Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM UTILITAS
PENGOLAHAN AIR UMPAN BOILER SECARA EKSTERNAL
DAN INTERNAL

Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
Tania Dwi Putri (0615 3040 1038)
Tri Anugrah Kurniawan (0615 3040 1039)
Yosy Anggrawati (0615 3040 1040)
Zulfa (0615 3040 1041)
Septiani Rikayanti (0615 3040 2182)
Siska Tri Juliarti (0615 3040 2183)

Kelas : V KC

Instruktur : Zurohaina S.T., M.T

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2018
Pengolahan Eksternal Air Umpan Boiler

I. Tujuan Percobaan
- Memahami sistem pengolahan air dengan metode pertukaran ion (resin).
- Menganalisa air sebelum dan sesudah dilewati kolom resin.
- Menuliskan reaksi yang terjadi dalam kolom resin penukar ion.

II. Alat dan Bahan yang digunakan:


Alat:
- pH paper universal 4 buah
- Konduktometer 1 buah
- Gelas kimia 2 buah

Bahan:
- Air boiler secukupnya
- Air sumur secukupnya
- Air aquadest secukupnya
III. Dasar Teori
Pengolahan air metode pertukaran ion dengan memanfaatkan proses kimiawi untuk
memisahkan ion-ion seperti Ca2+, Mg2+, SO42-, dan lain-lain yang menyebabkan
kerusakan pada boiler. Reaksi penukar ion dapat berasal dari bahan alami zeolit
merupakan penukar ion anorganik, sedangkan penukar ion dan kation. Kegunaannya
adalah sebagai bahan pelunak dalam proses demineralisasi air dan untuk pengolahan air
limbah. Keunggulannya dibandingkan zeolit, yaitu memiliki kapasitas yang lebih besar
dan tahan terhadap pH.
Pengolahan secara eksternal dimaksudkan untuk menurunkan nilai kesadahan
melalui proses pelunakan dan mengurangi konsentrasi gas-gas terlarut terutama gas O2.
Proses pelunakan adalah pengolahan air untuk mengurangi Ca2+ dan Mg2+. Proses
pelunakan yang sering digunakan dalam penyediaan air umpan boiler adalah proses
pertukaran kation non hardness dari unggun resin penukar kation. Unggun resin
merupakan sebuah kolom yang diisi oleh resin penukar ion. Pada saat operasi aliran air
dimasukkan dari bagian atas.

Reaksi pertukaran kation:


Ca/ Mg – anion + 2Na R Ca/ Mg – R + 2Na – anion
Reaksi berlangsung spontan dan sempurna sepanjang ruang kolom pertukaran
kation masih ada atau belum tercapai breakthrough. Tercapainya kondisi breakthrough
menunjukkan kemampuan pertukaran kation berkurang yang ditandai dengan
terdeteksinya kesadahan dialirkan keluar resin. Dalam kondisi ini kolom resin perlu
diregenerasi agar kemampuan pertukaran pilih kembali. Proses regenerasi dilakukan
dengan mengalirkan garam sehingga terjadi reaksi:

Ca/ Mg – R Ca/ Mg – Cl + 2Na – R

Sebelum digunakan perlu dilakukan pencucian atau pembilasan dengan air lunak
untuk menghilangkan kelebihan NaCl untuk setiap 1 m3 resin dengan larutan garam 5 –
20%. Laju alir garam 5 – 20%. Laju alir garam yang digunakan berkisar 40 lt/
menit.m2.
Proses pelunakan air dengan resin penukar ion ini lebih efisien dan praktis
dibandingkan dengan proses pelunakan menggunakan pengendapan kimia karena tidak
menghasilkan lumpur, peralatan sederhana dan mudah dioperasikan.
Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan (feed water system), sistem steam (steam
system)dan sistem bahan bakar (fuel system).

1. Sistem air umpan (feed water system) menyediakan air untuk boiler secara
otomatis sesuai dengan kebutuhan steam.Berbagai kran disediakan untuk keperluan
perawatan dan perbaikan.

2. Sistem steam (steam sistem) mengumpulkan dan mengontrol produksi steam


dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada
keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat
pemantau tekanan.

