Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah
suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+ ) kepada zat lain (yang disebut basa), atau
dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa.
Definisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hidronium ketika
dilarutkan dalam air. Basa adalah lawan dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa
kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah.
Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam
larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut 1
Pendekatan teori asam-basa Bronsted-Lowry tidak terbatas hanya pada larutan berair, tetapi
mencakup semua sistem yang mengandung proton (H ). Menurut Bronsted-Lowry: Asam:
zat/senyawa yang dapat mendonorkan proton (H ) bisa berupa kation atau molekul netral. Basa:
zat/senyawa yang dapat menerima proton (H ), bisa berupa anion atau molekul netral. Mengacu
teori asam-basa Bronsted-Lowry akan terjadinya transfer proton, maka dikenal istilah pasangan
asam – basa konjugasi. 1
Apabila asam mendonorkan protonnya, maka akan dihasilkan spesies basa konjugasi,
sedangkan basa yang menerima proton akan menghasilkan spesies asam konjugasi. Pasangan
demikian disebut dengan pasangan asam-basa konjugasi. Sebagai contoh adalah reaksi ion hidrogen
karbonat (bikarbonat) dengan air. CO3- adalah konjugat asam dari CO32-, dan H2O adalah konjugat
basa dari asam H3O+. Setiap terjadi interaksi yang melibatkan transfer H+ selalu menghasilkan
pasangan asam-basa konjugasi. Asam/basa kuat adalah senyawa yang mengalami ionisasi hampir
sempurna (ionisasi ≈100%). Sedangkan asam/basa lemah adalah senyawa yang ionisasinya sangat
kecil. Berdasarkan pasangan asam-basa konjugasi dalam teori asambasa Bronsted-Lowry, maka: •
semakin kuat asam/basa, pasangan basa/asam komjugasinya semakin lemah • semakin lemah
asam/basa, pasangan basa/asam konjugasinya semakin kuat. 1, 2
2 Suwardi, Soebiyanto, Widiasih TE. Panduan Pembelajaran Kimia XI. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional; 2009
B. Karbonat bikarbonat …
Ion karbonat dan bikarbonat merupakan salah satu dari golongan basa yang banyak
ditemukan pada bebatuan dan perairan. Garam-garam karbonat dan bikarbonat tersebut
merupakan komponen penyangga essensial di perairan yang mengganggu kadar pH dan
CO2. 3
3 FIKRI, AKMAL (2015) ANALISA KADAR Fe AIR SUMUR DIPLOMA TEKNIK KIMIA UNDIP
DENGAN DEMINERALIZER WATER MENGGUNAKAN METODE PERMANGANOMETRI
(ANALYSIS Fe CONTENT OF WATER WELL BY DIPLOMA CHEMICAL ENGINEERING OF
UNIVERSITY DIPONEGORO WITH DEMINERALIZER WATER USING PERMANGANOMETRIC
METHOD). Undergraduate thesis, Undip.
C. Titrasi …
Titrasi merupakan suatu metode analisa kimia yang digunakan untuk menentukan
konsentrasi suatu larutan dengan mereaksikan larutan yang sudah ditentukan konsentrasinya
(larutan standar). 4
Penentuan Kadar Anion dan Kation pada Air Injeksi di WTIP (Water
Treatment Injection Plant) PT. Pertamina EP Asset 1 Rantau Field. 2640
article
4 Asmah, N., Amri, Y., & Fajri, R. PENENTUAN KADAR KATION DAN ANION PADA AIR
INJEKSI DI WTIP (Water Treatment Injection Plant) PT. PERTAMINA EP ASSET 1 RANTAU
FIELD. QUIMICA: Jurnal Kimia Sains dan Terapan. 2020; 2(1), 1-4.
Titrasi Asidimetri adalah titrasi dengan menggunakan larutan standar asam untuk
menentukan basa. Asam-asam yang biasanya dipergunakan adalah HCl, asam
cuka, asam oksalat, asam borat. 4
Prinsip asidi-alkalimetri adalah terjadinya reaksi netralisasi antara ion hidrogen dari asam
dengan ion hidroksida dari basa menghasilkan air yang bersifat netral atau dapat dikatakan
reaksi antara pemberi proton (asam) dengan penerima proton (basa). 2 Penentuan titik akhir
titrasi yaitu dengan menggunakan indikator yang ditambahkan ke larutan sampel 5
Asidi dan alkalimetri ini melibatkan titrasi basa yang terbentuk karena hidrolisis
garam yang berasal dari asam lemah (basa bebas) dengan suatu asam standar, dan
titrasi asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah (asam
bebas) dengan suatu basa standar (alkalimetri). bersenyawaan ion hidrogen dan ion
hidroksida untuk membentuk air merupakan akibat reaksi-reaksi tersebut. 6
Pada pengujian HCO3- ini menggunakan metode titrasi asidimetri yaitu titrasi dengan
menggunakan larutan baku yang bersifat basa dalam penetapan kadar suatu zat yang
bersifat asam kemudian ditambah indikator metil orange yang bertujuan untuk menandai titik
ekivalen titrasi yang ditandai dengan perubahan warna larutan yang awalnya berwarna
orange muda menjadi warna orange tua. Warna ini dikarenakan adanya pengaruh ion H + dari
HCl yang bereaksi dengan indikator metil orange.
