Anda di halaman 1dari 7

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A.

Hasil dan Perhitungan Sampel air yang akan digunakan berasal dari sungai Banjir Kanal Timur. 1. Penetapan Kenormalan Larutan Baku KMnO4 Pada saat penambahan larutan H2SO4 6 N masing masing sebanyak 5 mL pada air suling dalam 2 buah Erlenmeyer, larutan tetap bening dan tidak mengalami perubahan warna. Begitu pula pada saat penambahan 10 mL larutan baku asam oksalat 0,01 N, tidak terjadi perubahan warna pada larutan. Kemudian, larutan dititrasi dengan KMnO4 dan tampak adanya perubahan warna yang terjadi yaitu larutan menjadi berwarna merah muda.

Gambar 3.1 warna larutan air suling setelah titrasi dengan KMnO4 Volume larutan KMnO4 yang digunakan dalam titrasi hingga menyebabkan perubahan warna menjadi merah muda dicatat dan hasilnya adalah seperti yang tercantum dalam tabel 3.1.

Tabel 3.1 mL pemakaian KMnO4 untuk titrasi pada penetapan kenormalan larutan baku KMnO4 Larutan KMnO4 (mL) Erlenmeyer 1 Erlenmeyer 2 Rata-rata 13,9 14 13,95

Perhitungan:

2. Pengujian sampel air Pada saat penambahan larutan KMnO4 masing-masing sebanyak 5 tetes pada sampel air dalam 3 buah Erlenmeyer, larutan berubah warna menjadi merah muda dalam sesaat. Setelah dihomogenkan, sampel air kembali seperti sebelum terjadi perubahan warna. Penambahan H2SO4 dan asam oksalat pada tahap selanjutnya tidak menyebabkan perubahan warna pada sampel air. Namun, setelah dilakukan titrasi pada sampel air dengan larutan KMnO4, timbul warna merah muda pada larutan sampel.

Gambar 3.2 warna sampel air setelah titrasi dengan KMnO4

Volume larutan KMnO4 yang digunakan dalam titrasi hingga menyebabkan perubahan warna menjadi merah muda dicatat dan hasilnya adalah seperti yang tercantum dalam tabel 3.2.

Tabel 3.2 mL pemakaian KMnO4 untuk titrasi pada pengujian sampel air Larutan KMnO4 (mL) Erlenmeyer 1 Erlenmeyer 2 Erlenmeyer 3 Rata - rata 13,5 13,9 13,6 13,67

Perhitungan: *,( *,( ) ) ( )( + )+

B. Pembahasan Kalium permanganat telah banyak dipergunakan sebagai agen pengoksidasi selama lebih dari 100 tahun. Satu tetes 0,1 N permanganat memberikan warna merah muda yang jelas pada volume dari larutan yang biasa dipergunakan dalam titrasi. Warna ini dipergunakan untuk mengindikasi kelebihan reagen tersebut. Permanganat menjalani beragam reaksi kimia karena mangan dapat hadir dalam kondisi - kondisi oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7. Permanganat adalah agen unsur pengoksidasi yang cukup kuat untuk mengoksidasi Mn (II) menjadi MnO2.1 Titrimetri adalah suatu cara analisis berdasarkan pengukuran volume larutan yang diketahui konsentrasinya secara teliti (titran/penitar/larutan baku) yang direaksikan dengan larutan sampel yang akan ditetapkan kadarnya. Pengukuran kadar tersebut dilakukan dengan titrasi. Berdasarkan jenis reaksi yang terjadi pada pelaksanaan titrasi, maka titrasi dapat dibagi menjadi reaksi metatetik dan reaksi redoks. Salah satu macam dari titrasi redoks yaitu permanganometri. Permanganometri adalah titrasi redoks yang menggunakan KMnO4 (oksidator kuat) sebagai titran. Dalam permanganometri tidak