3. Sistem bahan bakar (fuel sistem) adalah semua peralatan yang digunakan untuk
menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yangdibutuhkan. Peralatan yang
diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahanbakar yang digunakan
pada sistem. Sistem yang lain adalah penggunaan economizer untuk memanaskan awal
air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang, untuk mendapatkan efisiensi
boiler yang lebih tinggi.

2.2 Persyaratan Air Umpan Boiler


Secara umum air yang akan digunakan sebagai air umpan boiler adalah air yang
tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya endapan yang dapat
membentuk kerak pada boiler, air yang tidak mengandung unsur yang dapat
menyebabkan korosi terhadap boiler dan sistem penunjangnya dan juga tidak
mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya pembusaan terhadap air boiler.
Oleh karena itu untuk dapat digunakan sebagai air umpan boiler maka air baku dari
sumber air harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu, karena
harusmemenuhi persyaratan tertentu seperti yang diuraikan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 2.2.1 Persyaratan Air Umpan Boiler

Parameter Satuan Pengendalian Batas

Ph Unit 10.5– 11.5

Conductivity µmhos/cm 5000,max

TDS Ppm 3500,max

P– Alkalinity Ppm -

M– Alkalinity Ppm 800,max

O– Alkalinity Ppm 2.5xSiO2,min

T.Hardness Ppm -

Silica Ppm 150,max

Besi Ppm 2,max

Phosphat residual Ppm 20– 50

Sulfite residual Ppm 20– 50

pHcondensate Unit 8.0– 9.0

Reff : PT.Nalco Indonesia

Persyaratan kualitasair boiler menurut American Boiler Manufacturer’s Assosiation


(ABMA) dan ASME pada tabel berikut.
Tabel 2.2.2 Persyaratan Kualitas Air Boiler (ABMA)

Tekana Total Total Suspende Silica Konduktivitas


n d
Solid alkalinita (ppm Micro.ohm/c
(psig) s s solid ) m

(ppm (ppm) (ppm)


)

0– 300 3.500 700 300 150 7.000

301– 3.000 600 250 90 6.000


450

451– 2.500 500 150 40 5.000


600

601– 2.000 400 100 30 4.000


750

751– 1.500 300 60 20 3.000


900

901– 1.250 250 40 8 2.000


1.000

1.001– 1.000 200 21 2 150


1.500

Sumber:PullmanKellogs(1980)

Air kondensat biasanya dikembalikan lagi ke tangki umpan untuk menghemat


pemakaian air,tetapi kualitas air kondensat tersebut harus memenuhi persyaratan seperti
tabel berikut.
Tabel 2.2.3 Persyaratan Air Kondensat

No. Parameter Satuan Nilai

1 Konduktivitas mg/l 10

2 Total Dissolved Solid mg/l 5

3 Total solid Suspended mg/l 0.5


solid

4 Total Silika mg/l 0.05

5 Total Besi mg/l 0.1

6 Total Copper mg/l 0.02

7 C02 mg/l 1

8 Chloride mg/l 0.01

9 Organic mg/l 0.01

Sumber :PullmanKellogs(1980)

Tabel 2.2.4 Konsentrasi Air Boiler

Konsentrasi Air Boiler Maksimum yang direkomendasikan oleh


Gabungan Produsen Boiler Amerika

Tekanan Steam pada Boiler Konsentrasi Air Boiler


(ata) Maksimum (ppm)

0-20 3500

20-30 3000

30-40 2500

40-50 2000
50-60 1500

60-70 1250

70-100 1000

2.2.1 Rekomendasi untuk Boiler dan Kualitas Air Umpan

Kotoran yang ditemukan dalam boiler tergantung pada kualitas air umpan yang tidak
diolah, proses pengolahan yang digunakan dan prosedurpengoperasian
boiler. Sebagai aturan umum, semakin tinggi tekanan operasi boiler akan semakin besar
sensitifitas terhadap kotoran.

