Anda di halaman 1dari 10

1.

Pendahuluan
Analisa volumetri atau dikenal sebagai titrimetri yaitu zat yang akan dianalisis
dibiarkan bereaksi dengan zat lain yang konsentrasinya diketahui dengan pasti
yang disebut dengan titran dan dialirkan dari buret dalam bentuk larutan. Analisis
ini berdasarkan pada pengukuran volume dalam pelaksanaan analisisnya.
Analisa volumetri merupakan salah satu metode kuantitatif. Konsentrasi yang
tidak diketahui kemudian dihitung. Pada metode volumetri konsentrasi zat
dihitung dengan mengukur volume zat-zat yang direaksikan, dimana sejumlah
volume zat yang ditentukan kadarnya direaksikan dengan sejumlah larutan
baku. Syaratnya adalah reaksi harus berlangsung secara cepat dan tidak ada reaksi
samping sampai muncul perubahan warna.1,2
1 Kusmayadi, T. (2019). Perbandingan Metode Pengujian Kebutuhan
Oksigen Kimia Secara Spektrofotometri UV-Visibel dan Titrimetri Di Dinas
Lingkungan Hidup Yogyakarta (Doctoral dissertation, Universitas Islam
Indonesia).

Larutan baku (larutan standar) adalah larutan yang kadarnya sudah diketahui
dengan teliti dan dipakai sebagai larutan pembanding untuk menghitung
kadar larutan lain. Ada dua jenis larutan baku, yaitu:
1) Larutan baku primer, yaitu larutan baku yang sudah diketahui kadarnya
dengan teliti.
2) Larutan baku sekunder, yaitu larutan baku yang kadarnya
distandarisasi dengan larutan baku primer.

Pada analisa volumetri, tercapainya titik ekuivalen harus dapat dilihat


dengan jelas, baik melalui zat yang dihasilkan oleh zat-zat bereaksi atau
dengan zat lain yang sengaja ditambahkan (indikator). Perubahan ini
dapat berupa pembentukan endapan atau perubahan warna. Titik pada saat
terjadinya perubahan warna indikator t itik akhir titrasi. Pada titrasi yang
ideal, titik akhir titrasi sama dengan ekuivalen. Pada titrasi asam-basa,
indikator yang dipilih harus dapat berubah warnanya pada saat
titik ekuivalen tercapai.
2 Setiorini, I. A., & Agusdin, A. (2018). P PENGARUH MASSA ADSORBEN
KARBON AKTIF BATUBARA TERHADAP PENYERAPAN KANDUNGAN
NILAI COD DAN TOC DALAM LIMBAH KAIN JUMPUTAN PADA RANCANG
BANGUN ALAT ADSORBER. Jurnal Teknik Patra Akademika, 9(01), 14-27.

Analisis secara titrimetri dapat digolongkan berdasarkan reaksi kimia yang


berlangsung. Berdasarkan reaksi yang terjadi selama titrasi, titrimetri dapat
dikelompokkan menjadi 4 jenis yaitu reaksi asam basa, reaksi redoks reaksi,
pengendapan, dan reaksi pembentukan kompleks. Pada reaksi asam basa
atau alkalimetri, penetapan kadar didasarkan pada perpindahan Proton dari
zat yang bersifat asam atau perpindahan OH dari zat yang bersifat basa. baik
dalam lingkungan air maupun dalam lingkungan bebas air. Pada reaksi
redoks, dasar yang digunakan ialah perpindahan electron. Penetapan kadar
senyawa berdasarkan reaksi ini digunakan secara luas seperti
permanganometri.3
3 Rochman, A., Martono, S., & Sudjadi, A. M. (2021). Analisis Obat Secara
Volumetri. UGM PRESS.

