Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Surfaktan adalah surface active agent yang banyak diaplikasikan dalam
industri kimia karena mampu meningkatkan kestabilan emulsi antara fasa minyak
dan fasa air. Pertumbuhan populasi penduduk mengakibatkan adanya peningkatan
kebutuhan akan produk industri kimia seperti deterjen, farmasi, tekstil, kosmetik,
makanan dan sebagainya.
Pada umumnya surfaktan disintesis dari turunan minyak bumi dan gas alam.
Namun, proses pembuatan surfaktan dari minyak bumi dan gas alam ini dapat
menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Alternatif yang dapat diambil
adalah penggunaan minyak nabati sebagai bahan baku pembuatan surfaktan. Metil
ester sulfonat juga dapat disintesis dari beberapa tanaman seperti kelapa, kelapa
sawit Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO), tallow dan kedelai,
(Sheats dan Arthur,2002).
Pada industri besar proses sulfonasi dilakukan dengan menggunakan gas
SO3 sebagai reaktan. Kelebihan gas SO3 sebagai agent pensulfonasi antara lain
bersifat reaktif, menghasilkan konversi yang lebih sempurna, dan tidak terdapat
limbah pada prosesnya (Mujdalifah dkk,2012). Tetapi proses ini membutuhkan
peralatan yang mahal dan kontrol yang sangat ketat karena gas SO3 memiliki sifat
reaktifitas yang tinggi dan menghasilkan produk yang berwarna hitam. Untuk
aplikasi lebih lanjut, warna produk yang hitam tersebut memerlukan proses
pemucatan. Natrium Bisulfit (NaHSO3) dapat digunakan karena memiliki
keunggulan yaitu produk yang dihasilkan berwarna lebih cerah dan mudah
diaplikasikan pada skala produk kecil. Penelitian penggunaan Natrium Bisulfit
sebagai reaktan pada proses pembuatan MES telah dilakukan oleh Hidayati, Sri
dkk. (2012), Mansur dkk. (2007), Helianty dan Zulfansyah. (2011).
Metil ester sulfonat (MES) adalah surfaktan anionik yang memiliki muatan
negatif pada gugus hidrofiliknya. Proses pembuatan MES terdiri dari 3 tahapan
proses yaitu tahap sulfonasi, tahap metanolisis dan tahap netralisasi. Proses

1
2

sulfonasi merupakan reaksi antara fatty acid methyl ester dengan reaktan yang
mengandung gugus sulfat atau sulfit seperti SO3, NaHSO3, dan H2SO4 yang
berperan sebagai agen pensulfonasi. Proses metanolisis bertujuan memurnikan
MES dengan menghilangkan di-salt di dalam produk. Tahapan ini akan
mengurangi pembentukan garam disodium karboksi sulfonat sehingga warna
gelap dan viskositas produk akan berkurang. Tahap netralisasi bertujuan untuk
mengurangi keasaman produk MES dengan penambahan NaOH disertai
pemanasan dan pengadukan hingga pH produk mencapai 7-9.( Chalim.Abdul dkk
,2017)
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rachmawati mendapatkan kondisi
operasi optimum reaksi sulfonasi pada rasio mol biodiesel minyak kelapa sawit
terhadap natrium bisulfit sebesar 1:2,169 dan suhu reaksi 105°C dengan waktu
reaksi 4 jam. Sedangkan Hariani mendapatkan hasil optimum pada suhu reaksi
100°C dan waktu reaksi 4,5 jam menggunakan metil ester yang diperoleh dari
biji ketapang dan disulfonasi dengan NaHSO3 pada perbandingan mol 1:1,5,
Dalam penelitian ini akan dibahas dan dipelajari mengenai pengaruh suhu dan
waktu metanolisis pada kualitas MES yang dihasilkan. Suhu yang digunakan
adalah pada 300C,400C,dan 500C serta waktu metanolisis selama 2 jam dan
diamati setiap 20 menit.

1.2 Rumusan Masalah


Peneliti tertarik untuk membuat surfaktan metil ester sulfonat berbasis
Crude Palm Oil (CPO) karena lebih ramah lingkungan dan banyaknya permintaan
surfaktan di industri. Dalam hal ini masalah yang akan diteliti yaitu pengaruh
suhu dan waktu metanolisis dalam pembuatan Metil ester sulfonat (MES). Metil
ester sulfonat (MES) yang dihasilkan dianalisa bilangan asam, bilangan iod,
tegangan permukaan dan kualitas MES yang dihasilkan menggunakan metode gas
chromatography mass spectrometry (GCMS).
3

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menentukan suhu dan waktu optimum pada tahap metanolisis
dalam pembuatan Metil Ester Sulfonat (MES).
2. Untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu pada tahap metanolisis
terhadap analisis bilangan asam, bilangan iod dan tegangan permukaan.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Diharapkan surfaktan yang diperoleh dapat bermanfaat dan dapat
diaplikasikan dalam industri kimia, farmasi dan untuk keperluan
masyarakat.
2. Surfaktan yang dihasilkan dapat menambah komoditi ekspor Indonesia
sehingga meningkatkan nilai ekonomi dalam industri hilir pengolahan
minyak sawit.
3. Sebagai pengetahuan untuk mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya.

Anda mungkin juga menyukai