc., Apt


15020160090
KARDIOVASKULAR | 1

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh hasil pengamatan

bahwa obat propranolol dan nifedipene memberikan efek vasodilatasi

pada menit ke 30 dan 60 sedangkan pada obat amlodipine memberikan

efek vasokontriksi pada menit 30 dan 60.

B. Saran

Sebaiknya pada saat praktikum praktikan harus berhati-hati dalam

melakukan praktikum agar tidak terjadi kesalahan yang tidak diinginkan

dan praktikum dapat berjalan dengan lancar.

MAISYITA ARSANAN BAYU PUTRA, S.Farm., M.Sc., Apt


15020160090
KARDIOVASKULAR | 1

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2015. ISO infomasi spesialite obat indonesia volume 49 . penerbit


PT. ISFI: jakarta.

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Depkes RI : Jakarta.

Ditjen POM. 2014. Farmakope Indonesia edisi V. Depkes RI : Jakarta.

Harvey, Richard. 2013. Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 4. Widya


Medika: Jakarta.

Http://www.Itis .gov. diunduh pada hari minggu tanggal 15 november


2017. Pukul 21.00 WITA.

Katzung, bertram G. 2013. Farmakologi dasar dan klinik, Ed 12,Vol 1.


EGC: jakarta.

Muttaqin, arif. 2009. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem


kardiovaskular. Salemba medika : jakarta.

Ronny. 2010. Fisiologi kardiovaskular: berbasis masalah keperawatan.


EGC : jakarta.

Tjay, Tan Hoan. 2010. Obat-Obat Penting. Penerbit PT Elex Media


Komputindo Kelompok Kompas-Gramedia: Jakarta.

MAISYITA ARSANAN BAYU PUTRA, S.Farm., M.Sc., Apt


15020160090
KARDIOVASKULAR | 1

LAMPIRAN

A. Perhitungan Dosis

1. Propranolol

Dik : Dosis obat = 30 mg/ tab


30mg mg
- dosis umum manusia = = 0,5 BB
60 kg BB kg

37
- dosis umum mencit = 0,5x =6,166
3

6,166mg
- dosis max mencit = X 30 g = 0,184mg
1000 g

10
- laruran stok = x 0,184 = 1,84 mg/10ml
1

1,84
- BYD = x 100,166 = 18,430 mg
10

- pengenceran

50mg 10 ml (50mg/ 10ml)

X ml 10ml (18,430 mg)


10x18,430
X= = 3,686 ml
50

2. Amlodipine
Dik : Dosis obat = 10 mg/ tab
10mg mg
- dosis umum manusia = 60 kg BB = 0,166 kg BB

37
- dosis umum mencit = 0,166x =2,407
3

2,407mg
- dosis max mencit = X 30 g = 0,061mg
1000 g

10
- laruran stok = x 0,061 = 0,61 mg/10ml
1

MAISYITA ARSANAN BAYU PUTRA, S.Farm., M.Sc., Apt


15020160090
KARDIOVASKULAR | 1
0,61
- BYD = x 254,275 = 15,632 mg
10

- pengenceran

50mg 10 ml (50mg/ 10ml)

X ml 10ml (15,632 mg)


10x15,632
X= = 3,126 ml
50

3. Nifedipine
Dik : Dosis obat = 30 mg/ tab
30mg mg
- dosis umum manusia = 60 kg BB = 0,5 kg BB

37
- dosis umum mencit = 0,5x =6,166
3

6,166mg
- dosis max mencit = X 30 g = 0,184mg
1000 g

10
- laruran stok = x 0,184 = 1,84mg/10ml
1

1,84
- BYD = x 325,4 = 59,873 mg
10

4. Epinefrin
Dik : Dosis obat = 1 mg
1mg mg
- dosis umum manusia = 60 kg BB = 0,016 kg BB

37
- dosis umum mencit = 0,016x =0,197
3

0,197mg
- dosis max mencit = X 30 g = 0,005mg
1000 g

10
- laruran stok = x 0,005 = 0,05 mg
1

MAISYITA ARSANAN BAYU PUTRA, S.Farm., M.Sc., Apt


15020160090
KARDIOVASKULAR | 1

- pengenceran

1mg/1ml 10 ml (1mg/ 10ml)

X 10 ml (0,05)
10x0,05
X= = 5 ml
0,1

B. Skema Kerja

Disiapkan hewan coba

nifedipine amlodipine propranolol

amati pembuluh darah pada telinga mencit

C. Gambar

MAISYITA ARSANAN BAYU PUTRA, S.Farm., M.Sc., Apt


15020160090

Anda mungkin juga menyukai