PRAKTIKUM UTILITAS
PENGOLAHAN AIR UMPAN BOILER SECARA EKSTERNAL
DAN INTERNAL
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
Tania Dwi Putri (0615 3040 1038)
Tri Anugrah Kurniawan (0615 3040 1039)
Yosy Anggrawati (0615 3040 1040)
Zulfa (0615 3040 1041)
Septiani Rikayanti (0615 3040 2182)
Siska Tri Juliarti (0615 3040 2183)
Kelas : V KC
I. Tujuan Percobaan
- Memahami sistem pengolahan air dengan metode pertukaran ion (resin).
- Menganalisa air sebelum dan sesudah dilewati kolom resin.
- Menuliskan reaksi yang terjadi dalam kolom resin penukar ion.
Bahan:
- Air boiler secukupnya
- Air sumur secukupnya
- Air aquadest secukupnya
III. Dasar Teori
Pengolahan air metode pertukaran ion dengan memanfaatkan proses kimiawi untuk
memisahkan ion-ion seperti Ca2+, Mg2+, SO42-, dan lain-lain yang menyebabkan
kerusakan pada boiler. Reaksi penukar ion dapat berasal dari bahan alami zeolit
merupakan penukar ion anorganik, sedangkan penukar ion dan kation. Kegunaannya
adalah sebagai bahan pelunak dalam proses demineralisasi air dan untuk pengolahan air
limbah. Keunggulannya dibandingkan zeolit, yaitu memiliki kapasitas yang lebih besar
dan tahan terhadap pH.
Pengolahan secara eksternal dimaksudkan untuk menurunkan nilai kesadahan
melalui proses pelunakan dan mengurangi konsentrasi gas-gas terlarut terutama gas O2.
Proses pelunakan adalah pengolahan air untuk mengurangi Ca2+ dan Mg2+. Proses
pelunakan yang sering digunakan dalam penyediaan air umpan boiler adalah proses
pertukaran kation non hardness dari unggun resin penukar kation. Unggun resin
merupakan sebuah kolom yang diisi oleh resin penukar ion. Pada saat operasi aliran air
dimasukkan dari bagian atas.
Sebelum digunakan perlu dilakukan pencucian atau pembilasan dengan air lunak
untuk menghilangkan kelebihan NaCl untuk setiap 1 m3 resin dengan larutan garam 5 –
20%. Laju alir garam 5 – 20%. Laju alir garam yang digunakan berkisar 40 lt/
menit.m2.
Proses pelunakan air dengan resin penukar ion ini lebih efisien dan praktis
dibandingkan dengan proses pelunakan menggunakan pengendapan kimia karena tidak
menghasilkan lumpur, peralatan sederhana dan mudah dioperasikan.
Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan (feed water system), sistem steam (steam
system)dan sistem bahan bakar (fuel system).
1. Sistem air umpan (feed water system) menyediakan air untuk boiler secara
otomatis sesuai dengan kebutuhan steam.Berbagai kran disediakan untuk keperluan
perawatan dan perbaikan.
3. Sistem bahan bakar (fuel sistem) adalah semua peralatan yang digunakan untuk
menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yangdibutuhkan. Peralatan yang
diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahanbakar yang digunakan
pada sistem. Sistem yang lain adalah penggunaan economizer untuk memanaskan awal
air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang, untuk mendapatkan efisiensi
boiler yang lebih tinggi.
P– Alkalinity Ppm -
T.Hardness Ppm -
Sumber:PullmanKellogs(1980)
1 Konduktivitas mg/l 10
7 C02 mg/l 1
Sumber :PullmanKellogs(1980)
0-20 3500
20-30 3000
30-40 2500
40-50 2000
50-60 1500
60-70 1250
70-100 1000
Kotoran yang ditemukan dalam boiler tergantung pada kualitas air umpan yang tidak
diolah, proses pengolahan yang digunakan dan prosedurpengoperasian
boiler. Sebagai aturan umum, semakin tinggi tekanan operasi boiler akan semakin besar
sensitifitas terhadap kotoran.