Tabel 2.2.1.1 Rekomendasi batas air umpan (IS10392, 1982)

REKOMENDASI BATAS AIR UMPAN (IS 10392, 1982)

Hingga 20 21-39 40-59


Faktor kg/cm2 kg/cm2 kg/cm2

Total besi (maks.)


ppm 0,05 0,02 0,01

Total tembaga (maks.)


ppm 0,01 0,01 0,01

Total silika (maks.)


ppm 1 0,3 0,1

Oksigen (maks.) ppm 0,02 0,02 0,01

Residu hidrasin ppm - - -0,06

pH pada 250C 8,8-9,2 8,8-9,2 8,2-9,2

Kesadahan, ppm 1 0,5 -


REKOMENDASI BATAS AIR UMPAN (IS 10392, 1982)

Hingga
20 21-39 40-59
Faktor kg/cm2 kg/cm2 kg/cm2

3000- 1500- 500-


TDS, ppm 3500 2500 1500

Total padatan besi terlarut


ppm 500 200 150

Konduktivitas listrik
spesifik pada 250C (mho) 1000 400 300

Residu fosfat ppm 20-40 20-40 15-25

10- 9,8-
pH pada 250C 10-10,5 10,5 10,2

Silika (maks.) ppm 25 15 10

2.3 Akibat Air Umpan Boiler yang Tidak Memenuhi Baku Mutu

Ketidaksesuaian kriteria air umpan boiler akan mempengaruhi berbagai hal, misalnya :

1. Korosi

Peristiwa korosi adalah peristiwa elektrokimia, di mana logam berubah menjadi bentuk
asalnya akibat dari oksidasi yang disebabkan berikatannya oksigen dengan logam, atau
kerugian logam disebabkan oleh akibat beberapa kimia
Penyebab korosi Boiler:

– Oksigen Terlarut

– Alkalinity ( Korosi pH tinggi pada Boiler tekanan tinggi )

– Karbon dioksida ( korosi asam karbonat pada jalur kondensat )


– Korosi khelate ( EDTA sebagai pengolahan pencegah kerak )

Akibat dari peristiwa korosi adalah penipisan dinding pada permukaan boiler sehingga
dapat menyebabkan pipa pecah atau bocor.

2. Kerak

Pengkerakan pada sistem boiler disebabkan oleh :

– Pengendapan hardness feedwater dan mineral lainnya

– Kejenuhan berlebih dari partikel padat terlarut ( TDS ) mengakibatkan tegangan


permukaan tinggi dan gelembung sulit pecah.

– Kerak boiler yang lazim : CaCO3, Ca3 (PO4)2, Mg(OH)2, MgSiO3, SiO2, Fe2(CO3)3,
FePO4

3. Endapan

Pembekuan material non mineral pada boiler, umumnya berasal dari :

– Oksida besi sebagai produk korosi

– Materi organic ( kotoran – bio, minyak dan getah ), Boiler bersifat alkalinity jika
terkena gliserida maka akan terjadi reaksi penyabunan.

– Partikel padat tersuspensi dari feedwater ( tanah endapan dan pasir )

Dari peristiwa – peristiwa ini mengakibatkan terbentuknya deposit pada pipa


superheater, menyebabkan peristiwa overheating dan pecahnya pipa, terbentuknya
deposit pada sirip turbin, menyebabkan turunnya effisiensi.

2.4 Pengolahan Air Umpan Boiler

Untuk mencegah terjadinya masalah-masalah yang timbul pada boiler,maka air umpan
(contohnya air sungai) yang akan digunakan sebelum masuk ke boiler, harus diolah
terlebih dahulu, pengolahan air ini meliputi :

1. Pengolahan Eksternal
Pengolahan eksternal digunakan untuk membuang padatan tersuspensi, padatan terlarut
(terutama ion kalsium dan magnesium yang merupakan penyebab utama pembentukan
kerak) dan gas-gas terlarut (oksigen dan karbon dioksida).

Proses perlakuan eksternal yang ada adalah:

· Pertukaran ion

· De-aerasi (mekanis dan kimia)

· Osmosis balik

· Penghilangan mineral atau demineralisasi

Sebelum digunakan cara di atas, perlu membuang padatan dan warna dari bahan baku
air, sebab bahan tersebut dapat mengotori resin yang digunakan pada bagian
pengolahan berikutnya.

Metode pengolahan awal adalah sedimentasi sederhana dalam tanki pengendapan atau
pengendapan dalam clarifier dengan bantuan koagulan dan flokulan. Penyaring pasir
bertekanan, dengan aerasi untuk menghilangkan karbon dioksida dan besi, dapat
digunakan untuk menghilangkan garam-garam logam dari air sungai.

