Mengetahui,
Dosen Penanggungjawab
V. PROSEDUR KERJA
A. Pembuatan larutan standar KMnO4
1. ditimbang 1,6 gram KMnO4 dengan gelas arloji kemudian dimasukkan
kedalam bekker gelas 1 L.
2. dididihkan larutan KMnO4 tersebut selama 30 menit kemudian
didinginkan.
3. disaring larutan dengan sinterglas atau corong yang berisi gelas wall.
4. disimpan larutan didalam botol yang bersih dan berwarna cokelat.
B. Standarisasi larutan
1. ditimbang 0,65 gram kristal asam oksalat dan dilarutkan ke dalam aquades
sampai volumnenya 100 ml.
2. diambil 25 ml dari larutan tersebut kemudian ditambahkan dengan 5 ml
H2SO4 pekat, lalu dipanaskan hingga suhu 70C
3. dalam keadaan panas, larutan (2) dititrasi dengan KMnO4 standar samapai
berwarna ungu.
4. cara kerja (2) – (3) diulangi sebanyak 3 kali dan volume titran dicatat.
5. normalitas KMnO4 dihitung dangan rumus :
( )
N KMnO4 =
( )
C. Menentukan campran ferro dan ferri
1. dipipet 25 ml larutan sampel campuran dan ditambahkan 25 ml H2SO4
pekat
2. dititrasi larutan (1) dengan KMnO4 standar sampai terjadi warna ungu dan
dicatat volumenya.
3. diulangi cara kerja (1) dan (2) sebanyak 3 kali serta mencatat volume titran
(V1)
4. diambil sampel sebanyak 25 ml dan menambahkan 10 ml larutan HCl
pekat dan dipanaskan sampai dicapai suhu 70 C.
5. dalam keadaan panas larutan SnCl2 5% ditambahkan beberapa tetes
sehingga berubah warna dari warna kuning menjadi hijau.
6. didinginkan larutan dengan cepat kemudian ditambahkan 10 ml HgCl2 5%
maka akan terbentuk endapan putih HgCl2.
7. larutan tersebut dititrasi dengan KMnO4 standar sampai terbentuk warna
ungu muda dan Volume titran dicatat (V2)
8. diulangi cara kerja (4) – (7) sebanyak 3 kali dan mencatat volume rata-rata.
9. dihitung kadar ferro dan ferri dalam campuran tersebut.
( )
Kadar ferro = mg/ml
N KMnO4 =
( )
N KMnO4 =
N KMnO4 =
N KMnO4 = 0,126 N
2. Penentuan Kadar Ferro
Diketahui :
V1 = 6,8 ml
N KMnO4 = 0,126 N
BM Fe = 56 g/mol
Ditanya :
Kadar ferro = . . . .?
Penyelesaian
( )
Kadar ferro = mg/ml
Kadar ferro =
( )
Kadar ferro =
VIII. PEMBAHASAN
1. Pembuatan larutan standar KMNO4
Padatan KMnO4 dilarutkan kedalam air dan menghasilkan larutan
berwarna ungu dan setelah itu larutan dipanaskan dan menghasilkan larutan
KMnO4 berwarna ungu. KMnO4 sangat tidak stabil dan merupakan larutan
standar sekunder, sebagai agen pengoksida KMnO4 diencerkan agar lebih
mudah untuk melakukan standarisasi. Larutan standar yang digunakan untuk
menstandarisasi adalah larutan asam oksalat karena merupakan larutan standar
primer. Selain itu larutan standar KMnO4 digunakan karena merupakan
oksidator kuat yang dapat bereaksi dengan cara berbeda tergantung pH larutan.
Kalium permanganat mampu mengoksidasi air :
4 MnO4- + 2H2O 4 MnO4 + 3 O2 + 4 OH-
Setelah diencerkan dengan air larutan dipanaskan untuk mempercepat reaksi.
