Anda di halaman 1dari 9

Praktikum 5

Judul Praktikum : Penetapan Kadar Zat Organik ( Nilai Permanganat) Metode


Permanganometri

Hari dan Tanggal : Selasa, 15 Desember 2020

Nama Praktikan : Nur Azizah

NIM : PO.71.3.203.19.1.027

Dosen Pembimbing : 1. Rahman, S.Si., M.Si

2. Artati, S.Si., M.Si

3. Mawar, S.Si., M.Kes

4. Zulfian Armah, S.Si., M.Si

A. Tujuan Praktikum

Untuk menentukan kadar zat organik (nilai permanganat) dengan metode


permanganometri.

B. Landasan Teori

Dalam analisis kuantitatif ada beberapa metode titrasi yang sering


digunakan salah satunya metode titrasi permanganometri dimana
permanganometri merupakan suatu penetapan kadar atau reduktor dengan jalan
dioksidasi dengan larutan baku kalium permanganat (KMnO4) dalam lingkungan
asam sulfat encer. Metode permanganometri didasarkan pada reaksi oksidasi ion
permanganat. Oksidasi ini berlangsung dalam suasana asam, netral, dan alkalis,
dimana kalium permanganat merupakan oksidator yang kuat sebagai titran
(Svehla, 1985).
Kalium Permanganat (KMnO4) telah banyak digunakan sebagai agen
pengoksida selama lebih dari 100 tahun. Reagen ini dapat diperoleh dengan
mudah, tidak mahal, dan tidak membutuhkan indikator terkecuali untuk larutan
yang amat encer. Satu tetes permanganat 0,1 N memberikan warna merah muda
yang jelas pada volume dari larutan yang biasa dipergunakan dalam sebuah titrasi.
Warna ini dipergunakan untuk mengindikasikan kelebihan reagen tersebut.
Permanganat mengalami beragam reaksi kimia, karena Mangan (Mn) dapat dalam
kondisi +2, +3, +4, +6, +7 (Raymond,2001).

Nilai permanganat adalah jumlah milligram kalium permanganat yang


dibutuhkan untuk mengoksidasi zat organik dalam 1000 mL air pada kondisi
mendidih. Adanya zat organik yang melebihi dari yang disyaratkan berarti
menunjukkan adanya pencemaran/pengotoran terhadap air tersebut. Zat organik
merupakan makanan mikroorganisme yang menyebabkan pesatnya pertumbuhan,
sehingga membahayakan masyarakat yang menggunakannya. Zat organik dapat
pula mengganggu proses pengolahan, disamping menyebabkan air menjadi
berwarna, memberikan rasa, dan bau yang tak sedap. Adanya zat organik dalam
air menunjukan bahwa air tersebut telah tercemar oleh kotoran manusia ,hewan
atau oleh sumber lain. Zat organik merupakan bahan makanan bakteri atau
mikroorganisme lainnya. Makin tinggi kandungan zat organik didalam air, maka
semakin jelas bahwa air tersebut telah tercemar (Kurniawan, 2009).

C. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan :

a. Labu erlenmeyer
b. Gelas ukur
c. Pipet tetes
d. Buret
e. Klem dan Statif
f. Kawat kasa
g. Lampu spiritus

2. Bahan yang digunakan :

a. Air 100 ml
b. Kalium Permanganat (KMnO4) 0,01 N 10 ml
c. Asam Sulfat (H2SO4) 4 N 10 ml
d. Asam Oksalat (C2H2O4) 10 ml

D. Prosedur Kerja

a. Membersihkan labu erlenmeyer dari zat organik

1. Dimasukkan 100 ml aquades ke dalam labu 250 ml yang akan dipakai


untuk pemeriksaan zat organik
2. Ditambahkan H2SO4 4 N
3. Ditambahkan larutan KMnO4 tetes demi tetes sampai warna merah jambu
4. Dipanaskan diatas kompor atau lampu spiritus sampai mendidih
5. Di buang larutan yang sudah mendidih kemudian di bilas air hingga bersih

