PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Boiler merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menghasilkan
steam (uap) dalam berbagai keperluan. Boiler juga bisa disebut mesin konversi
energi yang mengubah air dari fase cair menjadi fase uap bertekanan tinggi.
Proses perubahan fase ini membutuhkan kalor yang besar. Kalor yang besar itu
dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar. Selain sumber daya alam yang
semakin menipis dan semakin mahal, boiler dengan proses pembakaran juga
menimbulkan polusi udara.
Saat ini banyak sekali industri yang menggunakan boiler. Boiler-boiler
tersebut menggunakan bahan bakar untuk menghasilkan energi yang kemudian
digunakan untuk memanaskan air dan mengubah fase air menjadi uap air. Untuk
memperdalam pengetahuan tentang boiler maka kita lakukan praktikum ini.
Karena praktikum ini sangat berguna bagi kita, mengingat kita adalah calon ahli
K3 yang harus mengetahui segala macam hazard hazard yang ada.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Instruksional Umum ( TIU )
a.
b.
b.
c.
d.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Boiler ( Ketel Uap)
Boiler ( ketel uap ) adalah suatu alat yang digunakan untuk dapat
menghasilkan uap bertekanan tinggi, dimana alat ini berisi air. Air didalam boiler
dipanaskan hingga mendidih sampai menghasilkan uap, dan uap yans dihasilkan
akan berubah menjadi tegangan tinggi .Uap yang dihasilkan boiler akan
mengerakkan turbin dan diteruskan ke generator untuk mengbangkit tenaga
listrik. Uap ( uap air ) yaitu gas yang timbul akibat perubahan fase air cair
menjadi uap ( gas ) dengan cara pendidihan ( boiling ). Uap air tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai penggerak turbin, untuk membangkitkan tenaga listrik.
2.2 Sistem Boiler
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan
bakar.
1. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan
kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan
perbaikan dari sistem air umpan, penanganan air umpan diperlukan sebagai
bentuk pemeliharaan untuk mencegah terjadi kerusakan dari sistem steam.
2. Sistem steam mengumpulkan
dan
mengontrol
produksi steam dalam
boiler, steamdialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada
keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau
dengan alat pemantau tekanan.
3. Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk
menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan.
Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis
bahan bakar yang digunakan pada sistem.
1. Air yang disuplay dari feed water tank ke dalam boiler dengan menggunakan
pompa sehingga air mencapai level yang telah ditentukan,maka feed pump
ini star atau stop secara automatis selama level air didalam boiler masih
bergeser turun mencapai batas yang telah ditentukan.
2. Selanjutnya untuk proses pembakaran dimana fuel pump burner akan
bekerja menekan bahan kedalam ruang chamber, sehingga mengubah bentuk
seperti kabut dan menyala untuk proses pemanasan air.
2.3 Pengolahan Air Umpan Boiler
Memproduksi steam yang berkualitas tergantung pada pengolahan air yang
benar untuk mengendalikan kemurnian steam, endapan dan korosi. Sebuah boiler
merupakan bagian dari sistem boiler, yang menerima semua bahan pencemar dari
sistem di depannya. Kinerja boiler, efisiensi dan umur layanan merupakan hasil
langsung dari pemilihan dan pengendalian air umpan yang digunakan dalam
boiler. Jika air umpan masuk boiler, kenaikan suhu dan tekanan menyebabkan
komponen air memiliki sifat yang berbeda. Hampir semua komponen dalam air
umpan dalam keadaan terlarut. Walau demikian dibawah kondisi panas dan
tekanan hampir seluruh komponen terlarut keluar dari larutan sebagai padatan
partikuat, kadang-kadang dalam bentuk Kristal dan pada waktu yang lain dalam
bentuk amorph. Jika kelarutan komponen spesifik dalam air terlewati, maka akan
terjadi pembentukan kerak dan endapan. Air boiler harus cukup bebas dari
pembentukan endapan padat supaya terjadi perpindahan panas yang cepat dan
efisien dan harus tidak korosif terhadap logam boiler. Feed water harus
memenuhi persyaratan tertentu seperti yang diuraikan dalam tabel di bawah ini :
Sumber : NALCOH
Ada dua jenis utama pengolahan air boiler yaitu :
