TITRASI PENGENDAPAN/ARGENTOMETRI
(PENENTUAN KLORIDA)
DISUSUN OLEH :
Kelompok : 3
Nama :
1. PRABTAMA HERNANDA
2. RIA WAHYUNI KARTIKA
3. SASMAFERA A
4. TANIA DWI PUTRI
5. TRI ANUGERAH KURNIAWAN
6. YOSY ANGGRAWATI
7. ZULFA
Kelas : 1 KD
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan tetap Kimia Analisis Dasar yang berjudul “Titrasi
Pengendapan/Argentometri (Penentuan Klorida)”. Laporan ini ditulis untuk
memenuhi tugas wajib bagi seluruh Mahasisiwa. Kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan hasil laporan tetap ini. Maka dari itu, kelompok
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
Laporan tetap ini kami harapkan hasilnya untuk kedepan untuk memotivasi
kita semua untuk lebih maju dan juga sebagai alat bantu untuk melakukan praktikum
lagi nantinya.
Dilain sisi kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing
atau instruktur yang telah membimbing kami melakukan praktikum. Sehingga kami
dari kelompok tiga dapat melakukan praktikum dengan lancar yang kedepannya akan
sangat membantu kami.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Metode Mohr dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida
dalam suasana netral dengan larutan standar AgNO3 dan penambahan K2CHO4
sebagai indikator. Titrasi dengan cara ini harus dilakukan dalam suasana netral atau
dengan sedikit alkalis, pH 6,5 – 9,0. Dalam suasana asam, perak kromat larut karena
terbentuk dikromat dan dalam suasana basa akan terbentuk endapan perak hidroksida.
Reaksi yang terjadi adalah :
Asam : 2CrO42- + 2H- ↔ CrO7
2- + H2O
Basa : 2 Ag+ + 2 OH- ↔ 2 AgOH
2AgOH ↔ Ag2O + H2O
Sesama larutan dapat diukur dengan natrium bikorbonat atau kalsium karbonat.
Larutan alkalis diasamkan dulu dengan asam asetat atau asam borat sebelum
dinetralkan dengan kalsium karbonat. Sebagai indikator digunakan larutan kromat
K2CrO4 0,003M atau 0,005M yang dengan ion perak akan membentuk endapan
coklat merah dalam suasana netral atau agak alkalis. Kelebihan indikator yang
berwarna kuning akan menganggu warna, ini dapat diatasi dengan melarutkan blanko
indikator suatu titrasi tanpa zat uji dengan penambaan kalsium karbonat sebagai
pengganti endapan AgCl.
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Cl+, Br -, dan I- dengan penambahan
larutan standar AgNO3. Indikator yang dipakai adalah Fe3+ dengan titran NH4CNS,
untuk menentralkan kadar garam perak dengan titrasi kembali setelah ditambah
larutan standar berlebih. Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KCNS,
sedangkan indikator yang digunakan adalah ion Fe3+ dimana kelebihan larutan
KCNS akan diikat oleh ion Fe3+ membentuk warna merah darah dari FeSCN.
Titrasi argenometri dengan cara fajans adalah sama seperti pada cara Mohr, hanya
terdapat perbedaan pada jenis indikator yang digunakan. Indikator yang digunakan
dalam cara ini adalah indikator absorbsi seperti cosine atau fluonescein menurut
macam anion yang diendapkan oleh Ag+. Titrannya adalah AgNO3 hingga suspense
violet menjadi merah. pH tergantung pada macam anion dan indikator yang dipakai.
Indikator absorbsi adalah zat yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan
menyebabkan timbulnya warna. Pengendapan ini dapat diatur agar terjadi pada titik
ekuivalen antara lain dengan memilih macam indikator yang dipakai dan pH. Sebelum
titik ekuivalen tercapai, ion Cl- berada dalam lapisan primer dan setelah tercapai
ekuivalen maka kelebihan sedikit AgNO3 menyebabkan ion Cl- akan digantikan oleh
Ag+ sehingga ion Cl- akan berada pada lapisan sekunder.
Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan standardisasi dan penentuan pada titrasi
pengendapan dengan metode mohr
1. Tujuan Percobaan
2. Rincian Kerja
3. Teori
Metode Mohr dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida
dalam suasana netral dengan larutan standar AgNO3 dan penambahan K2CHO4
sebagai indikator. Titrasi dengan cara ini harus dilakukan dalam suasana netral
atau dengan sedikit alkalis, pH 6,5 – 9,0. Dalam suasana asam, perak kromat larut
karena terbentuk dikromat dan dalam suasana basa akan terbentuk endapan perak
hidroksida. Reaksi yang terjadi adalah :
Asam : 2CrO42- + 2H- ↔ CrO7
2- + H2O
Basa : 2 Ag+ + 2 OH- ↔ 2 AgOH
2AgOH ↔ Ag2O + H2O
Pada titrasi yang melibatkan garam-garam perak,ada tiga indicator yang dapat
dipergunakan yaitu metode mohr menggunakan ion kromat CrO4²ˉ untuk
mengendapkan AgCrO4 berwarna coklat. Metode volhard menggunakan ion Fe³+
untuk membentuk kompleks warna dengan ion tiosianat SCNˉ. Dengan metode
fajans menggunakan “indicator adsorbsi”.
