Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Boiler merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menghasilkan
steam (uap) dalam berbagai keperluan. Boiler juga bisa disebut mesin konversi
energi yang mengubah air dari fase cair menjadi fase uap bertekanan tinggi.
Proses perubahan fase ini membutuhkan kalor yang besar. Kalor yang besar itu
dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar. Selain sumber daya alam yang
semakin menipis dan semakin mahal, boiler dengan proses pembakaran juga
menimbulkan polusi udara.
Saat ini banyak sekali industri yang menggunakan boiler. Boiler-boiler
tersebut menggunakan bahan bakar untuk menghasilkan energi yang kemudian
digunakan untuk memanaskan air dan mengubah fase air menjadi uap air. Untuk
memperdalam pengetahuan tentang boiler maka kita lakukan praktikum ini.
Karena praktikum ini sangat berguna bagi kita, mengingat kita adalah calon ahli
K3 yang harus mengetahui segala macam hazard hazard yang ada.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Instruksional Umum ( TIU )
a.

Mahasiswa akan dapat mengoperasikan dengan benar pengoperasian Boiler,


Kalorimeter, Steam Engine, Super Heater, dan Steam Turbin.

b.

Mahasiswa dapat mengukur, menghitung dan menganalisa performance /


karakteristik dari : Boiler, Kalorimeter, Steam Engine, Super Heater, dan
Steam Turbin.

1.2.2 Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )


a.

Mahasiswa dapat mengetahui dan menyebutkan bagian-bagian dari Boiler

b.

Mahasiswa dapat mengetahui persiapan-persiapan yang harus dilakukan


sebelum melakukan Start-Up Boiler.

c.

Mahasiswa dapat mengoperasikan Boiler

d.

Mahasiswa dapat menggunakan pemakaian alat-alat antara lain laju aliran


bahan bakar, thermometer atau thermocouple untuk mengukur temperature

udara, temperature feed water, temperature pembakaran, temperature Flue


atau gas buang, temperature uap.

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Boiler ( Ketel Uap)
Boiler ( ketel uap ) adalah suatu alat yang digunakan untuk dapat
menghasilkan uap bertekanan tinggi, dimana alat ini berisi air. Air didalam boiler
dipanaskan hingga mendidih sampai menghasilkan uap, dan uap yans dihasilkan
akan berubah menjadi tegangan tinggi .Uap yang dihasilkan boiler akan
mengerakkan turbin dan diteruskan ke generator untuk mengbangkit tenaga
listrik. Uap ( uap air ) yaitu gas yang timbul akibat perubahan fase air cair
menjadi uap ( gas ) dengan cara pendidihan ( boiling ). Uap air tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai penggerak turbin, untuk membangkitkan tenaga listrik.
2.2 Sistem Boiler
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan
bakar.
1. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan
kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan
perbaikan dari sistem air umpan, penanganan air umpan diperlukan sebagai
bentuk pemeliharaan untuk mencegah terjadi kerusakan dari sistem steam.
2. Sistem steam mengumpulkan
dan
mengontrol
produksi steam dalam
boiler, steamdialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada
keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau
dengan alat pemantau tekanan.
3. Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk
menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan.
Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis
bahan bakar yang digunakan pada sistem.

2.2.1 Cara Kerja Boiler


Cara kerja boiler adalah sebagai berikut

1. Air yang disuplay dari feed water tank ke dalam boiler dengan menggunakan
pompa sehingga air mencapai level yang telah ditentukan,maka feed pump
ini star atau stop secara automatis selama level air didalam boiler masih
bergeser turun mencapai batas yang telah ditentukan.
2. Selanjutnya untuk proses pembakaran dimana fuel pump burner akan
bekerja menekan bahan kedalam ruang chamber, sehingga mengubah bentuk
seperti kabut dan menyala untuk proses pemanasan air.
2.3 Pengolahan Air Umpan Boiler
Memproduksi steam yang berkualitas tergantung pada pengolahan air yang
benar untuk mengendalikan kemurnian steam, endapan dan korosi. Sebuah boiler
merupakan bagian dari sistem boiler, yang menerima semua bahan pencemar dari
sistem di depannya. Kinerja boiler, efisiensi dan umur layanan merupakan hasil
langsung dari pemilihan dan pengendalian air umpan yang digunakan dalam
boiler. Jika air umpan masuk boiler, kenaikan suhu dan tekanan menyebabkan
komponen air memiliki sifat yang berbeda. Hampir semua komponen dalam air
umpan dalam keadaan terlarut. Walau demikian dibawah kondisi panas dan
tekanan hampir seluruh komponen terlarut keluar dari larutan sebagai padatan
partikuat, kadang-kadang dalam bentuk Kristal dan pada waktu yang lain dalam
bentuk amorph. Jika kelarutan komponen spesifik dalam air terlewati, maka akan
terjadi pembentukan kerak dan endapan. Air boiler harus cukup bebas dari
pembentukan endapan padat supaya terjadi perpindahan panas yang cepat dan
efisien dan harus tidak korosif terhadap logam boiler. Feed water harus
memenuhi persyaratan tertentu seperti yang diuraikan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 2.1 Persyaratan Air Umpan

Sumber : NALCOH
Ada dua jenis utama pengolahan air boiler yaitu :
1. Pengolahan Air Internal.
Pengolahan air internal adalah penambahan bahan kimia ke boiler
untuk mencegah pembentukan kerak. Senyawa pembentuk kerak diubah
menjadi lumpur yang mengalir bebas, yang dapat dibuang dengan
blowdown. Metode ini terbatas pada boiler dimana air umpan mengandung
garam sadah yang rendah, dengan tekanan rendah, kandungan TDS tinggi
dalam boiler dapat ditoleransi, dan jika jumlah airnya sedikit. Jika kondisi
tersebut tidak terpenuhi, maka laju blowdown yang tinggi diperlukan untuk
membuang lumpur. Hal tersebut menjadi tidak ekonomis sehubungan
dengan kehilangan air dan panas. Jenis sumber air yang berbeda
memerlukan bahan kimia yang berbeda pula. Senyawa seperti sodium
karbonat, sodium aluminat, sodium fosfat, sodium sulfit, dan senyawa
organic dan anorganik seluruhnya dapat digunakan untuk maksud ini. Untuk
setiap kondisi air diperlukan bahan kimia tertentu. Harus dikonsultasikan
dengan seorang spesialis dalam menentukan bahan kimia yang paling cocok
untuk digunakan pada setiap kasus. Pengolahan air hanya dengan
pengolahan internal tidak direkomendasikan.
2. Pengolahan Air Eksternal

Pengolahan

eksternal

digunakan

untuk

membuang

padatan

tersuspensi,padatan terlarut ( terutama ion kalsium dan magnesium yang


merupakan penyebab utama pembentukan kerak ) dan gas-gas terlarut (
oksigen dan karbondioksida ). Proses perlakuan eksternal yang ada adalah:
a) Pertukaran ion
b) Penghilangan mineral/demineralisasi.
c) De-aerasi
Sebelum digunakan cara diatas, perlu untuk membuang padatan dan
warna dari bahan baku air, sebab bahan tersebut dapat mengotori resin yang
digunakan pada bagian pengolahan selanjutnya.Metode pengolahan awal
adalah sedimentasi dalam tangki pengendapan atau pengendapan dalam
clarifiers dengan bantuan koagulan dan flokulan. Penyaring pasir
bertekanan, dengan aerasi untuk menghilangkan karbondioksida dan besi,
dapat digunakan untuk menghilangkan garam-garam logam dari air sumur.
Tahap pertama pengolaha adalah menghilangkan garam sadah garam non
sadah. Penghilangan hanya garam sadah disebut pelunakan, sedangkan
penghilangan total garam dari larutan disebut penghilangan mineral atau
demineralisasi.
Proses pengolahan air eksternal antara lain:
1. Proses Pertukaran Ion ( Plant Pelunakan ).
Pada proses pertukaran ion, kesadahan dihilangkan dengan
melewatkan air pada bed zeolit alam atau resin sintetik dan tanpa
pembentukan endapan. Jenis paling sederhana adalah pertukaran basa
dimana ion kalsium dan magnesium ditukar dengan ion sodium. Setelah
jenuh, dilakukan regenerasi dengan sodium klorida. Garam sodium
mudah larut, tidak membentuk kerak dalam boiler. Dikarenakan penukar
basa hanya menggantikan kalsium dan magnesium dengan sodium,
maka tidak mengurangi kandungan TDS, dan besarnya blowdown.
Penukar basa ini juga tidak menurunkan alkalinya.
2. Demineralisasi ( Penghilangan mineral ).
Demineralisasi merupakan penghilangan lengkap seluruh garam.
Hal ini dicapai dengan menggunakan resin kation, yang menukar
kation dalam air baku dengan ion hydrogen menghasilkan asam
hidroklorida, asam sulfat dan asam karbonat. Asam karbonat

