Anda di halaman 1dari 13

Titrasi Permanganometri

Oleh : SUCI RAMADHANI NOOR


Pengertian Reduksi-Oksidasi
 Oksidasi adalah proses yang mengakibatkan hilangnya
satu elektron atau lebih dari dalam zat (atom,ion atau
molekul).Bila suatu unsur dioksidasi,keadaan
oksidasinya berubah ke harga yang lebih positif. Suatu
zat pengoksidasi adalah zat yang memperoleh electron
dan dalam proses itu zat direduksi.
 Reduksi adalah proses yang mengakibatkan
diperolehnya satu elektron atau lebih oleh zat
(atom,ion atau molekul).Bila suatu unsur direduksi
keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif
(kurang positif).Jadi suatu zat pereduksi adalah zat
yang kehilangan electron dalam proses itu zat ini
dioksidasi.
Permanganometri
Permanganometri adalah metode titrasi
dengan menggunakan kalium permanganat
yang merupakan oksidator kuat dalam larutan
yang bersifat asam. Titrasi ini didasarkan atas
titrasi reduksi dan oksidasi.
Pada proses titrasi permanganometri tidak perlu
ditambahkan indikator untuk mengatahui
terjadinya titik ekivalen,karena MnO4– yang sudah
berwarna ungu
 Reaksi reduksi ion permanganat (MnO4–) tergantung pada
suasana larutan.
 Dalam suasana asam ion permanganat (MnO4–) yang
berwarna ungu mengalami reduksi menjadi Mn2+ yang
tidak berwarna menurut reaksi :
MnO4 –   +   8H+   +   5e–      Mn2+   +   4H2O
 Dalam suasana netral dan basa,MnO4–  mengalami reduksi
menjadi endapan MnO2 yang berwarna hitam, menurut
reaksi : MnO4 –   +   2H2O   +   3e–     MnO2   +   4OH–
Sumber kesalahan dalam titrasi
Sumber-sumber kesalahan pada titrasi
permanganometri,antara lain terletak pada: Larutan
pentiter KMnO4- pada buret, apabila percobaan
dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KMnO4 pada
buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO2
sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh
pembentukan presipitat coklat yang seharusnya adalah
larutan berwarna merah rosa.Penambahan KMnO4 yang
terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4 yang telah
ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung
menyebabkan reaksi antara MnO4- dengan Mn2+.
Standar-standar Primer untuk
Permanganat
Arsen (III) oksida
Senyawa As2O2 adalah standar primer yang sangat baik untuk larutan-larutan
permanganat. Senyawa ini stabil, nonhigroskopik dan tersedia dengan tingkat
kemurnian yang tinggi.
Natrium Oksalat
Senyawa ini Na2C2O4, juga merupakan standar primer yang baik untuk permanaganat
dalam larutan asam. Senyawa ini dapat diperoleh dengan tingkat kemurnian yang
tinggi, stabil pada saat pengeringan, dan nonhigroskopik. Reksinya dengan
permanganat agak sedikit rumit, dan meskipun banyak penyelidikan telah
dilakukan, mekanisme tepatnya tidak perna jelas
Persamaan untuk reaksi untuk oksalat dan permanganat adalah :
5C2O42+ + 2MnO4- + 16H+ 2Mn2+ + 10CO2 + 8H2O
Besi
Kawat besi dengan tingkat kemurnian yang tinggi dapat di jadikan sebagai sebuah
standar primer. Unsur ini larut dalam asam klorida encer dan semua besi (III) yang
siproduksi selama proses pelarutan direduksi menjadi besi (II) jika larutannya
kemudian dititrasi dengan permanganat, cukup banyak ion klorida yang dioksidasi
selain besi (II).
Prinsip titrasi
 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada

reaksi redoks.Dalam reaksi ini,ion MnO4- bertindak

sebagai oksidator.Ion MnO4- akan berubah menjadi ion


Mn2+ dalam suasana asam.
 Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan

kadar oksalat atau besi dalam suatu sample.


Alat dan bahan
 Alat–alat -  Hot plate
-   Corong kaca  Bahan–bahan
-   Gelas kimia -   Larutan H2SO4(asam
-   Labu erlenmeyer 250 mL sulfat)
-   Termometer 100°C -   Larutan baku KMnO4
-   Pipet gondok 10 mL -   larutan cuplikan Fe2+
-   Buret 50 mL -   Aquades
-   Labu takar 100 mL -   Larutan H2C2O4(asam
-   Statif dan klem oksalat)
Cara Kerja
 Pembakuan  larutan KMnO4 dengan larutan H2C2O4 0,1N
-   Dipipet 10 mL asam oksalat 0, 1 N, dimasukkan ke
erlenmeyer 250 mL
-   Ditambahkan 10 mL H2SO4 4N
-   Dipanaskan 60°C - 70°C
-   Dititrasi  larutan panas ini dengan  KMnO4
 Penentuan kadar besi secara permanganometri
-   Dipipet 10 mL larutan cuplikan Fe2+, dimasukkan ke
erlenmeyer 250 mL
-   Ditambahkan 2 mL H2SO4 4N
-   Dipanaskan 60°C
-   Dititrasi  larutan panas ini dengan  KMnO4
-   Dihitung konsentrasi Fe+
 Pada permanganometri,titran yang digunakan adalah
kalium permanganat.
 Kalium permanganat mudah diperoleh dan tidak
memerlukan indikator kecuali digunakan larutan yang
sangat encer serta telah digunakan secara luas sebagai
pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih.
 Setetes permanganat memberikan suatu warna merah
muda yang jelas kepada volume larutan dalam suatu
titrasi.Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi.
 Kalium Permanganat distandarisasikan dengan
menggunakan asam oksalat
 Akhir titrasi ditandai dengan timbulnya warna merah
muda yang disebabkan kelebihan permanganat.
Reaksi

 Setengah reaksi redoks larutan KMnO4 dengan Fe2+

Oks: Fe2+ Fe3+ + e- (x5)


Red: MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O (x1)
5Fe2+ 5Fe3+ + 5e-
MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O
5Fe2+ + MnO4- + 8H+ 5Fe3+ + Mn2+ + 4H2O
Kelebihan dan kekurangan
titrasi permanganometri
 Kelebihan

a. mudah dilakukan dan efektif


b. tidak memerlukan indicator
 Kekurangan

a. larutan kalium permanganat jika terkena cahaya atau dititrasi cukup


lama maka mudah terurai menjadi MnO2,sehingga pada titik akhir
titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat.Oleh karena
itu penggunaan buret yang berwarna gelap itu lebih baik.
b. Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti
H2C2O4.Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4
yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung
menyebabkan reaksi antara MnO4– dengan Mn2+.Dengan reaksi :
MnO4– + 3Mn2+ + 2H2O ↔ 5MnO2 + 4H+
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai