Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PEMBUATAN LARUTAN

ZAHROH DIANAH PUSPITASARI


NIM. 142011233002

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air yang ada di permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber

salah satunya air tanah. Air tanah adalah air yang tersimpan atau terperangkap

dalam lapisan batuan yang mengalami penambahan secara terus menerus oleh

alam. Sumur gali merupakan sumber air yang banyak digunakan masyarakat

Indonesia yang airnya bersumber pada air tanah yakni air tanah dangkal. Air tanah

dangkal diperoleh pada kedalaman 15m, dimana kualitasnya cukup baik sebagai

air sumur gali, tetapi kualitasnya kurang dan tergantung pada musim (Haitami,

dkk, 2016).

Air yang dikonsumsi manusia harus bersih yaitu bebas dari bahan

pencemar kimiawi maupun biologis. Air bersih merupakan air yang digunakan

untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan

dan dapat diminum apabila dimasak. Air bersih memiliki syarat fisik, syarat kimia

dan syarat bakteriologis. Syarat fisika air adalah tidak berbau, tidak berwarna, dan

tidak berasa. Syarat kimiawi air adalah terbebas dari kandungan senyawa kimia

organik maupun anorganik.

Syarat kimia organik salah satunya adalah zat organik sebagai angka

permanganat yaitu banyaknya mg/L KMnO yang dibutuhkan untuk mengoksidasi

zat organik dalam satu liter sampel air yang dididihkan selama 10 menit.

Menurut PERMENKES RI Nomor 32 Tahun 2017, bahwa kadar zat

organik sebagai angka permanganat dalam air bersih maksimum adalah 10 mg/L.
Makin tinggi kandungan zat organic dalam air maka air tersebut telah

tercemar(Hidayati, dkk, 2010).

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui perbedaan pembuatan larutan padat dan cair dari bahan
KMnO4

2. Untuk mengenal apa itu KMnO4

3. Untuk mengetahui cara pembuatan larutan

4. Untuk mengetahui bahaya dari KMnO4


II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penggunaan KMnO4

Penggunaan larutan Kalium Permanganat (KMnO4) memang sudah sering

digunakan untuk oksidator etilen aktif. Namun pada aplikasinya, tidak dapat

tersendiri dan tidak boleh kontak langsung dengan bahan pangan mengacu kepada

toksisitasnya yang tinggi. Kalium Permanganat (KMnO4) akan dicampur dengan

bahan lain yang bersifat adsorber bagi etilen, oksigen, dan air. Bahan-bahan yang

biasanya turut dicampurkan sebagai adsorber etilen adalah zeolit, arang aktif,

asam askorbat, Ca(OH)2, bentonit, dan tanah liat (Jannah 2008 dalam

Napitupulu,2013)

2.2. Pengertian KMnO4

Zat Organik ( KMnO4 )

Zat organik adalah zat yang merupakan bagian dari binatang atau tumbuh-

tumbuhan dengan komponen utamanya adalah karbon,protein, dan lemak lipid.

Adanya zat organik dalam air menunjukkan bahwa air tersebut telah tercemar

oleh kotoran manusia, hewan atau sumber lain,makin tinggi kandungan zat

organik di dalam air maka terindikasi bahwa air tersebut telah tercemar.

Zat organik diidentifikasikan sebagai angka permanganate yaitu banyaknya

jumlah mg/l KMnO4 yang diperlukan untuk mengoksidasi zat organic yang
terkandung dalam satu liter sampel air dengan didihkan selama 10 menit,adanya

bahan-bahan organik dalam air erat hubungannya dengan terjadinya perubahan

sifat fisik dari air, terutama dengan timbulnya warna, bau dan rasa dan kekeruhan