Tahap pertama pengolahan adalah menghilangkan garam sadah dan garan non-sadah.
Penghilangan yang hanya garam sadah disebut pelunakan, sedangkan penghilangan
total garam dari larutan disebut penghilangan mineral atau demineralisasi.

Economizer adalah jenis penukar kalor antara Gas dan Cairan , dimana dengan system
ini Kalor dariGas asap Boiler dimanfaatkan sebagai pemanas air untuk proses produksi
ataupun sebagai umpanAir ke Boiler . Secara umum Boiler akan mengalami
peningkatan effesiens sekitar 1 % untuk setiappenurunan temperature 20 oC dari Gas
Asap

Deaerator adalah perangkat yang banyak digunakan untuk menghilangkan kandungan


oksigen dan gas-gas terlarut lainnya dari feedwater yang masuk ke steam generator
(boiler).

Pada umumnya, oksigen terlarut dalam feedwaters boiler akan menyebabkan kerusakan
korosi yang serius dalam Steam generation system yang bereaksi ke dinding pipa dan
peralatan logam lainnya sehingga membentuk oksida (karat). Kandungan CO2 yang
bereaksi dengan H2O akan membentuk asam karbonat yang akan menyebabkan tingkat
korosi lebih lanjut. Sebagian besar deaerator dirancang untuk menghilangkan oksigen
ke tingkat 7 ppb berat (0,005 cm³ / L).

Ada dua tipe dasar dari Deaerator :

1. Tray-type

Termasuk juga Vertical domed deaeration yang dipasang di atas sebuah Horizontal
vessel yang berfungsi sebagai tangki penyimpanan air hasil dari proses deaerasi.

Vertical domed deaeration dipasang di atas Horizontal vessel. Boiler


feedwater memasuki bagian Vertical domed deaeration di atas perforated trays dan
mengalir ke bawah melalui tray tersebut. Low-pressure deaeration steam memasuki
bawah tray dan mengalir ke atas melalui tray tersebut.

Gas terlarut yang terkandung pada feedwater akan keluar melalui lubang vent di bagian
atas Vertical deaeration.

Feedwater yang sudah murni atau tidak mengandung unsur O2 dan gas lainnya akan
mengalir ke dalam Horizontal vessel dan dipompa ke Steam Drum untuk pembangkit
steam. Low-pressure deaeration steam, yang mengalir didalam sparger pipe di
bawah Horizontal vessel, disediakan untuk menjaga feedwater boiler tetap terjaga
temperaturnya. Insulasi eksternal dari Horizontal vessel tersebut biasanya disediakan
untuk meminimalkan kehilangan panas.

2. Spray-type
Spray type hanya terdiri dari sebuah Horizontal/Vertical vessel yang berfungsi baik
sebagai bagian proses deaerasi dan sebagai tangki penyimpanan untuk feedwater murni.

Seperti ditunjukkan dalam Gambar,


deaerator ini memiliki bagian pemanasan (E) dan bagian proses deaerasi (F). Dua
bagian ini dipisahkan oleh penyekat (C). Low-pressure deaeration steam memasuki
vessel melalui steam sparger di bawah vessel. Feedwater disemprotkan ke bagian (E) di
mana dipanaskan oleh uap yang naik dari sparger. Tujuan dari nozzle semprotan air
umpan (A) dan bagian pemanasan awal adalah untuk memanaskan feedwater dengan
suhu saturasi untuk memudahkan proses pengeluaran gas terlarut di bagian deaeration.

Feedwater yang sudah dipanaskan kemudian mengalir ke bagian dearation (F), di mana
akan di-deaerated oleh uap yang naik dari sistem sparger. Gas-gas kontaminan akan
keluar melalui lubang di bagian atas vessel.

Boiler feedwater yang sudah di deaerasi akan dipompa dari dasar vesse ke sistem
pembangkit steam boiler.

fisiensi adalah kriteria yang sangat penting dalam pemilihan Boiler dan
Desain. efisiensi angka
tergantung pada jenis boiler serta pada jenis bahan bakar dan konstituen itu. untuk
Misalnya, efisiensi boiler berbahan bakar ampas tebu adalah
sekitar 70% sedangkan boiler berbahan bakar minyakadalah sekitar 85%. Tinggi kadar
air di Ampas tebu mengurangi efisiensi itu. Jadi kriteria yang lebih baik adalahefisiensi
berdasarkan LCV atau NCV. Hal ini banyak digunakan di
Eropa dan efisiensi berdasarkan HHV atau GCVdigunakan di bagian lain dunia.