ALKALIMETRI
Metode alkalimetri merupakan metode titrasi yang menggunakan prinsip reaksi
netralisasi yaitu reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion yang
berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Pada titrasi alkalimetri,
dilakukan pembakuan larutan NaOH sebagai larutan standar dengan indikator
fenolftalein 4
4 APSARI, K. (2019). PENETAPAN NATRIUM SIKLAMAT PADA MINUMAN
SERBUK INSTAN MENGGUNAKAN METODE ALKALIMETRI, NITRIMETRI
DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS (Doctoral dissertation, Poltekkes
Kemenkes Surabaya).

5 Ulfa, A. M. (2018). ANALISA KADAR TABLET ANTASIDA DI BEBERAPA


APOTEK KOTA BANDAR LAMPUNG SECARA ALKALIMETRI. Jurnal
Kebidanan Malahayati, 2(1).
Reaksi netralisasi dapat dipakai untuk menentukan konsentrasi larutan asama t a u
basa. Caranya dengan menambahkan setetes demi setetes larutan basa
padalarutan asam. Setiap basa yang diteteskan bereaksi dengan asam da
n   p e n e t e s a n diberhentikan pada saat jumlah mol H
+
 setara dengan mol OH
-
. Pada saat itu larutan bersifat netral dan disebut titik ekuivalen. Cara seperti ini disebut
titrasi yaitu analisisdengan mengukur jumlah larutan yang diperlukan untuk bereaksi tepat
sama denganlarutan lain. Analisis ini disebut juga analisis volumetri karena yang
diukur adalahvolume larutan basa yang terpakai dengan volume tertentu larutan
asam 5

PERMANGANOMETRI
Adalah penetapan kadar zat berdasarkan hasil oksidasi dengan KMnO4. Metode
permanganometri didasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganate (MnO4 - ).
Oksidasi ini berlangsung dalam suasana asam, netral dan alkalis. Dalam hal ini,
KMnO4 berperan sebagai oksidator (memiliki kemampuan mengoksidasi zat lain,
dirinya menagalami reduksi) sekaligus sebagai titran, sedangkan larutan yang
dititrasi (titrat) baik Larutan standar primer atau sampel berperan sebagai reduktor
(memiliki kemampuan mereduksi zat lain sedangkan zat tersebut mengalami
oksidasi). Permanganat bereaksi secara cepat dengan dengan beberapa pereaksi
peredukdi (reduktor), namun beberapa reduktor (zat pereduksi) membutuhkan
pemanasan atau penambahan katalis untuk mempercepat reaksinya seperti Asam
oksalat. 6
Titik akhir titrasi ditandai dengan tepat terjadinya perubahan warna larutan dari tak
berwarna menjadi merah rose. Hal ini terjadi karena selama titrasi berlangsung ion
permanganate akan mengalami reduksi menjadi ion Mn2+ yang tidak berwarna,
sedangkat pada akhir titrasi, Larutan standar pprimer atau sampel telah habis
dioksidasi oleh ion permanganate sehingga ion Mn2+ tidak terbentuk lagi, dan pasa
elemeyer kelebihan satu tetes larutan permanganate yang berwarna merah rose.
Oleh karena itu Kalium Permanganat bisa bertindak sebagai indicator (Autoindikator)
6

6 Mardiyah, S., Kunsah, B., Kartikorini, N., & Ariana, D. (2019). Modul
Praktikum Kimia Analitik Kuantitatif.

Tujuan:
1. Penetapan kadar asam asetat secara alkalimetri.
2. Penetapan kadar ferrosulfat secara permanganometri.

2. Alat bahan metode


Alat:
1) Neraca analitis
2) Pipet Ukur
3) Labu Takar
4) Pipet Paseur
5) Buret
6) Gelas Arloji
7) Erlenmeyer
8) Termometer
9) Gelas Ukur
10) Gelas Beker
11) Pipet Volume
12) Corong
13) Pengaduk kaca

Bahan:
1) KMnO4
2) Akuades
3) NaOH
4) Ferrosulfat
5) Asam Asetat
6) Asam Oksalat
7) Indikator Fenolftalein
8) Asam Sulfat pekat
9) Asam sulfat encer
10) Natrium Oksalat