1. Pengolahan Air Internal.
Pengolahan air internal adalah penambahan bahan kimia ke boiler
untuk mencegah pembentukan kerak. Senyawa pembentuk kerak diubah
menjadi lumpur yang mengalir bebas, yang dapat dibuang dengan
blowdown. Metode ini terbatas pada boiler dimana air umpan mengandung
garam sadah yang rendah, dengan tekanan rendah, kandungan TDS tinggi
dalam boiler dapat ditoleransi, dan jika jumlah airnya sedikit. Jika kondisi
tersebut tidak terpenuhi, maka laju blowdown yang tinggi diperlukan untuk
membuang lumpur. Hal tersebut menjadi tidak ekonomis sehubungan
dengan kehilangan air dan panas. Jenis sumber air yang berbeda
memerlukan bahan kimia yang berbeda pula. Senyawa seperti sodium
karbonat, sodium aluminat, sodium fosfat, sodium sulfit, dan senyawa
organic dan anorganik seluruhnya dapat digunakan untuk maksud ini. Untuk
setiap kondisi air diperlukan bahan kimia tertentu. Harus dikonsultasikan
dengan seorang spesialis dalam menentukan bahan kimia yang paling cocok
untuk digunakan pada setiap kasus. Pengolahan air hanya dengan
pengolahan internal tidak direkomendasikan.
2. Pengolahan Air Eksternal
Pengolahan
eksternal
digunakan
untuk
membuang
padatan
regenerasi
berperan
dalam
penurunan
umur
peralatan
tapi
juga
Endapan dalam boiler dapat diakibatkan dari kesadahan air umpan dan
hasil korosi dari sistem kondensat dan air umpan. Kesadahan air umpan dapat
terjadi karena kurangnya sistem pelunakan.Endapan dan korosi menyebabkan
kehilangan efisiensi yang dapat menyebabkan kegagalan dalam pipa boiler dan
ketidakmampuan memproduksi steam. Endapan bertindak sebagai isolator dan
memperlambat perpindahan panas. Sejumlah besar endapan diseluruh boiler
dapat mengurangi perpindahan panas yang secara signifikan dapat menurunkan
efisiensi boiler. Berbagai jenis endapan akan mempengaruhi efisiensi boiler
secara berbeda-beda, sehingga sangat penting untuk menganalisis karakteristik
endapan. Efek pengisolasian terhadap endapan menyebabkan naiknya suhu
logam boiler dan mungkin dapat menyebabkan kegagalan pipa karena
pemanasan berlebih.
2.3.2 Kotoran Yang Menyebabkan Endapan
Bahan kimia yang paling penting dalam air yang mempengaruhi
pembentukan endapan dalam boiler adalah garam kalsium dan magnesium
yang dikenal dengan garam sadah. Kalsium dan magnesium bikarbonat larut
dalam air membentuk larutan basa/kali dan garam-garam tersebut dikenal
dengan kesadahan alkali. Garam-garam tersebut terurai dengan pemanasan,
melepaskan karbondioksida dan membentuk lumpur lunak, yang kemudian
mengendap. Hal ini dikenal dengan kesadahan sementara. Kesadahan
sementara adalah kesadahan yang dapat dibuang dengan pendidihan. Kalsium
dan magnesium sulfat, klorida dan nitrat, dan lain-lain. Jika dilarutkan dalam
air secara kimiawi akan menjadi netral dan dikenal dengan kesadahan non
alkali. Bahan tersebut disebut bahan kimia sadah permanen dan membentuk
kerak yang keras pada permukaan boiler yang sulit dihilangkan. Bahan kimia
sadah non-alkali terlepas dari larutannya karena penurunan daya larut dengan
meningkatnya suhu, dengan pemekatan karena penguapan yang berlangsung
dalam boiler, atau dengan perubahan bahan kimia menjadi senyawa yang
kurang larut.
