PERCOBAAN IX
ISOLASI TUMBUHAN TEMBELEKAN (Lantana camara Linn.)
OLEH :
NAMA
: NURSAN
STAMBUK
: F1C1 13 028
KELOMPOK
: IV (EMPAT)
ASISTEN
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan yang ada di alam terdapat beranekaragam. Beberapa jenis
tumbuhan digunakan sebagai ramuan obat. Keberadaan tanaman sebagai obat
sudah dikenal sejak ribuan tahun lampau. Pada tanaman obat mengandung banyak
komponen penyusun yang berkhasiat sebagai obat. Ada beberapa metode
sederhana yang dapat dilakukan untuk mengambil komponen kimia berkhasiat ini,
diantaranya dengan melakukan isolasi komponen kimia pada suatu sampel
tanaman. Isolasi adalah pemisahan komponen yang terdapat dalam suatu ekstrak.
Salah satu tanaman yang dapat diisolasi adalah tanaman tembelekan (Lantana
camara Linn.).
Lantana camara Linn. adalah tumbuhan perdu dari suku Verbenaceae
yang berasal dari Amerika dan terdapat di Indonesia. Tumbuhan tersebut telah
lama digunakan sebagai salah satu bahan ramuan obat tradisional untuk
mengobati berbagai macam penyakit antara lain untuk pengobatan penyakit kulit,
batuk, keracunan dan reumatik. Daun Lantana camara Linn. mengandung
senyawa lantaden, yaitu lantaden A, lantaden B, lantaden C, lantaden D, lantaden
A yang tereduksi dan lantaden B yang tereduksi. Senyawa lantaden A dan lantaden
B yang dapat menyebabkan keracunan pada domba mengandung gugus yang khas
pada struktur kimianya, seperti sistim lingkar, gugus karbonil dan ikatan rangkap.
Tembelekan (Lantana camara Linn.) memiliki efek sebagai larvasida
alami. Daun dan bunga tembelekan mengandung alkaloid, flavonoid, saponin,
tanin dan kuinon. Ekstrak bunganya mempunyai efek larvasida terhadap larva
Aedes aegypti L. dengan mortalitas 80% pada konsentrasi 100 mg/100 ml,
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam percobaan isolasi tumbuhan tembelekan
(Lantana camara Linn.) adalah bagaimana proses dan teknik pemisahan
tumbuhan tembelekan secara kromatografi kolom gravitasi dan lapis tipis?
C. Tujuan
Tujuan percobaan isolasi tumbuhan tembelekan (Lantana camara Linn.)
adalah untuk menjelaskan proses dan teknik pemisahan tumbuhan tembelekan
secara kromatografi kolom gravitasi dan lapis tipis.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tumbuhan menghasilkan metabolit sekunder yang berpotensi sebagai
antioksidan, zat perwarna, penambah aroma makanan, parfum, insektisida dan
obat. Ada 150.000 metabolit sekunder yang sudah diidentifikasi dan ada 4000
metabolit sekunder baru/tahun. Metabolit sekunder yang bersifat antioksidatif
pemisahan dengan
m ).
Plat KLT tersebut dapat dibuat sendiri atau dibeli langsung dalam bentuk jadi dari
beberapa perusahaan. Lapisan tipis ini secara umum ada ang perlu diaktifkan
sebelum digunakan, misalnya silica gel dan alumina ataupun yang tidak perlu
aktivasi seperti selulosa (Anwar dkk., 1994).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Senin, 13 April 2015 pukul 13.0015.30 WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia Organik Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Unniversitas Halu Oleo Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah penangas air,
evaporator, refluks, kolom kromatografi, botol vial, pipa kapiler, chamber,
KLT, pipet tetes, batang pengaduk, spatula, gelas kimia, erlenmeyer, corong,
oven, lampu UV, statif dan klem.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini tumbuhan tembelekan
(Lantana camara Linn.), silika gel, etil asetat, kloroform, n-heksan, kertas
saring, alumunium foil dan kapas.