diperlukan indikator, karena titran bertindak sebagai indikator (auto indikator). Kalium permanganat bukan larutan baku primer, maka larutan KMnO4 harus distandarisasi, antara lain dengan arsen (III) oksida (As2O3) dan Natrium oksalat (Na2C2O4).2 Pada praktikum permanganat ini, sampel yang digunakan berasal dari air sungai Banjir Kanal Timur. Waktu pengambilan sampel dilakukan sekitar pukul 11.30 WIB dengan cara memasukkan sampel ke dalam botol plastik berukuran 1 liter. Kondisi cuaca pada saat pengambilan sampel adalah panas terik. Sedangakan kondisi lingkungan di daratan pinggir sungai tampak berlumpur dan kotor. Sampel air diperoleh dengan cara memasukkan botol ke dalam air di pinggir sungai. Setelah botol terisi air, botol ditutup di dalam air untuk menghindari masuknya udara ke dalam botol. Botol yang telah berisi sampel air kemudian dimasukkan ke dalam tas kain, lalu dibawa ke laboratorium tempat praktikum dengan motor sebagai alat transportasinya. Praktikum permanganat dilaksanakan di Laboratorium Terpadu FKM UNDIP. Praktikum ini bertujuan untuk memperoleh nilai permanganat dalam sampel air sungai Banjir Kanal Timur yang mempunyai kadar klorida kurang dari 300 mg/L dengan metode oksidasi dalam suasana asam. Dalam praktikum ini, dilakukan dua percobaan yaitu penetapan kenormalan larutan baku KMnO4 dan pengujian sampel. Praktikum dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan. Kemudian, 100 mL air suling dimasukkan secara duplo ke dalam Erlenmeyer lalu dipanaskan sampai 70oC. Setelah itu, sebanyak 5 mL larutan H2SO4 6 N dan 10 mL larutan baku asam oksalat 0,01 N ditambahkan pada air suling di dalam Erlenmeyer. Hasil yang tampak setelah penambahan kedua larutan tersebut adalah tidak adanya perubahan warna yang terjadi pada larutan di dalam Erlenmeyer. Lalu, larutan dalam Erlenmeyer dititrasi dengan larutan KMnO4 hingga timbul warna merah muda.3 Volume larutan KMnO4 yang digunakan dalam titrasi hingga menyebabkan perubahan warna menjadi merah muda yaitu sebanyak 13,9 mL untuk titrasi pada Erlenmeyer 1 dan sebanyak 14 mL untuk titrasi pada Erlenmeyer 2. Volume tersebut dicatat lalu dihitung rata rata volume KMnO4 yang digunakan untuk titrasi. Hasilnya, diperoleh rata rata volume KMnO4 yang digunakan untuk titrasi adalah sebanyak 13,95 mL. Setelah itu, dilakukan perhitungan untuk mengetahui

normalitas KMnO4 dengan rumus yang ada, dan diperoleh hasil perhitungan yaitu 0,00716 N. Pada percobaan kedua yaitu melakukan pengujian sampel air, langkah pertama yang harus dilakukan yaitu memasukkan sampel air sebanyak 100 mL secara triplo ke dalam Erlenmeyer. Kemudian, 5 tetes larutan KMnO4 ditambahkan ke dalam Erlenmeyer. Penambahan larutan KMnO4 tersebut menyebabkan sampel air berubah warna menjadi merah muda dalam sesaat. Setelah dihomogenkan, warna sampel air kembali seperti sebelum terjadi perubahan warna. Langkah selanjutnya yaitu sebanyak 5 mL H2SO4 6 N ditambahkan ke dalam Erlenmeyer, lalu sampel tersebut dipanaskan hingga mencapai suhu 95oC. Ketika telah mencapai suhu 95oC, sampel ditambahkan dengan 10 mL larutan baku asam oksalat 0,01 N kemudian dititrasi dengan larutan KMnO4 sampai timbul warna merah muda.3 Volume larutan KMnO4 yang digunakan dalam titrasi hingga menyebabkan perubahan warna menjadi merah muda yaitu sebanyak 13,5 mL untuk titrasi pada Erlenmeyer 1, sebanyak 13,9 mL untuk titrasi pada Erlenmeyer 2, dan sebanyak 13,6 mL untuk titrasi pada Erlenmeyer 3. Volume tersebut dicatat lalu dihitung rata rata volume KMnO4 yang digunakan untuk titrasi. Hasilnya, diperoleh rata rata volume KMnO4 yang digunakan untuk titrasi adalah sebanyak 13,67 mL. Setelah itu, dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai permanganat dalam sampel air menggunakan rumus yang ada, dan diperoleh hasil perhitungan yaitu 21,95 mg/L. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa kadar permanganat yang terkandung dalam sampel air sungai Banjir Kanal Timur adalah 21,95 mg/L. Nilai permanganat sebesar 21,95 mg/L merupakan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan kadar permanganat yang diperbolehkan menurut Permenkes Nomor 492 Tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air minum yaitu sebesar 10 mg/L.4 Nilai Permanganat (kadar zat organik) yang berlebihan dalam air minum tidak diperbolehkan karena selain menimbulkan warna, bau dan rasa yang tidak diinginkan, juga bisa bersifat toksik bagi kesehatan, baik secara langsung maupun bersenyawa dengan zat lain. Hal ini sesuai dengan PP Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air yang mencantumkan bahwa kandungan