2.3.3 Silika
Tipe
Boiler
Fire
Proses pemasangan mudah Tekanan
Tube
Keuntungan
dan
cepat,
Kerugian
membutuhkan settingkhusu
s
untuk
kecil
murah
Bentuknya
dan
kondisinya.
Tidak membutuhkan area Nilai effisiensinya
diperiksa
rendah,
boiler
yang
terbuang
langsung
Water
menuju stack
Proses konstruksi lebih detail
Tube
melakukan kapasitas
dan
besar,
maka
lebih
konstruksinya
Tipe Boiler
Keuntungan
Bahan
Solid Fuel
baku
Kerugian
mudah
didapatkan.
Murah konstruksinya.
Oil Fuel
dibersihkan.
Bahan bakunya mudah
didapatkan.
Gaseous Fuel
Mahal konstruksinya.
murah.
Paling
baik
effisiensinya.
Paling
perawatannya.
4
Electric
didapatkan
Temperatur
pembakaran
rendah.
penghasilsteam sebagai
pembangkit
listrik,
dan
paling
karakteristik :
kegunaan
utamanya sebagai penghasil steam dari uap panas yang tidak terpakai.
Hasil steam ini digunakan untuk menjalankan proses industri.
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube
boiler atau fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan
dan kapasitas yang besar.
Tabel 2.4 Keuntungan dan Kerugian Boiler Berdasarkan Kegunaan
No
Tipe Boiler
Keuntungan
Kerugian
Power
menjalankan
Boiler
industri.
Steam yang
proses mahal.
dihasilkan Perlu
Industrial
mudah.
Boiler
Konstruksi
awal
relatif
murah.
Penanganan boiler lebih
3
Commercial mudah.
Boiler
Konstruksi
awal
murah.
4
relatif
faktor safety.
Steam yang
memiliki
Steam yang
memiliki
tekanan
dihasilkan
tekanan
rendah.
Boiler
mudah.
memiliki
awal
dihasilkan
rendah.
Residential
Konstruksi
diperhatikan
relatif rendah.
dihasilkan
tekanan
murah.
Penanganan boiler lebih
Heat
5
Recovery
Boiler
mudah.
Konstruksi
awal
murah.
relatif
Steam yang
memiliki
dihasilkan
tekanan
rendah.
Pada single tube steam boiler, hanya terdapat 1 lorong saja, lorong
api maupun lorong air. Cornish boiler adalah single fire tube boiler dan
simple vertikal boiler adalah single water tube boiler.
Multi fire tube boiler misalnya ketel scotch dan multi water tube
boiler misalnya ketel B dan W, dll
Gambar 2.11 Ketel dengan Pipa Lurus, Bengok dan Berlekak Lekuk
2. Ketel dengan Pipa Miring Datar dan Miring Tegak ( Horizontal, Inclined or
Vertical Tubeler Heating Surface )
Gambar 2.12 Ketel dengan Pipa Miring Datar dan Miring Tegak
Sigh
Control
Glass Burner Of
FW On
FW Of
Boiler
Gambar 2.13 Water Column
3. V1 dan V2
Harus ditutup karena jika dibuka maka uap yang ada didalam water
column akan keluar lewat V1 dan airnya akan keluar lewat V2. V1 dan V2 ini
digunakan sebagai checking valve untuk mengetahui apakah V5 dan V4 buntu
atau tidak yaitu dengan cara membuka V1 dan V2 dan apabila tidak keluar uap
dan air maka V5 dan V4 buntu.
6. Burner
Burner terdiri dari :
Motor Listrik
Fan, berfungsi untuk memasukkan udara ke dalam Boiler.
Electrode berfungsi untuk menimbulkan percikan bunga api
Ignition Transformer berfungsi untuk menaikkan kuat arus ( Amp ) dan
untuk menurunkan tegangan ( Volt ) yang ditujukan untuk
mempermudah dalam menimbulkan percikan bunga api.
