Anda di halaman 1dari 7

Tujuan

Pengertian/prinsip
Alkalinitas merupakan penyangga (buffer) perubahan pH air dan indikasi
kesuburan yang diukur dengan kandungan karbonat yang juga merupakan kapasitas air
untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai pH larutan.

Prinsip dari pemeriksaan Alkalinitas yaitu, apabila air sampel ditetesi


indikator MO (methyl orange) akan terjadi dua kemungkinan, berwarna orange
dan kuning. Untuk warna orange tidak perlu dilakukan titrasi, dan warna kuning
dilanjutkan dengan titrasi HCl 0,1 N. Apabila air sampel ditetesi indikator PP
(phenolftalein), akan terjadi dua kemungkinan,berwarna pink dan tidak berwarna.
Untuk warna pink, lakukan titrasi dengan HCl 0,1 N untuk yang tidak berwarna
menunjukkan alkalinitas nya negatif. (prinsip alkalinitas aja)

Fungsi bahan
Fenolphtalein (phenolphthalein) ata biasa disingkat sebagai pp adalah suatu senyawa
organik dengan rumus C20H14O4 dan biasa dipakai sebagai indikator untuk titrasi asam basa.
Tidak bewarna dalam larutan asam dan berwarna fuksia (pink) bila dalam larutan basa. (fungsi)

Ethylenediaminetetraacetic acid, disingkat EDTA, untuk melarutkan noda kapur


(limescale). Kegunaannya muncul disebabkan perananya sebagai ligan heksadentat dan zat
pengkhelat, yaitu kemampuannya menjadi “sequester” ion logam seperti ca2+ dan fe3+. Setelah
diikat oleh edta, ion logam tetap sebagai larutan tetapi menunjukkan reaktivitas yang
berkurang. (fungsi)
EBT (Eriochrome Black T) Tujuan diberi indikator ini adalah karena indikator tersebut
peka terhadap kadar logam dan berwarna merah muda bila berada dalam larutan yang
mengandung ion kalsium dan ion magnesium dengan pH 10,0 + 0,1. (fungsi)

Penambahan Ammonium Chloride-Ammonium Hydroxide (Larutan Buffer pH 10)


dapat menolak perubahan pH ketika sejumlah kecil asam atau basa ditambahkan ke dalamnya
agar pH sampel air tetap konstan. (fungsi)
Metil Orange (Methyl Orange) MO adalah senyawa organik dengan rumus
C14H14N3NaO3S dan biasanya dipakai sebagai indikator dalam titrasi asam basa. Indikator MO
ini berubah warna dari merah pada pH dibawah 3.1 dan menjadi warna kuning pada pH diatas
4.4 jadi warna transisinya adalah orange

Murexide merupakan salahg satu indicator yang akan bereaksi menjadi


warna kemerahan (pink) pada larutan basa dan juga memilki kemampuan indikasi
kandungan kalsium.

Asam sulfat dapat larut dalam air pada berbagai konsentrasi sehingga digunakan
untuk menurunkan pH basa menjadi asam.

Kenapa 40 derajat celcius


Berberapa ion seperti ion Ca2+ dan Mg2+ dapat
dieliminir dengan pemanasan air, sehingga air tersebut
terbebas darinya. Pemanasan dengan suhu 400 selain
bertujuan untuk mempercepat reaksi juga bertujuan untuk
mengendapkan ion Mg2+ pada percobaan penentuan nila kesadahan
kalsium. Pemanasan tidak dilakukan melebihi suhu 400 agar tidak terjadi
penguapan pada sampel air maupun larutan indikator.
Kenpa terjadi perubahan warna
Ketika melakukan pengujian menggunakan indicator ppt, tidak
terjadi perubahan warna yang menandakan alkalinitas sampel jika
menggunakan indicator ppt bernilai 0. Tidak adanya perubahan warna
ini menandakan sampel sangat basa dan untuk mengujinya dilakukan
pengujian dengan indicator lain yaitu indicator MO. Ketika sampel
ditambahkan indicator MO sampel menjadi berwarna kekuningan.
Warna kekuningan menunjukkan sampel sangat basa. Sehingga dengan
melakukan pengujian menggunakan dua indicator yang berbeda
nampak bahwa sampel bersifat basa. Kemudian dilakukan titrasi
menggunakan H2SO4 lalu muncul warna kemerahan yang menandakan
perubahan Ph sampel menjadi bersifat asam. Sampel yang telah
ditetesi indicator MO berubah warna menjadi kemerahan menandakan
rentang pH asam dibawah 3,1.

