Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM KIMIA

ANALISIS DASAR

TITRASI
PENGENDAPAN/ARGENTOMETRI

Disusun Oleh :
Kelompok III :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

NURUN NISA
SARI RISKI HASIBUAN
SHINTYA FEBRIZA
TRY YULIARTI
VANDHITO RIZNA I.
YUNI KHAIRUNNISA
M. SYAHRAWI
YUNIA FRANSISKA

NIM. 061530400335
NIM. 061530400336
NIM. 061530400337
NIM. 061530400339
NIM. 061530400340
NIM. 061530400341
NIM. 061540402117
NIM. 061530400

KELAS : 1 KB
INSTRUKTUR : Ir. Hj. Sofiah, M.T.

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN 2015/2016


TITRASI PENGENDAPAN/ARGENTOMETRI
(PENENTUAN KLORIDA)

1. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mampu melakukan standardisasi dan penentuan pada
titrasi pengendapan
dengan menggunakan metode Mohr
2. RINCIAN KERJA
1. Standardisasi larutan AgNO
2. Penentuan kadar klorida pada cuplikan
3. DASAR TEORI
Titrasi pengendapan merupakan titrasi yang didasarkan pada reaksi
pembentukan

endapan antara analit dengan titran. Terdapat tiga

macam titrasi pengendapan yang dibedakan dari indicator yang


digunakan :
1.

Metoda Mohr

2.

Metoda Volhard

3.

Metoda Adsorbsi
Pada titrasi yang melibatkan garam-garam perak, ada tiga macam

indicator yang dipergunakan metoda Mohr menggunakan ion kromat


CrO42- , untuk mengendapkan AgCrO4 berwarna coklat. Metoda Volhard
menggunakan ion Fe3+ untuk membentuk kompleks berwarna dengan ion
tioksianat SCN- . Dengan metoda fajans menggunakan indicator
adsorbs.
Seperti suatu system asam basa dapat digunakan sebagai suatu
indicator untuk titrasi asam basa, maka pembentukan endapan dapat juga
digunakan sebagai petunjuk akhir suatu titrasi pada metoda mohr, yaitu
penentuan klorida dengan ion perak dengan indicator ion kromat,

penampilan pertama yang tetap dari endapan perak kromat yang


berwarna kemerah-merahan dianggap sebagai suatu titik akhir titrasi.
Merupakan hal yang diinginkan bahwa pengendapan indicator dekat
pada titik ekivalen. Perak kromat lebih larut (sekitar 8,4 x 10-5 mol/liter)
dari pada perak klorida
(1 x 10-5 mol/liter). Jika ion perak ditambahkan kepada sebuah larutan
yang mengandung ion klorida dalam konsentrasi yang besar dan ion
kromat dalam konsentrasi yang kecil, maka perak klorida akan terlebih
dahulu mengendap membentuk endapan berwarna putih, perak kromat
baru akan terbentuk sesudah konsentrasi ion perak meningkat sampai
melampaui harga Kkel perak kromat.
Metoda Mohr dapat juga digunakan untuk penentuan ion biomida
dengan perak nitrat. Selain itu juga dapat menentukan ion slanida dalam
larutan yang sedikit alkalis.
Argentometri
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum, yang
berarti perak. Jadi argentometri merupakan salah satu cara untuk
menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi
berdasar

pembentukan

endapan

dengan

ion

Ag+.

Pada

titrasi

argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur


dengan larutan standar garam perak nitrat AgNO 3. Dengan mengukur
volume larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag + dapat
tepat diendapkan, kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat
ditentukan.
Cara Mohr
Pada metode ini, titrasi halide dengan AgNO3 dilakukan dengan
K2CrO4. Pada titrasi ini akan terbentuk endapan baru yang berwarna. Pada
titik akhir titrasi, ion Ag+ yang berlebih diendapkan sebagai Ag2CrO4 yang
berwarna merah bata. Larutan harus bersifat netral atau sedikit basa,
tetapi tidak boleh terlalu basa sebab Ag akan diendapkan sebagai