Nozel Injector berfungsi untuk mengkabutkan ( menyepray ) bahan
bakar sehingga dapat mempermudah bahan bakar untuk terbakar.
Photo Cell berfungsi untuk menghentikan fungsi electroda bila sudah
terjadi pembakaran.
Fuel Pump berfungsi untuk memompa bahan bakar ke dalam ruang
bakar.
7. Main Steam Valve
Main Steam Valve berfungsi untuk memberi kesempatan keluarnya
Okxygen yang ada di dalam boiler saat awal proses dihidupkan
8. Hand Hole
Hand Hole digunakan untuk mempermudah dalam melakukan
maintenance boiler.
2.6 Karakteristik Boiler
Ada beberapa petunjuk yang memberi gambaran spesifik dari boiler dapat
diketahui melalui karakteristiknya sebagai berikut :
1. Tekanan effektif dari boiler dinyatakan dalam bar ( kg/ cm 2 )atau N/m 2 atau
Pa (pascal).
2. Suhu uap panas lanjut
Suhu uap kondisi kering dimana besarnya lebih kecil dari suhu 550C hal ini
untuk menyelamatkan pipa boiler.
3. Produksi uap tiap jam atau kapasitas penyimpanan untuk boiler untuk Boiler
kapasitas rendah besarnya antara 10 kg/jam sampai 250 Kg/ jam. Untuk boiler
kapasitas besar bisa mencapai 4000 ton/ jam.
4. Luas panas pengumpan adalah luas metalik dari pemproduksi uap yang
berhubungan langsung dengan gas panas. Untuk kapasitas rendah mencapai 2
m2 untuk kapasitas besar mencapai 2000 m2
5. Produksi uap spesifik adalah produksi uap tiap jam tiap m2 dari luas panas
penguapan untuk kapasitas kecil 10 kg/ jam m2 dan kapasitas besar 60 Kg/
jam m2.
6. Randemen termis dari boiler adalah perbandingan antara jumlah kalor yang
diserap oleh boiler untuk penguapan dengan jumlah kalor yang diberiknan
bahan bakar/jam.
2.7 Persiapan Pengoperasian Boiler
Dalam persiapan pengoperasian boiler yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Pemeriksaan air yang ada di tandon
Pemeriksaan air yang ada di dalam tandon perlu dilakukan karena supply
air dalam boiler berasal dari air yang ada di dalam tandon.
2. Pemeriksaan air di Feed Water Tank
Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk mengetahui persedian air yang
3.
4.
5.
6.
7.
kualitas air yang akan digunakan sebagai feed water ke dalam boiler. Karena air
yang akan digunakan dalam boiler apabila tidak diolah terlebih dahulu dapat
menyebabkan korosi pada boiler. Dan hal ini dapat menyebabkan turunnya
performance ( efisiensi ) boiler. Korosi ini timbul akibat bereaksinya H2O dengan
FeC yang membentuk CO yang dapat menimbulkan korosi. Korosi ini juga dapat
menyebabkan penipisan logam baik pada boiler ataupun saluran-saluran yang ada
sehingga sangat berbahaya sekali jika itu terjadi karena dapat menyebabkan hal-
hal yang tidak diinginkan seperti peledakan ataupun kebakaran dan lain
sebagainya.
2.8 Proses Pengolahan Air Feed Water
Proses pengolahan ( Treatment ) air yang akan di gunakan sebagai feed water
adalah sebagai berikut, air PDAM dari tandon atas turun secara gravitasi dan
masuk kedalam Feed Water Tank ( FWT ) ketika Va dibuka. Tetapi terlebih dahulu
air PDAM tersebut masuk kedalam Softener. Softener ini berfungsi untuk
melunakkan air bahan baku bolier. Setelah itu air tersebut akan mengalir masuk
kedalam Feed Water Tank ( FWT ). Air bahan baku boiler yang ada di dalam
FWT harus ditreatment lagi untuk menghilangkan mineral-mineralnya dan
oksigen yang terkandung, yaitu dengan menambahkan larutan Dosage atau
larutan Housemen dengan cara di-injectsikan. Baru setelah FWP diaktifkan dan
Vb dan Vc dibuka maka air bahan baku boiler yang telah ditreatment yang berada
di FWT dapat dialirkan masuk kedalam boiler.
