Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KIMIA DASAR

ANALISIS KUANTITATIF

DISUSUN OLEH:

Joy Anastasya Assa (2309484010038)


Ni Made Mila Ardiani (2309484010039)
I kadek Nata Wijaya (2309484010040)
Ni Putu Novia Angga Canti (2309484010041)

DIPLOMA III FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2023
PENETAPAN KADAR BESI SECARA PERMANGANOMETRI

I.TUJUAN:
1.1 TUJUAN UMUM
1. Untuk mengetahui analisa kuantitatif secara volumetri
2. Dapat melakukan pembakuan larutan standar yang akan digunakan pada penetapan
kadar senyawa secara volumetri
3. Dapat menentukan kadar senyawa secara volumetri
1.2 TUJUAN
1. Menetapkan Kadar besi secara Permanganometri

II.DASAR TEORI
Titrasi permanganometri adalah titrasi berdasarkan prinsipoksidasi reduksi dan
digunakan untuk menetapkan kadar reduktor dalam suasana asam sulfat encer. Larutan
bakuyang digunakanadalah larutan KMnO4 (Raymond, 2007). Kalium Permanganat
(KMnO4) telah banyak digunakan sebagai agen pengoksidasi selama lebih dari 100 tahun.
Reagenini dapat diperoleh dengan mudah, tidak mahal, dan tidak membutuhkan indikator
terkecuali untuk larutan yang amatencer. Satu tetes permanganat 0,1 N memberikan warna
merahmuda yang jelas pada volume dari larutan yang biasa dipergunakan dalam sebuah
titrasi.Warna ini dipergunakan untuk mengindikasikan kelebihan reagen tersebut.
Permanganat mengalami beragam reaksi kimia, karena Mangan (Mn) dapat dalam kondisi
+2, +3, +4, +6, +7 (Raymond, 2007).
Permanganometri merupakan salah satu metode titrasi yang menggunakan prinsip
reaksi reduksi dan oksidasi. Metode ini merupakan suatu metode yang sering digunakan
karena permanganometri memiliki kelebihan antara lain Permanganometri merupakan
oksidator kuat, tidak memerlukan indikator, mudah diperoleh dan terjangkau. Adapun
kekurangan dari metode ini adalah larutan ini tidak stabil dalam penyimpanan, jadi harus
sering dilakukan pembakuan (Mursyidi, 2006 dalam Putra, 2016) .
Prinsip permanganometri berdasarkan reaksi redoks (reduksi-oksidasi). Dimana
oksidasi adalah senyawa yang mengalami pelepasan elektron dan kenaikan bilangan
oksidasi sedangkan reduksi adalah senyawa yang mengalami penurunan bilangan oksidasi
dan penerimaan elektron (Khophar, 2007:48).
Kawat besi dengan tingkat kemurnian yang tinggi dapat dijadikan sebagai standar
primer. Unsur ini larut dalam asam klorida encer, dan semua besi(III) yang diproduksi
selama proses pelarutan direduksi menjadi besi (II). Oksidasi dari ion klorida oleh
permanganat berjalan lambat pada suhu ruangan. Namun demikian, dengan kehadiran
besi, oksidasi akan berjalan lebih cepat. Meskipun besi (II) adalah agen pereduksi yang
lebih kuat daripada ion klorida, ion yang belakangan disebut ini teroksidasi secara
bersamaan dengan besi. Kesulitan semacam ini tidak ditemukan dalam oksidasi dari
As2O3 ataupun Na2C2O4 dalam larutan asam klorida.
Sebuah larutan dari mangan (II) sulfat, asam sulfat dan asam fosfat, disebut larutan
“pencegah”, atau larutan Zimmermann-Reinhardt, dapat ditambahkan ke dalam larutan
asam klorida dari besi sebelum dititrasi dengan permanganat. Asam fosfat menurunkan
konsentrasi dari ion besi (III) dengan membentuk sebuah kompleks, membantu memaksa
reaksi berjalan sampai selesai, dan juga menghilangkan warna kuning yang ditunjukkan
oleh besi (III) dalam media klorida. Kompleks fosfat ini tidak berwarna, dan titik akhirnya
lebih jelas(Abdillah, 2012).

III.ALAT DAN BAHAN


Alat:
1. Beker glass
2. Erlenmeyer
3. Pipit tetes
4. Buret
5. Kaki tiga
6. Pembakar spiritus
7. Plat atas pembakaran
8. Gelas ukur
9. Botol semprot
10. Batang pengaduk
11. Termometer
Bahan:
1. Larutan H2C2O4 0,1 M
2. Larutan KMnO4 0,1 M
3. Aquades
4. H2SO4 2M
5. Larutan FeCI3

IV.PROSEDUR PERCOBAAN
Pembakuan Larutan Standar KmnO4 0,1 M:
1. Ambil 10 ml Larutan asam oksalat 0,1 M masukkan ke dalam labu erlenmeyer

2. Tambahkan 10 ml Larutan H2SO4 2M aduk dengan rata, kemudian panaskan sampai


70°C-80°C menggunakan penangas air
3. Masukkan Larutan KMnO4 kedalam buret dan bungkus dengan alumunium foil atau
koran
4. Dalam keadaan panas,titrasi larutan dalam erlenmeyer dengan KMnO4 secara
perlahan-lahan sampai diperoleh warna merah rose yang stabil

