Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN ZAT ORGANIK (Bilangan KmnO4)

DALAM AIR BERSIH DAN AIR LIMBAH

DOSEN PEMBIMBING:
1. DEMES NURMAYANTI, ST, M. Kes
2. Dr. Ir. IVA RUSTANTI EW, Ir, MT

Disusun Oleh :

Mochammad Arifin Mulyo A. P D4-2B (P27833320056)

PROGRAM STUDI SANITASI LINGKUNGAN


POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
TAHUN AJARAN 2020-2021
A. Latar Belakang

Air limbah adalah air yang telah mengalami penurunan kualitas karena


pengaruh manusia. Air limbah perkotaan biasanya dialirkan di saluran air
kombinasi atau saluran sanitasi, dan diolah di fasilitas pengolahan air limbah
atau septic tank. Air limbah yang telah diolah dilepaskan ke badan air penerima
melalui saluran pengeluaran. Air limbah, terutama limbah perkotaan, dapat tercampur
dengan berbagai kotoran seperti feses maupun urin.

Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik
dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan
aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi. Rata-rata air bersih
diperoleh dari sungai-sungai di dunia. Ketersediaan ini sepintas terlihat cukup untuk
menjamin persediaan yang cukup bagi setiap penduduk, tetapi kenyataannya air
tersebut sering kali tersedia di tempat-tempat yang tidak tepat.

Sistem pembuangan air adalah infrastruktur fisik yang mencakup pipa, pompa,


penyaring, kanal, dan sebagainya yang digunakan untuk mengalirkan air limbah dari
tempatnya dihasilkan ke titik di mana ia akan diolah atau dibuang. Sistem
pembuangan air ditemukan di berbagai tipe pengolahan air limbah, kecuali septic
tank yang mengolah air limbah di tempat.

Adanya zat organik yang berlebih dalam air dapat dikarenakan oleh kotoran
manusia, hewan ataupun oleh sumber lain. Zat organik merupakan zat yang banyak
mengandung unsur karbon, zat yang pada umumnya merupakan bagian dari binatang
atau tumbuh-tumbuhan dengan komponen utamanya adalah karbon, protein, dan
lemak lipid. Zat organik ini sangat mudah mengalami pembusukan oleh bakteri
dengan menggunakan oksigen terlarut. Kandungan zat organik yang tinggi di dalam
air menunjukkan bahwa air tersebut telah tercemar, terkontaminasi rembesan dari
limbah dan tidak aman sebagai sumber air minum. (Haitami,dkk, 2016).

Permanganometri merupakan metode titrasi yang dilakukan berdasarkan


reaksi oleh Kalium permanganat (KMnO4). Prinsi reaksi ini difokuskan pada reaksi
oksidasi dan reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi
dengan KMnO4 telah dikenal lebih dari seratus tahun, kebanyakan titrasi dilakukan
dengan cara langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+ , asam atau garam
oksalat yang dapat larut dan lain sebagainya. Zat organik dapat dioksidasi dengan
menggunakan KMnO4 dalam suasana asam dengan pemanasan. Sisa KMnO4
direduksi dengan asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali
dengan KMnO4. Metode permanganometri didasar kan pada reaksi oksidasi ion
permanganat. ( Apriyanti, dkk 2018 )

B. Tujuan dan Fungsi

Tujuan Umum : Mahasiswa mampu memahami cara-cara penentuan zat organik


dalam air minum, air bersuh, dan air limbah.

Tujuan Khusus :

1. Mahasiswa dapat menyiapkan alat-alat


2. Mahasiswa mampu membuat reagen
3. Mahasiswa dapat menentukan normalitet KmnO4
4. Mahasiswa dapat membentuk zat organik
5. Mahasiswa dapat menghitung hasil

C. Waktu dan Tempat Pemeriksaan

Lokasi : Laboratorium Kimia Poltekkes Kemenkes Surabaya


Hari/Tanggal : Kamis, 15 April 2021
Pukul : 09.15 WIB

D. Alat dan Bahan

1. Gelas ukur

2. Corong
3. Erlenmeyer

8. Pipet filler rubber


4. Pipet gondok 10 ml

5. Pipet ukur 10 ml 9. Sampel air

6. Buret 1 (warna coklat), Statif


10. Aquades
(warna putih) 50 ml

11. KMn O4 0,01N


7. Pemanas / kompor 12. H2SO4 4M
13. Asam Oksalat
E. Langkah Kerja

- Penentuan normalitet KMnO4 0,01N


1. Pipet 10 ml dengan pipet gondok asam oksalat 0,01N dan masukan kedalam
Erlenmeyer

2. Tambahkan 5 ml H2SO4 4N dengan pipet ukur dimasukan kedalam Erlenmeyer yang


tadi dan Homogenkan erlenmeyer hingga merata

3. Masukan KMnO4 kedalam buret sebanyak 50ml menggunakan corong


4. Selanjutnya siap untuk memanaskan larutan yang di Erlenmeyer dan jangan sampai
mendidih hanya berbuih dengan api kecil sekitar 70°C

5. Lalu titar KMnO4 ke buret dalam keadaan panas


6. Tunggu dan amati perubahan warna sampai berwarna merah muda

7. Setelah melakukan langkah titar Menggunakan larutan kmno4 hanya sebanyak 11ml
dari awal 50 ml yang masuk ke buret
- Penentuan zat organik
1. Ukur sampel air dengan menggunakan gelas ukur

2. Pindahkan sampel kedalam Erlenmeyer sebanyak 50 ml

3. Tambahkan H2SO4 4N 5ml didalam Erlenmeyer

4. Lalu campurkan ke dalam Erlenmeyer


5. Tambahkan KMnO4 sampai volume 50ml
6. Tetesi dengan kmno4 0,01N sampai warnanya berubah merah muda tidak hilang
dalam waktu 5-10 mnt. Tidak boleh kurang dan juga tidak boleh lebih. Bila dalam
waktu 5-10mnt warna merah muda hilang ditetesi lagi.

7. Warna tidak berubah jadi bisa langsung Panaskan larutan tersebut tidak sampai
mendidih hanya berbuih dengan api kecil sekitar 70°C

8. Tambahkan 10 ml KMnO4 0,01N, panaskan sebentar dalam waktu 10mnt

9. Tambahkan lagi KMnO4 kedalam Buret hingga mencapai volume 50ml


10. Selagi menunggu 10mt homogenkan labu Erlenmeyer dengan tang penjepit, setelah
10 mnt matikan api
11. Tambahkan 10 ml asam oksalat menggunakan pipet gondok lalu pindahkan ke
Erlenmeyer

12. Panaskan kembali hingga warna berubah menjadi putih jernih dan homogenkan
menggunakan penjepit tang
13. Titrasi dalam keadaan panas, hingga berubah kembali ke warna merah muda

14. baca skala pada buret, hasilnya adalah volume KMnO4. Yang terpakai dari larutan
KMnO4 yaitu 6,5 ml

F. Hasil
1. Penentuan normalite KMN04 0,01N
V1N1 = 11.N2
10.0,01 = 11.N2
0,1 = 11.N2
N2 = 0,1/11 = 0,009

2. Penentian zat organik

Jadi dalam 1 liter air sumur mengandung 30,652 zat organik.


DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti dan Ersy Monica Apriyani. ( 2018 ). Analisis Kadar Zat Organik
Pada Air Sumur Warga Sekitar TPA Dengan Metode Titrasi Permanganometri. Vol. 2
No.2 . Palembang : UIN Raden Fatah.

Haitami, Dinna Rakhmina, Syahid Fakhridani. ( 2016 ). Ketapatan Hasil dan


Variasi Waktu Pendidihan Pemeriksaan Zat Organik. Medical Laboratory Technology
Journal. 2(2), 2016, 61-65.

Anda mungkin juga menyukai