Disusun Oleh:
Kelompok 3/1KD
PRABTAMA HERNANDA
RIA WAHYUNI KARTIKA
SASMA FERA AFRIANTI
TANIA DWI PUTRI
TRI ANUGRAH KURNIAWAN
YOSY ANGGRAWATI
ZULFA
1. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa mampu melakukan
standarisasi dan penentuan cuplikan dengan titrasi redoks
.
2. PERINCIAN KERJA
1. Melakukan standarisasi larutan KMnO4
2. Menentukan kadar besi dalam larutan
3. DASAR TEORI
Titrasi redoks merupakan titrasi yang didasarkan pada reaksi oksidasi reduksi antara
analit dan titran. Titrasi redoks banyak digunakan untuk penentuan sebagian besar logam-
logam. Indicator yang digunakan pada titrasi ini menggunakan berbagai cara kerja. Pada
titrasi yang menggunakan KMnO4 tidak menggunakan suatu larutan indicator, tetapi larutan
KMnO4 itu sendiri dapat bertindak sebagai indicator.
Beberapa titrasi redoks menggunakan amilum sebagai indicator, khususnya titrasi
redoks yang melibatkan iodine. Indikator yang lain yang bersifat reduktor/oksidator lemah
juga sering dipakai untuk titrasi redoks jika kedua indicator diatas tidak dapat diaplikasikan,
misalnya ferroin, metilen, blue, dan nitroferoin. Contoh titrasi redoks yang terkenal adalah
iodimetri. Iodometri, permanganometri menggunakan titrant kalium permanganat untuk
penentuan Fe2+ dan Oksalat, Kalium dikromat dipakai untuk titran penentuan Besi(II) dan
Cu(I) dalam CuCl. Bromat dipakai sebagai titrant untuk penentuan fenol, dan iodida (sebagai
I2 yang dititrasi dengan tiosulfat.), dan Cerium(IV) yang bisa dipakai untuk titrant titrasi
redoks penentuan ferosianida dan nitrit.
Titik akhir dari suatu titrasi redoks dapat dilakukan dengan mebuat kurva titrasi antara
potensial larutan dengan volume titran atau dapat juga menggunakan indicator. Dengan
memandang tingkat kemudahan dan efisiensi maka titrasi redoks dengan indicator sering kali
yang banyak dipilih. Beberapa titrasi redoks menggunakan warna titrant sebagai indicator
contohnya penentuan oksalat dengan permanganate, atau penentuan alkohol dengan kalium
dikromat.
7. DATA PENGAMATAN
8. PERHITUNGAN
1.Standarisasi Larutan KmnO
Menentukan normalitas KmnO4
Gr Na2C2O4 = V KMnO4 xN KMnO
BE Na2C2O4
9.ANALISIS PERCOBAAN
Dalam percobaan kali ini, analisa yang kami dapatkan adalah pada proses
standardisasi larutan standar 0,1 N KMnO4 dengan volume analit 300 mg/ 0,3 g
(didapatkan) ,sebelumnya kami harus mengeringkan natrium oksalat dalam oven pada suhu
105-110 oC (selama 2 jam) lalu di dinginkan dalam desikator.Kemudian melarutkan 12,5 ml
H2SO4 pekat dalam 250 ml air.Kemudian mencampurnya ke dalam Erlenmeyer yang berisi
natrium oksalat,kemudian di kocok dan di dinginkan sampai 24 oC.Saat di titrasi dengan 0,1
N KMnO4 sampai volume 35 ml ,dari percobaan 1,2,dan 3 perubahan warna yang terjadi
adalah menjadi ungu pekat, kemudian kami panaskan dengan hot plate dengan rata–rata suhu
mencapai 60-80 oC,perubahan warna yang terjadi adalah merah keunguan(seharusnya bening)
kemudian setelah itu kami titrasi kembali dengan larutan KMnO4 sampai berubah warna
menjadi merah muda pada percobaan 1 pertambahan volume rata-rata titran sebanyak 46,6
ml.
Pada proses penentuan besi dengan KMnO 4,,saat kami mentitrasi larutan
cuplikan(FeSO4.7H2O) yang telah ditambahkan 15 ml 0,5 M H2SO4 dengan larutan standar
KMnO4 sampai berubah warna menjadi merah muda yang stabil.Didapat volume titran
percobaan 1=39,6 ml,ke 2=39,2 ml,ke 3= 39,1 ml,pada saat proses ini terjadi 2 fase
perubahan warna dari bening ke ungu pekat dan dari ungu pekat ke merah muda.
10.KESIMPULAN
Rata –rata volume titran(KMnO4)=16,6 ml (yakni untuk penentuan Fe dengan KMnO4),dan
rata-rata volume titran(KMnO4)=41 ml(yakni untuk proses standardisasi larutan KMnO4)
Sehingga normalitas(N) KMnO4 adalah 0,109 grek/l
Dan % Fe adalah 16,82 %
Sehingga titrasi redoks merupakan titrasi yang didasarkan pada reaksi oksidasi dan reduksi
antara analit dan titran.Pada kalium permanganat merupakan larutan yang pada saat di titrasi
tidak memerlukan indicator(terkecuali pada larutan yang sangat encer.Dan pada titrasi
memberikan warna merah muda yang jelas,ini terjadi saat titik ekivalen antara volume analit
dan titran di dapat.
11. PERTANYAAN
1. Tuliskan beberapa keuntungan dan kerugian dalam penggunaan larutan standar
KMnO4 sebagai pereaksi oksidasi.
1. Keuntungannya :
•Harganya murah.
•KMnO4 mudah diperoleh.
•Dengan menggunakan larutan standar KMnO4 tidak perlu menggunakan
Indicator lagi, kecuali bila menggunakan larutan yang sangat encer.
•KMnO4 mempunyai keadaan oksidasi yang berbeda-beda.
Kerugiannya :
•Reaksinya lambat dalam larutan encer pada suhu kamar.
•Dalam suasana basa akan membentuk endapan coklat MnO2 yang mengganggu.
•Dalam persiapan larutannya dibutuhkan langkah-langkah yang rumit.
2. a. Pada standarisasi dengan Natrium Oksalat, KMnO4 diberikan
secara cepat karena jika perioksida itu terurai sebelum bereaksi dengan
permanganat maka larutan permanganat terlalu sedikit yang digunakan dan
normalitasnya akan dijumpai lebih tinggi.
b. Karena untuk menghindari pembentukan perioksida yang dihasilkan dari
uraian sebagian oksalat, maka dari itu larutan tersebut harus dipanaskan sampai
60 oC.
DAFTAR PUSTAKA
Besi )”
.2010.Palembang: Polsri
Jakarta
www.rumahkimia.com
Gambar Alat
Gelas kimia Erlenmeyer Pengaduk