b. Pemeriksaan Sampel

1. Dimasukkan 100 ml sampel air ke dalam labu Erlenmeyer

2. Ditambahkan KMnO4 0,01 N sebanyak 10 ml

3. Ditambahkan H2SO4 4 N sebanyak 10 ml

4. Dipanaskan selama 15-30 menit

5. Diangkat setelah mendidih kemudian ditambahkan asam oksalat 10 ml


sampai warnanya hilang

6. Dititrasi dengan KMnO4 0,01 N hingga larutan berubah warna menjadi


merah muda

E. Hasil dan Pembahasan

1) Hasil
Sebelum Titrasi Setelah Titrasi dengan KMnO4
Pemanasan +Asam Oksalat

Tidak Berwarna Merah Muda

Perhitungan :

Kadar zat organik:

1000
( 10+V .titrasi KMnO ₄ x N KMnO ₄ )−( 10 x N C ₂ H ₂O ₄ ) x BE KMnO ₄
100
10
= ( 10+12,6 x 0,01 ) −( 10 x 0,01 ) x 31,6
1

= 10 ( 10,126 )−0,1 x 31,6

= 101,26 – 3,16

= 98,1 mg/l

Jadi, hasil kadar zat organik yaitu 98,1 mg/l

2) Pembahasan

Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan


Kalium permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titran
ini didasarkan atas reduksi dan oksidasi atau redoks. Permanganat bereaksi
secara beraneka, karena mangan dapat memiliki keadaan oksidasi +2, +3,
+4, +6, dan +7.

Sebelum melakukan titrasi, mula-mula dilakukan pemanasan kepada


labu erlenmeyer yang bertujuan untuk membersihkan zat organik pada labu
erlenmeyer. Selanjutnya setelah membersihkan zat organic, kemudian
dilakukan pemeriksaan sampel.

Dalam percobaan ini, dilakukan proses standarisasi yang mana


sampel air dipipet kedalam erlenmeyer kemudian ditambahkan KMnO4 0,01
N sebanyak 10 ml, lalu ditambahkan H2SO4 4 N sebanyak 10 ml. Kemudian
dipanaskan di atas lampu spiritus sampai mendidih dan ditambahkan asam
oksalat sampai warnanya hilang. Langkah selanjutnya, dititrasi hingga
berwarna merah muda dengan menggunakan KMnO4.

Dari hasil titrasi tersebut, didapatkan kadar zat organik dari sampel
air tersebut yaitu sebanyak 98,1 mg/l.

Adapun sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri


antara lain larutan pentiter KMnO4 pada buret apabila percobaan dilakukan
dalam waktu yang lama, larutan KMnO4 pada buret yang akan terkena sinar
akan terurai menjadi MnO2. Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada
larutan seperti H2C2O4 dan penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada
larutan seperti H2C2O4. Pemberian KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan
H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan mungkin akan
terjadi kehilangan oksalat karena membentuk peroksida yang kemudian
terurai menjadi air. Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4
yang diperlukan untuk titrasi yang pada akhirnya akan timbul kesalahan
titrasi.

F. Kesimpulan

Analisa zat organik dalam air dapat ditentukan dengan menggunakan


titrasi permanganometri. Metode ini digunakan dengan KMnO 4 sebagai titran.
Hasil akhir dari titrasi ini yaitu menghasilkan warna merah muda setelah dititrasi
dengan KMnO4. Dalam praktikum ini, kadar zat organik yang ditemukan pada
sampel air yang digunakan adalah sebanyak 98,1 mg/l.
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, A. 2009. Penetapan Kadar Zat Organik ( Bilangan Permanganat)


Http://sodiycxacun.blogspot.com/2009/10/penetapan-kadar-zat-
organik-bilangan_09.html Diakses tanggal 14 Juni 2014.

Raymond. 2001. Kimia Dasar Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta.

Shevla, G. 1985. Vogel Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro. PT.
Kalman media pusaka: Jakarta.

.
Makassar, 15 Desember 2020

Nur Azizah

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing III

Rahman, S. Si, M. Si
Mawar, S. Si, M. Kes

Dosen Pembimbing II Dosen Pembimbing IV

Artati, S. Si, M. Si Zulfian Armah, S. Si, M. Si

Anda mungkin juga menyukai