yang tidak diinginkan.Standar kandungan bahan organik dalam air minum

menurut Departemen Kesehatan RI maksimal yang diperbolehkan adalah 10

mg/L. Pengaruh terhadap kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh

2.3. Bahaya KMnO4

Paparan zat organik ( KMnO4 ) terhadap efek kesehatan akut adalah

berbahaya jika kontak terhadap kulit dan mata akan menyebabkan iritasi. Kontak

mata yang terus menerus akan mengakibatkan kerusakan konea atau kebutaan,

dan kontak dengan kulit secara terus menerus akan menyebabkan radang dan

blistering pada kulit. Menghirup debu yang mengandung zat organik ( KMnO4 )

mengakibatkan iritasi pada saluran gastro-usus atau pernapasan, jika terus

menerus terpapar akan menyebabkan paru-paru rusak hingga mengakibatkan

kematian. Secara kronis akan berdampak meracuni pada sistem saraf pusat (SSP),

ginjal, hati, dan kulit sehingga akan merusak organ tersebut ( Yan Z et al,2018)

Dampak kesehatan pada masyarakat jika mengkonsumsi air yang

mengandung zat organik ( KMnO4 ) akan menyebabkan radang akut hingga

kerusakan organ tubuh misalnya paru-paru jika zat tersebut terpapar terus menerus

ke dalam tubuh hingga menyebabkan kematian. Paparan langsung zat tersebut

pada kulit dan mata akan menyebabkan iritasi pada kulit, dan kerusakan kornea

pada mata yang mengakibatkan kebutaan ( Miao S et al,2018)


III METODOLOGI

3.1 Waktu Pelaksanaan

Karena adanya pandemi, praktikum tidak dapat dilakukan secara


langsung melainkan dengan cara melihat video yang sudah ditentukan.
Kegiatan ini dilakukan pada bulan Maret. Sedangkan waktu penyusunan
laporan adalah setelah kegiatan menonton video terkait pembelajaran
mengenai pembuatan larutan.

3.2 Alat dan Bahan

Alat : Laptop,buku tulis,bulpoint

Bahan : Larutan KMnO4 (hanya dicatat)


IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

1. Pembuatan larutan KMnO4 dengan menggunakan 0,1 N sebanyak 150


ml.Berapa gram KMnO4 yang dibutuhkan ?

2.Diketahui larutan pada laboratorium kimia pangan yaitu KMnO4 dengan


Konsentrasi 5×10

Jawaban :

1. Diketahui : [KMnO4] : 0,1 N


Volume larutan : 150 ml = 0,15 gram

Ditanya : Massa gram KMnO4 yang dibutuhkan ?

*Jumlah elektron yg dilepaskan oleh MnO4-


Reaksi:
MnO4- + 8H+ 5e → Mn2+ + 4H2O
terdapat 5 elektron yg dilepaskan.

*Mr KMnO4 : Ar K + Ar Mn + Ar 4(O)

: 39 + 52 + 16(4)

: 158 g/mol

*BE : Mr/E.valensi = 158/5 = 31,6 g/grek

*Massa KMnO4 : N × BE × V

: 0,1 × 31,6 ×0,15

: 0,474 gram

Jadi KMnO4 yang dibutuhkan sebanyak 0,474 gram.


2. Diketahui :

 M1 = Konsentrasi awal

 M2 = Konsentrasi yang ingin dibuat

 V2 = Volume yang akan dibuat

-Ditanya : V1 (Volume yang diperlukan ) ?

-Jawab :

 Rumus : M1 x V1 = M2 x V2

V1 =

V1 = 45 ml

4.2 Pembahasan pembuatan larutan cair dan padat

Larutan KMnO4 dibuat dengan cara melarutkan padatannya dengan aqua


DM kemudian dilakukan pemanasan hinggi 30 menit. Pemanasan selama 30
menit bertujuan untuk mempercepat reaksi antar MnO4- dengan zat pengotor
organik yang terdapat dalam pelarut. Di dalam air KMnO4 mengalami reduksi
menjadi padatan MnO2 yang berwarna coklat. Kemudian dilakukan pendiaman
agar MnO2 tersebut mengendap setelah itu diambil 5 mL dan diencerkan kedalam
labu ukur 100 mL. Pemisahan padatan MnO2 dari larutan dengan cara seperti itu
dilakukan karena KMnO4 tidak dapat disaring dengan kertas saring. Kertas saring
merupakan zat organik sedangkan KMnO4 tidak stabil jika bereaksi dengan zat
organik (Putra,2016).