Titrasi Asidimetri adalah titrasi dengan menggunakan larutan standar asam untuk
menentukan basa. Asam-asam yang biasanya dipergunakan adalah HCl, asam
cuka, asam oksalat, asam borat. Sedangkan alkalimetri merupakan kebalikan dari
asidimetri yaitu titrasi yang menggunakan larutan standar basa untuk menentukan
asam
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 2 No.4
Oktober 2018 40 article
Simanjuntak, R. Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Sabun Mandi Cair Merek “Lx”
Dengan Metode Titrasi Asidimetri. Jurnal Ilmiah Kohesi. 2018; 2(4).
Asidi dan alkalimetri ini melibatkan titrasi basa yang terbentuk karena hidrolisis
garam yang berasal dari asam lemah (basa bebas) dengan suatu asam standar, dan
titrasi asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah (asam
bebas) dengan suatu basa standar (alkalimetri). bersenyawaan ion hidrogen dan ion
hidroksida untuk membentuk air merupakan akibat reaksi-reaksi tersebut
Prinsip asidi-alkalimetri adalah terjadinya reaksi netralisasi antara ion hidrogen dari asam
dengan ion hidroksida dari basa menghasilkan air yang bersifat netral atau dapat dikatakan
reaksi antara pemberi proton (asam) dengan penerima proton (basa). 2 Penentuan titik akhir
titrasi yaitu dengan menggunakan indikator yang ditambahkan ke larutan sampel
Tujuan praktikum: Melakukan penetapan kadar karbonat dan bikarbonat dalam air secara
asidimetri dengan indikator ganda fenolftalein dan metil jingga.
Cara kerja
1. Pembakuan HCl 0,1 N
1) Menimbang natrium karbonat anhidrat sebanyak 0,200 gram
2) Melarutkan natrium karbonat anhidrat dalam 50-75 ml akuades
3) Menambah 2 tetes indicator metil jingga
4) Menitrasi dengan larutan HCl 0,1 N hingga larutan yang berwarna kuning berubah
menjadi warna merah
5) Mencatat volume HCl yang digunakan sebagai volume pembakuan
6) Mengulangi langkah tersebut satu kali lagi
2. Penentuan Kadar karbonat-bikarbonat
1) Memipet 25 ml larutan sampel karbonat-bikarbonat lalu masukkan ke dalam labu
Erlenmeyer 100 ml
2) Menambahkan 2 tetes indicator pp
3) Menitrasi dengan larutan baku HCl 0,1 N hingga warna larutan berubah menjadi
tidak berwarna
4) Mencatat vol. HCl yang digunakan sebagai HCl (1)
5) Menambahkan 2 tetes indicator metil orange
6) Menitrasi dengan larutan baku HCl 0,1 N hingga warna larutan berubah menjadi
warna jingga kemerahan
7) Mencatat vol HCl yang digunakan sebagai HCl (2)
8) Mengulangi langkah tersebut satu kali lagi
PEMBAHASAN
Pembakuan hcl
Praktikum ini adalah pembakuan yang dilakukan untuk membuktikan HCl 0,1N dan hasil
pembakuan HCl yang dilakukan di peroleh normalitas HCl sebesar 0,1 N. tahap pertama
yaitu melarutkan natrium karbonat anhidrat sebanyak 0,2 gram dalam 75 ml akuades.
Selanjutnya menambah 2 tetes indicator metil jingga dan menitrasi dengan larutan HCl 0,1 N
hingga larutan yang berwarna kuning berubah menjadi warna merah. Warna larutan
berbuah menjadi merah karena metil orange digunakan sebagai indikator asam.
Setelah dilakukan perhitungan, dari praktikum ini diperoleh hasil normalitas sebesar 0,109 N
7
Penetapan kadar
Praktikum kali ini adalah penetapan kadar karbonat-bikarbonat pada larutan sampel secara
asidimetri dengan indicator ganda fenolftalein dan metil jingga. Larutan sampel karbonat-
bikarbonat yang digunakan sebanyak 25 mL lalu dititrasi dengan larutan standar HCl 0,1 N.
Penitrasian pertama dilakukan dengan menggunakan indicator fenolftalein lalu dilanjutkan
dengan indicator metil orange.
Tahap selanjutnya, larutan tersebut diberi dua tetes indicator metil orange sehingga larutan
menjadi berwarna kuning. metil orange merupakan indicator larutan asam sehingga dapat
berubah warna. Kemudian dititrasi dengan HCl 0,1 N hingga larutan berubah
warna menjadi jingga kemerahan. Volume ratarata HCl (volume HCl 2) yang dibutuhkan
hingga terjadi perubahan warna yaitu 4,45
mL. Penyebaba larutan dapat berubah warna adalah karena ion bikarbonat berubah menjadi
asam karbonat. 10 Berikut adalah reaksi
kimianya:
HCO3- + H+ H2CO3
Pembakun hcl
As an example, let's say you're titrating a strong acid with a strong base using
phenolphthalein as an indicator. As you initially add the base to the acid, you may not
see the color change occurring because the acid so readily neutralizes the added base.
This is because of the large concentration of H+. As you approach a basic pH, however,
concentration of H+ decreases and the acid is not able to neutralize the base as quickly.
As the base disperses in the solution more slowly, the phenolphthalein will have time to
react and show a slight color change.
When the PH of water becomes 8.3, this indicates the presence of carbonates. It is
measured by titration method with standard HCl using phenol as indicator. Below the
PH of water than 8.3, the carbonates are converted into bicarbonates. Bicarbonate
also measured by titration with standard HCl using methyl organe as indicator.
Methyl organe turns yellow below PH 4.0 at this PH, the carbonic and decomposes
to give Co2 and H2O
Sitaram, D. U. Study of the physio-chemical parameters for testing water: A review. World Journal of
Advanced Research and Reviews. 2022; 14(3), 570-575.
Ketika nilai ph sekitar 8.3, hal ini menunjukkan keberadaan karbonat yang dapat
diukur melalui titrasi dengan HCl dan menggunakan indikator pp. Jika ph di bawah
8.3, karbonat berubah menjadi bikarbonat. Bikarbonat juga dapat diukur melalui
titrasi hcl dengan indicator metil orange. Metil orange berubah warna menjadi kuning
dia bawah ph 4. Pada ph ini, karbonat terurai menjadi co2 dan h2o
penambahan indikator metil orange (MO) berfungsi sebagai larutan penunjuk. Larutan asam klorida
(HCl) yang dibuat, dimasukkan ke dalam buret asam 50 mL, kemudian larutan natrium karbonat
(Na2CO3) yang dilarutkan dan ditambahkan indikator metil orange (MO) dititrasi dengan asam klorida
(HCl) hingga warna larutan berubah menjadi orange tipis. Setelah orange tipis maka hentikan titrasi
kemudian baca Volume akhirnya . I
sebaliknya dalam keadaan terlalu asam, ion karbonat akan mengalami hidrolisa menjadi ion
bikarbonat dan melepaskan ion hydrogen oksida yang bersifat basa, sehingga keadaan netral
Kembali.
Putri, S. A., & Sopandi, T. Konsumsi Nitrogen Dan Karbon Oleh Spirulina platensis Dari Kotoran
Burung Puyuh Sebagai Media Kultivasi. STIGMA: Jurnal Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Unipa. 2021; 14(01), 1-9.
Bening jadi kuning: metil orange merupakan indicator larutan asam sehingga dapat berubah
warna
Kuning jadi jingga: ion bikarbonat berubah menjadi asam karbonat.
Dapus:
1 Kiagus, Roni, A., Legiso. KIMIA ORGANIK. KIMIA ORGANIK . NoerFikri Offset. 2021
2 Suwardi, Soebiyanto, Widiasih TE. Panduan Pembelajaran Kimia XI. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional; 2009
3 FIKRI, AKMAL (2015) ANALISA KADAR Fe AIR SUMUR DIPLOMA TEKNIK KIMIA UNDIP
DENGAN DEMINERALIZER WATER MENGGUNAKAN METODE PERMANGANOMETRI
(ANALYSIS Fe CONTENT OF WATER WELL BY DIPLOMA CHEMICAL ENGINEERING OF
UNIVERSITY DIPONEGORO WITH DEMINERALIZER WATER USING PERMANGANOMETRIC
METHOD). Undergraduate thesis, Undip.
4 Asmah, N., Amri, Y., & Fajri, R. PENENTUAN KADAR KATION DAN ANION PADA AIR
INJEKSI DI WTIP (Water Treatment Injection Plant) PT. PERTAMINA EP ASSET 1 RANTAU
FIELD. QUIMICA: Jurnal Kimia Sains dan Terapan. 2020; 2(1), 1-4.
5 Wulandari, M. A., & Santika, I. W. M. PENETAPAN KADAR TABLET ASETOSAL DENGAN
METODE ASIDI-ALKALIMETRI. JOURNAL SCIENTIFIC OF MANDALIKA (JSM). 2022; 3(6),
664-669.
6 Simanjuntak, R. Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Sabun Mandi Cair Merek “Lx”
Dengan Metode Titrasi Asidimetri. Jurnal Ilmiah Kohesi. 2018; 2(4).
7 Sitaram, D. U. Study of the physio-chemical parameters for testing water: A review. World Journal
of Advanced Research and Reviews. 2022; 14(3), 570-575.
8 Febriani
Y. Penentuan Kadar Karbonat Bikarbonat. Yogyakarta: Fakultas
Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta; 2014
10 Putri, S. A., & Sopandi, T. Konsumsi Nitrogen Dan Karbon Oleh Spirulina platensis Dari Kotoran
Burung Puyuh Sebagai Media Kultivasi. STIGMA: Jurnal Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Unipa. 2021; 14(01), 1-9.