C. Prosedur Kerja
1. Ekstraksi Daun Tembelekan
Daun- tembelekan
dikeringkan di oven pada suhu 61C
- dihaluskan dengan blender
- ditimbang sebanyak 20 gram
- direfluks menggunakan CHCl3 selama
Filtrat
1 jam sebanyak
2 kaliResidu
-dievaporasi sampai diperoleh
ekstrak yang
- disaring
pekat
-dimasukkan ekstrak pekatnya dalam botol
Hasil pengamatan
vial
2. Pembuatan Kromatografi Kolom
Gel silika
- ditimbang sebanyak 3 gram
- dilarutkan dalam beberapa mililiter n-heksan
- dimasukkan ke dalam kolom kromatografi
- ditambahkan larutan n-heksan secara terusmenerus hingga gel silica memadat
Gel silica yang telah memadat didalam
kolom
Plat KLT
- dipotong menggunkan cutter dengan
ukuran 5x1 cm, dengan batas
rambatan 3 cm
- ditotolkan
sampel
pada
plat
menggunakan pipa kapiler
Hasil Pengamatan
-dimasukkan ke dalam chumber yang
berisi larutan eluen n-heksan dan
etil PEMBAHASAN
asetat dengan perbandingan
IV. HASIL DAN
8:2 hingga mencapai batas atas
A. Data Pengamatan
-dideteksi
warma yang dihasilkan plat
1. Hasil Pengamatan
menggunakan lampu UV
- dilingkari senyawa yang terbentuk
pada plat
Fraksi
Nilai Rf
Gambar
Rf1 = 0,6
Rf2 = 2
Rf3 = 4,1
Fraksi III
Rf1 = 2
Rf2 = 4,1
Fraksi IV
Rf1 = 0,7
Rf2 = 2
Rf3 = 4,1
Fraksi V
Rf1 = 0,7
Rf2 = 2
Fraksi VI
B. Pembahasan
1. Preparasi sampel
Isolasi merupakan suatu cara untuk mengambil satu senyawa aktif yang
terdapat di dalam tanaman untuk mengetahui senyawa yang berkhasiat dalam
tumbuhan. Pada percobaan ini, senyawa metabolit sekunder yang akan diisolasi
adalah daun tumbuhan tembelekan. Tumbuhan tembelekan diketahui dapat
dimanfaatkan sebagai obat karena mengandung saponin, flavanoid dan minyak
atsiri. Percobaan ini diawali dengan pengeringan sampel yang dilakukan didalam
oven pada suhu 61C. Hal ini dilakukan pada suhu tersebut karena pelarut yang
digunakan untuk mengekstraksi adalah kloroform, dimana suhu kloroform
tersebut
61C.
Sedangkan
tujuan
pengeringan
sampel
adalah
untuk
menghilangkan kadar airnya. Setelah itu, sampel tersebut dihaluskan dengan cara
di blender. Hal ini dilakukan agar dinding sel yang terdapat pada simplisia rusak
ekstraksi sehingga zat yang tidak diinginkan tidak tertarik oleh pelarut dan
senyawa yang ada di dalam tumbuhan akan dapat mudah ditarik oleh pelarut yang
digunakan dalam proses. Oleh karena itu, semakin halus (kecil) suatu sampel
maka semakin besar luas permukaannya sehingga proses ekstraksi lebih cepat dan
maksimal.
2. Ekstraksi
Ekstraksi dapat terdiri atas beberap jenis, salah satunya yaitu metode
refluks. Sampel yang telah dihaluskan kemudian di refluks dengan menggunakan
pelarut kloroform.
senyawa yang mudah menguap atau volatil. Pada kondisi ini jika dilakukan
pemanasan biasa maka pelarut akan menguap sebelum reaksi berjalan sampai
selesai. Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan
menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga
pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan
turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi
berlangsung tanpa mengurangi volume awalnya. Pada percobaan ini dilakukan
dengan metode refluks bertujuan agar mendapatkan senyawa yang tahan panas
sehingga senyawa yang diinginkan dapat tertarik oleh pelarut
dan diperoleh
berubahnya air atau es menjadi uap di udara. Tujuan dilakukan evaporasi adalah
untuk menghilangkan kloroform sehingga diperoleh ekstrak pekat yang bebas dari
kloroform. Selanjutnya dilakukan proses KLT yang pertama untuk menentukan
larutan pembandingnya, dimana pada KLT ini hanya ada satu senyawa yang telah
diketahui. Selain itu, KLT ini bertujuan untuk mencari eluen yang cocok untuk
proses kromatografi kolom gravitasi.