dihilangkan dalam menara degassing dimana udara dihembuskan


melalui air asam. Berikutnya, air melewati resin anion, yang menukar
anion dengan asam mineral ( misalnya asam sulfat ) dan membentuk air.
Regenerasi kation dan anion perlu dilakukan pada jangka waktu tertentu
dengan menggunakan asam mineral dan soda kaustik.Penghilangan
lengkap silika dapat dicapai dengan pemilihan resin anion yang benar.
Proses pertukaran ion, jika diperlukan, dapat digunakan untuk
demineralisasi yang hampir total, seperti untuk boiler pembangkit
tenaga listrik.
Reaksi pelunakan:
Na2R + Ca ( HCO3 ) CaR + 2 Na ( HCO3 )
Reaksi

regenerasi

CaR + 2 NaCl Na2R + CaCl2


3. Deaerasi
Dalam de-aerasi, gas terlarut seperti oksigen dan karbondioksida
dibuang dengan pemanasan awal air umpan masuk ke boiler. Seluruh air
alam mengandung gas terlarut dalam larutannya. Gas-gas tertentu
seperti karbon dioksida dan oksigen sangat meningkatkan korosi. Bila
dipanaskan dalam sistem boiler, karbondioksida ( CO2 ) dan oksigen (
O2 ) dilepaskan sebagai gas dan bergabung dengan air ( H2O )
membentuk asam karbonat ( H2CO3 ). Penghilangan oksigen,
karbondioksida dan gas lain yang tidak dapat terembunkan dari air
umpan boiler sangat penting bagi umur peralatan boiler dan juga
keamanan operasi. Asam karbonat mengkorosi logam menurunkan umur
peralatan dan pemipaan. Asam ini juga melarutkan besi ( Fe ) yang jika
kembali ke boiler akan mengalami pengendapan dan menyebabkan
terjadinya pembentukan kerak pada boiler dan pipa. Kerak ini tidak
hanya

berperan

dalam

penurunan

umur

peralatan

tapi

juga

meningkatkan jumlah energi yang diperlukan untuk mencapai


perpindahan panas.
2.3.1 Pengendalian Endapan

Endapan dalam boiler dapat diakibatkan dari kesadahan air umpan dan
hasil korosi dari sistem kondensat dan air umpan. Kesadahan air umpan dapat
terjadi karena kurangnya sistem pelunakan.Endapan dan korosi menyebabkan
kehilangan efisiensi yang dapat menyebabkan kegagalan dalam pipa boiler dan
ketidakmampuan memproduksi steam. Endapan bertindak sebagai isolator dan
memperlambat perpindahan panas. Sejumlah besar endapan diseluruh boiler
dapat mengurangi perpindahan panas yang secara signifikan dapat menurunkan
efisiensi boiler. Berbagai jenis endapan akan mempengaruhi efisiensi boiler
secara berbeda-beda, sehingga sangat penting untuk menganalisis karakteristik
endapan. Efek pengisolasian terhadap endapan menyebabkan naiknya suhu
logam boiler dan mungkin dapat menyebabkan kegagalan pipa karena
pemanasan berlebih.
2.3.2 Kotoran Yang Menyebabkan Endapan
Bahan kimia yang paling penting dalam air yang mempengaruhi
pembentukan endapan dalam boiler adalah garam kalsium dan magnesium
yang dikenal dengan garam sadah. Kalsium dan magnesium bikarbonat larut
dalam air membentuk larutan basa/kali dan garam-garam tersebut dikenal
dengan kesadahan alkali. Garam-garam tersebut terurai dengan pemanasan,
melepaskan karbondioksida dan membentuk lumpur lunak, yang kemudian
mengendap. Hal ini dikenal dengan kesadahan sementara. Kesadahan
sementara adalah kesadahan yang dapat dibuang dengan pendidihan. Kalsium
dan magnesium sulfat, klorida dan nitrat, dan lain-lain. Jika dilarutkan dalam
air secara kimiawi akan menjadi netral dan dikenal dengan kesadahan non
alkali. Bahan tersebut disebut bahan kimia sadah permanen dan membentuk
kerak yang keras pada permukaan boiler yang sulit dihilangkan. Bahan kimia
sadah non-alkali terlepas dari larutannya karena penurunan daya larut dengan
meningkatnya suhu, dengan pemekatan karena penguapan yang berlangsung
dalam boiler, atau dengan perubahan bahan kimia menjadi senyawa yang
kurang larut.

2.3.3 Silika

Keberadaan silika dalam air boiler dapat meningkatkan pembentukan


kerak silika yang keras. Silika juga berinteraksi dengan garam kalsium dan
magnesium, membentuk silikat kalsium dan magnesium dengan daya
konduktivitas panas yang rendah. Silika dapat meningkatkan endapan padasirip
turbin, setelah terbawa dalam bentuk tetesan air dalam steam, atau dalam
bentuk yang mudah menguap dalam steam pada tekanan tinggi.
2.4 Jenis Jenis Boiler
Berbagai bentuk boiler telah berkembang mengikuti kemajuan teknologi
dan evaluasi dari produk-produk boiler sebelumnya yang dipengaruhi oleh gas
buang boiler yang mempengaruhi lingkungan dan produk steam seperti apa yang
akan dihasilkan. Berikut klasifikasi boiler yang telah dikembangkan:
a) Berdasarkan tipe pipa :
1. Fire Tube Boiler
Adalah jenis boiler yang pemanasanya berada didalam pipa sedangkan
airnya berada dibagian luar pipa, lalu bila ditinjau dari segi susunan pipa
phase aliran gas atau udara panas hasil pembakaran dapat dibagi menjadi:
a. Boiler Two Phase
Yang dimaksud dengan type / model boiler two phase adalah
susunan kelompok pipa lorong api dari ruang chamber menuju ke pipa
dan langsung keluar ke cerobong pembuang udara bebas.
b. Boiler Three Phase
Yang dimaksud dengan type/ model boiler there phase adalah
kondisi kelompok susunan pipa lorong api atau fire tube. Boiler
terdapat 2 kali tahapan saluran sebagai surface area perpindahan panas
dari sumber pembakaran ( ruang chamber ) akan menuju ke cerobong
pembuangan hasil pembakaran dengan susunan sebagai berikut:
1. Phase pertama adalah ruang chamber.
2. Phase kedua adalah pipa lorong api kelompok tengah.
3. Phase ketiga adalah lorong api paling atas langsung keluar
kecerobong.
c. Boiler Four Phase
Untuk boiler empat phase keatas dimana sekat kelompok pipa
terdapat 3 kali susunan ditambah 1 kali dari ruang chanber. Dan untuk
jenis / type boiler ini biasanya termasuk katagori special boiler yang
mempunyai kapasitas besar.

