PERCOBAAN X
PENENTUAN KADAR AIR MENGGUNAKAN METODE DEAN STARK
OLEH :
NAMA
: MUHAMAD FALAQ
STAMBUK
: F1C1 15 037
: TRISNA
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan manusia yang
tidak terbantahkan lagi fungsi dan peranannya dalam membantu disetiap kegitan
manusia pada umumnya. Air bisa dibilang dan memang merupakan kebutuhan
pokok dan mutlak dan harus ada dalam keseharian manusia, seperti halnya dalam
memasak, mencuci dan mandi tentunya. Air mempunyai kemampuan untuk
melarutkan banyak zat-zat organik. Air sering terkandung dalam minyak mentah
sebagai fasa cair bersama dengan minyak atau gas yang terlarut didalamnya.
Metode penentuan kadar air yang diterapkan atau dirancang untuk mengurangi
oksidasi, dekomposisi atau hilangnya zat yang mudah menguap bersamaan
dengan
pengurangan
kelembaban
sebanyak
mungkin.
Selain
dengan
menggunakan metode dean stark, dalam penentuan uji kadar air digunakan
metode oven, yaitu metode pemanasan dengan temperatur rendah atau tinggi.
Kadar air dalam suatu bahan sering menyebabkan masalah, diantaranya
adalah sampel mudah berjamur dalam reaksi kimia yang tidak melibatkan air,
adanya air akan mempengaruhi hasil reaksi dan dalam ekstraksi menggunakan
pelarut absolut, air akan menurunkan efisiensi. Untuk menghindari masalah
tersebut, kandungan air perlu diketahui. Selisih berat antara sampel awal dam
berat sampel akhir merupakan berat air. Penentuan kadar air harus memperhatikan
sampel yang digunakan. Banyak metode yang dapat dilakukan untuk penentuan
kadar air ini. Akan tetapi, masing-masing dari metode tersebut mempunyai
kekurangan tertentu yang dapat mempengaruhi hasil kadar air yang diperoleh
nantinya. Sehingga berdasarkan uraian diatas, maka akan dilakukan percobaan
penentuan kadar air dengan menggunakan Metode Dean Stark.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan penentuan kadar air dengan
menggunakan Metode Dean Stark adalah bagaimana cara menentukan kadar
suatu sampel dengan menggunakan Metode Dean Stark?
C. Tujuan Percobaan
Tujuan yang akan dicapai pada percobaan penentuan kadar air dengan
menggunakan Metode Dean Stark adalah untuk mempelajari proses penentuan
kadar air suatu sampel dengan menggunakan Metode Dean Stark.
D. Manfaat Percobaan
Manfaat yang diperoleh dari percobaan penentuan kadar air dengan
menggunakan Metode Dean Stark adalah dapat mempelajari proses penentuan
kadar air suatu sampel dengan menggunakan Metode Dean Stark.
II.
LANDASAN TEORI
kemampuan untuk
melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa
jenis gas dan banyak macam molekul organik (Abtokhi, 2012).
Kadar air dalam suatu bahan sering menyebabkan masalah, diantaranya
adalah sampel mudah berjamur, dalam reaksi kimia yang tidak melibatkan air,
adanya air akan mempengaruhi hasil reaksi, dalam ekstrasi menggunakan pelarut
absolut, air akan menurunkan efesiensi. Untuk menghindari masalah tersebut,
kandungan air perlu diketahui. Penentuan kadar air biasanya dilakukan dengan
pemanggangan sampel dalam oven. Selisih berat antara sampel awal dan berat
sampel akhir merupakan berat air (Sahidin, 2009).
Alat-alat Dean Stark digunakan untuk menampung destilat yang terdiri
dari dua lapisan yang tidak bercampur satu dengan yang lain. Dan alat ini
biasanya digunakan pada destilasi yang menghasilkan air (lapisan anorganik) dan
senyawa/pelarut organik. Pada penggunaannya pipa yang mengarah ke bawah
dihubungkan dengan labu, sedangkan pipa yang mengarah ke atas dihubungkan
dengan pendingin (Anwar, 1994).
Salah satu metode yang digunakan pada metode dean stark trap adalah
dengan memilih pelarut yang harus dapat membentuk campuran azeotrop dengan
air dan memiliki berat jenis yang lebih ringan dari berat jenis air, misalnya
benzena, sehingga dengan pemanasan, air dan benzena akan menguap secara
azeotrop dan tertampung pada dasar alat dean stark trap sehingga membentuk dua
lapisan. Dengan demikian, air akan terpisah dengan campuran reaksi dan
kesetimbangan akan bergeser ke kanan atau kearah pembentukan ester, sehingga
dihrapkan rendamen senyawa ester yang dihasilkan akan lebih besar (Firdaus
dkk., 2013).
III.
METODOLOGI PRAKTIKUM
yang
digunakan
pada
percobaan
penentuan
kadar
air
menggunakan metode dean stark adalah seperangkat alat dean stark, hot plate,
penghalus sampel (blender) batang pengaduk, gelas kimia 100 mL, gelas ukur 25
mL, catter/pemotong, pipet tetes, neraca analitik, statif dan klem.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah tisu, melon
(sampel) 50 gram, vaselin dan toluena (CH3(C6H5))
C. Prosedur Kerja
1. Rangkaian Alat
Alat Dean Stark
dirangkai
50gram
grammelon
apel
50
- dihaluskan
- ditimbang sebanyak 50 gram
- dimasukkan dalam labu alas
bulat
- ditambahkan 10 mL toluena
- diaduk
50 gram sampel melon halus + 10 mL toluena
-
dipanaskan sampai
menghasilkan cairan (air dan
toluena)
diukur volume air yang
dihasilkan
dihitung kadar air melon
yang dihasilkan
IV.
A. Hasil Pengamatan
1. Gambar Rangkaian Alat
1. Air keluar
2. Air masuk
3. Kondensor
4. Klem
5. Statif
6. water trap
7. Labu alas bulat
8. hot plate
2. Data Pengamatan
No.
Perlakuan
1. Melon dihaluskan, dimasukkan dalam labu alas
Pengamatan
Campuran azeotrop
2.
Terbentuk Cairan
3.
Volume= 3 mL
sampel melon
3. Analisis Data
Dik
: 50 gram
Volume toluena
Dit
: 10 mL
Penyelesaian :
V air
: 3 mL
: 1 gram/mL
Massa air
: 3 mL x 1 gram/mL
: 3 gram
% kadar air
massa air
100
massa sampel
3 gram
100
50 gram
= 6%
B. Pembahasan
Dean stark adalah alat yang digunakan untuk menampung destilat yang
terdiri dari dua lapisan yang tidak bercampur satu sama lain. Alat dean stark
berguna juga untuk menghitung kadar air suatu sampel pada alat destilasi yang
kadar airnya akan bercampur pada suhu tinggi dan menyatu pada suhu rendah.
Banyaknya air dalam suatu bahan tidak dapat ditentukan dari keadaan fisik bahan
tersebut. Penentuan kadar air biasanya dilakukan dengan cara memanaskan
sampel dengan pelarut senyawa organik yang mana senyawa organik yang
digunakan adalah toluena.
Percobaan ini dilakukan penentuan kadar air dengan menggunakan metode
Dean Stark, oleh karenanya akan digunakan pelarut dimana yang titik didihnya
tidak jauh berbeda atau hampir mendekati titik didih air dan salah satu pelarut
tersebut adalah toluena. Toluena dipilih menjadi pelarut pada metode dean stark
ini karena titik didih toluena hampir mendekati titik didih air yaitu, sekitar 110 oC
-115oC sedangkan air titik didihnya 100 oC , adanya perbedaan massa jenis yang
cukup besar, serta karena toluena merupakan senyawa aromatik yang sederhana.
Selain itu, toluena diharapkan ketika dipanaskan akan terabsorbsi ke dalam apel
yang akan menyababkan sampel dan pelarut menyatu saat menguap.
Toluena sebagai pelarut merupakan senyawa non polar, sedangkan air
adalah senyawa polar, tetapi pada keadaan panas keduanya dapat bercampur. Hal
ini disebabkan karena ketika dipanaskan, toluena menjadi tidak stabil dan terjadi
reaksi adisi yaitu pemutusan ikatan rangkap dan membentuk ikatan hidrogen
dengan air atau reaksi pemutusan ikatan rangkap menjadi ikatan hidrogen dengan
air ini juga akan menyebabkan terjadinya peningkatan kepolaran saat itulah air
akan masuk dan bercampur dengan pelarut. Sehingga toluena mengalami
peningkatan kepolaran dan mampu bercampur dengan air.
Akibat pemanasan yang menghasilkan uap tadi selanjutnya melalui proses
kondensasi pada kondensor yaitu proses pengembunan uap menjadi cair kembali,
sehingga mengakibatkan air dan toluena berpisah lagi yang disebabkan karena
perbedaan kepolaran. Sehingga kedua campuran tersebut membentuk dua lapisan,
dimana lapisan bawah merupakan air sedangkan lapisan pada bagian atas tidak
lain adalah toluena. Peristiwa ini terjadi karena adanya perbedaan massa jenis dari
masing-masing baik air maupun toluene. Toluena akan berada pada lapisan bagian
atas dan air akan berada pada lapisan bagian bawah, hal ini disebabkan karena
massa jenis air lebih besar dibandingkan dengan toluena sendiri, meskipun dalam
pada suhu yang tinggi dapat bercampur atau homogen, namun pada saat larutan
tersebut dingin akan terpisah satu sama lain, dimana secara teori massa jenis yang
lebih besar akan berada di lapisan bawah pada sebuah larutan yang tidak
homogen. Berdasarkan dari hasil analisis data volume awal air yang diperoleh
adalah 3 mL dengan kadar air dalam sampel melon seberat 50 gram adalah
sebesar 6%.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
tujuan
dan
hasil
pengamatan
penentuan
kadar
air
DAFTAR PUSTAKA
Abtokhi, A., 2012, Analisis Deskriptif Nilai Resistivitas Air Akibat Radiasi
Matahari pada Jenis Wadah Logam, Jurnal Neutrino, 4(2).
Anwar, C., 1994, Pengantar Praktikum Kimia Organik, Yogyakarta : Universitas
Gajah Mada.
Firdaus, Hanapi U., Nur U. P., Dirayah M. H., Sukarti, Ihsan C. dan Herlina R.,
2013, Efektivitas Katalis AlCl3 dan H2SO4 dalam Reaksi Esterifikasi Asam
p-Kumarat, Indonesia Chemica Acta, 6(2).
Sahidin, 2009, Penuntun Praktikum Kimia organik, Kendari : Universitas Halu
Oleo.
Saparuddin, 2010, Pemanfaatan Air Tanah Dangkal sebagai Sumber Air Bersih di
Kampus Bumi Bahari Palu, Jurnal SMARTEK, 8(2).
Suhartono, Herri, S., Dwiwahju S. dan Azis, T., 2010, Pengukuran Konstanta
Henry Toluen dan Benzen dalam Minyak dan Air dengan Kolom
Gelembung, Jurnal Teknik Kimia Indonesia, 9(2).