Ada juga beberapa sistem treatment air bahan baku boiler yang menggunakan
Demin. Demin atau Demineralisasi digunakan untuk menghilangkan mineralmineral yang ada di dalam boiler, yaitu dengan menggunakan Resin ( pasir kering
), Anion yang berupa ( NaOH ), Kation yang berupa ( HCl ) dan penggunaan
Mixbed.
Yang digunakan sebagai parameter air bahan baku boiler untuk menghindari
korosi atau untuk meningkatkan performance boiler, yaitu dengan :
pH
Hardness
Conductivity
c) Cooling Water
d) Suhu dan tekanan minyak pelumas dari seluruh peralatan katel
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tiap 4 jam :
a) Buka drain valve tanki penampungan udara, pemanas udara dan tank
compressor.
Analisa boiler feed Water dan boiler Water tiap 2 jam sekali
Ganti Burner dan bersihkan Burner tip (bila menggunakan Burner).
Lakukan damping stocker.
Lakukan Soot blowing.
b)
c)
d)
e)
syarat
sebagai
air
pengisi
ketel.
Yang
jelas
bahwa
air
pengisi boiler harus bebas dari zat-zat yang dapat merusak boiler, baik korosi
maupun kerak. Untuk mencegah hal demikian, maka dilakukan perlakuan
external treatment dan
internal treatment,
misalnya
di
pasang
PH control pada condensate line, atau dilakukan water treatment untuk raw Water,
juga penginjeksian chemical pada feed water boiler Water.
Untuk mengetahui bahwa sifat-sifat air sudah memenuhi syarat, maka
dilakukan penelitian air pengisi dan air boiler secara intensif di laboratorium.
Denga menjaga angka angka yang disajikan sebagai air pengisi dari
air boiler berarti juga membantu penggunaan boiler berumur panjang. Standar
limit untuk boiler Water adalah :
Tabel Standar Limit untuk Boiler Water
PH
10,8-11,3
Conduktifity (mhs)
3000
2250
tracess
O alkalinity (ppm)
200
Phosphate (ppm)
30-70
Sulphite (ppm)
20-40
0,25 x O Alk
adapun
boiler untuk
blow
dikosongkan )
e. Diadakan pemeriksaan oleh pihak depnaker, untuk menentukan hal-hal
yang perlu dilaksanakan pada langkah selanjutnya contohnya pada
perlakuan mechanical Cleaning dalam dan luar pada bagian boiler.
f. Setelah diadakan pembersihan baik bagian luar maupun dalam yang mana
hal tersebut dilakukan dengan dengan memerlukan waktu , maka akan
dilakukan ulang oleh pihak Depnaker, untuk menentukan apakah masih
perlu dilakukan pembersihan ulang atau tidak.
2.11 Pemeriksaan Dan Perbaikan ( Repair )
2.11.1 Pemeriksaan Boiler
Pemeriksaan ketel uap dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Pemeriksaan yang dilakukan oleh Depnaker yaitu steam drum, Water drum,
superheater Tube,
kebersihan,
kekuatan
material,
kondisi
material
dan Water Tube. Bagian-bagian tersebut tentunya dikaitkan dengan bagianbagian yang bertekanan tinggi yang sangat membahayakan bagi keselamatan
manusia.
2. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak perusahaan yaitu bagian yang tidak
bertekanan tinggi, yang mana bagian tersebut dikaitkan dengan produktivitas
dan hal-hal yang mengganggu efisiensi boiler misalnya pada rangka bakar,
dinding boilercasing, impeller, damper, isolasi dsb.