Larutan KMnO4 distandarisasi dengan menggunakan kristal asam oksalat.


Asam oksalat dapat disintesis dari pelepah kelapa sawit dengan metode peleburan
alkali. Yield asam oksalat tertinggi diperoleh pada konsentrasi Ca(OH)2 3,5 N
dan waktu peleburan 60 menit. Asam oksalat yang dihasilkan memiliki
karaktersitik FTIR yang mendekati asam oksalat standar dengan titik leleh sebesar
106,20C. Analisis FTIR (Fourier Transorm Infra Red) bertujuan untuk
mengidentifikasi gugus fungsi dari suatu senyawa pada panjang gelombang
tertentu. Spektrum FTIR asam oksalat menunjukkan adanya gugus OH, C=C, C-
O, dan C-H. Gugus hidroksil (O-H) asam oksalat sintesis dikarakterisasi pada
bilangan gelombang 3402,43 cm-1 sedangkan asam oksalat standar memiliki
serapan kuat pada bilangan gelombang 3200-3700 cm-1 dengan serapan kuat dan
tajam pada 3422,06 cm-1 (Pandang,2016).

Membuat larutan KMnO4 yaitu dengan cara berikut ini

1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan diantarannya adalah

aluminium foil, kertas label, kaca arloji, spatula, bulpoint

timbangan analitik, corong kaca, labu ukur, pipet tetes, dan botol

semprot

2. Menghitung massa gram yang dibutuhkan dalam membuat larutan

dengan menggunakan rumus (M) molaritas, jika diketahui gram

yang dibutuhkan yakni 0,474 gram.

3. Kemudian menimbang kristal zat menggunakan neraca analitik

dengan cara meletakkan kaca arloji atau meletakkan gelas kimia

diatas neraca dan menolkan angka terbaca dengan cara re-zero

pada timbangan analitik. Lalu cara yang digunakan untuk


memasukkan zat kimia kedalam kaca arloji atau gelas ukur yakni

menggunakan spatula kemudian bisa memulai proses penimbangan

zat kimia yang dibutukan (Jubahar, 2017)

4. Menimbang larutan

5. Memindahkan gelas kimia yang berisi zat kimia KMnO4 dan

memberikan larutan aquadest sebanyak ¼ dari volume gelas

tersebut, dan larutkan dengan cara mengaduk menggunakan spatula

secara perlahan.

6. Kemudian memindahkan larutan KMnO4 tersebut kedalam labu

ukur dengan menggunakan corong kaca sebagai alat bantunnya,

labu ukur yang digunakan harus sesuai dengan volume yang

dibutuhkan dalam pembuatan larutan tersebut.

7. Selanjutnya cuci gelas kimia beserta pengaduknya dengan aquades,

pencucian ini bertujuan untuk melarutkan zat yang tersisa, dan

pembilasan dilakukan sebanyak 3 kali.

8. Kemudian tambahkan aquades menggunakan bantuan dari botol

semprot ke dalam labu ukur sesuai dengan volume yang sudah di

tentukan, lalu menutup labu ukur menggunakan alumunium foil.

9. Dan yang terakhir pada proses pembuatan larutan KMnO4 ini

yakni memberikan label nama yang berisikan nama larutan,tanggal

pembuatan, konsentrasi larutan, tanggal pembuat serta identitas

dari pembuat larutan (Jubahar, 2017)


V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Larutan KMnO4 ini sangat berbahaya jika tidak digunakan dengan sesuai.Larutan
ini biasannya dikenal dengan Kalium Permangat.KMnO4 ini dikategorikan
sebagai zat organic,yang bisa berasal dari tumbuhan ataupu hewan.

Pembuatan Larutan Permangat ini memerlukan beberapa proses dan harus


berhati-hati karena paparan sangat berbahaya.Selain itu jika masuk kedalam mulut
akan mengakibatkan dampak yang buruk seperti yang sudah dijelaskan diatas.

5.2 Saran

Jika ingin membuat larutan permangat atau KMnO4 harus sesuai dengan
prosedur serta memakai sarung tangan dan masker,serta jas
laboratorium.Mengapa demikian untuk menjaga agar tidak terjadi kecelakan
dalam pembuatan larutan ini.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2017. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

No.32/MENKES/SK/VI/2017. Depkes RI. Jakarta.

Depkes RI. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

No.492/MENKES/SK/VI/2010 Tentang Pengawasan Kualitas Air

Minum. Depkes RI. Jakarta.

Haitami, Dinna Rakhmina, Syahid Fakhridani. 2016. Ketapatan Hasil dan Variasi

Waktu Pendidihan Pemeriksaan Zat Organik. Medical Laboratory

Technology Journal. 2 (2), 2016, 61-65.

Hidayati, M,. Ana; Yusrin, 2010, Pengaruh LamaWaktu Simpan pada Suhu

Ruang(27-29°C) Terhadap Kadar Zat Organik pada Air Minum Isi

Ulang, Universitas Muhammadiyah Semarang

Jubahar, J., Astuti, Y., & Suharti, N. (2017). Penetapan Kadar Vitamin C Dari

Buah Cabe Rawit (Capsicum Frutescens L.) Dengan Metode

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Jurnal Farmasi Higea, 7(2),

208-217.

Ma B, Qi J, Wang X, Ma M, Miao S, et al. 2018. Moderate KMnO4-Fe(II) pre-

oxidation for alleviating ultrafiltration membrane fouling by algae during

drinking water treatment. Water research 142:96-104


Napitupulu, B, 2013, ‘Kajian Beberapa Bahan Penunda Kematangan Terhadap

Mutu Buah Pisang Barangan Selama Penyimpanan’, Jurnal Hortikultura,

vol. 23, no. 3, hal. 263-275.

Pandang, Iloan., Yos Pawer Ambarita dan Seri Maulina.2016. Pembuatan Asam

Oksalat dari Pelepah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis) dengan Kalsium

Hidroksida. Jurnal Teknik Kimia USU. Vol 5. No.1

Putra, Frischa Andhika dan R. Djarot Sugiarso.2016. Perbandingan Metode

Analisis Permanganometri dan Serimetri dalam Penentuan Kadar Besi.

Jurnal Sains dan Seni ITS. Vol 5. No 1

Yazid, Estien.2015. Kimia Fisika.Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Yan Z, Liu S, Xing J, Zheng Z, Pi Z, et al. 2018. Equivalently quantitative ion

strategy with quaternary ammonium cation derivatization for high

sensitive quantification of lanostane-type triterpene acids without

standards by UHPLC-MS/MS. Analytical chemistry


KETENTUAN PENULISAN LAPORAN

1. ukuran kertas pada lembar yaitu A4 dengan margin 4cm atas & kiri, 3cm
bawah dan kanan

2. font:

-TNR ukuran 12 dan spasi 2

3. Waktu pengumpulan laporan: H+6 Praktikum

4. Literatur atau jurnal yang berlaku yaitu selama 5 tahun terakhir


3 internasional, 2 nasional.

DILARANG MENGGUNAKAN BUKU POPULER SEBAGAI SITASI!


HARAP DIKERJAKAN DENGAN BAHASA SENDIRI, APABILA
DITEMUKAN LAPORAN YANG SAMA ISINYA, MAKA LAPORAN
TIDAK DINILAI

Anda mungkin juga menyukai