3. Pemisahan dan Pemurnian
a. KKG
Larutan ekstrak daun tembelekan yang telah di evaporasi kemudian
dimasukan kedalam kromatografi kolom gravitasi. Kromatografi kolom adalah
suatu metode pemisahan yang di dasarkan pada pemisahan daya adsorbsi suatu
adsorben terhadap suatu senyawa, baik pengotornya maupun hasil isolasinya.
Dalam kolom dimasukkan kapas agar gel silika tidak keluar kolom sehingga gel
silika dapat berinteraksi dengan baik dengan sampel. Silika gel yang telah siap,
dituangkan ke dalam kolom yang telah terisi n-heksan dan penuangannya
dilakukan secara merata dan melalui dinding kolom agar homogen dan pemisahan
dapat optimal. Tujuan digunakan gel silika adalah untuk menyerap dan menahan
larutan agar tidak langsung turun. Dalam perlakuan ini, keran dibagian kolom
harus tetap mengalir agar hasil eluat yang didapat baik dan gel silika dapat
menyerap sampel. Dalam hal ini, sampel akan terdistribusi secara teratur melalui
permukaan gel silika, dimana proses yang terjadi adalah adsorpsi yakni
penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain sehingga eluen dapat membawa
sampel yang tidak terserap oleh gel silika akan keluar terelusi keluar kolom.
b. KLT
Proses selanjutnya dilakukan KLT yang terakhir yang bertujuan untuk
menentukan jumlah spot yang ada dalam kolom, dimana dari beberapa spot yang
ada, hanya satu spot senyawa yang akan diambil. Kromatografi lapis tipis
merupakan teknik pemisahan yang memisahkan senyawa berdasarkan tingkat
kepolarannya dimana metode atau teknik ini menggunakan plat silika sebagai fasa
diamnya dan menggunakan campuran dua pelarut dengan perbandingan tertentu
yang disebut dengan eluen. Pelarut yang telah dibuat dimasukkan dalam chamber
hingga larutan menjadi jenuh. Hal ini dilakukan agar proses elusi berjalan dengan
baik dan untuk memperkecil penguapan pelarut serta akan menghasilkan bercak
V. KESIMPULAN
diisolasi atau diekstrak dengan menggunakan teknik refluks, evaporasi, KKG dan
KLT. Teknik-teknik dasar kromatografi kolom dan lapis tipis pada proses isolasi
dan pemurnian senyawa bahan alam dilakukan dengan cara mengelusi sampel
tersebut dalam suatu kolom dengan fasa diam berupa padatan seperti silika gel
dan fasa gerak berupa campuran pelarut. Sedangkan pada kromatografi lapis tipis,
sampel ditotolkan pada plat kemudian dikembangkan dalam sistem pelarut yang
telah jenuh dan hasilnya (identitasnya) dinyatakan dengan harga Rf.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, C., Bambang, P., Harno, P., dan Tutik, 1994, Pengantar Praktikum Kimia
Organik, Yogyakarta, Kemendikbud.
Harborne, J.B., 1996, Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisa
Tumbuhan, Edisi II, Bandung, Institut Teknologi Bandung.
Juliana, V., Siti, A., Iqbal, M., 2010, Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Turunan
Terepenoid dari Fraksi n-Heksasn, Jurnal Sins dan Teknologi Kimia,
Vol.1 (1)
Suwertayasa, I.M.P., Widdhi, B., Hosea, J.E., 2013, Uji Efek Antipiretik Ekstrak
Etanol Daun Tembelekan (Lantana camara L.) Pada Tikus Putih Jantan
Galur Wistar, Jurnal Ilmiah Farmasi, Vol. 2 (3)
Yuhernita dan Juniarti, 2011, Analisis Senyawa Metabolit Sekunder Dari Ekstrak
Metanol Daun Surian Yang Berpotensi Sebagai Antioksidan, Makara,
Sains, Vol. 15 (1)