Pada dasarnya ada dua metode untuk menghitung efisiensi boiler: Input-Output metode
dan Panas Rugi metode. Dalam metode input-output, boiler harus dalam
kondisi berjalan stabil
dan data masukan panas dalam bentuk bahan bakar dan udara dan output
panas dalam bentuk uap
dan kerugian lainnya diambil.

Di sini kita akan membahas metode kedua dan lebih populer. Dalam metode
ini, pertama kita
menghitung input panas. Kemudian semua kehilangan panas dihitung. Output
panas yang efektif adalah panasmasukan kurang kehilangan panas. Output
untuk rasio input memberikan efisiensi.

Kehilangan panas bahan bakar di boiler adalah:

a) Dry gas losses

b) Loss due to moisture in fuel (Rugi karena kelembaban dalam bahan bakar)

c) Loss due to moisture formed during


combustion (Rugi akibat kelembaban yang terbentuk selama pembakaran)

d) Loss due to moisture in combustion air (Rugi karena kelembaban di udara


pembakaran)

e) Unburnt fuel loss (tidak terbakarnya bahan bakar )

f) Loss due to radiation from Boiler to surroundings (rugi karena radiasi Boiler dengan
lingkungan)

g) Manufacturers Margin OR unaccounted


losses (Produsen Margin ATAU kerugian tak terhitung)

Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai tekanan,
temperatur, dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan steamyang akan digunakan.
Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem boiler mengenal keadaan tekanan-temperatur
rendah (low pressure/LP), dan tekanan-temperatur tinggi (high pressure/HP), dengan
perbedaan itu pemanfaatansteam yang keluar dari sistem boiler dimanfaatkan dalam
suatu proses untuk memanasakan cairan dan menjalankan suatu mesin (commercial and
industrial boilers), atau membangkitkan energi listrik dengan merubah energi kalor
menjadi energi mekanik kemudian memutar generator sehingga menghasilkan energi
listrik (power boilers). Namun, ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler
tersebut, yang memanfaatkan tekanan-temperatur tinggi untuk membangkitkan energi
listrik, kemudian sisa steam dari turbin dengan keadaan tekanan-temperatur rendah
dapat dimanfaatkan ke dalam proses industri dengan bantuan heat recovery boiler.

Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan bakar.
Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan
kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan
dari sistem air umpan, penanganan air umpan diperlukan sebagai bentuk pemeliharaan
untuk mencegah terjadi kerusakan dari sistem steam. Sistem steammengumpulkan dan
mengontrol produksi steam dalam boiler. Steamdialirkan melalui sistem pemipaan ke
titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan
dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua perlatan
yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang
dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis
bahan bakar yang digunakan pada sistem.

Sebelum menjelaskan keanekaragaman boiler, perlu diketahui komponen dari boiler


yang mendukung teciptanya steam, berikut komponen-komponen boiler:

- Furnace

Komponen ini merupakan tempat pembakaran bahan bakar. Beberapa bagian


dari furnace siantaranya : refractory, ruang perapian, burner, exhaust for flue
gas, charge and discharge door.

- Steam Drum

Komponen ini merupakan tempat penampungan air panas dan pembangkitan steam.
Steam masih bersifat jenuh (saturated steam).

- Superheater

Komponen ini merupakan tempat pengeringan steam dan siap dikirim melalui main
steam pipe dan siap untuk menggerakkan turbin uap atau menjalankan proses industri.

- Air Heater
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan udara
luar yang diserap untuk meminimalisasi udara yang lembab yang akan masuk ke dalam
tungku pembakaran.

- Economizer

Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan air
dari air yang terkondensasi dari sistem sebelumnya maupun air umpan baru.

- Safety valve

Komponen ini merupakan saluran buang steam jika terjadi keadaan dimana
tekanan steam melebihi kemampuan boiler menahan tekanan steam.

- Blowdown valve

Komponen ini merupakan saluran yang berfungsi membuang endapan yang berada di
dalam pipa steam.