mangan dalam air tidak boleh lebih dari 0,1 mg/L untuk golongan kelas I. Sedangkan untuk kelas II-III tidak ada batasan parameternya.5 Konsentrasi zat-zat organik tinggi yang terkandung dalam air sungai kemungkinan akibat penggunaan sungai sebagai tempat pembuangan limbah rumah tangga. Pencemaran zat organik pada air sungai penduduk merupakan dampak dari sanitasi yang buruk berupa pencemaran oleh limbah mandi, cuci dan kakus (MCK), limbah dapur, industri rumah tangga serta limbah binatang peliharaan. Kalium Permanganat memiliki efek mutagenik, yaitu efekmutagenik untuk bakteri dan/atau ragi (zat organik). Kalium permanganat dapat mengoksidasi zat zat organik yang merupakan makanan bagi

mikroorganisme air serta dapat mengurangi pencemaran air oleh zat organik dan mikroorganisme patogen dalam air. Mangan merupakan nutrisi penting untuk mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan. Persyaratan nutrisi mangan untuk tanaman terestrial sekitar 10-50 mg/kg jaringan. Tingkat kebutuhan nutrisi bervariasi antar spesies dan antar kultivar suatu spesies. Tanah berkapur, terutama yang memiliki drainase yang buruk dan bahan organik yang tinggi, adalah jenis tanah yang menghasilkan tanaman dengan defisiensi mangan. Dampak kelebihan mangan pada tanaman mengakibatkan

keracunan mangan pada tanaman. Gejala keracunan mangan untuk tanaman terestrial bervariasi tiap spesies. Gejalanya yaitu chloroses marginal, lesi nekrotik, dan perkembangan yang menyimpang dari daun. Kelebihan mangan diperairan dapat menyebabkan kekurangan zat besi di beberapa alga, terutama ganggang biru-hijau, serta dapat menghambat sintesis klorofil.6 Kelebihan mangan dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan tubuh. Kelebihan mangan (Mn) mampu menimbulkan keracunan kronis pada manusia hingga berdampak menimbulkan lemah pada kaki, otot muka kusam, dan dampak lanjutan bagi manusia yang keracunan Mn, bicaranya lambat dan hyperrefleks. Efek mangan terjadi terutama di saluran pernapasan dan otak. Gejala keracunan mangan adalah halusinasi, pelupa dan kerusakan saraf. Ketika orang-orang yang terkena mangan untuk jangka waktu lama mereka menjadi impoten. Suatu sindrom yang disebabkan oleh mangan memiliki gejala seperti, skizoprenia kebodohan, lemah otot, sakit kepala dan insomnia.6

Ketidakakuratan hasil percobaan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu ketidaktepatan cara dalam melakukan pengambilan sampel. Ketelitian dan kecermatan praktikan saat mengukur, memberi perlakuan pada sampel, serta dalam mengamati perubahan warna yang terjadi setelah titrasi juga menjadi faktor penyebab lainnya.

Anda mungkin juga menyukai