Setelah kedua belah pihak menentukan bagian-bagian mana yang perlu
diadakan perbaikan dan penggantian, maka dimulailah repair.
akan diadakan periksaan yang ketiga oleh pihak Depnaker dan perusahaan.
2.12 Hydrostatis Test
Untuk menetukan bahwa boiler tersebut sudah memenuhi syarat untuk di
operasikan maka dilakukan hydrostatis test. Hydrostatis test yaitu perlakuan
pemadatanboiler dengan menggunakan air dingin dan bersih untuk mengetahui
dan meyakinkan bahwa boiler tersebut dalam keadaan tidak bocor baik
pada valve, packing dan pipa. Cara pemadatan yang benar adalah:
a. Boiler dalam
keadaan
kosong,
drain
drain
induk
valve ditutup
ditutup
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Air PDAM
Bahan Bakar (Solar)
Larutan Softener (NaCl)
Larutan Dosage (Housemen).
Dilakukan pemeriksaan air yang ada di dalam boiler lewat sight glass.
Jika sight glass menunjukkan boiler dalam low level maka iar dapat
disuplaykan kedalam boiler.
Valve valve yang ada di atur. Yaitu dengan dibukanya valve saluran air
yang akan dialirkan kedalam softener dan boiler. Tidak hanya itu saja
valve bahan bakar jaga harus dibuka. Main Steam Valve dan Blow Down
Valve ditutup, baru setelah dilakukan starting boiler Blow Down Valve
dan Main Steam Valve dapat di buka.
10
11
1.
3.
6.
7.
Dalam boiler tekanan maksimumnya adalah 10 bar jika hal ini tercapai
akan berfungsi beberapa keselamatan antara lain :
a. Burner mati secara otomatis.
b. Double Safety Valve akan menyemburkan uap yang bertekanan lebih besar
dari 10 bar.
c. Diatas burner terdapat penngamanan berupa tali yang dihubungakan dengan
kawat baja, yang jika tekanan melebihi tekanan maksimum akan terbakar dan
terputus , yang selanjutnya akan menutup bahan bakar ke Burner dan tentunya
burner akan mati.
BAB 4
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Data Praktikum
Keterangan Boiler di PPNS
1.
2.
Pressure
= 10 Bar
3.
Jenis
4.
Bahan Bakar
5.
Air Bahan Baku = Air PDAM + Softener (NaCl) + Dosage (Lar. Housemen)
Data Untuk Percobaan
1.
2.
3.
4.
Fuel Consumption
= 4 liter (0,04 m3)
water
= 1000 kg/m3
Fuel
= 0,832 kg/m3
Nilai Kalor Bahan bakar (cp) = 4325 kj/kg
Temperatur
No
Time
Rate
(menit)
(liter)
Air
Fuel Water
Fuel
Steam
Pressure (bar)
Flue
Steam
Fuel
Pump
31
31
31
31
32
0,1
32
31
31
31
243
0,1
0,5
8,5
10
33
32
32
31
264
0,8
8,5
15
33
32
32
31
275
8,5
20
33
32
32
31
287
8,5
25
34
32
32
31
290
8,5
30
34
32
32
31
307
7,4
8,5
33 mati
34
32
32
32
256
45 hidup
35
31
31
174
220
10
47 mati
35
32
32
178
225
11
9.25
34
33
32
177
268
12 9.33 mati
35
32
32
173
204
13 9.37 hidup
35
32
31
179
249
9,1
3. WaterFlow Rate
Debit air
0,102 m3
0,533 jam
= 0,191 m3/jam
4. Fuel Flow Rate
Debit Bahan Bakar
0,102 m3
0,533 jam
= 0,191 m3/jam
5. Mass Feed Water Flow Rate
Laju aliran massa aliran (mw)
mw
mw (hg-hf)
x 100%
mf x Cp
= 191kg/jam (2558,1-129,96) kj/kg x 100%
0,1589 kg/jam x 4325 kj/kg
= 67 %
4.3 Pembahasan Hasil Praktikum
Dari data yang telah diperoleh dari hasil percobaan didapatkan adanya data
yang fluktuatif mengenai temperatur udara yang diambil tiap menitnya, yaitu antara
31oC 35oC. Fluktuasi ini terjadi dikarenakan adanya panas yang dihasilkan oleh
boiler sehingga berpengaruh terhadap suhu udara luar. Fluktuasi suhu udara ini
sangat kecil sekali sehingga tidak begitu berpengaruh terhadap efisiensi dari boiler.
Dari hasil perhitungan yang telah dibuat dari data hasil percobaan,
didapatkan bahwa efisiensi boiler adalah = 67%. Besar atau kecilnya efisiensi yang
dimiliki oleh suatu boiler dipengaruhi oleh beberapa factor. Secara teoritis factor
factor tersebut dapat diketahui dari rumus yang digunakan dalam perhitungan
efisiensi boiler. factor factor tersebut adalah : Mass Feed Water Flow Rate (M w)
yang mana semakin besar Mw yang digunakan oleh Boiler saat pengoperasiannya
maka akan semakin besar efisiensi yang dihasilkan oleh boiler. Mass Feed Water
Flow Rate (Mw) sendiri dipengaruhi oleh banyaknya air yang terkonsumsi saat
pengoperasian boiler tiap jamnya. Yang mana semakin besar konsumsi air yang
digunakan tiap jamnya maka akan semakin besar pula (M w) dari boiler dan itu
berarti akan semakin besar pula efisiensi dari boiler itu sendiri.
Mass Fuel Flow Rate (Mf) juga berpengaruh terhadap efisiensi dari boiler
itu sendiri. Karena (Mf) berbanding terbalik maka semakin besar (Mf) maka
semakin kecil efisiensi yang dimiliki oleh boiler. (Mf) sendiri dipengaruhi oleh
debit bahan bakar atau bnyaknya konsumsi bahan bakar tiap jamnya dan massa
jenis dari bahan bakar yang digunakan. Karena baik debit bahan bakar maupun
massa jenis dari bahan bakar yang digunakan berbanding lurus dengan (M f) maka
semakin besar debit bahan bakar dan semakin besar massa jenis dari bahan bakar
yang digunakan maka akan semakin besar pula (M f) dan ini berarti efisiensi boiler
akan semakin kecil.
Selain itu factor dari entalphi uap (hg) dan air (hf) juga berpengaruh dalam
menentukan besar kecilnya efisiensi dari boiler. Yang mana semakin besar
perbandingan antara (hg) dan (hf) yang mana apabila (hg) semakin besar oula maka
akan semakin besar pula efisiensi dari Boiler. Hal itu dikarenakan besarnya nilai
pengurangan antara (hg) dengan (hf) berbanding lurus dengan efisiensi boiler.
Faktor yang juga menentukan besarnya nilai efisiensi yang dimiliki oleh boiler
adalah besarnya nilai kalor dari bahan bakar yang digunakan, yang mana semakin
besar nilai kalor dari bahan bakar yang digunakan semakin besar maka akan
semakin kecil efisiensi yang dihasilkan oleh boiler. Hal itu dikarenakan besarnya
nilai kalor bahan bakra yang digunakan berbanding terbalik dengan efisiensi boiler.
Dari beberapa macam factor dari segi teoritis yang mempengaruhi efisiensi
boiler dapat analisa lebih lanjut untuk mengetahui factor factor apa saja yang
dapat menentukan efisiensi boiler secara realnya di lapangan (nyata pada
aplikasinya). Jika dilihat dari segi teoritis diketahui ada factor Mass Fuel Flow
Rate (Mf) dan Mass Feed Water Flow Rate (Mw) maka pada dasarnya dapat
diketahui bahwa semakin besar konsumsi bahan bakar yang digunakan untuk
menguapkan sejumlah air tertentu dalam waktu tertentu dan suhu tertentu maka
dapat menunjukkan kurang baiknya efisiensi dari boiler itu sendiri. Dari sini dapat
diketahui bahwa efisiensi boiler dipengaruhi oleh kualitas air, bahan bakar, dan
performance fisik dari boiler itu sendiri.