IV. Prosedur Percobaan


- Mengisi air umpan ke dalam gelas kimia sebanyak 250 ml.

- Mengecek pH, konduktivitas, dan kesadahan dari sampel tersebut.

V. Data Pengamatan
Sampel yang digunakan, yaitu air kondisi sebelum perlakuan dan air kondisi
sesudah perlakuan (air umpan boiler).
Sampel Air
Parameter
Input Output
pH 7,16 7,04
Konduktivitas 64,96 105,8
DO (%) 107,7 109,1
Temperatur (oC) 31,7 27,1
VI. Analisa Percobaan
Percobaan mengenai Pengolahan Eksternal Air Umpan Boiler ini dilakukan
dengan pengamtan terhadap air dalam kondisi sebelum perlakuan dan air dalam
kondisi sesudah perlakuan. Sampel yang digunakan untuk kondisi sebelum perlakuan,
yaitu air sumur dan sampel yang digunakan untuk kondisi sesudah perlakuan, yaitu air
umpan boiler. Pada sampel ini dilakukan pengolahan eksternal, dimana pengolahan
secara eksternal dimaksudkan untuk menurunkan nilai kesadahan melaui proses
pelunakan dan mengurangi gas terlarut terutama gas O2. Proses pelunakan itu sendiri
merupakan pengolahan air untuk mengurangi kesadahan Ca2+ dan Mg2+.
Dari data yang didapat terlihat pH air umpan boiler setelas diuji adalah 7,04-
7,16 mendekati pH normal , Untuk konduktivitas-nya sebesar 64,96- 105,1 sedangkan
kadar oksigen air umpan adalah 107,7-109,1 pada temperatur 27,1-31,7 . Hasil uji air
umpan boiler ini bertujuan untuk menentukan layak atau tidaknya air tersebuk
diumpankan pada boiler , dan mencegah beberapa penyebab kerusakan boiler oleh air
umpan. Hal yang biasa terjadi pada boiler diantaranya adalah kerosi , kerak dan carry
over , dan dapat diminimalisir dengan cara menguji kualitas air umpan yang akan
digunakan .
VII. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
- Pengolahan secara eksternal dilakukan untuk menurunkan nilai kesadahan melalui
proses pelunakan dan mengurangi konsentrasi gas-gas terlarut terutama gas O2.
- Tujuan pengolahan secara eksternal adalah untuk mencegah terjadinya kerusakan
pada boiler seperti kerak, korosi dan carry over.

VIII. Daftar Pustaka


2017 Modul Praktikum Utilitas.POLSRI:Palembang

www.wikipedia.org/airumpan boiler/
PENGOLAHAN AIR UMPAN BOILER
DENGAN PENAMBAHAN PHOSPHAT (INTERNAL TREATMENT)

I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami sistem pengolahan air umpan boiler secara internal
2. Menganalisa air sebelum dan sesudah dilakukan pengolahan internal

II. BAHAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Air pada tangki boiler : 1000 ml
2. Konduktometer : 1 buah
3. pH meter : 1 buah
4. Turbidity : 1 buah
5. Gelas kimia 600 ml : 2 buah

