PERCOBAAN X
PENENTUAN KADAR AIR DENGAN MEGGUNAKAN
METODE DEAN STARK
OLEH :
NAMA
NURSAN
STAMBUK
F1C1 13 O28
KELOMPOK
VI (ENAM)
ASISTEN
RAHMAWATI
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alat dean stark merupakan alat yang digunakan untuk menampung destilat
yang terdiri dari dua lapisan yang tidak bercampur satu sama lain. Alat ini biasa
digunakan pada destilasi yang menghasilkan air, jika sampel yang akan dihitung
kadar airnya dapat bercampur pada suhu tinggi dan tidak bercampur pada suhu
rendah.
Air berfungsi sebagai media yang mendorong terjadinya reaksi-reaksi
kimia, air juga berperan langsung sebagai reaktan pada proses hidrlitik.
Penghilangan air dari bahan makanan atau pengikat air dengan menggunakan gula
atau garam tertentu akan memperlambat terjadinya reaksi-reaksi kimia dan
menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Hal ini akan berpengaruh pada masa
simpan bahan makanan dimana bahan dengan kandungan air kecil akan cenderung
memiliki masa simpan yang lebih panjang.
Dalam metode Dean Stark apparatus dilakukan reaksi kondensasi dengan
jalan refluks atau pemanasan sampel yang akan ditentukan kadar airnya dengan
pelarut selama beberapa jam menggunakan katalisator asam. Biasanya pelarut
yang digunakan adalah benzena dan toluena. Pada saat pemanasan atau proses
refluks tetesan air yang keluar dari hasil reaksi merupakan campuran dari pelarut
dan air yang terkandung dalam sampel.
air suatu sampel dengan menggunakan metode Dean Stark. Sampel yang
digunakan adalah buah apel.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam percobaan ini adalah bagaimana mempelajari
proses penentuan kadar air buah apel menggunakan metode Dean Stark ?
C. Tujuan
Tujuan dalam percobaan ini adalah untuk mengetahui proses penentuan
kadar air buah apel menggunakan metode Dean Stark.
D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh pada percobaan ini adalah mengetahui proses
penentuan kadar air buah apel menggunakan metode Dean Stark.
pembentukan tetes awan pada inti kondensasi atmosfer (inti kondensasi yang
semula ada). Untuk partikel higroskopis dengan jari-jari lebih besar 0,5-0,6 m
harus ditambahkan dari luar. Jumlah partikel tambahan yang diperlukan untuk
intensifikasi peristiwa koagulasi, dan pembentukan curah hujan berikutnya
ditentukan dapat ditentukan dari hasil simulasi numerik (Belyaeva,dkk, 2011).
PES yang disintesis dengan menggunakan toluen dan rangkaian alat
Dean-Stark trap memiliki sifat yang kaku, keras, dan berwarna putih. Sementara
itu, PES yang disintesis tidak dengan menggunakan toluen dan rangkaian alat
Dean-Stark trap memiliki sifat yang rapuh dan berwarna putih transparan. Hal ini
dapat terjadi karena adanya perbedaan pada tahap terminasi saat reaksi
polimerisasi kondensasi berlangsung. Tahap terminasi tersebut menentukan
panjang rantai polimer sehingga sangat menentukan struktur dan kapasitas
polimer tersebut. Selain itu, perbedaan metode sintesis juga mempengaruhi
tingkat kemurnian dari polimer yang dihasilkan. Pencucian dilakukan dengan airmetanol, air mendidih, metanol, dan aseton. Namun dari ketiga produk
polimerisasi tersebut, salah satunya memiliki kelarutan yang baik dalam aseton,
sehingga tahap pemurnian tidak dilakukan dengan menggunakan aseton
(Nurahmi,dkk, 2010).
Air bersih merupakan hal penting bagi kehidupan, karena air dapat
berfungsi terutama untuk keperluan rumah tangga, bahkan untuk kegiatan
pertanian dan industri. Air merupakan substansi vital yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh untuk metabolisme. Perkembangan teknologi membran saat ini sangat
pesat, terutama dalam pengolahan air, karena teknologi ini mempunyai beberapa
C. Prosedur Kerja
Apel
A. Hasil Pengamatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1
2
3
5
4
6
8
9
7
2. Data Pengamatan
Air keluar
Kondensor
Statif
Klem
Air masuk
Water Flat
Erlenmeyer
Labu Alas Bulat
Elektro mantel
No
1.