Hingga
20 21-39 40-59
Faktor kg/cm2 kg/cm2 kg/cm2
Konduktivitas listrik
spesifik pada 250C (mho) 1000 400 300
10- 9,8-
pH pada 250C 10-10,5 10,5 10,2
2.3 Akibat Air Umpan Boiler yang Tidak Memenuhi Baku Mutu
Ketidaksesuaian kriteria air umpan boiler akan mempengaruhi berbagai hal, misalnya :
1. Korosi
Peristiwa korosi adalah peristiwa elektrokimia, di mana logam berubah menjadi bentuk
asalnya akibat dari oksidasi yang disebabkan berikatannya oksigen dengan logam, atau
kerugian logam disebabkan oleh akibat beberapa kimia
Penyebab korosi Boiler:
– Oksigen Terlarut
Akibat dari peristiwa korosi adalah penipisan dinding pada permukaan boiler sehingga
dapat menyebabkan pipa pecah atau bocor.
2. Kerak
– Kerak boiler yang lazim : CaCO3, Ca3 (PO4)2, Mg(OH)2, MgSiO3, SiO2, Fe2(CO3)3,
FePO4
3. Endapan
– Materi organic ( kotoran – bio, minyak dan getah ), Boiler bersifat alkalinity jika
terkena gliserida maka akan terjadi reaksi penyabunan.
Untuk mencegah terjadinya masalah-masalah yang timbul pada boiler,maka air umpan
(contohnya air sungai) yang akan digunakan sebelum masuk ke boiler, harus diolah
terlebih dahulu, pengolahan air ini meliputi :
1. Pengolahan Eksternal
Pengolahan eksternal digunakan untuk membuang padatan tersuspensi, padatan terlarut
(terutama ion kalsium dan magnesium yang merupakan penyebab utama pembentukan
kerak) dan gas-gas terlarut (oksigen dan karbon dioksida).
· Pertukaran ion
· Osmosis balik
Sebelum digunakan cara di atas, perlu membuang padatan dan warna dari bahan baku
air, sebab bahan tersebut dapat mengotori resin yang digunakan pada bagian
pengolahan berikutnya.
Metode pengolahan awal adalah sedimentasi sederhana dalam tanki pengendapan atau
pengendapan dalam clarifier dengan bantuan koagulan dan flokulan. Penyaring pasir
bertekanan, dengan aerasi untuk menghilangkan karbon dioksida dan besi, dapat
digunakan untuk menghilangkan garam-garam logam dari air sungai.
Tahap pertama pengolahan adalah menghilangkan garam sadah dan garan non-sadah.
Penghilangan yang hanya garam sadah disebut pelunakan, sedangkan penghilangan
total garam dari larutan disebut penghilangan mineral atau demineralisasi.
Economizer adalah jenis penukar kalor antara Gas dan Cairan , dimana dengan system
ini Kalor dariGas asap Boiler dimanfaatkan sebagai pemanas air untuk proses produksi
ataupun sebagai umpanAir ke Boiler . Secara umum Boiler akan mengalami
peningkatan effesiens sekitar 1 % untuk setiappenurunan temperature 20 oC dari Gas
Asap
Pada umumnya, oksigen terlarut dalam feedwaters boiler akan menyebabkan kerusakan
korosi yang serius dalam Steam generation system yang bereaksi ke dinding pipa dan
peralatan logam lainnya sehingga membentuk oksida (karat). Kandungan CO2 yang
bereaksi dengan H2O akan membentuk asam karbonat yang akan menyebabkan tingkat
korosi lebih lanjut. Sebagian besar deaerator dirancang untuk menghilangkan oksigen
ke tingkat 7 ppb berat (0,005 cm³ / L).
1. Tray-type
Termasuk juga Vertical domed deaeration yang dipasang di atas sebuah Horizontal
vessel yang berfungsi sebagai tangki penyimpanan air hasil dari proses deaerasi.
Gas terlarut yang terkandung pada feedwater akan keluar melalui lubang vent di bagian
atas Vertical deaeration.