Penetapan kadar besi (Fe) pada sampel FeCI3:


1. 15 ml larutan FeCI3 diambil menggunakan pipet volume dan dimasukkan kedalam
labu erlenmeyer

2. Tambahkan dengan 10 ml Larutan H2SO4 2M ke dalam labu erlenmeyer tadi


3. Titrasi dengan Larutan KMnO4 yang sudah dibakukan sampai berwarna merah

V.HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN


Pembakuan Larutan Standar KMnO4 0,1M
Volume KMnO 0,1M yang diperlukan: 5 ml + 4 ml = 9 ml
9
= 4,5 ml
2

Perhitungan:
M1 X V1 = M2 X V2
M KMnO4 x V KMnO4 = M H2C2O4 x V H2C2O4
M KMnO4 x 4,5 ml = 0,1 M x 10 ml
M KMnO4 x 4,5 ml =1M
1𝑀
M KMnO4 =4,5 𝑀𝑙

M KMnO4 = 0,22 M
Penetapan kadar Besi (Fe) pada sam pel FeCl3
Volume KMnO4 : 0,22 M yang diperlukan: 0,75 ml
Perhitungan:
𝑀𝑟 162
BE FeCI3 = 𝑉𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 = = 54
3
(𝑉 𝑀𝑛𝑂4 𝑥 𝑀 𝑀𝑛𝑂4) 𝑥 𝐵𝐸 𝐹𝑒𝐶𝐼3
% Fe = x 100 %
𝑉 𝐹𝑒𝐶𝐼3
(0,75 𝑚𝑙 𝑥 0,22 𝑀) 𝑥 54
% Fe = x 100 %
15 𝑚𝑙

% Fe = 0,594 M x 100 %
% Fe = 59,4 %
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini praktikan telah melakukan titrasi permanganometri.
Pada percobaan ini dilakukan 2 langkah kerja, dimana yang pertama adalah
pembakuan/standarisasi kalium permanganat dan yang kedua penetapan kadar
FeCl3.
Pada percobaan titrasi ini, reagen permanganat sebagai titran pengoksidasi.
Larutan yang dititrasi adalah besi dalam asam sulfat, penitrasi ini dilakukan dalam
suasana asam. Untuk proses standarisasi larutan yang dititrasi adalah asam oksalatg
dalam asam sulfat dan larutan ini dipanaskan sampai 70°C, hal ini dilakukan karena
untuk titrasi permanganat jika dilakukan dalam suhu ruangan reaksinya berjalan
sangat lambat maka dari itu membutuhkan titrasi dalam keadaan yang sangat asam
dan harus dalam suhu yang tinggi atau menggunakan katalis. Hasil titik akhir titrasi
pada saat proses standarisasi kalium permanganat yaitu ditunjukkan dengan adanya
perubahan warna larutan menjadi merah rose yang stabil, warna ini didapat dalam
percobaan ketika sudah dititrasi dengan kalium permanganat volume sebanyak 4,5
ml sehimgga diperoleh konsentrasi dari kalium permanganat yaitu 0,22 M.
sedangkanl, hasil titik akhir ttirasi pada saat proses penetapan kadar besi (II) sulfat
yaitu ditunjukkan dengan adanya perubahan warna larutan menjadi merah, warna
ini didapat dalam percobaan ketika sudah dititrasi dengan kalium permanganat
volume sebanyak 0,75 ml sehingga diperoleh kadar Fe dari besi (II) sulfat sebesar
59,4%.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan perobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan :
1. Titrasi permanganometri harus dilakukan ditempat yang gelap.
2. Permanganat seb agai penitrasi dan bertindak sebagai pengoksisdasi.
3. Titrasi yang dilakukan dalam suasana asam.
4. Hasil titik akhor titrasi pada saat proses standarisasi kalium permanganatv yaitu
ditunjukkan dengan adanya perubahan warna larutan menjadi merah rose yang stabil,
warna ini didapat dalam percobaan ketika sudah dititrasi dengan kalium permanganat
volume sebanyak 4,5 ml sehingga diperoleh konsentrasi dari kalium permanganat
yaitu 0,22 M.
5. Hasil titik akhir titrasi pada saat proses penetapan kadar besi (II) sulfat yaitu
ditunjukkan den gan adanya perubahan warna larutan menjadi merah, warna ini
didapat dalam percobaan ketika sjudah dititrasi dengan kalium permanganat volume
sebanyak 0,75 ml sehingga diperoleh kadar Fe dari besi (II) sulfat sebesar 59,4%.
VIII. LAMPIRAN HASIL
Pembakuan Larutan Standar KMnO4 0,1 M:

Penetapan Kadar Besi (Fe) pada sampel FeCI3:

UJI SAMPEL 1 UJI SAMPEL 2


XI. DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Indah. 2012. Titrasi Permanganometri. http://catatankimia.com/. Diakses


pada tanggal 22 Maret 2014. ]
Mursyidi, A., dan Rohman, Abdul, 2006, Pengantar Kimia Farmasi Analisis
Volumetri dan Gravimetri, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai