BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
fungsi yang jauh lebih berkembang daripada makhluk lain. Sistem saraf
manusia adalah suatu jalinan jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus
merangsang (stimulasi) dan menekan (depresi), dan ada pula obat yang
yang dipengaruhinya.
B. Maksud Praktikum
dari obat-obat yang bekerja pada sistem saraf pusat yang meliputi obat-
C. Tujuan praktikum
D. Prinsip Praktikum
1. Analgetik
Penentuan efek terapi dari obat analgetik yaitu Asam mefenamat yang
jumlah geliat hewan coba tikus (Rattus norvegicus) yang diinduksi asam
asetat glasial dan diamati pada menit ke 15, 30, dan 60.
2. Antiinflamasi
diinduksikan karagen dan diamati pada menit ke 15, 30, dan 60.
3. Antipiretik
suhu rektal pada hewan coba tikus (Rattus norvegicus) yang diinduksikan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori
reseptor.
saraf sensoris.
inhibitors. Efek samping yang paling umum dari golongan obat ini
adanya makanan. Volume distribusinya relatif kecil (< 0.2 L/kg) dan
2010).
Tahap-tahap Inflamasi :
1. RUBOR (Kemerahan)
2. KALOR (Panas)
7
3. DOLOR (Nyeri)
4. TUMOR (Pembengkakan)
RUBOR (Kemerahan)
darah.
KALOR (Panas)
DOLOR (Nyeri)
nyeri.
TUMOR (Pembengkakan)
dan vasodilatasi.
8
fungsi organ.
1. Kortikosteroid
2. OAINS
Kortikosteroid
OIANS
- Diklofenak - Azapropazin
- Fenklofenak - Fenilbutason
- Indometasin - Oksifenilbutason
- Sulindak
- Tolmetin
- Aspirin - Piroksikam
- Bennorilat - Tenoksikam
9
- Diflusinal
- Salsalat
3. D. Asam propionate
- A.trioproffenat
- Fenbufen
- Fenoprofen
- Ibuprofen
- Ketoprofen
4. D.Asam Fenamat
- Asam mafenamat
- Meklofenamat
- Refecoxib
- Valdecoxib
- Celecoxib
- Etorocoxib
- Parecoxib
10
2015).
Rangsang
Hidroperoksid Endoperoksid
obat mirip aspirin. Ada bukit bahwa peningkatan suhu tubuh pada
susunan saraf pusat yang timbul spontan dan berulang dengan episoda
cara yaitu dengan obat yang bersifat dopaminergik sentral dan dengan
limbis otak. Hal ini yang menimbulkan gejala psikotik positif. Gejalanya
diaktifkan.
klasik tidak efektif (lagi) atau bila terjadi terlalu banyak efek samping.
a. Uraian Bahan
RM / BM : C2H4O2 / 60,05
tidak busuk.
b. Uraian Obat
pada persalinan.
COX-2).
jantung kongestiv.
COX-2).
hipersensitiv.
rendah.
Tikus (itis.gov)
Kingdom : Animalia
Filum : Cordata
Class : Mamalia
Ordo : Rodentia
Familia : Muridae
Genus : Rattus
sistol, 80 diastoldengananestesi.
BAB III
METODE KERJA
termometer rektal.
B. Prosedur Kerja
1. Penyiapan bahan
a. Pembuatan Na-CMC 1%
suhu 700C, lalu Na-CMC dilarutkan dengan air suling yang sudah
dipanaskan tadi sedikit demi sedikit dan kemudian diaduk. Setelah itu,
b. Pembuatan pepton 1%
c. Pembuatan karagen 1%
etiket
2. Penyiapan Obat
a. Paracetamol (Antipiretik)
coba (tikus).
tikus yang diberikan pada 3 perlakuan dengan berat badan yang berbeda-
beda.
1. Analgetik
oral sebanyak 4,725 mL. Lalu diinduksikan Asam asetat glasial sebanyak
0,1 mL secara i.p, kemudian diamati jumlah geliat pada menit ke 15, 30,
dan 60.
24
2.Antipiretik
Tikus dengan berat 164 gr diberikan pepton secara i.p., diamati suhu
secara oral sebanyak 4,1 mL. Lalu diamati suhu perlakuan pada menit ke
3. Antiinflamasi
Tikus dengan berat 197 gr diberikan karagen secara i.p, lalu diamati
obat Natrium Diklofenak secara oral sebanyak 4,925 mL. Diamati volume
kaki bengkak setelah perlakuan pada menit ke 15, 30, dan 60.