Gambar 2.1 Fire Tube Boiler

2. Water Tube Boiler


Water tube boiler adalah merupakan type yang pada umumnya
berkapasitas besar serta bertekanan yang cukup tinggi dan biasa sering
digunakan di pembangkit listrik tenaga uap dan banyak dipakai oleh
Perusahaan Listrik Negara ( PLN ). Karena dalam system proses kerja kerja
dari water tube boiler adalah air yang akan dipanaskan berada didalam
pipa,sedangkan api berada dibagian luar pipa. Jadi terlihat perbedaan antara
water tube dan fire tube boiler yang sangat nyata,terutama dari sisi model
kontruksi serta pemanasan air itu sendiri.

Gambar 2.2 Water Tube Boiler

Tabel 2.2 Keuntungan dan Kerugian Boiler Berdasarkan Tipe Pipa


No

Tipe

Boiler
Fire
Proses pemasangan mudah Tekanan
Tube

Keuntungan

dan

cepat,

Kerugian

Tidak operasi steam terbatas

membutuhkan settingkhusu
s

tekanan rendah 18 bar

untuk

Investasi awal boiler ini Kapasitas steam relatif

kecil

murah

(13.5 TPH) jika diabndingkan

Bentuknya

dengan water tube


Tempat pembakarannya sulit

lebih compactdan portable

dijangkau untuk dibersihkan,


diperbaiki,

dan

kondisinya.
Tidak membutuhkan area Nilai effisiensinya

diperiksa
rendah,

yang besar untuk 1 HP karena banyak energi kalor

boiler

yang

terbuang

langsung

Water

Kapasitas steam besar

menuju stack
Proses konstruksi lebih detail

Tube

sampai 450 TPH


Tekanan operasi mencapai Investasi awal relatif lebih
100 bar
mahal
Nilai effisiensinya relatif Penanganan air yang masuk
lebih tinggi dari fire tube ke dalam boiler perlu dijaga,
boiler

karena lebih sensitif untuk


sistem ini, perlu komponen

pendukung untuk hal ini


Tungku mudah dijangkau Karena mampu menghasilkan
untuk

melakukan kapasitas

dan

pemeriksaan, pembersihan, tekanan steam yang


dan perbaikan.

besar,

maka

lebih

konstruksinya

dibutuhkan area yang luas

b) Berdasarkan bahan bakar yang digunakan :


1. Solid Fuel
Tipe boiler bahan bakar padat memiliki karakteristik : harga bahan
baku pembakaran relatif lebih murah dibandingkan dengan boiler yang
menggunakan bahan bakar cair dan listrik. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih
baik jika dibandingkan dengan boiler tipe listrik.
Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara
percampuran bahan bakar padat ( batu bara, baggase, rejected product,
sampah kota, kayu ) dengan oksigen dan sumber panas.
2. Oil Fuel

Tipe boiler bahan bakar cair memiliki karakteristik : harga bahan


baku pembakaran paling mahal dibandingkan dengan semua tipe. Nilai
effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dbandingkan dengan boiler bahan
bakar padat dan listrik.
Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara
percampuran bahan bakar cair ( solar, IDO, residu, kerosin ) dengan
oksigen dan sumber panas.
3. Gaseous Fuel
Tipe boiler bahan bakar gas memiliki karakteristik : harga bahan
baku pembakaran paling murah dibandingkan dengan semua tipe boiler.
Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan semua tipe
boiler berdasarkan bahan bakar.
Cara kerja : pembakaran yang terjadi akibat percampuran bahan bakar gas (
LNG ) dengan oksigen dan sumber panas.
4. Electric
Tipe boiler listrik memiliki karakteristik : harga bahan baku
pemanasan relatif lebih murah dibandingkan dengan boiler yang
menggunakan bahan bakar cair. Nilai effisiensi dari tipe ini paling rendah
jika dbandingkan dengan semua tipe boiler berdasarkan bahan bakarnya.
Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat sumber listrik yang menyuplai
sumber panas.
Tabel 2.3 Keuntungan dan Kerugian Boiler Berdasarkan Bahan Bakar
No

Tipe Boiler

Keuntungan
Bahan

Solid Fuel

baku

Kerugian
mudah

didapatkan.
Murah konstruksinya.

Sisa pembakaran sulit dibersihkan


Sulit mendapatkan bahan baku
yang baik.

Sisa pembakaran tidak


banyak dan lebih mudah Harga bahan baku paling mahal.
2

Oil Fuel

dibersihkan.
Bahan bakunya mudah
didapatkan.

Gaseous Fuel

Mahal konstruksinya.

Harga bahan bakar paling Mahal konstruksinya.

murah.
Paling

baik

nilai Sulit didapatkan bahan bakunya,

effisiensinya.
Paling

harus ada jalur distribusi.


mudah

perawatannya.
4

Electric

Mudah konstruksinya dan


mudah
sumbernya.

didapatkan

Paling buruk nilai effisiensinya.

Temperatur

pembakaran

rendah.

c) Berdasarkan kegunaan boiler :


1. Power Boiler
Tipe power boiler memiliki karakteristik : kegunaan utamanya
sebagai

penghasilsteam sebagai

pembangkit

listrik,

dan

sisa steam digunakan untuk menjalankan proses industri.


Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube
boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang
besar, sehingga mampu memutar steam turbin dan menghasilkan listrik dari
generator.
2. Industrial Boiler
Tipe industrial boiler memiliki karakteristik : kegunaan utamanya
sebagai penghasil steam atau air panas untuk menjalankan proses industri
dan sebagai tambahan pemanas.
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini dapat menggunakan tipe water
tube atau fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki kapasitas
yang besar dan tekanan yang sedang.
3. Commercial Boiler
Tipe commercial boiler memiliki karakteristik : kegunaan utamanya
sebagai penghasil steam atau air panas sebagai pemanas dan sebagai
tambahan untuk menjalankan proses operasi komersial.
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini dapat menggunakan tipe water
tube atau fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki kapasitas
yang besar dan tekanan yang rendah.
4. Residential Boiler

paling

Tipe residential boiler memiliki karakteristik : kegunaan utamanya


sebagai penghasil steam atau air panas tekanan rendah yang digunakan
untuk perumahan.
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe fire tube
boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang
rendah.
5. Heat Recovery Boiler
Tipe heat recovery boiler memiliki

karakteristik :

kegunaan

utamanya sebagai penghasil steam dari uap panas yang tidak terpakai.
Hasil steam ini digunakan untuk menjalankan proses industri.
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube
boiler atau fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan
dan kapasitas yang besar.
Tabel 2.4 Keuntungan dan Kerugian Boiler Berdasarkan Kegunaan
No

Tipe Boiler

Keuntungan

Kerugian

Dapat menghasilkan listrik


dan
1

sisa steam dapat Konstruksi awal relatif

Power

menjalankan

Boiler

industri.
Steam yang

proses mahal.

dihasilkan Perlu

memiliki tekanan tinggi


Penanganan boiler lebih
2

Industrial

mudah.

Boiler

Konstruksi

awal

relatif

murah.
Penanganan boiler lebih
3

Commercial mudah.
Boiler

Konstruksi

awal

murah.
4

relatif

faktor safety.
Steam yang
memiliki

Steam yang
memiliki

tekanan

dihasilkan
tekanan

rendah.

Penanganan boiler lebih Steam yang

Boiler

mudah.

memiliki
awal

dihasilkan

rendah.

