menurunnya
efektifitas
perpindahan
panas
sehingga
menyebabkan
penggunaan bahan bakar menjadi boros, metal bersuhu tinggi bahkan bisa mengakibatkan
kerusakan. Pengendapan juga merupakan masalah yang paling serius pada Boiler, bisa juga
menyebabkan masalah-masalah pada sistem sebelum dan sesudah Boiler.
Untuk mengurangi masalah-masalah pada sistem boiler yang dapat disebabkan oleh
air umpan boiler, maka air untuk umpan boiler harus dilakukan pengolahan water
treatment sesuai dengan spesifikasi atau standar air umpan boiler.
2.2. Rumusan Masalah
1. Apa itu air umpan boiler?
2. Apa persyaratan air umpan boiler?
3. Apa akibat jika air umpan boiler tidak memenuhi standa air umpan boiler?
4. Bagaimana pengolahan air umpan boiler?
Tujuan
terhadap boiler dan sistem penunjangnya dan juga tidak mengandung unsur yang dapat
menyebabkan terjadinya pembusaan terhadap air boiler. Oleh karena itu untuk dapat
digunakan sebagai air umpan boiler maka air baku dari sumber air harus dilakukan
pengolahan terlebih dahulu, karena harus memenuhi persyaratan tertentu seperti yang
diuraikan dalam Tabel 2.1 dibawah ini:
Tabel 2.1 Persyaratan Air Umpan Boiler
Parameter
Satuan
Pengendalian Batas
Ph
Unit
10.5 11.5
Conductivity
mhos/cm
5000,max
TDS
Ppm
3500,max
P Alkalinity
Ppm
M Alkalinity
Ppm
800,max
O Alkalinity
Ppm
2.5xSiO2,min
T.Hardness
Ppm
Silica
Ppm
150,max
Besi
Ppm
2,max
Phosphat residual
Ppm
20 50
Sulfite residual
Ppm
20 50
pHcondensate
Unit
8.0 9.0
Tekanan
(psig)
Total
Solids
(ppm)
Total
alkalinitas
(ppm)
Suspended
solid
(ppm)
Silica
(ppm)
Konduktivitas
Micro.ohm/cm
0 300
3.500
700
300
150
7.000
301 450
3.000
600
250
90
6.000
451 600
2.500
500
150
40
5.000
601 750
2.000
400
100
30
4.000
751 900
1.500
300
60
20
3.000
901 1.000
1.250
250
40
2.000
1.000
200
Sumber:PullmanKellogs(1980)
21
150
1.0011.500
Satuan
mg/l
Nilai
10
mg/l
mg/l
0.5
Total Silika
mg/l
0.05
Total Besi
mg/l
0.1
Total Copper
mg/l
0.02
C02
mg/l
Chloride
mg/l
0.01
Organic
mg/l
0.01
Sumber : PullmanKellogs(1980)
0-20
3500
20-30
3000
30-40
2500
40-50
2000
50-60
1500
60-70
1250
70-100
1000
21-39
kg/cm2
40-59
kg/cm2
0,05
0,02
0,01
0,01
0,01
0,01
0,3
0,1
0,02
0,02
0,01
-0,06
pH pada 250C
8,8-9,2
8,8-9,2
8,2-9,2
Kesadahan, ppm
0,5
Faktor
Hingga 20
kg/cm2
21-39 kg/cm2
40-59 kg/cm2
TDS, ppm
3000-3500
1500-2500
500-1500
500
200
150
1000
400
300
20-40
20-40
15-25
pH pada 250C
10-10,5
10-10,5
9,8-10,2
25
15
10
2.5 Akibat Air Umpan Boiler yang Tidak Memenuhi Baku Mutu
Ketidaksesuaian kriteria air umpan boiler akan mempengaruhi berbagai hal, seperti:
korosi, pembentukan kerak dan endapan.
2.5.1 Korosi
Peristiwa korosi adalah peristiwa elektrokimia, di mana logam berubah menjadi bentuk
asalnya akibat dari oksidasi yang disebabkan berikatannya oksigen dengan logam, atau
kerugian logam disebabkan oleh akibat beberapa sifat kimia, seperti:
Oksigen Terlarut
Alkalinity ( Korosi pH tinggi pada Boiler tekanan tinggi )
Karbon dioksida ( korosi asam karbonat pada jalur kondensat )
Korosi khelate ( EDTA sebagai pengolahan pencegah kerak )
Akibat dari peristiwa korosi adalah penipisan dinding pada permukaan boiler sehingga
dapat menyebabkan pipa pecah atau bocor.
2.5 2 Kerak
Pengkerakan pada sistem boiler disebabkan oleh :
Pengendapan hardness feedwater dan mineral lainnya
Kejenuhan berlebih dari partikel padat terlarut ( TDS ) mengakibatkan tegangan permukaan
tinggi dan gelembung sulit pecah.
Kerak boiler yang lazim : CaCO3, Ca3 (PO4)2, Mg(OH)2, MgSiO3, SiO2, Fe2(CO3)3, FePO4
2.5.3 Endapan
Pembekuan material non mineral pada boiler, umumnya berasal dari :
Oksida besi sebagai produk korosi
Materi organic ( kotoran bio, minyak dan getah ), Boiler bersifat alkalinity jika terkena
gliserida maka akan terjadi reaksi penyabunan.
Partikel padat tersuspensi dari feedwater ( tanah endapan dan pasir )
Dari peristiwa peristiwa ini mengakibatkan terbentuknya deposit pada pipa
superheater, menyebabkan peristiwa overheating dan pecahnya pipa, terbentuknya deposit
pada sirip turbin, menyebabkan turunnya effisiensi.
2.6 Pengolahan Air Umpan Boiler
Untuk mencegah terjadinya masalah-masalah yang timbul pada boiler,maka air umpan
(contohnya air sungai) yang akan digunakan sebelum masuk ke boiler, harus diolah terlebih
dahulu, pengolahan air ini meliputi: pengolahan eksternal dan internal
2.6.1
Pengolahan Eksternal
zeolit alam atau resin sintetik dan tanpa pembentukan endapan. Jenis paling sederhana adalah
pertukaran basa dimana ion kalsium dan magnesiun ditukar dengan ion sodium. Setelah
jenuh, dilakukan regenerasi dengan sodium klorida. Garam sodium mudah larut, tidak
membentuk kerak dalam boiler. Dikarenakan penukar basa hanya menggantikan kalsium dan
magnesium dengan sodium, maka tidak mengurangi kandungan TDS, dan besarnya
blowdown. Penukar basa ini juga tidak menurunkan alkalinitasnya.
De-aerasi
Dalam de-aerasi, gas terlarut seperti oksigen dan karbon dioksida, dibuang dengan
pemanasan air umpan sbelum masuk ke boiler. Seluruh air alam mengandung gas terlarut
dalam larutannya. Gas-gas tertentu seperti karbon dioksida dan oksigen, sangat meningkatkan
korosi. Bila dipanaskan dalam sistem boiler, karbon dioksida (CO 2) dan oksigen (O2)
dilepaskan sebagai gas dan bergabung dengan air
(HNa2CO3).
Penghilangan oksigen, karbon dioksida dan gas lain yang tidak dapat terembunkan dari
air umpan boiler sangat penting bagi umur peralatan boiler dan juga keamanan operasi. Asam
karbonat mengkorosi logam menurunkan umur pemipaan dan peralatan.
Asam ini juga melarutkan besi (Fe) yang jika kembali ke boiler akan mengalami
pengendapan dan menyebabkan terjadinya pembentukan kerak pada boiler dan pipa. Kerak
ini tidak hanya berperan dalam penurunan umur peralatan tapi juga meningkatkan jumlah
energi yang diperlukan untuk mencapai perpindahan panas.
De-aerasi dapat dilakukan dengan de-aerasi mekanis, de-aerasi kimiawi, atau duaduanya. De-aerasi mekanis untuk penghilangan gas terlarut digunakan sebelum penambahan
bahan kimia untuk oksigen. De-aerasi mekanis didasarkan pada hukum fisika Charles dan
Henry. Secara ringkas hukum tersebut menyatakan bahwa penghilangan oksigen dan karbon
dioksida dapat disempurnakan dengan pemanasan air umpan boiler, yang akan menurunkan
konsentrasi oksigen dan karbon dioksida di sekitar atmosfer air umpan. De-aerasi mekanis
dapat menjadi yang paling ekonomis, beropasi pada titik didih air pada tekanan dalam deaerator. De-aerasi mekanis dapat berjenis vakum atau bertekanan. De-aerator berjenis vakum
beroperasi dibawah tekanan atmosfer, pada suhu sekitar 70 0C, dan dapat menurunkan
kandungan oksigen dalam air hingga kurang dari 0,02 mg/liter. Pompa vakum atau steam
ejector diperlukan untuk mencapai kondisi vakum. De-aerator jenis bertekanan beroperasi
dengan membiarkan steam menuju air umpan melalui klep pengendali tekanan untuk
mencapai tekanan operasi yang dikehendaki, dan dengan suhu minimum 130 0C. Steam
menaikkan suhu air menyebabkan pelepasan gas CO2 dan O2 yang dikeluarkan dari sistem.
Jenis ini dapat mengurangi kadar oksigen hingga 0,005 mg/liter.
Bila terdapat kelebihan steam tekanan rendah, tekanan operasi dapat dipilih untuk
menggunakan steam ini sehingga akan meningkatkan ekonomi bahan bakar. Dalam sistem
boiler, steam lebih disukai untuk de-aerasi sebab:
steam pada dasarnya bebas dari CO2 dan O2
steam tersedian dengan mudah
steam menambah panas yang diperlukan untuk melengkapi reaksi
Sementara de-aerator mekanis yang paling efisien menurunkan oksigen hingga ke
tingkat yang sangat rendah (0,005 mg/liter), namun jumlah oksigen yang sangat kecil
sekalipun dapat menyebabkan bahaya korosi terhadap sistem. Sebagai akibatnya, praktek
pengoperasian yang baik memerlukan penghilangan oksigen yang sangat sedikit tersebut
dengan bahan kimia pereaksi oksigen seperti sodium sulfat yang akan meningkatkan TDS
dalam air boiler dan meningkatkan blowdown dan kualitas air make-up. Hydrasin bereaksi
dengan oksigen membentuk nitrogen dan air. Senyawa tersebut selalu digunakan dalam boiler
tekanan tinggi bila diperlukan air boiler dengan padatan yang rendah, karena senyawa
tersebut tidak meningkatkan TDS air boiler.
c.
Osmosis Balik
Osmosis balik menggunakan kenyataan bahwa jika larutan dengan konsentrasi yang
berbeda-beda dipisahkan dengan sebuah membran semi-permeable, air dari larutan yang
berkonsentrasi lebih kecil akan melewati membran untuk mengencerkan cairan yang
berkonsentrasi tinggi. Jika cairan yang berkonsentrasi tinggi tersebut diberi tekanan,
prosesnya akan dibalik dan air dari larutan yang berkonsentrasi tinggi mengalir kelarutan
yang lebih lemah. Hal ini dikenal dengan osmosis balik.
Kualitas air yang dihasilkan tergantung pada konsentrasi larutan pada sisi tekanan
tinggi dan perbedaan tekanan yang melintasi membran.
2.6.2
Pengolahan Internal
Pengoahan Internal (Internal Treatment) adalah pengkondisian Air boiler
dengan bahan kimia treatment & pengaturan lainnya dengan tujuan agar Korosi,
Pengerakan dapat dihindari dan kemurnian uap terjaga baik. Pengolahan ini
dengan cara pemberian bahan kimia langsung kedalam boiler bersama-sama
dengan air pengisi boiler. Reaksi yang terjadi menyebabkan naiknya kandungan zat
padat / endapan yang dapat menyebabkan pembusaan / primming dan carry over.