Feedwater yang sudah murni atau tidak mengandung unsur O2 dan gas lainnya akan
mengalir ke dalam Horizontal vessel dan dipompa ke Steam Drum untuk pembangkit
steam. Low-pressure deaeration steam, yang mengalir didalam sparger pipe di
bawah Horizontal vessel, disediakan untuk menjaga feedwater boiler tetap terjaga
temperaturnya. Insulasi eksternal dari Horizontal vessel tersebut biasanya disediakan
untuk meminimalkan kehilangan panas.
2. Spray-type
Spray type hanya terdiri dari sebuah Horizontal/Vertical vessel yang berfungsi baik
sebagai bagian proses deaerasi dan sebagai tangki penyimpanan untuk feedwater murni.
Feedwater yang sudah dipanaskan kemudian mengalir ke bagian dearation (F), di mana
akan di-deaerated oleh uap yang naik dari sistem sparger. Gas-gas kontaminan akan
keluar melalui lubang di bagian atas vessel.
Boiler feedwater yang sudah di deaerasi akan dipompa dari dasar vesse ke sistem
pembangkit steam boiler.
fisiensi adalah kriteria yang sangat penting dalam pemilihan Boiler dan
Desain. efisiensi angka
tergantung pada jenis boiler serta pada jenis bahan bakar dan konstituen itu. untuk
Misalnya, efisiensi boiler berbahan bakar ampas tebu adalah
sekitar 70% sedangkan boiler berbahan bakar minyakadalah sekitar 85%. Tinggi kadar
air di Ampas tebu mengurangi efisiensi itu. Jadi kriteria yang lebih baik adalahefisiensi
berdasarkan LCV atau NCV. Hal ini banyak digunakan di
Eropa dan efisiensi berdasarkan HHV atau GCVdigunakan di bagian lain dunia.
Pada dasarnya ada dua metode untuk menghitung efisiensi boiler: Input-Output metode
dan Panas Rugi metode. Dalam metode input-output, boiler harus dalam
kondisi berjalan stabil
dan data masukan panas dalam bentuk bahan bakar dan udara dan output
panas dalam bentuk uap
dan kerugian lainnya diambil.
Di sini kita akan membahas metode kedua dan lebih populer. Dalam metode
ini, pertama kita
menghitung input panas. Kemudian semua kehilangan panas dihitung. Output
panas yang efektif adalah panasmasukan kurang kehilangan panas. Output
untuk rasio input memberikan efisiensi.
b) Loss due to moisture in fuel (Rugi karena kelembaban dalam bahan bakar)
f) Loss due to radiation from Boiler to surroundings (rugi karena radiasi Boiler dengan
lingkungan)
Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai tekanan,
temperatur, dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan steamyang akan digunakan.
Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem boiler mengenal keadaan tekanan-temperatur
rendah (low pressure/LP), dan tekanan-temperatur tinggi (high pressure/HP), dengan
perbedaan itu pemanfaatansteam yang keluar dari sistem boiler dimanfaatkan dalam
suatu proses untuk memanasakan cairan dan menjalankan suatu mesin (commercial and
industrial boilers), atau membangkitkan energi listrik dengan merubah energi kalor
menjadi energi mekanik kemudian memutar generator sehingga menghasilkan energi
listrik (power boilers). Namun, ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler
tersebut, yang memanfaatkan tekanan-temperatur tinggi untuk membangkitkan energi
listrik, kemudian sisa steam dari turbin dengan keadaan tekanan-temperatur rendah
dapat dimanfaatkan ke dalam proses industri dengan bantuan heat recovery boiler.
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan bakar.
Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan
kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan
dari sistem air umpan, penanganan air umpan diperlukan sebagai bentuk pemeliharaan
untuk mencegah terjadi kerusakan dari sistem steam. Sistem steammengumpulkan dan
mengontrol produksi steam dalam boiler. Steamdialirkan melalui sistem pemipaan ke
titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan
dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua perlatan
yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang
dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis
bahan bakar yang digunakan pada sistem.
