Disusun
Oleh:
Nama : Rizki Saputra
NPM : E1J023080
Prodi : Agroekoteknologi
Kelompok : 4 (Empat)
Hari/tanggal : Kamis, 2 November 2023
Koa-ss : Dahani Sharon Simbolon
Dosen : Drs. Syafnil, M.Si.
Objek Praktikum : Analisis Kualitas Air
LABORATORIUM
AGRONOMI FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERSITAS
BENGKULU 2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan yang sangat penting dan tidak bisa diganti perannya bagi
makhluk hidup. Kualitas air merupakan penentu kelangsungan kehidupan makhluk hidup
kedepannya, khususnya manusia. Pencemaran air memiliki pengertian bahwa adanya
penyimpangan sifat – sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurnian air tersebut. Air
yang tersebar di bumi ini tidak pernah terdapat dalam bentuk murni. Namun bukan berarti
bahwa semua sudah tercemar. Sebagai contoh, walaupun di daerah pegunungan atau hutan
yang terpencil dengan udara yang bebas dan bersih dari pencemaran, air hujan yang turun di
atasnya selalu mengandung bahan–bahan terlarut, seperti CO2, O2, dan N2, serta bahan –
bahan tersuspensi seperti debu dan partikel–partikel lainnya yang terbawa air hujan dari
atmosfer. Biasanya air tersebut mengandung zat-zat kimia dalam kadar tertentu, baik zat-zat
kimia anorganik maupun zat-zat kimia organik. Apabila kandungan zat-zat kimia tersebut
terlalu banyak jumlahnya didalam air, air tersebut dapat menjadi sumber bencana yang dapat
merugikan kelangsungan hidup semua makhluk sekitarnya. Kini dengan adanya pencemaran-
pencemaran air oleh pabrik maupun rumah tangga, kandungan zat-zat kimia di dalam air
semakin meningkat dan pada akhirnya kualitas air tersebut menurun. Oleh karena itu,
diperlukan analisa air untuk menentukan dan menghitung zat-zat kimia yang terkandung di
dalam air sehingga dapat diketahui air tersebut membahayakan kesehatan, layak tidaknya
dikonsumsi maupun sudah tercemar atau belum. Analsia air termasuk ke dalam kimia analisa
kuantitatif karena menentukan kadar suatu zat dalam campuran zat-zat lain. Prinsip analisa air
yang digunakan adalah prinsip titrasi dan metode yang digunakan adalah metode indikator
warna dan secara umum termasuk ke dalam analisa volumetrik.
Gelas Ukur 5
3.1.2 Bahan
KMnO4 Air Keran
Aquades Air Sawah
H2SO4
Kertas Lakmus Merah
Asam Oksalat (H2C2O4)
1 Suhu 26 º C 26 º C 26 º C 26 º C
2 Zat Padat _ _ Keruh _
Terlarut
3 Zat Padat _ Mengendap _ Mengendap
Tersuspensi
4 Warna Putih tidak Putih kekuning Putih tulang Putih ada
berubah kuningan endapan
5 DO _ _ _ _
6 Amoniak Tidak Bau pesing Bau pesing Bau pesing
Menyengat menyengat menyengat menyengat
7 COD Volume Volum Volume Volume Volum Volume
KMnO4 selama e KMnO4 KMnO4 e KMnO4
pemanasan KMnO4 Titrasi II selama KMnO4 Titrasi
(mL) Titrasi I (mL) pemanasan Titrasi I II
(mL) (mL) (mL) (mL)
Ulangan I - - - - - -
Ulangan II - - - - - -
BAB V
PEMBAHASAN
Dari Hasil pengamatan diatas kita ketahui jumlah sampel air untuk praktikum ini adalah
4 sampel yang meliputi air sumur, air danau, air limbah, dan air sawah. Pengamatan pertama
di lakukan pd sampel air sumur, kami telah melakukan uji proses pd air sumur tadi, yang
didapatkan adalah warna air masih sama dan bau nya tidak terlalu menyengat. Berdasarkan
hasil pengamatan bahwa warna dan bau air sumur tidak berubah secara signifikan setelah penambahan
amoniak,ini menunjukan bahwa: "Air sumur tersebut mengandung ion logam berat dalam jumlah yang
sangat sedikit atau bahkan tidak terdeteksi. Amoniak biasanya bereaksi dengan ion logam berat
membentuk endapan yang mengubah warna dan bau air. Ketiadaan perubahan menunjukkan ion
logam berat tidak cukup untuk bereaksi dengan amoniak." (Skoog, 2014). Rendahnya kandungan ion
logam berat menjadikan air sumur pada uji ciba kali ini aman untuk digunakan dan dikonsumsi.