Ag(OH)2. Jika larutan terlalu asam maka titik akhir titrasi tidak terlihat
sebab konsentrasi CrO4- berkurang.
Pada kondisi yang cocok, metode mohr cukup akurat dan dapat
digunakan pada konsentrasi klorida yang rendah. Pada jenis titrasi ini,
endapan indikator berwarna harus lebih larut dibanding endapan utama
yang terbentuk selama titrasi. Indikator tersebut biasanya digunakan
pada titrasi sulfat dengan BaCl2, dengan titik akhir akhir terbentuknya
endapan garam Ba yang berwarna merah.
Cara Volhard
Titrasi Ag dengan NH4SCN dengan garam Fe(III) sebagai indikator
adalah contoh metode volhard, yaitu pembentukan zat berwarna didalam
larutan. Selama titrasi, AgSCN terbentuk sedangkan titik akhir tercapai
bila NH4SCN yang berlebih bereaksi dengan Fe(III) membentuk warna
merah gelap [FeSCN]2+.
Pada metode volhard, untuk menentukan ion klorida suasana
haruslah asam karena pada suasana basa Fe3+ akan terhidrolisis. AgNO3
berlebih yang ditambahkan ke larutan klorida tentunya tidak bereaksi.
Larutan Ag+ tersebut kemudian dititrasi balik dengan menggunakan Fe(III)
sebagai indikator.
Cara Fajans
Dalam titrasi fajans digunakan indikator adsorpsi. Indikator adsorpsi
ialah zat yang dapat diserap pada permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warna. Penyerapan ini dapat diatur agar terjadi pada titik
ekuivalen, antara lain dengan memilih macam indikator yang dipakai dan
pH.
Indikator ini ialah asam lemah atau basa lemah organic yang dapat
membentuk endapan dengan ion perak. Misalnya flouresein yang
digunakan dalam titrasi ion klorida. Dalam larutan, flouresein akan
mengion. Flouresein dalam larutan berwarna hijau kuning, sehingga titik
akhir dalam titrasi ini diketahui berdasarkan tiga macam perubahan, yaitu

endapan yang semula putih menjadi merah muda dan endapan terlihat
menggumpal, larutan yang semula keruh menjadi lebih jernih, dan
larutan yang semula kuning hijau hampir tidak berwarna lagi.
4.

ALAT YANG DIGUNKAN

Neraca Analitis
Kaca Arloji
Erlenmeyer 250 ml
Buret 50 ml
Pipet ukur 25 ml
Gelas kimia 100 ml, 250 ml
Labu takar 100 ml, 250 ml
Spatula
Bola karet

5.

GAMBAR ALAT (Terlampir)

6.

BAHAN YANG DIGUNAKAN

AgNO3
Indicator K2CrO4
NaCl p.a
Cuplikan yang mengandung Cl

7.

PROSEDUR PERCOBAAN

7.1

Standardisasi Larutan Baku AgNO3


Menimbang 4,25 gram perak nitrat dan menambahkan air aquadest
sampai 250 ml dalam labu takar. Dijaga jangan sampai terkena

sinar matahari
Menimbang dengan teliti tiga cuplikan natrium klorida yang murni

dan kering seberat 0,20 gram dalam tiga Erlenmeyer 250 ml


Melarutkan tiap contoh dalam 50 ml air aquadest dan

menambahkan 2 ml 0,1 M kalium kromat.


Mentitrasi cuplikan dengan larutan perak nitrat sampai terjadi
perubahan warna menjadi kemerah-merahan yang stabil.

7.2

Penentuan Klorida
Menmbang dengan teliti cuplikan seberat 1 gram, melarutkan ke

dalam air sampai 100 ml.


Mengambil 25 ml alikot memasukkan ke dalam Erloenmeyer

berukuran 250 ml.


Menambahkan tiga tetes indicator kalium kromat.
Mentitrasikan dengan larutan baku perak nitrat sampai terjadi
perubahan warna menjadi kemerah-merahan yang stabil.

8. DATA PENGAMATAN
8.1 Standarisasi Larutan Baku/Standar AgNO3
N
o.

Gram analit (NaCl)

Volume titran
(AgNO3)

Perubahan warna

1.

200 mg

34 ml

Kuning
merahan

kemerah-

2.

200 mg

34,1 ml

Kuning
merahan

kemerah-

3.

200 mg

33,9 ml

Kuning
merahan

kemerah-

Volume rata-rata = 34 ml

8.2 Penentuan Cl- dengan AgNO3


N
o.

Volume analit

Volume titran
(AgNO3)

1.

25 ml

27 ml

Perubahan warna
Kuning

kemerah-

merahan
2.

25 ml

25 ml

3.

25 ml

26 ml

Kuning
merahan

kemerah-

Kuning
kemerahmerahan

Volume rata-rata = 26 ml

9. PERHITUNGAN
9.1 Standarisasi Larutan AgNO3
Menentukan normalitas AgNO3
gr NaCl
=
V AgNO3 x N AgNO3
BE NaCl
0,2 gr
58,442 gr /mol =