Metode
I. Alkalimetri
a) Pembakuan larutan NaOH 0,1000 N
1) Menimbang 100 mL asam oksalat
2) Menambah 25 mL akuaders bebas O2 menggunakan pipet volume
3) Menambah 2-3 tetes indicator PP
4) Menitrasi dengan larutan NaOH hingga berwarna pink
5) Mencatat volume NaOH yang diperlukan

b) Penetapan Kadar Asam Asetat


1) Membuat larutan sampel asam asetat dengan mengambil 2 mL cuka
menggunakan pipet ukur lalu masukkan ke labu takar 100 mL
2) Menambah akuades hingga tanda batas labu takar
3) Mengocok larutan hingga tercampur
4) Mengambil larutan sampel sebanyak 25 mL menggunakan pipet
volume lalu taruh ke dalam Erlenmeyer 250 mL
5) Menambah 2-3 indikator PP
6) Menitrasi dengan larutan baku NaOH hingga berwarna pink
7) Mencatat volume NaOH yang diperlukan
8) Mengulangi Langkah tersebut satu kali lagi

II. Permanganometri
a) Pembakuan larutan KMnO4
1) Menimbang 200 mg natrium oksalat lalu ditaruh di erlenmeyer 250
mL
2) Melarutkan natrium oksalat dengan 250 mL akuades
3) Menambahkan 7 mL asam sulfat pekat menggunakan pipet ukur
4) Memanaskan larutan hingga temperatur 70 C
5) Menitrasi dengan KMnO4 sampai terbentuk warna pink
6) Mencatat volume KMnO4 yang diperlukan

b) Penetapan Kadar Ferrosulfat


1) Menimbang 200 mg sampel ferrosulfat lalu masukkan ke labu takar 50
mL
2) Menambah akuades hingga tanda batas
3) Mengambil 10 mL larutan ferrosulfat dan masukkan ke Erlenmeyer
250 mL
4) Menambah 20 mL H2SO4 encer
5) Menitrasi dengan larutan baku KMnO4 0,1 N hingga terbentuk warna
merah muda
6) Mencatat volume KMnO4 yang diperlukan
7) Mengulangi Langkah tersebut satu kali lagi