Residential

Konstruksi

diperhatikan

relatif rendah.

dihasilkan
tekanan

murah.
Penanganan boiler lebih

Heat
5

Recovery
Boiler

mudah.
Konstruksi

awal

murah.

relatif

Steam yang
memiliki

dihasilkan
tekanan

rendah.

d) Berdasarkan konstruksi boiler :


1. Package Boiler
Tipe package boiler memiliki karakteristik : perakitan boiler dilakukan di
pabrik pembuat, pengiriman langsung dalam bentuk boiler.
2. Site Erected Boiler
Tipe site erected boiler memiliki karakteristik : perakitan boiler dilakukan
di tempat akan berdirinya boiler tersebut, pengiriman dilakukan per
komponen.
e) Berdasarkan pemakaiannya
a) Ketel stasioner ( stasionary boiler ) atau ketel tetap
Yang termasuk stasioner adalah ketel-ketel yang didudukan pada
suatu pondasi yang tetap, seperti ketel untuk pembangkitan tenaga, untuk
industri dll

Gambar 2.3 Ketel Stasioner

b) Ketel mobil ( mobile boiler ), ketel pndah / portable boiler


Yang termasuk ketel mobil adalah ketel yang dipasang pada pondasi
yang berpindah-pindah ( mobil ), seperti boiler lokomotif, loko mobile dan
ketel panjang serta lain yan sepertinya termasuk ketel kapal (marine boiler)

Gambar 2.4 Ketel Mobil


e) Berdasarkan letak dapur ( furnace position )

1. Ketel dengan Pembakaran di Dalam ( Internally Fired Steam Boiler )


Dalam hai ini dapur berada (pembakaran terjadi )di bagian dalam
ketel . kebanyakan ketel pipa api memakai system ini

Gambar 2.5 Ketel dengan Pembakaran di Dalam

2. Ketel dengan Pembakaran di Luar ( Outernally Fired Steam Boiler )


Dalam hai ini dapur berada ( pembakaran terjadi )di bagian dalam
ketel . kebanyakan ketel pipa air memakai system ini

Gambar 2.6 Ketel dengan Pembakaran di Luar

g) Berdasarkan jumlah lorong ( boiler tube )


1. Ketel dengan lorong tunggal ( Single Tube Steam Boiler )

Pada single tube steam boiler, hanya terdapat 1 lorong saja, lorong
api maupun lorong air. Cornish boiler adalah single fire tube boiler dan
simple vertikal boiler adalah single water tube boiler.

Gambar 2.7 Single Tube Steam Boiler


2. Ketel dengan Lorong Ganda ( Multi Tube Steam Boiler )

Multi fire tube boiler misalnya ketel scotch dan multi water tube
boiler misalnya ketel B dan W, dll

Gambar 2.8 Multi Tube Steam Boiler


h) Berdasarkan pada porosnya tutup drum ( shell )

1. Ketel Tegak ( Vertikal Steam Boiler )


Seperti ketel cocharn, ketel clarkson, dll

Gambar 2.9 Ketel Tegak

2. Ketel Mendatar ( Horizontal Steam Boiler )


seperti ketel cornish, lancashire, scotch, dll.

Gambar 2.10 Ketel Mendatar

i) Berdasarkan bentuk dan letak pipa


1. Ketel dengan Pipa Lurus, Bengok dan Berlekak Lekuk ( Stright, Bent
and Sinous Tubeler Heating Surface )

Gambar 2.11 Ketel dengan Pipa Lurus, Bengok dan Berlekak Lekuk

2. Ketel dengan Pipa Miring Datar dan Miring Tegak ( Horizontal, Inclined or
Vertical Tubeler Heating Surface )

Gambar 2.12 Ketel dengan Pipa Miring Datar dan Miring Tegak

j) Berdasarkan peredaran air ketel ( water circulation )

1. Ketel dengan Peredaran Alam ( Natural Circulation Steam Boiler )


Pada natural circulation boiler, peredaran air dalam ketel terjadi
secara alami yaitu air yang ringan naik, sedangkan terjadilah aliran aliran
konveksi alami. Umumnya ketel beroperasi secara aliran alami, seperti
ketel lancashire, babcock & wilcox.
2. Ketel dengan Peredaran Paksa ( Forced Circulation Steam Boiler )
Pada ketel dengan aliran paksa, aliran paksa diperoleh dari sebuah
pompa sentrifugal yang digerakkan dengan elektrik motor misalnya lamont boiler, benson boiler, loeffer boiler dan velcan boiler.
k) Berdasarkan tekanan kerjanya
1. Tekanan kerja rendah
: 5 atm
2. Tekanan kerja sedang
: 5-40 atm
3. Tekanan kerja tinggi
: 40-80 atm
4. Tekanan kerja sangat tinggi : >80 atm
l) Berdasarkan kapasitasnya
a) Kapasitas rendah : 2500 kg/jam
b) Kapasitas sedang : 2500-50000 kg/jam
c) Kapasitas tinggi : >50000 kg/jam
m) Berdasarkan pada sumber panasnya ( heat source )
1. ketel uap dengan bahan bakar alami
2. ketel uap dengan bahan bakar buatan
3. ketel uap dengan dapur listrik
4. ketel uap dengan energi nuklir
2.5 Bagian Bagian Boiler
Boiler memiliki alat-alat kelengkapan yang biasa disebut dengan
Appendages. Alat-alat kelengkapan tersebut meliputi ;
1. Pressure Gauge (Manometer) yang berfungsi untuk mengukur tekanan uap
dalam boiler.
2. Water Gauge (Sight Glass) yang berfungsi untuk mengetahui level air dalam
boiler.
3. Safety Valve berfungsi untuk membuang uap yang tekanannya melebihi
tekanan operasional boiler.
4. Blow Down Valve mempunyai fungsi untuk membuang air yang berada di
dalam boiler saat proses pembakaran awal yang ada di dalam boiler.
Sehingga dapat menghindari terjadinya peluapan air di dalam boiler yang
mengembang karena pemanasan.
5. Water Column adalah kolom air yang berfungsi sebagai level switch, yang
terdiri dari Feed Water Off, Feed Water On dan Cut Burner ( Burner Off ).

Sigh
Control
Glass Burner Of
FW On
FW Of

Boiler
Gambar 2.13 Water Column

Gambar 2.14 Valve Pada Water Column


Cara kerja dari valvevalve yang ada pada water column ini adalah sebagai
berikut :
1. V5 1
dan V4
3 2 Harus dibuka karena V5 dan V4 ini mewakili level air yang ada pada
sight glass yang menunjukkan level air yang ada di dalam boiler.
2. 3V3
Harus ditutup karena jika V3 air yang ada di dalam boiler akan keluar
semua

3. V1 dan V2
Harus ditutup karena jika dibuka maka uap yang ada didalam water
column akan keluar lewat V1 dan airnya akan keluar lewat V2. V1 dan V2 ini
digunakan sebagai checking valve untuk mengetahui apakah V5 dan V4 buntu
atau tidak yaitu dengan cara membuka V1 dan V2 dan apabila tidak keluar uap
dan air maka V5 dan V4 buntu.
6. Burner
Burner terdiri dari :
Motor Listrik
Fan, berfungsi untuk memasukkan udara ke dalam Boiler.
Electrode berfungsi untuk menimbulkan percikan bunga api
Ignition Transformer berfungsi untuk menaikkan kuat arus ( Amp ) dan
untuk menurunkan tegangan ( Volt ) yang ditujukan untuk
mempermudah dalam menimbulkan percikan bunga api.
Nozel Injector berfungsi untuk mengkabutkan ( menyepray ) bahan
bakar sehingga dapat mempermudah bahan bakar untuk terbakar.
Photo Cell berfungsi untuk menghentikan fungsi electroda bila sudah
terjadi pembakaran.
Fuel Pump berfungsi untuk memompa bahan bakar ke dalam ruang
bakar.
7. Main Steam Valve
Main Steam Valve berfungsi untuk memberi kesempatan keluarnya
Okxygen yang ada di dalam boiler saat awal proses dihidupkan
8. Hand Hole
Hand Hole digunakan untuk mempermudah dalam melakukan
maintenance boiler.
2.6 Karakteristik Boiler
Ada beberapa petunjuk yang memberi gambaran spesifik dari boiler dapat
diketahui melalui karakteristiknya sebagai berikut :
1. Tekanan effektif dari boiler dinyatakan dalam bar ( kg/ cm 2 )atau N/m 2 atau
Pa (pascal).
2. Suhu uap panas lanjut