- Furnace
- Steam Drum
Komponen ini merupakan tempat penampungan air panas dan pembangkitan steam.
Steam masih bersifat jenuh (saturated steam).
- Superheater
Komponen ini merupakan tempat pengeringan steam dan siap dikirim melalui main
steam pipe dan siap untuk menggerakkan turbin uap atau menjalankan proses industri.
- Air Heater
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan udara
luar yang diserap untuk meminimalisasi udara yang lembab yang akan masuk ke dalam
tungku pembakaran.
- Economizer
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan air
dari air yang terkondensasi dari sistem sebelumnya maupun air umpan baru.
- Safety valve
Komponen ini merupakan saluran buang steam jika terjadi keadaan dimana
tekanan steam melebihi kemampuan boiler menahan tekanan steam.
- Blowdown valve
Komponen ini merupakan saluran yang berfungsi membuang endapan yang berada di
dalam pipa steam.
V. Data Pengamatan
Sampel yang digunakan, yaitu air kondisi sebelum perlakuan dan air kondisi
sesudah perlakuan (air umpan boiler).
Sampel Air
Parameter
Input Output
pH 7,16 7,04
Konduktivitas 64,96 105,8
DO (%) 107,7 109,1
Temperatur (oC) 31,7 27,1
VI. Analisa Percobaan
Percobaan mengenai Pengolahan Eksternal Air Umpan Boiler ini dilakukan
dengan pengamtan terhadap air dalam kondisi sebelum perlakuan dan air dalam
kondisi sesudah perlakuan. Sampel yang digunakan untuk kondisi sebelum perlakuan,
yaitu air sumur dan sampel yang digunakan untuk kondisi sesudah perlakuan, yaitu air
umpan boiler. Pada sampel ini dilakukan pengolahan eksternal, dimana pengolahan
secara eksternal dimaksudkan untuk menurunkan nilai kesadahan melaui proses
pelunakan dan mengurangi gas terlarut terutama gas O2. Proses pelunakan itu sendiri
merupakan pengolahan air untuk mengurangi kesadahan Ca2+ dan Mg2+.
Dari data yang didapat terlihat pH air umpan boiler setelas diuji adalah 7,04-
7,16 mendekati pH normal , Untuk konduktivitas-nya sebesar 64,96- 105,1 sedangkan
kadar oksigen air umpan adalah 107,7-109,1 pada temperatur 27,1-31,7 . Hasil uji air
umpan boiler ini bertujuan untuk menentukan layak atau tidaknya air tersebuk
diumpankan pada boiler , dan mencegah beberapa penyebab kerusakan boiler oleh air
umpan. Hal yang biasa terjadi pada boiler diantaranya adalah kerosi , kerak dan carry
over , dan dapat diminimalisir dengan cara menguji kualitas air umpan yang akan
digunakan .
VII. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
- Pengolahan secara eksternal dilakukan untuk menurunkan nilai kesadahan melalui
proses pelunakan dan mengurangi konsentrasi gas-gas terlarut terutama gas O2.
- Tujuan pengolahan secara eksternal adalah untuk mencegah terjadinya kerusakan
pada boiler seperti kerak, korosi dan carry over.
www.wikipedia.org/airumpan boiler/
PENGOLAHAN AIR UMPAN BOILER
DENGAN PENAMBAHAN PHOSPHAT (INTERNAL TREATMENT)
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami sistem pengolahan air umpan boiler secara internal
2. Menganalisa air sebelum dan sesudah dilakukan pengolahan internal
TUGAS
1. Jelaskan pengolahan air umpan boiler secara internal
Pengolahan air umpan boiler secara internal adalah pengolahan air yang digunakan
sebagai umpan pada boiler secara khusus atau spesifik di dalam sistemnya yang
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi. Dimana analisa yang dilakukan untuk
pengolahan secara internal antara lain pH, konduktivitas, TDS dan lain-lain.
Konduktometer pH Meter
Keterangan Gambar :
a) Konduktometer : 1 buah
b) pH meter : 1 buah
c) Turbidity : 1 buah
d) Gelas kimia 600 ml : 3 buah