Jumlah zat padat dapat ditekan dengan pengaturan blowdown, sehingga permasalahn
yang terjadi dapat diatasi.
Tujuan pengolahan ini untuk mengatur atau mengontrol zat-zat padat,
alkalinitas,kelebihan fosfat, gas-gas korosif, menghindarkan timbulnya endapanendapan yang dapat melekat dan mengeras pada dinding atau pipa-pipa boiler dan
membuat lapisan boiler lebih tahan terhadap korosi. Beberapa mekanisme yang terjadi
dalam Internal Treatment, antara lain:
1. Mereaksikan kesadahan dengan bahan kimia, agar kerak calcium carbonate yang keras
berubah menjadi endapan yang lunak berlumpur sehingga bisa dibuang melalui blowdown.
2. Mengkondisikan pH/Alkalinity air boiler untuk menghindarkan pengerakan silica.
3. Penggunaan anti-busa (anti foam) untuk mencegah potensi pembusaan yang
akan
mengakibatkan terjadinya carry-over dan menurunkan kemurnian uap.
Beberapa jenis bahan kimia yang umum dipergunakan dalam Internal treatment
adalah sbb:
- Fosfat
(jenis
menetralisir
ortho
ataupun
polyfosfat):
bereaksi
kesadahan
calcium
untuk
berbentuk lumpur dan dapat dibuang melalui blow down secara terus-menerus atau
secara berkala melalui bawah ketel.
- Natural and synthetic dispersants (Dispersant): meningkatkan sifat dispersif air boiler,
beberapa contoh polymeric dispersant adalah:
- polimer Alam : lignosulphonates, tannin
- Polimer sintetik : polyacrylates, maleat acrylate copolymer, maleat styrene
copolymer,dsb.
- Sequestering agents (anti scale) seperti phoshate organic (phosphonates), Polymaleic
acid (PMA), Sulfonated co-polymer, dsb.
- Oxygen scavengers (Pemakan Oksigen):seperti natrium sulfit, tannis, hidrazin,
hidroquinon/progallol berbasis derivatif, hydroxylamine
derivatif, dll. Oxygen Scavengers ini, dikatalisasi ataupun tidak, akan mengurangi
kadar oksigen terlarut dalam feed-water. Beberapa jenis dari oxygen scavenger
ini juga berfungsi sebagai passivator untuk mem-passivasi permukaan logam seperti
Hydrazine, Hydroxylamine derivate,dll. Pilihan produk dan dosis yang diperlukan
akan tergantung pada jenis alat mekanis yang digunakan (Deaeator atau Heating Tank)
- Anti-foaming or anti-priming agents : campuran bahan aktif permukaan yang
mengubah tegangan permukaan cairan, menghilangkan busa dan mencegah terbawa
air halus partikel.
2.7 Kesimpulan
1. Air umpan adalah air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam.
2. Dua sumber air umpan boiler adalah:
- Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses
- Air makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar ruang
boiler dan plant proses.
3. Ada dua jenis pengolahan air umpan untuk boiler yaitu :
- Pengolahan ekstrnal
- Pengolahan internal
4. Secara umum persyaratan air umpan boiler adalah :
- Air tidak boleh membentuk kerak / endapan yang membahayakan.
- Air tidak boleh korosif terhadap dinding atau pipa pipa boiler
- Air tidak boleh mengakibatkan terjadinya carry over
DAFTAR PUSTAKA
Austin, T.George. 1996. Industri Proses Kimia. Edisi kelima, Jilid 1. Penerbit
Erlangga.
(http://smk3ea.wordpress.com/2008/07/08/air-danfungsinya-sebagai-umpan-boiler-dan
cooling-tower/). tanggal 18-09-2013
http://aplikasiteknikkimia.blogspot.com/2009/04/pengolahan-air-umpan-boiler.html
tanggal 21-09-2013
www.energyefficiencyasia.org diakses pada tanggal 21-09-2013
diakses
pada