Suhu uap kondisi kering dimana besarnya lebih kecil dari suhu 550C hal ini
untuk menyelamatkan pipa boiler.
3. Produksi uap tiap jam atau kapasitas penyimpanan untuk boiler untuk Boiler
kapasitas rendah besarnya antara 10 kg/jam sampai 250 Kg/ jam. Untuk boiler
kapasitas besar bisa mencapai 4000 ton/ jam.
4. Luas panas pengumpan adalah luas metalik dari pemproduksi uap yang
berhubungan langsung dengan gas panas. Untuk kapasitas rendah mencapai 2
m2 untuk kapasitas besar mencapai 2000 m2
5. Produksi uap spesifik adalah produksi uap tiap jam tiap m2 dari luas panas
penguapan untuk kapasitas kecil 10 kg/ jam m2 dan kapasitas besar 60 Kg/
jam m2.
6. Randemen termis dari boiler adalah perbandingan antara jumlah kalor yang
diserap oleh boiler untuk penguapan dengan jumlah kalor yang diberiknan
bahan bakar/jam.
2.7 Persiapan Pengoperasian Boiler
Dalam persiapan pengoperasian boiler yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Pemeriksaan air yang ada di tandon
Pemeriksaan air yang ada di dalam tandon perlu dilakukan karena supply
air dalam boiler berasal dari air yang ada di dalam tandon.
2. Pemeriksaan air di Feed Water Tank
Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk mengetahui persedian air yang
3.
4.
5.
6.
7.

ada di dalam FWT.


Pemeriksaan air yang ada di dalam boiler lewat Sight Glass
Pemeriksaan Bahan bakar
Pemeriksaan Listrik ( Power Supply )
Pengaturan Valve
Start.
Dalam proses pengoperasian boiler yang juga harus diperhatikan adalah

kualitas air yang akan digunakan sebagai feed water ke dalam boiler. Karena air
yang akan digunakan dalam boiler apabila tidak diolah terlebih dahulu dapat
menyebabkan korosi pada boiler. Dan hal ini dapat menyebabkan turunnya
performance ( efisiensi ) boiler. Korosi ini timbul akibat bereaksinya H2O dengan
FeC yang membentuk CO yang dapat menimbulkan korosi. Korosi ini juga dapat
menyebabkan penipisan logam baik pada boiler ataupun saluran-saluran yang ada
sehingga sangat berbahaya sekali jika itu terjadi karena dapat menyebabkan hal-

hal yang tidak diinginkan seperti peledakan ataupun kebakaran dan lain
sebagainya.
2.8 Proses Pengolahan Air Feed Water
Proses pengolahan ( Treatment ) air yang akan di gunakan sebagai feed water
adalah sebagai berikut, air PDAM dari tandon atas turun secara gravitasi dan
masuk kedalam Feed Water Tank ( FWT ) ketika Va dibuka. Tetapi terlebih dahulu
air PDAM tersebut masuk kedalam Softener. Softener ini berfungsi untuk
melunakkan air bahan baku bolier. Setelah itu air tersebut akan mengalir masuk
kedalam Feed Water Tank ( FWT ). Air bahan baku boiler yang ada di dalam
FWT harus ditreatment lagi untuk menghilangkan mineral-mineralnya dan
oksigen yang terkandung, yaitu dengan menambahkan larutan Dosage atau
larutan Housemen dengan cara di-injectsikan. Baru setelah FWP diaktifkan dan
Vb dan Vc dibuka maka air bahan baku boiler yang telah ditreatment yang berada
di FWT dapat dialirkan masuk kedalam boiler.
Ada juga beberapa sistem treatment air bahan baku boiler yang menggunakan
Demin. Demin atau Demineralisasi digunakan untuk menghilangkan mineralmineral yang ada di dalam boiler, yaitu dengan menggunakan Resin ( pasir kering
), Anion yang berupa ( NaOH ), Kation yang berupa ( HCl ) dan penggunaan
Mixbed.
Yang digunakan sebagai parameter air bahan baku boiler untuk menghindari
korosi atau untuk meningkatkan performance boiler, yaitu dengan :

pH

Hardness

Conductivity

Kandungan Clorate (Cl)

Kandungan Silica, dll

2.9 Perawatan ( Maintence ) Boiler


2.9.1 Perawatan harian ( Daily Mantenence )
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tiap 1 jam :
a) Water level dari tanki condensate
b) Fuel oil level dari dari service tank dan strong tank

c) Cooling Water
d) Suhu dan tekanan minyak pelumas dari seluruh peralatan katel
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tiap 4 jam :
a) Buka drain valve tanki penampungan udara, pemanas udara dan tank
compressor.
Analisa boiler feed Water dan boiler Water tiap 2 jam sekali
Ganti Burner dan bersihkan Burner tip (bila menggunakan Burner).
Lakukan damping stocker.
Lakukan Soot blowing.

b)
c)
d)
e)

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tiap 8 jam :


a) Lakukan Blow Down lower drum.
b) Lakukan pembersihan total diseluruh area boiler.
c) Penggantian/pemberian chemical baru untuk boiler Water
2.9.2 Perawatan Mingguan ( Weekly Maintenance )
1.
2.
3.
4.

Pembersihan saringan ( screen ) pada masing-masing bagian atau alat.


Cek kekencangan rantai dan belt.
Lakukan blow pada bagian bawah.
Lakukan pelumasan-pelumasan pada bearing

2.9.3 Perawatan Bulanan ( Mounthly Maintenance)


1.
2.
3.
4.

Lakukan blow pada header


Keluarkan abu dari dalam ketel
Cek pelumasan pada coupling-coupling
Cek I.D.F impeller dan Dust collector.

2.10 Pemeliharaan Boiler


2.10.1 Pemeliharaan Boiler Selama Masa Operasi
Ketel uap tidak akan dapat berumur panjang apabila tidak dilaksanakan
pemeliharaan secara seksama ( intensif ), baik dalam masa operasi maupun dalam
masa penyimpanan. Pemeliharaan secara seksama dalam masa operasi dimaksud
adalah bagaimana cara mengoprasikan ketel uap tersebut sesuai dengan petunjuk
yang berlaku atau yang sesuai dengan design pembuat boiler tersebut.
Disamping itu pula, maka penggunaan air umpan juga harus sesuai atau
memenuhi

syarat

sebagai

air

pengisi

ketel.

Yang

jelas

bahwa

air

pengisi boiler harus bebas dari zat-zat yang dapat merusak boiler, baik korosi
maupun kerak. Untuk mencegah hal demikian, maka dilakukan perlakuan
external treatment dan

internal treatment,

misalnya

di

pasang

PH control pada condensate line, atau dilakukan water treatment untuk raw Water,
juga penginjeksian chemical pada feed water boiler Water.
Untuk mengetahui bahwa sifat-sifat air sudah memenuhi syarat, maka
dilakukan penelitian air pengisi dan air boiler secara intensif di laboratorium.
Denga menjaga angka angka yang disajikan sebagai air pengisi dari
air boiler berarti juga membantu penggunaan boiler berumur panjang. Standar
limit untuk boiler Water adalah :
Tabel Standar Limit untuk Boiler Water
PH

10,8-11,3

Conduktifity (mhs)

3000

Dissolved solid (ppm)

2250

Total hardness (ppm)

tracess

O alkalinity (ppm)

200

Phosphate (ppm)

30-70

Sulphite (ppm)

20-40

Silica as SiO2 (ppm)