Nilai kesadahan kalsium dapat dicari atau onsentrasi ion


Ca dapat ditentukan secara terpisah bila ion Mg2+ dihilangkan dari
2+

larutan dengan menambah basa. pH tinggi menyebabkan hampir


semua ion Mg2+ mengendap sebagai Mg(OH)2. Analisis [Ca2+] dilakukan
dengan metode titrasi EDTA. Larutan diberi indikator Murexide akan
berwarna merah, menunjukkan adanya ion kalsium. Ketika titran
(EDTA) ditambahkan, dia bergabung dengan ion-ion kalsium
membentuk kompleks kalsium EDTA. Larutan berubah menjadi biru-
ungu menandakan titik akhir titrasi. Konsentrasi ion kalsium ekivalen
dengan jumlah EDTA yang digunakan.
EBT Eriochrome Black T) dipakai untuk titrasi dengan suasana pH =
7-11, untuk penetapan kadar ion-ion Ca2+ dan Mg2+ (seperti yang telah
ada teori air sadah berarti air yang mengandung ion Ca2+ dan Mg2+. Ion
Ca2+akan lebih dahulu bereaksi dan kemudian disusul dengan ion
Mg2+ sehingga menimbulkan perubahan warna dari ungu kemerahan
menjadi biru. Kesadahan total yaitu ion Ca2+ dan Mg2+ dapat ditentukan
melalui titrasi edta sebagai titran dan menggunakan indikator yang peka
terhadap semua kation tersebut. EDTA adalah bentuk satu kompleks kelat
yang dapat larut ketika ditambahkan kesuatu larutan yang mengandung
kation logam tertentu. Jika sejumlah kecil EBT ditambahkan kesuatu
larutan mengandung ion Ca2+ dan ion-ion Mg pada suatu pH 10, larutan
menjadi ungu kemerahan. Jika EDTA ditambahkan sebagai suatu titran,
kalsium dan magnesium akan mejadi kompleks dan ketika semua Mg2+ dan
Ca2+ telah menjadi kompleks. Larutan akan berubah dari warna ungu
kemerahan menjadi biru yang menandakan titik akhir dari titrasi. Pada saat
praktikum mencari kesadahan total, sampel ditambahkan larutan buffer dengan Ph 10, dan
selanjutnya ditambahkan EBT. Nantinya indikator Eriochrome Black T menghasilkan titik akhir
yang lebih tajam dan juga Mg dapat memberikan warna merah kebiru yang berasal dari
pengikatan Mg oleh EDTA pada larutan.

Membahas nilai yang didapat


Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia
yang dimiliki oleh air karena adanya ion-ion Ca2+, Mg2+, atau
dapat juga disebabkan karena adanya ion-ion lain dari
polyvalent metal (logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe,
Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan
bikarbonat dalam jumlah kecil. Pengertian kesadahan
air adalah kemampuan air mengendapkan sabun, dimana
sabun ini diendapkan oleh ion-ion Ca2+, Mg2+, atau dapat
juga disebabkan karena adanya ion-ion lain logam
bervalensi banyak. Kesadahan total adalah salah satu sifat
kimia yang dimiliki oleh air karena adanya ion-ion Ca2+ dan
Mg2+. Berdasarkan data hasil percobaan, didapatkan nilai alkalinitas
sebesar 110ppm. Air sampel yang digunakan merupakan sampel alkalin.
Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut
sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm
disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang. Pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai
alkalinitas diatas 20 ppm kapasitas pem-buffer-an. Untuk tumbuhan
optimal, plankton menghendaki total alkalinitas sekitar 80-120 ppm. Pada kisaran
total alkalinitas kurang atau lebih dari kisaran tersebut, pertumbuhan plankton
terhambat. Berdasarkan landasan teori, air ini memasuki rentang 50-200
ppm, sehingga sampel air beralkalinitas sedang, kandungan CO2 sedang
dan produktivitas perairan pun sedang dan layak huni bagi biota
perairan.