Seperti suatu sistem asam basa dapat digunakan sebagai suatu indicator
dengan titrasi asam basa, maka pembentukan endapan dapat juga digunakan
sebagai petunjuk akhir suatu titrasi. Pada metode mohr, yaitu penentuan klorida
dengan ion perak dengan indikator ion kromat, penampilan pertama yang tetap
dari endapan perak kromat yang berwarna kemerah-merahan dianggap sebagai
suatu titik akhir titrasi.
Merupakan hal yang diinginkan bahwa pengendapan indicator dekat pada titik
ekivalen. Perak kromat lebih larut (sekitar 8,4 X 10ˉ5 mol/liter) daripada perak
klorida (1 X 10ˉ5 mol/liter). Jika ion perak ditambahkan kepada sebuah larutan
yang mengandung ion klorida dalam konsentrasi yang besar dan ion kromat
dalam konsentrasi yang kecil, maka perak klorida akan terlebih dahulu
mengendap membentuk endapan berwarna putih, perak kromat baru akan
terbentuk sesudah konsentrasi ion perak meningkat sampai melampaui harga kkel
perak kromat.
Metode mohr dapat juga digunakan untuk penentuan ion bromide dengan
perak nitrat. Selain itu juga dapat menentukan ion sianida dalam larutan yang
sedikit alkalis.
Neraca analitik
Kaca arloji
Erlenmeyer 250 ml
Buret 50 ml
Pipet ukur 25 ml
Gelas kimia 100 ml,250 ml
Labu takar 100 ml,250 ml
Spatula
Bola karet
- AgNO3
- Indicator K2CrO4
- NaCl
- Cuplikana yang mengandung Cl (CaCl2)
7.Prosedur Percobaan
7.1 Standardisasi Larutan Baku AgNO3
1. Timbang 4,25 gram perak nitrat dan tambahkan air aquadest
sampai 250 ml dalam labu takar. Jaga jangan sampai terkena sinar
matahari.
2. Timbang dengan teliti tiga cuplikan Natrium Klorida yang murni
dan kering seberat 0,20 gram dalam tiga Erlenmeyer 250 ml
3. Larutkan tiap contoh dalam 50 ml air aquadest dan tambahkan 2 ml
0,1 M kalium kromat
4. Titrasi cuplikan dengan larutan perak nitrat sampai terjadi
perubahan warna menjadi kemerah-merahan yang stabil.
8. Data Pengamatan
gr sample
10. Pertanyaan
Jawab :
10.1 Argentometri adalah semakin kecil kelarutan endapan maka semakin sempurna
reaksinya
10.3
HASIL PERHITUNGAN
1.Normalitas AgNO3
N AgNO3 = 0,0034
= 0,086 ek/l
0,0395
N AgNO3 = 0,0034
= 0,093 ek/l
0,0365
N AgNO3 = 0,0034
= 0,101 ek/l
0,0335
- V2 = 34 ml = 0,034 l
% CaCl2 = 0,034 l X 0,093 ek/l X 110 ek/l
X 100%
1 gram
= 34,7 %
- V3 = 31 ml = 0,031 l
% CaCl2 = 0,031 l X 0,093 ek/l X 110 ek/l
X 100%
1 gram
= 31,7 %
ANALISA PERCOBAAN
Kesimpulan
Metode Mohr dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida
dalam suasana netral dengan larutan standar AgNO3 dan penambahan K2CHO4
sebagai indikator. Titrasi dengan cara ini harus dilakukan dalam suasana netral atau
dengan sedikit alkalis, pH 6,5 – 9,0. Dalam suasana asam, perak kromat larut karena
terbentuk dikromat dan dalam suasana basa akan terbentuk endapan perak hidroksida.
Reaksi yang terjadi adalah :
Asam : 2CrO42- + 2H- ↔ CrO7
2- + H2O
Basa : 2 Ag+ + 2 OH- ↔ 2 AgOH
2AgOH ↔ Ag2O + H2O
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Cl+, Br -, dan I- dengan penambahan
larutan standar AgNO3. Indikator yang dipakai adalah Fe3+ dengan titran NH4CNS,
untuk menentralkan kadar garam perak dengantitrasi kembali setelah ditambah larutan
standar berlebih. Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KCNS,
sedangkan indikator yang digunakan adalah ion Fe3+ dimana kelebihan larutan
KCNS akan diikat oleh ion Fe3+ membentuk warna merah darah dari FeSCN.
Titrasi argenometri dengan cara fajans adalah sama seperti pada cara Mohr, hanya
terdapat perbedaan pada jenis indikator yang digunakan. Indikator yang digunakan
dalam cara ini adalah indikator absorbsi seperti cosine atau fluonescein menurut
macam anion yang diendapkan oleh Ag+. Titrannya adalah AgNO3 hingga suspensi
violet menjadi merah. pH tergantung pada macam anion dan indikator yang dipakai.
Indikator absorbsi adalah zat yang dapat diserap oleh permukaan endapan
danmenyebabkan timbulnya warna. Pengendapan ini dapat diatur agar terjadipada
titik ekuivalen antara lain dengan memilih macam indikator yangdipakai dan pH.
Sebelum titik ekuivalen tercapai, ion Cl- berada dalamlapisan primer dan setelah
tercapai ekuivalen maka kelebihan sedikit AgNO3 menyebabkan ion Cl- akan
digantikan oleh Ag+ sehingga ion Cl- akan berada pada lapisan sekunder.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
Gelas kimia
FOTO HASIL DATA PENGAMATAN