Perlakuan
50 gram apel dihaluskan , lalu
Hasil Pengamatan
-
2,5 gram
x 100
50 gram
= 5%
B. Pembahasan
Metode Dean Stark apparatus dilakukan reaksi kondensasi dengan jalan
refluks atau pemanasan sampel yang akan ditentukan kadar airnya dengan pelarut
selama beberapa jam menggunakan katalisator asam. Biasanya
pelarut yang
digunakan adalah benzena dan toluena. Alat dean stark merupakan alat yang
digunakan untuk menampung destilat yang terdiri dari dua lapisan yang tidak
bercampur satu sama lain. Alat ini biasa digunakan pada destilasi yang
menghasilkan air, jika sampel yang akan dihitung kadar airnya dapat bercampur
pada suhu tinggi dan tidak bercampur pada suhu rendah.
Berdasarkan percobaan menentukan kadar air dengan metode dean stark,
bertujuan untuk mengetahui kadar air dalam sebuah sampel. Sampel yang
digunakan adalah buah apel. Dimana buah apel yang telah diketahui bobotnya,
dihaluskan terlebih dahulu. Bahan yang telah dihaluskan dicampurkan dengan
pelarut aromatik (toluena), agar dapat mempercepat proses penguapan.
Percobaan kali ini pelarut organik yang digunakan adalah toluena, karena
titik didih toluena tidak begitu jauh dengan titik didih air, perbedaan massa jenis
yang cukup signifikan dengan air, dan merupakan senyawa aromatik yang
sederhana. Titik didih toluena adalah 115oC dan titik didih air adalah 100 oC.
Ketika toluena dicampurkan dengan apel, toluena terabsorbsi ke dalam apel.
Sehingga ketika pemanasan, air yang terkandung dalam apel akan menguap
bersama dengan pelarut, yaitu toluena. Pelarut aromatik (toluena) sebagai pelarut
merupakan senyawa non polar, sedangkan air adalah senyawa polar, tetapi pada
keadaan panas keduanya dapat bercampur. Hal ini disebabkan karena ketika
dipanaskan, toluena menjadi tidak stabil dan terjadi reaksi adisi yaitu pemutusan
ikatan rangkap dan membentuk ikatan hidrogen dengan air. Sehingga dalam hal
ini toluena mengalami peningkatan kepolaran dan dapat bercampur dengan air.
Pada alat dean stark terjadi pemisahan antara air dan pelarut toluena. Perbedaan
kepolaran menyebabkan keduanya berpisah pada keadaan dingin sehingga tidak
bercampur.
ini menyebabkan bahan tersebut akan mengikat air secara kuat sehingga sulit
melepaskan airnya meskipun telah dipanaskan.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dalam percobaan ini,
maka disimpulkan bahwa proses penentuan kadar air pada sampel dilakukan
dengan cara pemanasan sampel, dimana uapnya mengalir ke kondensor dan
mengalami kondensasi membentuk cairan. Cairan yang dihasilkan membentuk
dua lapisan. Air berada pada lapisan bawah dan toluena di atas, dan diperoleh
kadar air dalam 50 gram apel adalah 5 0/0.
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, T.S., Mukhriza., dan Liza, L., 2010. Membran Khitosan Untuk
Pengolahan Air Secara Ultrafiltrasi. Hasil Penelitian Industri. Vol. 23
(2)
Belyaeva M.V., Drofa A.S., dan Ivanov V.N., 2011. Studi Model Untuk
Peningkatan Presipitasi Awan Konvektif Dengan Bubuk Garam. Jurnal
Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca. Vol. 12 (2)
Fessenden, R.J dan Fessenden J.S., 1986. Dasar-dasar Kimia Organik. Jilid I.
Erlangga : Jakarta.
Handayani N., Buchari., Wahyuningrum D., dan Zulfikar M.A. 2010. Sintesis
dan Karakterisasi Poli(eter-sulfon) dan Poli(eter-sulfon) ternitrasi sebagai
Material Membran untuk Imobilisasi Lipase. Jurnal Kimia Indonesia.
Vol. 5 (1)
Srivastava. 1987. Tehnik Instrumentasi. Universitas Indonesia Press : Jakarta.