Pada pengamatan ke dua yang dilakukan pada air danau kami sudah melakukan uji coba terhdap
air danau tersebut dan hasil yang didapatkan adalah: Air danau yang tadinya tidak berbau berubah
menjadi sangat menyengat dengan bau seperti pesing/ bau tengik. Ini menunjukan bahwa "Air danau
tersebut mengandung kadar amonia yang tinggi” dan tidak aman untuk dikonsumsi (Effendi, 2017).
Pada pengamatan ke 3 (tiga) kami melakukan uji coba terhadap air limbah dan kami
mendapatkan hasil sebagai berikut : Air limbah yang telah di uji coba dengan menambahkan amoniak
yang tadnya tidak terlalu menyengat menjadi sangat-sangat menyengat. Ini menunjukan Air limbah
tersebut mengandung amonia dalam jumlah tinggi yang sebelumnya terikat dengan senyawa lain."
"Penambahan amoniak ke dalam air danau akan membebaskan amonia yang terikat dan meningkatkan
konsentrasi amonia bebas yang mudah menguap dan berbau sangat menyengat." (Waluyo, 2017).
Dan pada percobaan yang terakhir kami melakukan uji coba pada air sawah yang ada di
belakang Gedung lab agronomi. Dan kami mendapatkan hasil sebagai berikut: setelah memasukan
amoniak ke daalam air sawah, bau air sawah yang tadinya bau lumpur/tanah berubah menjadi bau
tengik yang sangat pekat. Ini menunjukan ir sawah tersebut mengandung kadar amonia yang cukup
tinggi meskipun sebelumnya tidak terdeteksi (Rustini, 2019). Dan ini juga menunjukan tingginya
amonia mengindikasikan penggunaan pupuk nitrogen dan aktivitas mikroba yang intens di sawah
(Juarsah, 2018).
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan serangkaian pengujian dan analisis yang dilakukan terhadap 4 sampel air
yaitu air sumur, air danau, air limbah, dan air sawah, dapat disimpulkan bahwa:
1. Air sumur mengandung ion logam berat dalam jumlah yang sangat rendah sehingga
aman untuk dikonsumsi. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya perubahan warna
dan bau setelah penambahan amoniak.
2. Air danau mengandung kadar amonia yang tinggi sehingga telah tercemar dan tidak
layak dikonsumsi. Ditandai dengan bau sangat menyengat setelah dilakukan
pengujian.
3. Air limbah mengandung kadar amonia yang sangat tinggi karena belum mengalami
pengolahan. Dibuktikan dengan bau yang sangat menyengat setelah penambahan
amoniak.
4. Air sawah memiliki kadar amonia yang cukup tinggi meskipun sebelumnya tidak
terdeteksi. Hal ini kemungkinan akibat penggunaan pupuk nitrogen yang berlebih.
Dengan demikian, Kelompok 4 telah mampu menguji dan menganalisis sifat fisika dan
kimia dari keempat sampel air tersebut, sehingga dapat mengetahui kualitas dan
kesesuaian penggunaan dari masing-masing air. Tujuan percobaan kali ini telah
tercapai.
6.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum ini adalah :
1. Praktikan diharapkan lebih teliti dalam membaca alat dan menetapkan hasil akhir agar
galat yang ada tidak besar .
2. Praktikan diharapkan utuk belajar seputar percobaan sebelum melakukan percobaan
ini.
3. Praktikan diharapkan agar selalu semangat dalam menghadapi kesulitan–kesulitan
yang ada saat praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Ansori, A.K. 2008. Penentuan Kekeruhan Pada Air Reservoir di PDAM Tirtanadi
Instalasi Pengolahan Air Sunggal Medan Metode Turbidimetri. Karya Ilmiah.
Program Studi Diploma III Kimia Analis Departemen Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Diploma III Kimia
Analis Universitas Sumatera Utara. Medan.
Barus, T. A, 2003. Pengantar Limnologi. Jurusan Biologi FMIPA USU. Medan
Effendi, 2017). Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Kanisius.
Effendi,H.2003.Telaah Kualitas Air.Yogyakarta.
Juarsah et al. (2018). Kualitas air sawah akibat pemberian pupuk nitrogen. Jurnal
Lahan Suboptimal, 7(1), 57-63.
Krisnandi, Y.K. 2009. Kimia Dalam Air. Bahan ajar. KBI Kimia Anorganik
Universitas indonesia. Jakarta.
Nontji,Anugerah.1987.Laut Nusantara.PT Grafindo.Jakarta.
Rustini et al. (2019). Amonia dan nitrit air sawah intensifikasi di Kabupaten Maros,
Sulawesi Selatan. Jurnal Lahan Suboptimal, 8(1), 89-97.
Sihotang,C. dan Efawani. 2006. Penuntun Praktikum Limnologi. Fakultas Perikanan
Uwai.