0,25 x O Alk

2.10.2 Pemeliharaan Boiler Selama Setelah Masa Operasi


Tidak kalah pentingnya pemeliharaan boiler selama setelah masa operasi
dibanding dengan masa selama operasi. Sebab bagaimanapun logam itu akan
dengan mudah dirusak oleh zat-zat perusak logam , misalnya oksigen dsb.
Apalagi ketel uap yang akan disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama,
hal tersebut harus mendapatkan perawatan yang betul baik. Langkah pertama
yang diambil setelah boiler mengalami operasi beberapa bulan dan akan
disimpan cukup lama adalah chemical Cleaning dan mechanical Cleaning,

adapun

penginjeksian chemical kedalam

boiler untuk

proses chemical Cleaning yaitu:


a. Dua hari sebelum boiler dimatikan, maka jenis chemical yang telah
ditentukan serta dosisnya mulai diinjeksikan dengan memonitor PH
air boiler tidak boleh lebih dari 13.
b. Secara rutin dilakukan Blow Down lower drum, untuk membuang kotorankotoran yang mengendap.
c. Setelah dua hari di injeksikan chemical, maka boiler dimatiakn dan
selanjutnya dilakukan sirkulasi air / penggantian air pengisi.
d. Setelah boiler dalam keadaan dingin, maka air boiler di

blow

dikosongkan )
e. Diadakan pemeriksaan oleh pihak depnaker, untuk menentukan hal-hal
yang perlu dilaksanakan pada langkah selanjutnya contohnya pada
perlakuan mechanical Cleaning dalam dan luar pada bagian boiler.
f. Setelah diadakan pembersihan baik bagian luar maupun dalam yang mana
hal tersebut dilakukan dengan dengan memerlukan waktu , maka akan
dilakukan ulang oleh pihak Depnaker, untuk menentukan apakah masih
perlu dilakukan pembersihan ulang atau tidak.
2.11 Pemeriksaan Dan Perbaikan ( Repair )
2.11.1 Pemeriksaan Boiler
Pemeriksaan ketel uap dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Pemeriksaan yang dilakukan oleh Depnaker yaitu steam drum, Water drum,
superheater Tube,

kebersihan,

kekuatan

material,

kondisi

material

dan Water Tube. Bagian-bagian tersebut tentunya dikaitkan dengan bagianbagian yang bertekanan tinggi yang sangat membahayakan bagi keselamatan
manusia.
2. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak perusahaan yaitu bagian yang tidak
bertekanan tinggi, yang mana bagian tersebut dikaitkan dengan produktivitas
dan hal-hal yang mengganggu efisiensi boiler misalnya pada rangka bakar,
dinding boilercasing, impeller, damper, isolasi dsb.
Setelah kedua belah pihak menentukan bagian-bagian mana yang perlu
diadakan perbaikan dan penggantian, maka dimulailah repair.

2.11.2 Perbaikan ( Repair ) Boiler


Perbaikan pada boiler terdiri dari :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Penggantian pipa pipa air.


Penggantian pipa pipa uap.
Penggantian pipa pipa gas.
Perbaikan batu-batu dinding.
Perbaikan casing.
Perbaikan impeller
Isolasi
Apabila pekerjaan perbaikan dinyatakan sudah selesai, maka selanjutnya

akan diadakan periksaan yang ketiga oleh pihak Depnaker dan perusahaan.
2.12 Hydrostatis Test
Untuk menetukan bahwa boiler tersebut sudah memenuhi syarat untuk di
operasikan maka dilakukan hydrostatis test. Hydrostatis test yaitu perlakuan
pemadatanboiler dengan menggunakan air dingin dan bersih untuk mengetahui
dan meyakinkan bahwa boiler tersebut dalam keadaan tidak bocor baik
pada valve, packing dan pipa. Cara pemadatan yang benar adalah:
a. Boiler dalam

keadaan

kosong,

rapat, safty valve difrange

drain

mati, steam valve uap

drain
induk

valve ditutup
ditutup

rapat, vent valve steam drum dan superheater dibuka penuh.


b. Jalankan pompa feed Water dengan bukaan kecil, dengan kondisi air pengisi
yang memenuhi syarat.
c. Setelah air boiler penuh sehingga air tumpah melalui vent valve, dan yakinkan
bahwa udara sudah tidak ada, matikan pompa dan tutup vent valve.
d. Jalankan pompa khusus pemadatan, dengan kapasitas yang kecil ( ditentukan
), untuk mendapatkan kenaikan tekanan secara perlahan.
e. Kenaikan tekanan pada pemadatan adalah 10% dari tekanan kerja yang di
izinkan. Tekanan pengujian ( pemadatan ) yang di izinkan adalah:
Tekanan kerja kurang atau sama dengan 5 kg/cm2, maka tekanan

pemadatan = 2 kali tekanan kerja.


Tekanan kerja lebih besar dari 5 kg/cm2, lebih kecil dari 10 kg/cm2,

maka tekanan pemadatan = 5 + tekanan kerja.


Tekanan kerja lebih besar dari 10 kg/cm2, maka tekanan pemadatan =
1,5 kali tekanan kerja.

Sedangkan untuk boiler yang sudah digunakan, tekanan pemadatan =


tekanan kerja maksimum + 3 kg/cm2.
f. Penekanan pada tekanan pengujian dilakukan tidak terlau lama, maka sesudah
nya tekanan diturunkan pelan-pelan dengan kecepatan 5 kg/cm2/menit
maksimum.
2.13 Steam Test ( Percobaan dengan Tekanan Uap )
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan kerja dari tingkat
pengamanan ( safety valve ) disesuaikan dengan maksud pemakaian. Dengan
tidak melebihi tekanan yang di izinkan. Percobaan ini dilakukan pada tiap:
a.
b.
c.
d.
e.

Penggantian tiap-tiap pengaman


Pemakaian tingkat pengaman dengan menggunakan pegas.
Tingkat-tingkat pengaman yang bekerjanya diragukan.
Penggantian jenis bahan bakar.
Setiap boiler yang dilengkapi dengan alat otomatis

2.14 Keamanan Boiler


Secara historis, boiler adalah sumber cedera serius dan kerusakan
properti karena prinsip teknik kurang dipahami. Kerang logam tipis dan rapuh
bisa pecah, sementara jahitannya buruk dilas dikeling atau bisa membuka,
mengarah ke letusan kekerasan terhadap uap bertekanan. Ketika air diubah
menjadi uap mengembang ke lebih dari 1.000 kali volume awalnya dan
bergerak ke bawah pipa uap pada lebih dari 100 kilometer per jam. Karena uap
ini merupakan cara terbaik untuk memindahkan energi dan panas di sekitar
situs dari boiler sentral untuk tempat yang membutuhkan, tapi tanpa
pengobatan air umpan boiler yang tepat, tanaman uap penggalangan akan
menderita pembentukan kerak dan korosi. Paling-paling, ini meningkatkan
biaya energi dan dapat menyebabkan uap berkualitas buruk, efisiensi
berkurang, kehidupan tanaman lebih pendek dan operasi tidak dapat
diandalkan. Paling buruk, dapat memicu terjadinya kerusakan fatal dan korban
jiwa. Tabung boiler Collapsed atau copot juga bisa menyemprotkan mendidihpanas uap dan asap keluar dari asupan udara dan saluran menembak, melukai
petugas pemadam kebakaran yang memuat batubara ke dalam api ruang. Boiler

sangat besar menyediakan ratusan tenaga kuda untuk mengoperasikan pabrik


berpotensi dapat menghancurkan seluruh bangunan.

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat Dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Boiler Unit
b. Gloves
c. Lap / Kain Pembersih.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.

Air PDAM
Bahan Bakar (Solar)
Larutan Softener (NaCl)
Larutan Dosage (Housemen).

3.2 Prosedur Kerja

3.2.1 Start Up Boiler


Prosedur start up boiler adalah:
1

Dilakukan pemeriksaan air yang ada di dalam boiler lewat sight glass.
Jika sight glass menunjukkan boiler dalam low level maka iar dapat
disuplaykan kedalam boiler.

