Anda di halaman 1dari 9

TITRASI

PERMANGANOMETRI
1. PRINSIP TITRASI PERMANGANOMETRI
• Titrasi permanganometri merupakan titrasi redoks yg
menggunakan larutan standar larutan kalium
permanganat
• Metode permanganometri didasarkan pada reaksi
reduksi ion permanganat.
• Kalium permanganat dapat bertindak sebagai indikator,
jadi titrasi permanganometri ini tidak memerlukan
indikator
• Titrasi permanganometri dapat digunakan untuk
menentukan kadar dari logam Fe, asam dan garam-
garam oksalat
2. PEMBAKUAN LARUTAN KMnO4

• Larutan kalium permanganat mudah terurai oleh


cahaya, temperatur tinggi, dan asam atau basa.
• Kalium permanganat merupakan larutan baku
sekunder sehingga perlu distandarisasi terlebih
dahulu
• Larutan KMnO4 dapat distandarisasi dengan
menggunakan arsen trioksida (As2O3) dan natrium
oksalat (Na2C2O4)
1) Arsen Trioksida (As2O3)
• Senyawa As2O3 merupakan senyawa yang stabil, tidak
higroskopis dan tersedia dengan kemurnian tinggi.
• Pada suhu ruangan, reaksi antara As2O3 dengan KMnO4
berjalan lambat, sehingga perlu dilakukan pemanasan
atau penambahan katalis
2) Natrium Oksalat (Na2C2O4)
• Natrium oksalat memiliki tingkat kemurnian tinggi,
stabil dan tidak higroskopis.
• Reaksi oksalat dengan KMnO4 juga berlangsung
lambat sehingga perlu pemanasan
3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TITRASI
PERMANGANOMETRI
a. Kelebihan
• Titrasi permanganometri ini lebih mudah
digunakan dan efektif, karena reaksi ini tidak
memerlukan indikator
• hal ini dikarenakan larutan KMnO4 sudah
berfungsi sebagai indikator, yaitu ion MnO4-
berwarna ungu, dan disebut juga sebagai
autoindikator.
b.Kekurangan
1) Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama,
larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan
terurai menjadi MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi
akan diperoleh pembentukan presipitat coklat yang
seharusnya adalah larutan berwarna merah muda.
2) Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan
H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah
dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara
MnO4- dengan Mn2+ membentuk MnO2 yang berwarna
coklat
3) Pemberian KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan
H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah
dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat
karena membentuk peroksida yang kemudian terurai
menjadi air. Hal ini dapat menyebabkan pengurangan
jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk titrasi yang pada
akhirnya akan timbul kesalahan titrasi permanganometri
yang dilaksanakan
H2C2O4 + O2 H2O2 + 2CO2↑
H2O2 H2O + O2
3. PENENTUAN KADAR DALAM TITRASI
PERMANGANOMETRI
1. Sebanyak 0,091 gram FeSO4 dilarutkan hingga
volumenya menjadi 100 mL. Larutan tersebut
kemudian ditambahkan dengan 5 mL larutan asam
sulfat pekat. Kemudian larutan tersebut dititrasi
dengan larutan KMnO4 0,1 N. Jika volume KMnO4
yang dihabiskan sebanyak 20 mL. Hitunglah kadar
dari FeSO4!
Reaksi : 5Fe2+ + MnO4- + 8H+ → Mn+ + 5Fe3+ + 4H2O
Ar Fe = 58,8; S = 32; O = 16
2. Sebanyak 2 mL larutan H2O2 ditambahkan dengan
air sampai volumenya menjadi 50 mL. Dari 50 mL
larutan tersebut diambil 10 mL dan dititrasi dengan
menggunakan larutan KMnO4 0,1 N. Jika kadar H2O2
diperoleh adalah 9,25%, volume KMnO4 yang
dihabiskan dalam titrasi tersebut adalah… (Ar H = 1;
O = 16; BE H2O2 = 17)

Anda mungkin juga menyukai