Alkalinitas (mg/L) Kondisi Perairan

0 -10 Tidak dapat dimanfaatkan

10 – 50 Alkalinitas rendah, kematian mungkin terjadi, CO2 rendah, pH bervariasi,


dan perairan kurang produktif

50 – 200 Alkalinitas sedang, pH bervariasi, CO2 sedang, produktivitas sedang

>500 pH stabil, produktivitas rendah, ikan terancam

Dari hasil percobaan didapatkan nilai kesadahan total 7ppm. 7ppm


menunjukkan sampel air termasuk air lunak, sehingga kesadahan sampel air tidak
tinggi. Menurut permenkes RI No.416/MENKES/PER/IX/1990 kadar
maksimal kesadahan total yang diijinkan untuk air minum dan air bersih
adalah 500 mg CaCO3/liter. Sehingga sampel air yang digunakan tidak
layak digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi air minum.

Dari hasil percobaan didapatkan nilai kesadahan kalsium 10ppm dan


nilai kesadahan magnesium -3 ppm. Kesadahan
kalsium adalah
kesadahan yang disebabkan karena meningkatnya ion-ion
Ca2+ yang ada dalam di dalam air dan Kesadahan
magnesium kesadahan yang disebabkan karena
meningkatnya ion-ion Mg2+ yang ada dalam di dalam air.
Sehingga dapat dikatakan kesadahan magnesium
merupakan selisih antara kesadahan total dengan
kesadahan kalsium.

Dapat dikatakan bahwa dalam 7ppm terdiri atas 10ppm kesadahan


kalsium dan -3ppm kesadahan magnesium. Terlihat bahwa terdapat
kejanggalan dari hasil ini. Kejanggalan ini bisa terjadi karena kesalahan
pada saat melakukan praktikum. Kesalahan dapat terjadi pada
praktikum mencari nilai kesadahan total maupun kesadahan kalsium.
Dan yang jelas terjadi adalah ketika melakukan praktikum mencari
kesadahan kalsium, sampel air yang telah ditambhakan indicator
Murexide terlalu lama didiamkan. Titrasi harus dilakukan sesegera
mungkin, karena indikator ini tidak tahan pada kondisi alkalin. Adanya
kemungkinan terjadinya pengendapan CaCO3. Pembentukan ini terjadi
pada pH tertentu. Pengendapan ini menyebabkan hasil titrasi menjadi
kurang akurat. Ada cara untuk mencegahnya yaitu titrasi sebaiknya
diselesaikan kurang dari 5 menit untuk meminimalisir kemungkinan
pembentukan CaCO3

Alkaliniti diperlukan pada konsentrasi tertentu, kalau kadar


alkaliniti terlalu tinggi (dibandingkan dengan Ca+2 dan Mg+2 yaitu
kadar kesadahan) air menjadi agresif dan menyebabkan karat pada
pipa; sebaliknya alkaliniti yang rendah dan tidak seimbang dengan
kesadahan dapat menyebabkan kerak CaCO3 pada dinding pipa yang
dapat memperkecil penampang basah pipa.

Padatan terlarut total (Total Dissolved Solid atau TDS)


merupakan bahan-bahan terlarut (diameter < 10-6 mm) dan koloid
(diameter 10-6 mm – 10-3 mm) yang berupa senyawa-senyawa
kimia dan bahan-bahan lain, yang tidak tersaring pada kertas
saring berdiameter 0,45 µm. Dari hasil percobaan didapatkan nilai
TDS (Total Dissolved Solid ) 25.000 ppm. Total zat padat terlarut
dalam air minum berada pada kisaran 20 – 1000 mg/L dan
batasan maksimum pada air bersih 1.500ppm. Sehingga sampel
air ini tidak layak untuk diminum. TDS tidak diinginkan dalam
badan air karena dapat menimbulkan warna, rasa, dan bau yang
tidak sedap. Beberapa senyawa kimia pembentuk TDS bersifat
racun dan merupakan senyawa organik bersifat karsinogenik.
Akan tetapi, beberapa zat dapat memberi rasa segar pada air
minum. Berdasarkan landasan teori dapat dikatakan bahwa sampel air
memilki pH basa, hal ini didasarkan pada perubahan warna sampel
ketika ditambahkan indicator baik itu murexide maupun EBT yang
menunjukkan atau berwarna ungu kemerahan. Warna ungu kemerahan
menunjukkan pH basa. Sebagian besar air beralkalinitas tinggi juga
mempunyai pH alkalin (pH >7) dan konsentrasi TDS yang tinggi. Antara
kesadahan, alkalinitas, dan pH saling berhubungan. Jika, alakalinitas
naik maka kesadahan dan pHnya juga naik, begitu sebaliknya.

Air minum
Kesadahan (CaCO3) mg/L 500
Jumlah zat padat terlarut (TDS) mg/L 1.000

Anda mungkin juga menyukai