N AgNO3
N AgNO3

0,034 L

=
=

x N AgNO3

0,2 gr
1,987028
0,1 N

N Teori
=

gr AgNO 3
BE AgNO 3 X V AgNO 3

4,25 gr
gr
170
x 0,25 L
mol

0,1 N

Kesalahan=

N TeoriN Praktik
x 100
N Teori

0,10,1
x 100
0,1

0%

9.2 Penentuan Klorida dengan AgNO3


Menentukan % klorida dalam contoh
% Cl =

V AgNO 3 x N AgNO 3 x BE Cl
gr sampel

0,26 L x 0,1 N x 35,5 gr /mol


1 gram

x 100%

x 100%

% Cl = 9,23 %

10. PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan argentometri ?
Jawab : Argentometri adalah suatu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu

larutan yang dilakukan denngan titrasi berdasarkan


pembentukan endapan
ion Ag+ atau metode titrasi yang menggunakan larutan perak
nitrat sebagai
titran.
2. Pada titrasi yang telah Anda lakukan di atas, tuliskan apa yang
bertindak sebagai:

Standar Primer
Standar Sekunder
Analit
Indicator

Jawab :

Standar Primer: Natrium Klorida (NaCl)


Standar Sekunder: AgNO3 (Perak Nitrat)
Analit: BaCl2
Indicator: K2CrO4 (Kalium Kromat)

3. Tuliskan titrasi pengendapan yang bukan argentometri!


Jawab : Hasil pengendapan yang bukan argentometri adalah
presipitimetri, karena
presipitimetri tidak hanya meliputi pembentukan dengan Ag+
tetapi dengan
logam-logam yang lain.

11. ANALISA PERCOBAAN


Standarisasi Larutan Baku/Standar AgNO3
Pada percobaan ini pertama dilakukan dengan membuat larutan
perak nitrat sebanyak 4,25 gr dalam 250 ml aquadest yang digunakan
sebagai titran. Kemudian, menimbang cuplikan NaCl sebanyaj 0,2 gr
dalam masing-masing tiga erlenmeyer 250 ml. Setelah itu dilarutkan
dengan 50 ml aquadest masing-masing kedalam erlenmeyer yang berisi
cuplikan NaCl. Lalu titrasi dengan AgNO3 yang sebelumnya telah
ditambahkan 2 ml 0,1 M kalium kromat kedalam cuplikan sebagai
indikator, cuplikan di titrasi sampai terbentuk endapan putih dan
warnanya berubah menjadi kuning bening. Lama-kelamaan larutan yang
dititrasi akan berubah warna menjadi kemerah-merahan. Volume rata-rata
yang didapatkan dari 3 kali percobaan adalah 34 ml.
Penentuan Cl- dengan AgNO3
Pertama dilakukan dengan menimbang teliti cuplikan BaCl2 seberat 1
gram untuk dilarutkan ke dalam air sampai 100 ml. Kemudian mengambil
alikot dan memasukkan ke dalam erlenmeyer berukuran 250 ml, masingmasing dalam tiga erlenmeyer. Setelah itu, menambahkan masingmasing tiga tetes indikator kalium kromat. Titrasi larutan dengan AgNO3,
warna larutan akan berubah warna menjadi kuning bening kemudian
berubah warna menjadi merah-kemerahan. Volume rata-rata yang
didapatkan dari 3 kali percobaan adalah 26 ml.

12. KESIMPULAN
Dari percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa :
1. Titrasi pengendapan adalah titrasi yang didasarkan pada rekasi
pembentukan endapan antara analit dan titran.
2. Terdapat 3 macam titrasi pengendapan yang dibedakan dari
indicator yaitu :
1.
Metode Mohr, menggunakan ion kromat (CrO42-)
2.
Metode Volhard, menggunakan ion Fe3+
3.
Metode Fajans, mrnggunakan indikator Adsorbsi.
3. Dari percobaan yang telah dilakukan, maka didapatkan data :
N AgNO3

Kadar Cl- dalam BaCl2 :


4.

0,1 N
9,23 %

Ketika di titrasi baik pada standarisasi larutan baku/standar AgNO3

maupun
penentuan Cl- larutan akan berubah warna dari kuning bening
menjadi kemerahmerahan.

GAMBAR PROSES TITRASI PENGENDAPAN

Standarisasi Larutan Baku/Standar AgNO3

Menimbang 4,25 gram perak nitrat


ditambahkan dengan

AgNO3 yang telah


aquadest

NaCl + K2CrO4 sebelum titrasi


dengan larutan perak

Proses titrasi NaC l


nitrat

NaCl setelah titrasi

Penentuan Klorida

Menimbang cuplikan (BaCl2) seberat 1 gram


sebelum titrasi

BaCl2 + K2CrO4

Proses titrasi BaC l2 dengan larutan perak


titrasi
nitrat

BaCl2 setelah

GAMBAR ALAT

Neraca Analitis

Kaca Arloji

Erlenmeyer

Buret
Batang Pengaduk

Gelas Kimia

Pipet Ukur

Labu Takar
Corong pisah

Bola Karet
Spatula

Pipet tetes

DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet 2015 Kimia Analisis Dasar Politeknik Negeri Sriwijaya.
Wangikristalini.blogspot.com
Brainstormingo.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai