Anda di halaman 1dari 28

Analisis asiditas &alkalinitas

Oleh
Khoirul Ngibad, M.Si.
Aqueous Solutions

pH = 7

1 < pH < 7
7 < pH < 14
pH = 7
1 < pH <
7
7 < pH <
14
Dasar Teori Asiditas

• Asiditas pada sistem air alami adalah kapasitas air untuk


menetralisir OH-
• Asiditas terdiri dari asam-asam lemah seperti H2PO4-, CO2, H2S,
protein, asam-asam lemak dan ion-ion logam asam,
terutama Fe3+
• Asiditas lebih sukar ditentukan daripada alkalinitas, karena dua
kontributor utama, gas CO2 dan gas H2S, merupakan larutan
volatil yang segera hilang dari sampel (Annonymous,2013)
Prinsip Analisis Asiditas

• CO2 asam mineral dan asam dalam air dinetralkan oleh larutan
standar basa dan asam dengan indikator fenolptalein dan
metil jingga.
• Adanya asiditas dalam air ditunjukkan oleh pH air <8,5. Air yang
dengan pH <4,5 hanya mengandung asam mineral (kuat).
Ada 2 cara untuk menentukan asiditas, yaitu:
1. Asiditas total, ditentukan oleh titrasi dengan basa untuk
mencapai titik akhir fenolftalein
2. Asam mineral bebas (dalam bentuk H+, CO2, HCO3),
ditentukan oleh titrasi dengan basa untuk mencapai titik akhir
metil orange (Syafila, Mindriany).

??? ???
Asiditas dan alkalinitas sangat bergantung pada pH air. Pengawasan keabsahan data
dapat dilakukan ketentuan, yaitu:

1. Asiditas sebagai H+ hanya ada dalam air pada pH <4,5;

2. Asiditas sebagai CO2 hanya ada dalam air pada pH antara 4,5 – 8,3;

3. Alkalinitas/Asiditas sebagai HCO3-, hanya ada dalam air pada pH 4,5 – 8,3;

4. Alkalinitas sebagai CO32-, hanya ada dalam air pada pH >8,3;

5. Alkalinitas sebagai OH- hanya ada dalam air pada pH lebih besar dari 10,5.
Dasar Teori Alkalinitas

• Alkalinitas adalah menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu menetralisir
kemasamaan dalam air.
• Alkalinitas terdiri dari ion-ion bikarbonat (HCO3-), karbonat (CO3-), hidroksida (OH-) dan
senyawa lain yang menyebabkan air bersifat basa (tetapi hanya sedikit terdapat dalam air
sehingga dapat diabaikan) yang merupakan buffer terhadap pengaruh pengasaman.
• Ketiga ion tersebut di dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan
kemasaman dan menaikan pH.
• Alkalinitas diperlukan untuk mencegah terjadinya fluktuasi pH yang besar.
• Air dengan kandungan kalsium karbonat > 100 ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan air
dengan kandungan < 100 ppm disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang.
• Alkalinitas dinyatakan dalam mg CaCO3/liter air (ppm).
• Ion bikarbonat (HCO3-) Is it base or
• Ion karbonat (CO3-) dan acid ?????
• Ion hidroksida (OH-

Why???
Prinsip analisis alkalinitas

• ?????
Peralatan

1.  Gelas Ukur 100 ml


2.  Gelas Kimia 100 ml
3.  Labu Erlenmeyer 250 ml
4.  Buret Basa
5.  Buret Asam
6.  Pipet tetes
7.  Statif
Pereaksi

• 1. Larutan standard HCl 0,1 N


• 2. Larutan standard NaOH 0,1 N
• 3. Indikator MO
• 4. Indikator PP
• 5. Aquadest
• 6. Air Sampel
CATATAN

Lakukan prosedur
asiditas

Lakukan prosedur
alkalinitas
Cara Kerja/Prosedur (Asiditas)

• Ambil 25 mL sampel air, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL


• Tambahkan 1 ml indikator phenolphthalein,
• Jika tidak berwarna, lakukan prosedur asiditas sedangkan jika berwarna lakukan prosedur alkalinitas
• Titrasi dengan larutan standar NaOH 0,1 N sampai berwarna rose (merah muda)
• Catat volume pemakaian NaOH, misalnya p mL.
• Lalu tambahkan 2-3 tetes indikator metil orange.
• Titrasi kembali dengan larutan standar HCl 0,1 N sampai terjadi perubahan warna menjadi jingga/orange.
• Catat volume pemakaian HCl, misalnya m mL.
Perhitungan (Asiditas)

Jika p = m, maka air tersebut mengandung CO2


• CO2 (mg/L) =

Jika p < m, maka air tersebut mengandung CO2 dan HCO3-


• CO2 (mg/L) =
• HCO3- (mg/L) =

Jika p > m, maka air tersebut mengandung CO2 dan H+


• CO2 (mg/L) =
• H+(mg/L) =
Cara Kerja/Prosedur (total Asiditas dan CO2)

• Ambil 25 mL sampel air, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL dan diukur
pHnya. Jika pH nya >4, tambahkan 5 mL H2SO4 0,02 N
• Jika pHnya sudah >4, tambahkan 5 tetes H2O2 30% dan didihkan selama 2 menit
• Setelah dingin,tambahkan 2 – 3 tetes indikator phenolphthalein,
• Titrasi dengan larutan standar NaOH 0,02 N sampai berwarna merah muda pertama
(pH = 8,3)
• Catat volume pemakaian NaOH
• Hitung menggunakan rumus-rumus sbb :
Total acidity (mg/L CaCO3) =
mg/L CO2 =
Cara Kerja/Prosedur (alkalinitas)

• Sampel yang berwarna dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai warnanya hilang,
catat volumenya (p). Pada tahap ini penitrasian sampai dengan pH ± 8,3
dan terjadi reaksi CO32- + H+  HCO3-
• Kemudian ditambahkan 2-3 tetes metil orange
• Titrasi dengan HCl 0,1 N sampai berwarna jingga atau orange, catat
volumenya (t). Pada tahap ini penitrasian sampai dengan pH ± 5 - 4 dan
terjadi reaksi HCO3- + H+  H2CO3
Perhitungan (Alkalinitas)

Jika p = 0, maka air tersebut mengandung HCO 3-


• HCO3 (mg/L) =
Jika p < 0,5 t, maka air tersebut mengandung CO32- dan HCO3-
• HCO3- (mg/L) =
• CO3 (mg/L) =
Jika p > 0,5 t, maka air tersebut mengandung CO32- dan OH-
• CO3 (mg/L) =
• OH- (mg/L) =
Jika p = 0,5 t, maka air tersebut mengandung CO32-
• CO32- (mg/L) =
Jika p = t, maka air tersebut mengandung OH-
• OH- (mg/L) =
Pengukur asidis alkalinitas berdasarkan SNI 06-2422-1991

Pengukuran asidi alkalinitas berdasarkan SNI 06-2422-1991 dilakukan untuk mendapatkan nilai yang sudah distandarkan
oleh Standar Nasional Indonesia (SNI). Pengukuran ini dilakukan untuk menetapkan kadar asidi-alkalinitas suatu limbah
yang akan dilepas ke lingkungan. Pengukuran dilakukan dengan empat prosedur kerja, yaitu untuk pengukuran asiditas metil
orange (pH air < 4,3), asiditas total (pH air <8,3), alkalinitas fenolftalein, dan alkalinitas total.
a. Asiditas metil orange (pH air < 4,3)
Pada percobaan ini, sampel limbah industri tahu sebanyak 25 ml dilakukan asiditas dengan pH kurang dari 4,3 sehingga
menggunakan indikator metil orange. Limbah tahu ditetesi metilorange sebanyak 3 tetes menyebabkan perubahan warna
larutan dari putih keruh menjadi orange muda. Kemudian larutan dititrasi dengan larutan NaOH sebanyak 2 kali
pengulangan. Pada titrasi 1 dan 2 larutan berubah warna menjadi orange dengan volume rata-rata NaOH yang digunakan
sebanyak 9,5 ml. Hal ini menunjukkan bahwa larutan memliki pH < 4,3. Dari perhitungan asiditas, diperoleh hasil 213,75 mg/l
CaCO3.
b. Asiditas total (pH air < 8,3)
Asiditas total juga diukur dengan menggunakan 25 ml sampel limbah tahu yang ditambahkan 2 tetes indikator
fenolftalein. Kemudian sampel dititrasi dengan larutan NaOH hingga larutan berubah warna menjadi merah muda. Pada
percobaan ini, volume rata-rata larutan NaOH yang digunakanuntuk titrasi sebanyak 17,3 ml. Dari perhitungan didapatkan
nilai asiditas total sebesar 389,25 mg/l CaCO3.
c. Alkalinitas fenolftalein
Pada percobaan ini, digunakan lagi 25 ml sampel limbahtahu dengan menambahkan 3 tetes indikator
fenolftalein danwarna sampel limbah tahu tetap putih keruh. Kemudian sampel dititrasi dengan larutan NaOH
sebanyak 8,3 ml sehingga warna sampel berubah menjadi merah muda. Setelah itu, sampel limbah tahu
dititrasi dengan larutan HCl sebanyak 1,6 ml dengan perubahan warna menjadi kuning keruh. Dengan volume
titrasi tersebut, pada perhitungan didapatkan nilai alkalinitas fenolftalein sebesar 34,4 mg/l CaCO3
d. Alkalinitas total
Untuk mengukur alkalinitas total digunakan 25 ml sampel limbah yang kemudian ditambahkan 3 tetes
indikator fenolftalein dan mentitrasi sampel dengan NaOH sebanyak 9,1 ml sehingga larutan menjadi berwarna
merah muda. Setelah itu, sampel dititrasi dengan HCl sebanyak 1,9 ml hingga sampel berubah warna menjadi
kuning keruh. Setelah sampel dititrasi dengan HCl, sampel ditetesi dengan metil orange dan dititrasi kembali
dengan HCl hingga sampel berubah menjadi warna jingga, dan tercatat volume rata-rata HCl yang digunakan
adalah sebanyak 9,6 ml. Dan dari perhitungan didapatkan nilai alkalinitas total sebesar206,4 mg/l CaCO3.

Anda mungkin juga menyukai