Dilakukan pemeriksaan air yang ada di dalam Feed Water Tank.

Dilakukan pemeriksaan air yang ada di dalam tandon air. Perlu


dilakukan dikarenakan air yang ada di dalam tandon merupakan bahan
baku utama boiler. Jika habis maka kran dan pompa air dapat dibuka
sehingga air PDAM dapat disuplaykan ke dalam tandon air.

Dilakukan pemeriksaan Bahan Bakar. Jika bahan bakar habis maka


bahan bakar dapat segera diisikan ke dalam Fuel Tank sebelum boiler
dioperasikan.

Dilakukan pemeriksaan Supplay Listrik. Dipastikan bahwa supplay


listrik tidak ada gangguan atau cukup untuk digunakan.

Valve valve yang ada di atur. Yaitu dengan dibukanya valve saluran air
yang akan dialirkan kedalam softener dan boiler. Tidak hanya itu saja
valve bahan bakar jaga harus dibuka. Main Steam Valve dan Blow Down
Valve ditutup, baru setelah dilakukan starting boiler Blow Down Valve
dan Main Steam Valve dapat di buka.

Starting Boiler dapat dimulai.

Dicatat waktu start up boiler

Dicatat First water consumption

10

Dicatat temperature dan pressure tiap 10 menit sekali

11

Dicatat gas buang (flue) yang dihasilkan.


3.2.2 Shut Down Boiler
Prosedur shut down boiler adalah:

1.

Switch Off Boiler ditekan


2. Katub uap buang dibuka secara perlahan lahan untuk menghindari
Steam Hummer. ( Bergeraknya atau bergetarnya pipa pipa yang
dilewati uap karena tekanan yang besar )

3.

Ditunggu hingga tekanan dalam boiler = 0

4. Main Steam Valve dibuka secara perlahan-lahan untuk menghindari


terjadinya steam hummer.
5.

Dicatat waktu Shut Down Boiler

6.

Dicatat Last water consumption

7.

Dicatat Fuel Consumption

3.3 Rangkaian Percobaan / Gambar Kerja

Gambar 3.1 Rangkaian Percobaan / Gambar Kerja

Gambar 3.2 Rangkaian Pengoperasian Boiler

Gambar 3.3 Rangkaian Percobaan / Gambar Kerja

3.4 Prosedur Keselamatan

Dalam boiler tekanan maksimumnya adalah 10 bar jika hal ini tercapai
akan berfungsi beberapa keselamatan antara lain :
a. Burner mati secara otomatis.
b. Double Safety Valve akan menyemburkan uap yang bertekanan lebih besar
dari 10 bar.
c. Diatas burner terdapat penngamanan berupa tali yang dihubungakan dengan
kawat baja, yang jika tekanan melebihi tekanan maksimum akan terbakar dan
terputus , yang selanjutnya akan menutup bahan bakar ke Burner dan tentunya
burner akan mati.

BAB 4
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Data Praktikum
Keterangan Boiler di PPNS
1.

Kapasitas Uap = 480 kg/hr

2.

Pressure

= 10 Bar

3.

Jenis

= Fire Tube Boiler & Vertical Boiler

4.

Bahan Bakar

= Solar (Cair atau Liquid)

5.

Air Bahan Baku = Air PDAM + Softener (NaCl) + Dosage (Lar. Housemen)
Data Untuk Percobaan
1.
2.
3.
4.

Fuel Consumption
= 4 liter (0,04 m3)
water
= 1000 kg/m3
Fuel
= 0,832 kg/m3
Nilai Kalor Bahan bakar (cp) = 4325 kj/kg

Data Hasil Percobaan


1. Timing (hours)
a. Shut Down Boiler = 8.45
b. Shut Up Boiler
= 8.13
Time = 32 menit
= 0,533 hour
2. Feed Water Consumption (m3)
a. Posisi meter air setelah shut down = 590,85 m3
b. Posisi air setelah start up
= 590,748 m3
Feed Water Consuption
= 0,102 m3

Tabel 4.1 Data praktikum boiler


Fuel
Flow

Temperatur
No

Time

Rate

(menit)

(liter)
Air

Fuel Water

Fuel

Steam

Pressure (bar)

Flue

Steam

Fuel
Pump

31

31

31

31

32

0,1

32

31

31

31

243

0,1

0,5

8,5

10

33

32

32

31

264

0,8

8,5

15

33

32

32

31

275

8,5

20

33

32

32

31

287

8,5

25

34

32

32

31

290

8,5

30

34

32

32

31

307

7,4

8,5

33 mati

34

32

32

32

256

45 hidup

35

31

31

174

220

10

47 mati

35

32

32

178

225

11

9.25

34

33

32

177

268

12 9.33 mati

35

32

32

173

204

13 9.37 hidup

35

32

31

179

249

9,1

(Sumber: Hasil Praktikum, 2015)

4.2 Perhitungan Hasil Praktikum


1. Lama waktu beroperasi
= shut down start up
= 8.45 8.13
= 32 menit atau 0,533 jam
2. Feed Water Consumption (m3)
Water Consumption

= Konsumsi Akhir Konsumsi Awal


= 590,850 m3 590,748 m3
= 0,102 m3

3. WaterFlow Rate
Debit air

Feed Water Consumption


Waktu

0,102 m3
0,533 jam

= 0,191 m3/jam
4. Fuel Flow Rate
Debit Bahan Bakar

F uel Flow Rate


Waktu

0,102 m3
0,533 jam

= 0,191 m3/jam
5. Mass Feed Water Flow Rate
Laju aliran massa aliran (mw)
mw

= water x water flow rate


= 1000 kg/ m3 x 0,191 m3/jam
= 191 kg/jam

6. Mass Fuel Flow Rate


Laju aliran massa bahan bakar (mf)
mf
= fuel x fuel flow rate
= 0,832 kg/m3x 0,191 m3/jam
= 0,1589 kg/jam
7. Enthalpi Air yang Masuk ke Boiler (hf), pada T Air 31 oC
hf = 129,96 kj/kg
8. Enthalpi Uap Hasil Pembakaran (hg), pada T Uap 180 oC
hg = 2558,1 kj/kg
9. Efisiensi boiler

mw (hg-hf)

x 100%

mf x Cp
= 191kg/jam (2558,1-129,96) kj/kg x 100%
0,1589 kg/jam x 4325 kj/kg
= 67 %
4.3 Pembahasan Hasil Praktikum
Dari data yang telah diperoleh dari hasil percobaan didapatkan adanya data
yang fluktuatif mengenai temperatur udara yang diambil tiap menitnya, yaitu antara
31oC 35oC. Fluktuasi ini terjadi dikarenakan adanya panas yang dihasilkan oleh
boiler sehingga berpengaruh terhadap suhu udara luar. Fluktuasi suhu udara ini
sangat kecil sekali sehingga tidak begitu berpengaruh terhadap efisiensi dari boiler.
Dari hasil perhitungan yang telah dibuat dari data hasil percobaan,
didapatkan bahwa efisiensi boiler adalah = 67%. Besar atau kecilnya efisiensi yang
dimiliki oleh suatu boiler dipengaruhi oleh beberapa factor. Secara teoritis factor
factor tersebut dapat diketahui dari rumus yang digunakan dalam perhitungan
efisiensi boiler. factor factor tersebut adalah : Mass Feed Water Flow Rate (M w)
yang mana semakin besar Mw yang digunakan oleh Boiler saat pengoperasiannya
maka akan semakin besar efisiensi yang dihasilkan oleh boiler. Mass Feed Water
Flow Rate (Mw) sendiri dipengaruhi oleh banyaknya air yang terkonsumsi saat
pengoperasian boiler tiap jamnya. Yang mana semakin besar konsumsi air yang
digunakan tiap jamnya maka akan semakin besar pula (M w) dari boiler dan itu
berarti akan semakin besar pula efisiensi dari boiler itu sendiri.
Mass Fuel Flow Rate (Mf) juga berpengaruh terhadap efisiensi dari boiler
itu sendiri. Karena (Mf) berbanding terbalik maka semakin besar (Mf) maka
semakin kecil efisiensi yang dimiliki oleh boiler. (Mf) sendiri dipengaruhi oleh
debit bahan bakar atau bnyaknya konsumsi bahan bakar tiap jamnya dan massa
jenis dari bahan bakar yang digunakan. Karena baik debit bahan bakar maupun
massa jenis dari bahan bakar yang digunakan berbanding lurus dengan (M f) maka
semakin besar debit bahan bakar dan semakin besar massa jenis dari bahan bakar
yang digunakan maka akan semakin besar pula (M f) dan ini berarti efisiensi boiler
akan semakin kecil.