3. Hasil
I. Alkalimetri
a) Pembakuan larutan NaOH 0,1000 N

No Berat asam oksalat Vol naoh 0,1000 N


1. 99,8 mg 16,2 ml
rumus
b) Penetapan Kadar Ferrosulfat

no Vol asam oksalat Vol naoh 0,1000 N


1. 25 ml 12,6
2. 25 ml 12,7
Rumus

II. Permanganometri
a) Pembakuan larutan kmno4

Berat na oksalat Vol kmno4


1. 199,9 mg 30,7 ml
Rumus

b) Penetapan kadaar ferrosulfat

no Berat ferrosulfat Vol kmno4


1. 199,9 mg 1,1 ml
2. 199,9 mg 0,9 ml
Rumus

4. Pembahasan
4.1. Alkalimetri
a) Pembakuan larutan naoh 0,1000 N
Sebelum digunakan untuk mentitrasi asam cuka, larutan naoh perlu
distandarisasi terlebih dahulu. Konsentrasi NaOH dapat berubah-ubah
selama penyimpanan karena NaOH merupakan zat yang mudah
terkontaminasi sehingga dapat terjadi reaksi oksidasi selama penyimpanan,
bersifat higroskopis, dan juga mudah bereaksi dengan CO2 dalam udara.
Dengan begitu, NaOH perlu distandardisasi dengan larutan baku primer asam
oksalat. 7
7 Wulandari, M. A., & Santika, I. W. M. (2022). PENETAPAN KADAR
TABLET ASETOSAL DENGAN METODE ASIDI-
ALKALIMETRI. JOURNAL SCIENTIFIC OF MANDALIKA (JSM) e-
ISSN 2745-5955| p-ISSN 2809-0543, 3(6), 664-669.
Standarisasi larutan NaOH dilakukan dengan titrasi menggunakan 2-3
tetes indikator fenolftalein. Alasan menggunakan indikator felnolftalein karena
pada standarisasi ini merupakan titrasi asam lemah (C2H2O4) dan basa kuat
(NaOH) sehingga titik ekivalennya diatas 7 dan berada pada trayek indikator
fenolftalein.8
Jika menggunakan indicator MO, maka warnanya akan berubah begitu
titrasi dimulai dan secara bertahap berubah menjadi warna pada
kondisi basa sekitar pH di atas 6 sebelum titik akhir titrasi dicapai. saat
penambahan larutan NaOH, larutan akan ditentukan oleh
konsentrasi dari ion OH⁻ dari NaOH karena pada saat setelah titik
ekivalen tercapai, ion OH⁻ hasil dari hidrolisis CH₃COONa dapat
diabaikan. Akibatnya, ion OH⁻ dari NaOH lebih dominan dari
pada ion OH⁻ dari hasil hidrolisis CH₃COONa. Oleh sebab itu, pH
larutan akan semakin meningkat dan semakin bersifat basa
yang mengakibatkan saat titik akhir titrasi berlangsung akan
sukar untuk diamati. Maka dari itu, indicator titrasi asam lemah yang
dipakai adalah indicator yang memiliki perubahan warna pada rentang
pH 7-10 dan indicator PP memenuhi kriteria. 9, 10
9 Indayatmi, S. P. (2021). ANALISIS TITRIMETRI DAN GRAVIMETRI.
AG PUBLISHING.
10 Rohmah, J., & Rini, C. S. (2020). Buku Ajar Kimia Analisis. Umsida Press, 1-141.

Pada standarisasi ini NaOH digunakan sebagai titran, sedangkan asam


oksalat sebagai titrat. PP yang ditambahkan pada asam oksalat akan
menunjukkan warna bening. Ketika pada titik ekivalen, akan terjadi
perubahan dari bening menjadi merah muda. titik ekuivalen terjadi pada pH
yang lebih tinggi dari pH awal. Hal ini karena asam oksalat asam lemah dan
menghasilkan ion H+ dalam jumlah sedikit. Titik ekuivalen terjadi pada pH
lebih 7. Hal ini disebabkan garam yang terbentuk mengalami hidrolisis
sebagian yang bersifat basa (pH > 7). Hal ini dapat terdekteksi jika
menggunakan indicator PP. Rentang pH pada indikator fenolftalein adalah 8,3
– 10,1. Setelah terjadi perubahan warna untuk yang pertama kali, titrasi
langsung dihentikan dan mencatat volume NaOH yang dibutuhkan. 8
8 Murningsih, N. (2019). PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
TRIPLECHEM TERHADAP MODEL MENTAL SISWA TENTANG
TITRASI ASAM BASA (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan
Ganesha).

NaOH yang berkurang pada percobaan kali ini adalah 16,2 mL. Setelah
dilakukan perhitungan, dari praktikum ini diperoleh hasil normalitas sebesar
0,0977 N. Secara teoritis, titik ekuivalen kadar dari NaOH sebenarnya adalah
0,1 N. Hal ini dapat disebabkan oleh penentuan titik akhir titrasi yang
dilakukan secara visual dan perbedaan sejumlah volume yang digunakan,
serta sifat dari NaOH yang higroskopis.7
Wulandari, M. A., & Santika, I. W. M. (2022). PENETAPAN KADAR
TABLET ASETOSAL DENGAN METODE ASIDI-
ALKALIMETRI. JOURNAL SCIENTIFIC OF MANDALIKA (JSM) e-
ISSN 2745-5955| p-ISSN 2809-0543, 3(6), 664-669.