III. DASAR TEORI


Air yang digunakan sebagai air umpan boiler harus memenuhi spesifikasi agar:
1. Peralatan boiler yang digunakan tidak rusak
2. Efesiensi pembakaran tinggi
3. Menghasilkan steam (uap) dengan kualitas yang baik
Pengotor yang biasanya diperhatikan dalam pengolahan air umpan boiler adalah:
a. Padatan terlarut seperti karbonat, klorida dan garam-garam kalsium
b. Padatan tersuspensi
c. Gas terlarut seperti oksigen dan karbon dioksida
Tujuan Pengolahan Air
1. Mencegah Pembentukan Kerak
Garam-garam Magnesium dan Kalsium terlarut yang dikenal sebagai
kesadahan dalam suasana panas akan tertimbun dalam permukaan tube boiler
membentuk kerak senyawa karbonat pada saat air dipanaskan menjadi steam. Kerak
yang terjadi menyebabkan terjadi dalam tube-tube boiler. Timbunan lain yang biasa
terjadi dalam tube dalam boiler berupa: sulfat berupa endapan yang lebih keras dari
endapan tersebut, silica merupakan deposit yang sangat keras dan getas.
Hal ini biasanya merupakan akibat dari pengolahan air yang menggunakan
senyawa turunan phospat. Sludge (lumpur) phospat biasanya berwarna coklat dan
lembut. Tumbuhan kerak dan lumpr akan berakibat terjadinya penyumbatan tube
dan pemanasan berlebihan setempat sebagai perlu pemeliharaan yang lebih sering.
The is bureau of mines mengemukakan bahwa ketebalan kerak sampai 1/32 inch
akan menyerap energi panas dari bahan baker sebanyak 7 % sedangkan jika
ketebalan mencapai 1/9 inch energi panas yang terbuang mencapai 16 %.
2. Mencegah Korosi
Gas terlarut yang sering menimbulkan korosi pada tube boiler adalah O2 dan
CO2. Gas CO2 selain berasal dari air uapan juga berasal dari dekomposist carbonat
dalam air uapan. Gas CO2 akan menurunkan nilai pH air. Oksigen yang larut dalam
air uapan yang padas dengan cepat akan melkukan oksidasi dengan metal :
Fe Fe2O3.
Dimana Fe2O3 yang terentuk bersifat lebih katodik dari logam Fe, sehingga
dapat mengakibatkan serangan korosi sumur (pitting corrosion)
Apabila air terlalu asam (pH>7) maka air akan melarutkan lapisan pelindung
logam yaitu Fe2O4 (magnetide) yang ada, selanjutnya dapat melarutkan logam Fe
yang terdapat didalamnya.
Fe2O4 + 8 H + 3 Fe2 + + 4 H2O
Seragam korosi terhadap logam Fe mengikuti reaksi :
Fe + 2 H + Fe + H2 ( g )
Fe + 3 H + Fe3+ + 1,5 H2 ( g )
Serangan korosi tersebut sering terjadi pada lapisan yang mengalami retakan
Fe3O4 atau sambungan celahan logam. Jika ada ion Ce maka Fe2+ akan permukaan
logam mengakibatkan retakan (hydrogen tracking). Jika pH air lebih tinggi dari 11.
air yang bersifat alkalis akan merapuhkan pelindung Fe3O4 sehingga logam Fe dan
FeO akan larut mengikuti reaksi :
FeO + 2 NaOH Na2FeO2 + H2O
Fe + 2 NaOH Na2FeO2 + H2
Hal ini yang dikenal dengan cacstic crading. Ion clorida (CT) ini dapat
terbawa steam. Ion chloride mampu berpenitrasi ke dalam lapisan logam yang akan
mengakibatkan timbulnya retakan di dalam logam (chloride cracking corrosion)
dengan mekanisme :
Fe Fe2+ + 2e
Fe2+ + 2 c Fe c 2
3. Mencegah Carry Over
Senyawa-senyawa tertentu yang terkandung dalam feed water bias
menyebabkan foaming (pembusaan) dan terbawanya senyawa pengatr ke aliran
steam sehingga kualitas steam menjadi menurun.
Feed water harus memenuhi prasyarat tertentu seperti yang diuraikan dalam
tabel di bawah ini :
Parameter Satuan Pengendalian Batas
pH Unit 10.5 – 11.5
Conductivity µmhos/cm 5000, max
TDS ppm 3500, max
P – Alkalinity ppm -
M – Alkalinity ppm 800, max
O – Alkalinity ppm 2.5 x SiO2, min
T. Hardness ppm -
Silica ppm 150, max
Besi ppm 2, max
Phosphat residual ppm 20 – 50
Sulfite residual ppm 20 – 50
pH condensate Unit 8.0 – 9.0

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Menyiapkan sampel air (air pada tangki boiler)
2. Mengambil air sampel sebanyak 2 gelas kimia
3. Melakukan analisa sampel tersebut terhadap pH, kekeruhan dan konduktivitas
4. Mengisikan hasil analisa ke dalam tabel pengamatan
V. DATA PENGAMATAN
Pengukuran Data Input Data Output
Measuring 153,51 MV 76,3 MV
Ion 151,9 MV 66,4 MV
Conductivity 1,121 MS 628,0 MS
TDS 560,3 ppm 313,8 ppm
Temperatur 28,8 °C 30 °C
NaCl 565,0 ppm 307,6 ppm
Resistent 892,4 Ω 1,594 Ω
% DO 83,4 % 107,6%
DO 14,90 mg/L 8,59 mg/L
PH 5,53 7,04