Selain itu factor dari entalphi uap (hg) dan air (hf) juga berpengaruh dalam
menentukan besar kecilnya efisiensi dari boiler. Yang mana semakin besar
perbandingan antara (hg) dan (hf) yang mana apabila (hg) semakin besar oula maka
akan semakin besar pula efisiensi dari Boiler. Hal itu dikarenakan besarnya nilai
pengurangan antara (hg) dengan (hf) berbanding lurus dengan efisiensi boiler.
Faktor yang juga menentukan besarnya nilai efisiensi yang dimiliki oleh boiler
adalah besarnya nilai kalor dari bahan bakar yang digunakan, yang mana semakin
besar nilai kalor dari bahan bakar yang digunakan semakin besar maka akan
semakin kecil efisiensi yang dihasilkan oleh boiler. Hal itu dikarenakan besarnya
nilai kalor bahan bakra yang digunakan berbanding terbalik dengan efisiensi boiler.
Dari beberapa macam factor dari segi teoritis yang mempengaruhi efisiensi
boiler dapat analisa lebih lanjut untuk mengetahui factor factor apa saja yang
dapat menentukan efisiensi boiler secara realnya di lapangan (nyata pada
aplikasinya). Jika dilihat dari segi teoritis diketahui ada factor Mass Fuel Flow
Rate (Mf) dan Mass Feed Water Flow Rate (Mw) maka pada dasarnya dapat
diketahui bahwa semakin besar konsumsi bahan bakar yang digunakan untuk
menguapkan sejumlah air tertentu dalam waktu tertentu dan suhu tertentu maka
dapat menunjukkan kurang baiknya efisiensi dari boiler itu sendiri. Dari sini dapat
diketahui bahwa efisiensi boiler dipengaruhi oleh kualitas air, bahan bakar, dan
performance fisik dari boiler itu sendiri.
Kualitas air (feed water) yang digunakan tergantung dari treatment yang
digunakan yang mana semakin baik treatment yang digunakan maka akan semakin
baik pula kualitas air yang digunakan sebagai feed water. Dengan kualitas feed
water yang baik berarti feed water yang digunakan memiliki nilai kekerasan yang
rendah (lebih soft) serta tidak mengandung mineral mineral atau kotoran lain
yang dapat menurunkan performance dari boiler. Selain itu juga memiliki pH netral
(mendekati = 7) untuk mencegah terjadinya korosi pada boiler karena pH yang
asam ataupun basa. Ini berarti dengan kualitas feed water yang baik berarti bahwa
feed water yang digunakan akan lebih mudah diuapkan sehingga tidak
membutuhkan konsumsi bahan bakar yang lebih besar untuk menguapkan sejumlah
air pada waktu tertentu dan suhu tertentu. Karena dengan hal ini bisa menurunkan
konsumsi bahan bakar maka berarti dapat menurunkan (Mf) yang digunakan.
Karena (Mf)

berbanding terbalik dengan besarnya efisiensi boiler ini berarti

dengan turunnya nilai (Mf) maka akan semakin besar efisiensi yang dimiliki oleh
boiler.
Selain itu juga factor bahan bakar yang mempengaruhi efisiensi dari boiler
itu sendiri adalah titik bakar dari bahan bakar yang digunakan. Karena semakin
tinggi titik bakar dari suatu bahan bakar maka berarti bahan bakar tersebut
memiliki kemampuan yang baik untuk menguapkan air dengan waktu yang relative
lebih cepat sehingga bahan bakar yang digunakan untuk menguapkan air dalam
jumlah tertentu pada suhu dan waktu tertentu adalah semakin sedikit dan ini dapat
memperbesar efisiensi yang dimiliki oleh boiler. Selain itu juga harus dilihat nilai
kalor dari bahan bakar tersebut karena apabila perbandingan antara kemampuan
bahan bakar untuk menguapkan air pada waktu, jumlah dan suhu tertentu dengan
nilai kalor bahan bakar tersebut adalah semakin besar. Dalam artian dengan
menggunakan bahan bakar dengan titik bakar yang lebih tinggi beberapa tingkat
dari sebelumnya justru dapat menaikkan nilai kalor bahan bakar tersebut beberapa
kali maka ini justru dapat menurunkan efisiensi dari boiler itu sendiri. Oleh karena
itu penggunaan jenis bahan bakar juga mempengaruhi efisieansi dari boiler itu
sendiri.
Sedangkan factor yang juga penting dalam penentuan efisiensi dari boiler
adalah performa fisik dari boiler tersebut. Maksudnya bahan yang digunakan untuk
membuat boiler adalah bahan yang mudah menghantarkan panas tetapi memenuhi
syarat syarat keamanannya. Jika dilihat lebih jauh lagi maka factor maintenance
juga mempengaruhi efisiensi dari boiler yang mana jika boiler tidak dibersihkan
pada jangka waktu tertentu maka akan banyak terdapat kerak kerak yang
menempel pada dinding boiler. kerak kerak yang menempel pada dinding boiler
(pipa apinya ataupun pipa airnya) akan menghambat penghantaran panas. Sehingga
untuk menguapkan air dalam jumlah dan waktu tertentu dibutuhkan konsumsi
bahan bakar yang lebih banyak dan hal ini berarti semakin menurunkan efisiensi
dari boiler itu sendiri.

BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum boiler ini adalah sebagai berikut:
1.

Dari hasil praktikum yang digunakan, dengan waktu selama 100 menit, efisiensi dari

boiler sebesar 67%


2. Faktor yang penting dalam efisiensi dari boiler adalah performa fisik dari boiler
tersebut. Maksudnya bahan yang digunakan untuk membuat boiler adalah bahan
yang mudah menghantarkan panas tetapi memenuhi syarat syarat keamanannya.
faktor maintenance juga mempengaruhi efisiensi dari boiler yang mana jika boiler
tidak dibersihkan pada jangka waktu tertentu maka akan banyak terdapat kerak
kerak yang menempel pada dinding boiler. kerak kerak yang menempel pada
dinding boiler (pipa apinya ataupun pipa airnya) akan menghambat penghantaran
panas. Sehingga untuk menguapkan air dalam jumlah dan waktu tertentu dibutuhkan
konsumsi bahan bakar yang lebih banyak dan hal ini berarti semakin menurunkan
efisiensi dari boiler itu sendiri.

Selain itu juga factor bahan bakar yang

mempengaruhi efisiensi dari boiler itu sendiri adalah titik bakar dari bahan bakar
yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

G.Cusson Ltd. Kalorimeter Instructioanal Manual Hand Book England 1 December


1986, 2 march 1987.
Maridjo Petunjuk Praktikum Mesin Konversi Penerbit Pusat Pengembangan Pendidikan
Politeknik, Bandung 1995.
M.J. Djokosetyadjo Ketel Uap PT Pradnya Paramita, Jakarta 1999.

Anda mungkin juga menyukai