C2H2O4 + NaOH = Na2C2O4 + H2O


C2H2O4 + 2NaOH → Na2C2O4 + 2H2O

b) Penetapan kadar asam asetat


CH3COOH + NaOH = CH3COONa + H2O

Larutan asam bereaksi dengan larutan basa akan menghasilkan garam


dan air. Sifat asam dan sifat basa akan hilang dengan terbentuknya zat
baru yang disebut garam yang memiliki sifat berbeda dengan sifat zat
asalnya. Karena hasil reaksinya adalah air yang memiliki sifat netral
yang artinya jumlah ion H+ sama dengan jumlah ion OH - maka reaksi
itu disebut dengan reaksi netralisasi. Pada reaksi netralisasi, jumlah
asam harus ekivalen dengan jumlah basa. Untuk itu perlu ditentukan
titik ekivalen reaksi
Titrasi yang digunakan pada praktikum ini adalah jenis titrasi asam
lemah dengan basa kuat. Asam lemah yang digunakan yaitu CH3COOH
yang tidak dapat terionisasi dengan sempurna. Hal ini dikarenakan
asam lemah tergolong kedalam larutan elektrolit lemah, sehingga
garam yang dihasilkan dalam reaksi memiliki sifat basa. Oleh karena itu,
pada proses titrasi asam lemah dengan basa kuat titik ekivalennya
terjadi ketika pH campuran lebih dari 7 . 11
11 Husniah Nadhif, 170704020 (2021) Pengaruh Konsentrasi
Acetobacter aceti dan Waktu Fermentasi Terhadap Kadar Asam
Asetat Dari Rumput Laut Gracilaria sp. Skripsi thesis, UIN AR-
RANIRY.

Indikator yang digunakan dalam titrasi alkalimetri dengan basa kuat NaOH
adalah indikator fenolftalein. Indikator ini memiliki rentang pH antara 8,3-
10,1.

Indikator yang digunakan


dalam titrasi alkalimetri dengan basa kuat NaOH adalah indikator fenolftalein. Indikator
fenolftalein merupakan indikator yang disintesis dari kondensasi anhidrida ftalat dengan
dua ekuivalen fenol di bawah kondisi asam. Indikator ini memiliki rentang pH antara
8.3-9.7. Ketika suasana basa maka atom oksigen akan terprotonasi sehingga akan
menghasilkan rangkap konjugasi yang semakin panjang (Syahirah et al. 2018). Oleh
karena itu, warna merah muda dihasilkan ketika suasana basa.
Indikator yang digunakan
dalam titrasi alkalimetri dengan basa kuat NaOH adalah indikator fenolftalein. Indikator
fenolftalein merupakan indikator yang disintesis dari kondensasi anhidrida ftalat dengan
dua ekuivalen fenol di bawah kondisi asam. Indikator ini memiliki rentang pH antara
8.3-9.7. Ketika suasana basa maka atom oksigen akan terprotonasi sehingga akan
menghasilkan rangkap konjugasi yang semakin panjang (Syahirah et al. 2018). Oleh
karena itu, warna merah muda dihasilkan ketika suasana basa.
Indikator yang digunakan
dalam titrasi alkalimetri dengan basa kuat NaOH adalah indikator fenolftalein. Indikator
fenolftalein merupakan indikator yang disintesis dari kondensasi anhidrida ftalat dengan
dua ekuivalen fenol di bawah kondisi asam. Indikator ini memiliki rentang pH antara
8.3-9.7. Ketika suasana basa maka atom oksigen akan terprotonasi sehingga akan
menghasilkan rangkap konjugasi yang semakin panjang (Syahirah et al. 2018). Oleh
karena itu, warna merah muda dihasilkan ketika suasana basa.
Indikator yang digunakan
dalam titrasi alkalimetri dengan basa kuat NaOH adalah indikator fenolftalein. Indikator
fenolftalein merupakan indikator yang disintesis dari kondensasi anhidrida ftalat dengan
dua ekuivalen fenol di bawah kondisi asam. Indikator ini memiliki rentang pH antara
8.3-9.7. Ketika suasana basa maka atom oksigen akan terprotonasi sehingga akan
menghasilkan rangkap konjugasi yang semakin panjang (Syahirah et al. 2018). Oleh
karena itu, warna merah muda dihasilkan ketika suasana basa.
Indikator yang digunakan
dalam titrasi alkalimetri dengan basa kuat NaOH adalah indikator fenolftalein. Indikator
fenolftalein merupakan indikator yang disintesis dari kondensasi anhidrida ftalat dengan
dua ekuivalen fenol di bawah kondisi asam. Indikator ini memiliki rentang pH antara
8.3-9.7. Ketika suasana basa maka atom oksigen akan terprotonasi sehingga akan
menghasilkan rangkap konjugasi yang semakin panjang (Syahirah et al. 2018). Oleh
karena itu, warna merah muda dihasilkan ketika suasana basa.
Indikator yang digunakan
dalam titrasi alkalimetri dengan basa kuat NaOH adalah indikator fenolftalein. Indikator
fenolftalein merupakan indikator yang disintesis dari kondensasi anhidrida ftalat dengan
dua ekuivalen fenol di bawah kondisi asam. Indikator ini memiliki rentang pH antara
8.3-9.7. Ketika suasana basa maka atom oksigen akan terprotonasi sehingga akan
menghasilkan rangkap konjugasi yang semakin panjang (Syahirah et al. 2018). Oleh
karena itu, warna merah muda dihasilkan ketika suasana basa.
4.2. Permanganometri
a) Pembakuan laarutan kmno4
KMnO4 + Na2C2O4 = K2C2O4 + NaMnO4
Zat organik dapat dioksidasi dengan menggunakan KMnO4 dalam
suasana asam dengan pemanasan. Reaksi oksidasi ini dapat
berlangsung dalam suasana asam, netral dan alkalis.
reaksi ini tidak memerlukan indikator, hal ini dikarenakan larutan
KMnO4 sudah berfungsi sebagai indikator, yaitu ion MnO4-
berwarna ungu, setelah direduksi menjadi ion Mn tidak berwarna,
dan disebut juga sebagai autoindikator. Pemanasan berfungsi
sebagai sebuah katalis untuk mempercepat reaksi. 12

12 Apriyanti, A., & Apriyani, E. M. (2018). Analisis Kadar Zat Organik


pada Air Sumur Warga Sekitar TPA dengan Metode Titrasi
Permanganometri. Alkimia: Jurnal Ilmu Kimia Dan Terapan, 2(2), 10-
14.

https://roboguru.ruangguru.com/forum/setarakan-reaksi-redoks-berikut-
dengan-langkah-langkah-yang-telah-disusun-na2c2o4-aq_FRM-HNBG3P2B

b) Penetapan kadar ferosulfat


Penambahan H2SO4 yang tahan panas dan tidak mudah
teroksidasi untuk menciptakan suasana asam. Penambahan
ini bertujuan untuk mejaga konsentrasi ion hidrogen yang tetap
dalam larutan titrasi, juga untuk mencegah pembentukan mangan
dioksida dan mencukupi kebutuhan ion hidrogen mereduksi
permanganate.13
13 Mustofa, C. H., Styawan, A. A., & Lestari, N. P. (2021). Penetapan
Kadar Tanin Dari Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) Secara
Permanganometri. CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, 12(2), 27-30.

https://roboguru.ruangguru.com/forum/kmno4-h2so4-feso4-k2so4-
mnso4-fe2-so4-h2o-setarakan-reaksi-kimia-diatas_FRM-X6ZH3CU2
Standarisasi Larutan Naoh 0,1 M Dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka
Perdagangan [d4pqp176rvnp] (idoc.pub)
Laporan Asam Asetat - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II “PENETAPAN KADAR ASAM
CUKA MELALUI TITRASI - StuDocu
https://www.coursehero.com/u/file/74613496/Laporan-Praktikum-Kimia-Dasar-
Analisis-Volumetri-Berdasarkan-Reaksi-Metatetik-dan-Redoks-Kendra-Ayu/
https://pdfcoffee.com/laporan-kimdas-kd6-repaired-pdf-free.html
https://www.academia.edu/29537678/
MAKALAH_KIMIA_ANALITIK_ANALISA_VOLUMETRI

5. Kesimpulan
1. alkalimetri merupakan metode titrasi asam basa dimana suatu larutan basa digunakan
sebagai larutan standar atau titran dalam titrasi.
2.

6. Daftar Pustaka
1. Kusmayadi, T. (2019). Perbandingan Metode Pengujian Kebutuhan
Oksigen Kimia Secara Spektrofotometri UV-Visibel dan Titrimetri Di Dinas
Lingkungan Hidup Yogyakarta (Doctoral dissertation, Universitas Islam
Indonesia).
2. Setiorini, I. A., & Agusdin, A. (2018). P PENGARUH MASSA ADSORBEN
KARBON AKTIF BATUBARA TERHADAP PENYERAPAN KANDUNGAN
NILAI COD DAN TOC DALAM LIMBAH KAIN JUMPUTAN PADA
RANCANG BANGUN ALAT ADSORBER. Jurnal Teknik Patra
Akademika, 9(01), 14-27.
3. Rochman, A., Martono, S., & Sudjadi, A. M. (2021). Analisis Obat Secara
Volumetri. UGM PRESS.
4. APSARI, K. (2019). PENETAPAN NATRIUM SIKLAMAT PADA
MINUMAN SERBUK INSTAN MENGGUNAKAN METODE ALKALIMETRI,
NITRIMETRI DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS (Doctoral dissertation,
Poltekkes Kemenkes Surabaya).
5. Ulfa, A. M. (2018). ANALISA KADAR TABLET ANTASIDA DI BEBERAPA
APOTEK KOTA BANDAR LAMPUNG SECARA ALKALIMETRI. Jurnal
Kebidanan Malahayati, 2(1).
6. Mardiyah, S., Kunsah, B., Kartikorini, N., & Ariana, D. (2019). Modul
Praktikum Kimia Analitik Kuantitatif.
7. Wulandari, M. A., & Santika, I. W. M. (2022). PENETAPAN KADAR
TABLET ASETOSAL DENGAN METODE ASIDI-
ALKALIMETRI. JOURNAL SCIENTIFIC OF MANDALIKA (JSM) e-ISSN
2745-5955| p-ISSN 2809-0543, 3(6), 664-669.
8. Murningsih, N. (2019). PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
TRIPLECHEM TERHADAP MODEL MENTAL SISWA TENTANG TITRASI
ASAM BASA (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Ganesha).
9. Indayatmi, S. P. (2021). ANALISIS TITRIMETRI DAN GRAVIMETRI. AG
PUBLISHING.
10. Rohmah, J., & Rini, C. S. (2020). Buku Ajar Kimia Analisis. Umsida Press, 1-141.
11. Husniah Nadhif, 170704020 (2021) Pengaruh Konsentrasi Acetobacter
aceti dan Waktu Fermentasi Terhadap Kadar Asam Asetat Dari Rumput
Laut Gracilaria sp. Skripsi thesis, UIN AR-RANIRY.
12. Apriyanti, A., & Apriyani, E. M. (2018). Analisis Kadar Zat Organik pada Air
Sumur Warga Sekitar TPA dengan Metode Titrasi
Permanganometri. Alkimia: Jurnal Ilmu Kimia Dan Terapan, 2(2), 10-14.
13. Mustofa, C. H., Styawan, A. A., & Lestari, N. P. (2021). Penetapan Kadar
Tanin Dari Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) Secara
Permanganometri. CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, 12(2), 27-30.
14. Agustina, E. (2022). Pengaruh Eco-Enzyme pada Air Baku Sungai Borang Palembang
Terhadap Nilai Parameter Conductivity, Total Dissolved Solid (TDS), dan Zat
Organik. Jurnal Kolaboratif Sains, 5(6), 284-289.

Anda mungkin juga menyukai