2. Standarisasi larutan
Padatan H2C2O4 (asam oksalat) dilarutkan dalam air . asam oksalat
merupakan larutan standar primer yang akan dititrasi dengan larutan KMnO4
sebagai larutan baku. Pada percobaan kali ini titrasi dilakukan dalam suasana
asam dan menunjukkan reaksi yang positif yang ditandai dengan larutan warna
merah muda dari KMnO4 ketika mencapai titik akhir. Dalam reaksi titrasi
redoks , KMnO4 direduksi menurut persamaan reaksi :
MnO4- + 8 H+ + 5 e Mn2+ + 4H2O
Larutan baku KMnO4 dibakukan dengan larutan baku primer asam oksalat
dibantu dengan larutan asam sulfat pekat (H2SO4)
5H2C2O4 + 2KMnO4 + 5 H2SO4 K2SO4 + 2 MnSO4 + 8 H2O + 10
CO2
Setelah titik ekivalen, kelebihan satu tetes KMnO4 menyebabkan larutan
berwarna merah muda. H2SO4 pekat digunakan untuk memberi suasan asam
dan membantu pelepasan gugus Mn2+ yang berfungsi sebagai indikator
penunjuk terjadinya titik ekivalen yang ditandai dengan perubahan warna
larutan menjadi merah muda.
Setelah ditambahkan dengan asam oksalat larutan kemudian dipanaskan
untuk membantu mempercepat proses reaksi. Selain itu, perlu diketahui bahwa
senyawa MnO4 yang terdapat pada larutan KMnO4 berlaku sebagai
autoindikator redoks yang mampu mengindikator dirinya sendiri dan
digunakan asam sulfat sebagai oksidatornya. Hingga pada akhir perhitungan
konsentrasi KMnO4 adalah 0,126 N. Dengan titrasi sebanyak tiga kali maka
didapat volume masing-masing 20,2 ml ; 20,4 ml ; 20,6 ml (volume rata-rata =
20,4 ml) titrai dilakukan sebanyak tiga kali agar data yang diperoleh benar-
benar akurat.
3. Penetapan Campuran Ferro dan Ferri
Penetapan kadar ion ferro dan ferri dapat ditentukan dengan mengambil
dua sampel. Bagian pertama dititrasi dengan KMnO4 untuk menentukan kadar
ion ferro. Bagian kedua, setelah direduksi dengan SnCl2 selanjutnya dititrasi
dengan KMnO4 untuk menentukan tottal ion besi. Adapun fungsi penambahan
H2SO4 pada larutan sampel adalah pemberi suasan asam dan sebagai oksidator
kuat sedangkan fungsi HCl pada penambahan sampel kedua adalah sebagai
katalisator untuk mempercepat reaksi dan penambahan SnCl2 5% berfungsi
sebagai perdeuksi senyawa-senyawa lain. Proses titrai dilakukan berulang-
ulang untuk memperolah data yang lebih akurat . pada proses ini yang akan
ditentukan adalah ion ferro dan ferri.
MnO4- + Fe2+ + 8H+ + 4e Mn2+ + Fe3+ + 4 H2O
Adapun kadar ferro dan ferri masing-masing sebanyak 1,92 mg/ml, 2,50 mg/ml
IX. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kalium permanganat adalah oksidator kuat dalam larutan yang bersifat
asam, basa lemah dan netral.
2. Normalitas KMnO4 yang didapatkan dari hasil percobaan adalah 0,126 N.
3. Kadar ferro dan ferri yang diperoleh berdasarkan analisis data yang
dilakukan masing-masing 1,92 mg/ml; 2,50 mg/ml.
B. Saran
1. Diharapkan kepada laboran agar lebih teliti dalam melakukan praktikum.
2. Diharapakan kepada laboran agar alat dan bahan disediakan.
DAFTAR PUSTAKA
Ibnu, soddiq. 2004. Kimia Analitik I. JICA Universitas Negeri Malang. Malang.
Khokpkar, SM. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia
Press. Jakarta