25
BAB IV
A. Tabel Pengamatan
tabel dibawah :
dibawah :
Suhu perlakuan %
Dosis Suhu Suhu
BB 15 30 60 Penurun
Obat obat awal demam
an
37,6 35,9 34
PCT 164 gr 4,1mL 36 oC 12,82%
39oC oC oC oC
26
V. setelah Perlakuan %
V.kaki V.kaki
BB Dosis penuru
Obat awal bengak 15 30 60
obat nan
Na.
diklofe 197 4,925 3,1 20%
2,8 cm 4 cm 3,5 cm 3,2 cm
nak gr mL cm
B. Pembahasan
Obat Analgetik
menyembuhkan artritis.
sediaan asam asetat glasial pada hewan coba tersebut, yaitu untuk
27
kerusakan jaringan atau inflamasi. Untuk melihat efek analgetik dari asam
pemberian obat pada hewan coba tikus adalah jumlah geliat pada menit ke
geliat tikus.
Obat Antiinflamasi
mediator nyeri.
pada hewan coba tersebut, yaitu ketika karagen masuk kedalam tubuh
hewan coba tikus volume kaki awal sebelum diinduksikan karagen 2,8 cm
volume kaki tikus tersebut berubah pada menit ke 15, yaitu 3,1 cm, pada
menit ke 30, yaitu 3,5 cm, dan pada menit ke 60, yaitu 3,2 cm. dan %
Obat antipiretik
yang berperan dalam proses nyeri dan demam sehingga menghambat aksi
hewan coba tersebut, yaitu ketika pepton masuk kedalam tubuh akan
merupakan suatu protein biasanya disebut pirogen yaitu suatu zat yang
percobaan yang telah dilakukan didapatkan bahwa pada hewan coba tikus
suhu awal hewan coba yaitu 360C, suhu demam hewan tersebut, yaitu
suhu tikus tersebut 37,60C, menit ke 30 suhu tikus tersebut 35,90C, dan
memiliki efek antipiretiki yang dilihat dari parameter penurunan suhu tikus.
BAB V
A. Kesimpulan
tikus, dengan berat badan 189 gram, VP sebanyak 4,725 mL, setelah
geliat pada menit ke 15 sebanyak 10, menit 30 sebanyak 8, dan menit ke 60,
B. Saran
dosen dan kakak kakak Asisten yang ada di dalam Kelas Lab maupun Lab.
31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Skema Kerja
a. Analgetik
b. Antiinflamasi
c. Antipiretik
Diinduksikan pepton 1%
rektal
Diukur kembali suhu setelah pemberian obat pada suhu ke 15, 30, dan 60.
34
Perhitungan dosis
Penyelesaian:
500mg
Dosis umum manusia = = 8,333 mg/kgBB
60kgBB
37
Dosis umum tikus = 8,333mg/kgBB = 51,386 mg/kgBB
6
51,386mg
Dosis max tikus = 200 gr = 10,277 mg
1000 gr
10 mL
Larutan stok = 10,277 mg = 20,554 mg/10 mL
5mL
20,554mg
Berat yang ditimbang = 635,4 = 26,120 mg
500mg
b. Antipiretik (Paracetamol)
Penyelesaian:
500mg
Dosis umum manusia = = 8,333 mg/kgBB
60kgBB
37
Dosis umum tikus = 8,333 mg/kgBB = 51,386 mg/kgBB
6
35
51,386mg
Dosis max tikus = 200 gr = 10,277 mg
1000 gr
10 mL
Larutan stok = 10,277 mg = 20,554 mg/10 mL
5mL
20,554mg
Berat yang ditimbang = 526,78 = 21,654 mg
500mg
Dosis obat = 25 mg
Penyelesaian:
25mg
Dosis umum manusia = = 0,416 mg/kgBB
60kgBB
37
Dosis umum tikus = 0,416 mg/kgBB = 2,565 mg/kgBB
6
2,565mg
Dosis max tikus = 200 gr = 0,513 mg
1000 gr
10 mL
Larutan stok = 0,513 mg = 1,026 mg/10 mL
5mL
1,026mg
Berat yang ditimbang = 142,3 mg = 5,839 mg
25mg