VI. ANALISA PERCOBAAN


Setelah dilakukan percobaan pengolahan internal air umpan boiler ini dapat
dianalisa bahwa proses ini merupakan pengolahan air yang akan digunakan sebagai
umpan boiler secara khusus atau spesifik di dalam sistemnya yang dipengaruhi oleh
situasi dan kondisi. Air pada tangki umpan boiler dianalisa dengan dilakukan analisa
beberapa parameter. Adapun parameter yang dianalisa antara lain pH, konduktivias, dan
TDS (total dissoleved solid) dari sampel air tersebut.
Dari data yang didapat terlihat bahwa air yang terdapat didalam boiler memiliki
nilai yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan parameter (data) pada pengolahan air
eksternal. Parameter yang terukur dari air didalam boiler yaitu: pH 9,2, konduktivitas
196,5 dan kekruhan 4,74 NTU. Parameter yang dapat dijadikan acuan adalah nilai
konduktivitas air dalam boiler. Meningkatnya nilai konduktivitas menunjukkan naiknya
pencemar yang terjadi didalam air boiler. Naiknya parameter ini akibat dari proses yang
terjadi untuk mendapatkan steam dengan suhu dan tekanan yang tinggi. Karena air yang
diambil berada pada bagian bawah boiler maka nilai kekeruhan menjadi meningkat. Hal
ini disebabkan oleh lumpur yang terbentuk akibat pengolahan air umpan secara internal
yang merubah senyawa-senyawa pembentuk kerak menjadi lumpur sehingga dapat
mencegah terbentuknya kerak didalam boiler. Air yang terdapat dalam tangki boiler
diisi terus menerus dan harus sesuai standar jika ingin dibersihkan. Oleh sebab itu air
pada tangki boiler lebih banyak terdapat padatan terlarut. Hal ini bisa dilihat dari hasil
pengukuran kekeruhan pada air internal yang ada pada tangki boiler. Dari tiga jenis
analisa tersebut dapat mengetahui pengolahan yang harus dilakukan untuk mencegah
pembentukan kerak, pencegahan korosi dan pencegahan carry over (pembusaan).
VII. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa air yang digunakan sebagai
umpan boiler harus dilakukan pengolahan dengan menaikkan derajat keasamannya
(pH), menurunkan nilai konduktivitas dan TDS air tersebut untuk mencegah
pembentukan kerak, pencegahan korosi dan pencegah carry over (pembusaan) pada
boiler.

TUGAS
1. Jelaskan pengolahan air umpan boiler secara internal
Pengolahan air umpan boiler secara internal adalah pengolahan air yang digunakan
sebagai umpan pada boiler secara khusus atau spesifik di dalam sistemnya yang
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi. Dimana analisa yang dilakukan untuk
pengolahan secara internal antara lain pH, konduktivitas, TDS dan lain-lain.

2. Jelaskan tujuan pengolahan air umpan boiler


1. Mencegah pembentukan kerak
Disebabkan oleh garam-garam Mg dan Ca.
2. Mencegah korosi
Disebabkan oleh gas O2 dan CO2
3. Mencegah carry over
Pembusaan (foaming) yang disebabkan oleh senyawa-senyawa tertentu dalam
air umpan.

3. Jelaskan jenis-jenis pengotor yang ada dalam air umpan boiler


Pengotor-pengotor dalam air umpan boiler adalah:
1. Padatan terlarut seperti karbonat, klorida dan garam-garam kalsium
2. Padatan tersuspensi
3. Gas terlarut seperti oksigen da karbondioksida

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Kasi Lab Utilitas. 2017. Petunjuk Pratikum Utilitas. Palembang: POLSRI
GAMBAR ALAT

Konduktometer pH Meter

Turbidity Gelas kimia

Keterangan Gambar :
a) Konduktometer : 1 buah
b) pH meter : 1 buah
c) Turbidity : 1 buah
d) Gelas kimia 600 ml : 3 buah

Anda mungkin juga menyukai