Kualitas air (feed water) yang digunakan tergantung dari treatment yang
digunakan yang mana semakin baik treatment yang digunakan maka akan semakin
baik pula kualitas air yang digunakan sebagai feed water. Dengan kualitas feed
water yang baik berarti feed water yang digunakan memiliki nilai kekerasan yang
rendah (lebih soft) serta tidak mengandung mineral mineral atau kotoran lain
yang dapat menurunkan performance dari boiler. Selain itu juga memiliki pH netral
(mendekati = 7) untuk mencegah terjadinya korosi pada boiler karena pH yang
asam ataupun basa. Ini berarti dengan kualitas feed water yang baik berarti bahwa
feed water yang digunakan akan lebih mudah diuapkan sehingga tidak
membutuhkan konsumsi bahan bakar yang lebih besar untuk menguapkan sejumlah
air pada waktu tertentu dan suhu tertentu. Karena dengan hal ini bisa menurunkan
konsumsi bahan bakar maka berarti dapat menurunkan (Mf) yang digunakan.
Karena (Mf)
dengan turunnya nilai (Mf) maka akan semakin besar efisiensi yang dimiliki oleh
boiler.
Selain itu juga factor bahan bakar yang mempengaruhi efisiensi dari boiler
itu sendiri adalah titik bakar dari bahan bakar yang digunakan. Karena semakin
tinggi titik bakar dari suatu bahan bakar maka berarti bahan bakar tersebut
memiliki kemampuan yang baik untuk menguapkan air dengan waktu yang relative
lebih cepat sehingga bahan bakar yang digunakan untuk menguapkan air dalam
jumlah tertentu pada suhu dan waktu tertentu adalah semakin sedikit dan ini dapat
memperbesar efisiensi yang dimiliki oleh boiler. Selain itu juga harus dilihat nilai
kalor dari bahan bakar tersebut karena apabila perbandingan antara kemampuan
bahan bakar untuk menguapkan air pada waktu, jumlah dan suhu tertentu dengan
nilai kalor bahan bakar tersebut adalah semakin besar. Dalam artian dengan
menggunakan bahan bakar dengan titik bakar yang lebih tinggi beberapa tingkat
dari sebelumnya justru dapat menaikkan nilai kalor bahan bakar tersebut beberapa
kali maka ini justru dapat menurunkan efisiensi dari boiler itu sendiri. Oleh karena
itu penggunaan jenis bahan bakar juga mempengaruhi efisieansi dari boiler itu
sendiri.
Sedangkan factor yang juga penting dalam penentuan efisiensi dari boiler
adalah performa fisik dari boiler tersebut. Maksudnya bahan yang digunakan untuk
membuat boiler adalah bahan yang mudah menghantarkan panas tetapi memenuhi
syarat syarat keamanannya. Jika dilihat lebih jauh lagi maka factor maintenance
juga mempengaruhi efisiensi dari boiler yang mana jika boiler tidak dibersihkan
pada jangka waktu tertentu maka akan banyak terdapat kerak kerak yang
menempel pada dinding boiler. kerak kerak yang menempel pada dinding boiler
(pipa apinya ataupun pipa airnya) akan menghambat penghantaran panas. Sehingga
untuk menguapkan air dalam jumlah dan waktu tertentu dibutuhkan konsumsi
bahan bakar yang lebih banyak dan hal ini berarti semakin menurunkan efisiensi
dari boiler itu sendiri.
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum boiler ini adalah sebagai berikut:
1.
Dari hasil praktikum yang digunakan, dengan waktu selama 100 menit, efisiensi dari
mempengaruhi efisiensi dari boiler itu sendiri adalah titik bakar dari bahan bakar
yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA