OLEH :
KELOMPOK 4
ANGGOTA : FAUZAN RISKI ISWA (1920015)
NILAM MURNIKA ARDI (1920003)
SUCI RAMADHANI NOOR (1920016)
ZAHRA HAYATI (1920019)
KELAS : AK2A
ANALISIS KIMIA
I. TUJUAN
i. Alat
Alat refluks
Buret
Pipet tetes
Erlenmeyer
Alat pemanas listrik atau gas
ii. Bahan
K2Cr2O7 0.25 N
Air suling
AgSO4
H2SO4
Larutan standar fero ammonium sulfat 0,1N
Larutan bikromat
Indikator feroln
Fero ammonium sulfat
Phenantroline mono hidrat
FeSO4.7H2O
Kristal HgSO4
PERHITUNGAN
PEMBAHASAN
V. KESIMPULAN
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA LINGKUNGAN
AK 2A
KELOMPOK 4
A. TUJUAN
B. PRINSIP PERCOBAAN
Zat organik dalam sampel air oksidasi oleh larutan K₂Cr₂O₇ standar berlebih dalam
suasana asam dan panas. Kemudian K₂Cr₂O₇ sisa titrasi dengan larutan (NH₄)₂
Fe(SO₄)₂ oleh bantuan indikator ferroin sampai terjadi perubahan warna dari biru
hijau menjadi merah kecoklatan.
Angka COD merupakan ukuran dari pencemaran air oleh zat zat organik yang secara
alamiah dapat dioksidasi oleh proses mikrobiologis dan mengakibatkan berkurangnya
oksigen terlarut dalam sample.
C. TEORI DASAR
Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat rendah.
Hal itu karena oksigen yang terlarut di dalam air diserap oleh mikroorganisme untuk
memecah/mendegradasi bahan buangan organik sehingga menjadi bahan yang mudah
menguap (yang ditandai dengan bau busuk). Selain dari itu, bahan buangan organik juga
dapat bereaksi dengan oksigen yang terlarut di dalam air organik yang ada di dalam air,
makin sedikit sisa kandungan oksigen yang terlarut di dalamnya. Bahan buangan organik
biasanya berasal dari industri kertas, industri penyamakan kulit, industri pengolahan bahan
makanan (seperti industri pemotongan daging, industri pengalengan ikan, industri pembekuan
udang, industri roti, industri susu, industri keju dan mentega), bahan buangan limbah rumah
tangga, bahan buangan limbah pertanian, kotoran hewan dan kotoran manusia dan lain
sebagainya.
Dengan melihat kandungan oksigen yang terlarut di dalam air dapat ditentukan seberapa jauh
tingkat pencemaran air lingkungan telah terjadi. Cara yang ditempuh untuk maksud tersebut
adalah dengan uji :
COD, singkatan dari Chemical Oxygen Demand, atau kebutuhan oksigen kimia untuk
reaksi oksidasi terhadap bahan buangan di dalam air.
BOD singkatan dari Biological Oxygen Demand, atau kebutuhan oksigen biologis
untuk memecah bahan buangan di dalam air oleh mikroorganisme.
Melalui kedua cara tersebut dapat ditentukan tingkat pencemaran air lingkungan.
Perbedaan dari kedua cara uji oksigen yang terlarut di dalam air tersebut secara garis besar
adalah sebagai berikut ini.Chemical oxygen demand adalah kapasitas air untuk menggunakan
oksigen selama peruraian senyawa organik terlarut dan mengoksidasi senyawa anorganik
seperti amonia dan nitrit. Biological (biochemical) oxygen demand adalah kuantitas oksigen
yang diperlukan oleh mikroorganisme aerob dalam menguraikan senyawa organik terlarut.
jika BOD tinggi maka dissolved oxygen (DO) menurun karena oksigen yang terlarut tersebut
digunakan oleh bakteri. akibatnya ikan dan organisme air hubungan keduanya adalah sama-
sama untuk menentukan kualitas air, tapi BOD lebih cenderung ke arah cemaran organik.
Dalam proses penanganan air limbah biologis dengan sistem aerobik, oksigen menjadi
penting untuk penurunan kadar BOD dan COD yang efektif. Tingkat Oksigen terlarut yang
Positif harus dipertahankan dalam pabrik penanganan biologis aerobik untuk memungkinkan
biomass mencernakan BOD dan COD secara optimal. Pada saat aerasi biasa digunakan,
oksigen dengan tingkat kemurnian yang tinggi menawarkan lebih banyak oksigen tingkat
tinggi dan penurunan kadar COD daripada sistem aerasi yang konvensional. Proses Oxy Dep
Air Products telah dikembangkan untuk menggunakan oksigen dalam proses pengaliran
pelumas yang diaktifkan (ASP) dalam bentuk yang efisien. Penggunaan oksigen Oxy-Dep
atau proses hibridasi udara oksigen secara luar biasa telah meningkatkan kapasitas ASP untuk
pemindahan kontaminasi.
Kehidupan mikroorganisme, seperti ikan dan hewan air lainnya, tidak terlepas dari
kandungan oksigen yang terlarut di dalam air, tidak berbeda dengan manusia dan mahluk
hidup lainnya yang ada di darat, yang juga memerlukan oksigen dari udara agar tetap dapat
bertahan. Air yang tidak mengandung oksigen tidak dapat memberikan kehidupan bagi mikro
organisme, ikan dan hewan air lainnya. Oksigen yang terlarut di dalam air sangat penting
artinya bagi kehidupan.
Untuk memenuhi kehidupannya, manusia tidak hanya tergantung pada makanan yang berasal
dari daratan saja (beras, gandum, sayuran, buah, daging, dll), akan tetapi juga tergantung
pada makanan yang berasal dari air (ikan, kerang, cumi-cumi, rumput laut, dll).
Tanaman yang ada di dalam air, dengan bantuan sinar matahari, melakukan fotosintesis yang
menghasilkan oksigen. Oksigen yang dihasilkan dari fotosintesis ini akan larut di dalam air.
Selain dari itu, oksigen yang ada di udara dapat juga masuk ke dalam air melalui proses difusi
yag secara lambat menembus permukaan air. Konsentrasi oksigen yang terlarut di dalam air
tergantung pada tingkat kejenuhan air itu sendiri. Kejenuhan air dapat disebabkan oleh
koloidal yang melayang di dalam air oleh jumlah larutan limbah yang terlarut di dalam air.
Selain dari itu suhu air juga mempengaruhi konsentrasi oksigen yang terlarut di dalam air.
Tekanan udara dapat pula mempengaruhi kelarutan oksigen di dalam air. Tekanan udara
dapat pula mempengaruhi kelarutan oksigen di dalam air karena tekanan udara
mempengaruhi kecepatan difusi oksigen dari udara ke dalam air.
Kemajuan industri dan teknologi seringkali berdampak pula terhadap keadaan air lingkungan,
baik air sungai, air laut, air danau maupun air tanah. Dampak ini disebabkan oleh adanya
pencemaran air yang disebabkan oleh berbagai hal seperti yang telah diuraikan di muka.
Salah satu cara untuk menilai seberapa jauh air lingkungan telah tercemar adalah dengan
melihat kandungan oksigen yang terlarut di dalam air.
E. PROSEDUR KERJA
1) Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2) Diambil 4 botol refluk.
3) Diisi 2 botol refluk dengan 20 ml aquadest sebagai blanko dan 2 botol lagi
diisi dengan 20 ml air sungai (sampel).
4) Ditambahkan ke dalam masing-masing botol HgSO₄ dan 15 ml K₂Cr₂O₇ 0,25
N, 15 ml H₂SO₄ pekat dan beberapa butir batu didih.
5) Direfluk botol tersebut selama 1jam (dihitung mulai dari mendidih).
6) Dibuat larutan (NH₄)₂Fe(SO₄)₂ sebanyak 100 ml dalam labu ukur. Dilarutkan
dalam sedikit air dan ditambahkan beberapa ml H₂SO₄ pekat, diencerkan
sampai 100 ml dan dinginkan hasil refluk.
7) Dititrasi masing-masing larutan dalam botol dengan (NH₄)₂Fe(SO₄)₂ dengan
diberi 4 tetes Ferroin.
8) Dihitung angka COD masing-masing larutan.
F. DATA DAN HASIL PERCOBAAN
sampel : Air Sungai
dititrasi dengan larutan Tiosulfat (Na₂S₂O₃)
Erlenmeyer
Sebelum ditambahkan Amilum :
volume (ml) Na₂S₂O₃ terpakai Perubahan warna
7,60 ml Bening
8,40 ml Kuning pucat
Blanko
Reaksi
Sebagian besar zat organik melalui tes COD yang dioksidasi oleh larutan
K₂Cr₂O₇ dalam keadaan asam yang mendidih. Adapun reaksi yang terjadi:
CaHbOc+ Cr₂O₇²⁻ + H⁺ CO₂ + H₂O + 2Cr³⁺
Dalam analisa COD, kadar klorida (Cl) di dalam sampel dapat menjadi
gangguan karena dapat menjadi gangguan karena dapat mengganggu kerjanya
kualitas AgSO₄ dan pada keadaan tertentu turut teroksidasi oleh dikromat,
sesuai dengan reaksi berikut:
6Cl + Cr₂O₇²⁻ + 14H⁺ 3Cl₂ + 2Cr³⁺ + 7H₂O
G. PERHITUNGAN
Pengenceran Tiosulfat
V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 0,1 N = 500 mL . 0,25 N
500 mL.0,25 N
V1 =
0,1 N
V1 = 1,25 Ml
Standarisasi Tiosulfat
Vawal = 0, Vakhir = 7,60 mL
(V . N)K2Cr2O7 = (V . N)Na2S2O3
10 mL . 0,05 N = 8,20 mL . N
0,05
N Na2S2O3 =
8,20
N Na2S2O3 = 0,0152 N
Kadar COD
A (Volume Tiosulfat yang dibutuhkan untuk blanko) = 1,8 mL
B (Volume Tiosulfat yang dibutuhkan untuk sampel) = 1,2 mL
N = 0,025 N
1000
COD= ( A−B ) × N ×8
V
1000
COD= (1,8−1,2 ) ×0,025 ×8
50
COD=20 ( 0,6 ) × 0,025 ×8
mg
COD=2,4
l
H. PEMBAHASAN
Praktikan melakukan percobaan untuk menentukan kandungan COD dalam sampel air
limbah yang disediakan. Kandungan COD merupakan kandungan bahan pencemar berupa
senayawa kimia yang menyerap oksigen terlarut (DO) dalam air dapat menyebabkan biota-
biota yang hidup dalam air seperti ikan dan hewan lainnya mengalami kekurangan oksigen,
yang akan berakibatkan menurunkan daya hidup biota tersebut. Kadar pencremaran itu
karena adanya banyak limbah organik dan li.mbah anorganik yang dibuang keperairan.
Standar mutu air tersebut diukur dengan angka parameter dalam satuan mg/L, dengan indeks
baik (I), sedang (II), kurang (III) dan kurang sekali (IV)
Sampel yang praktikan amati pertama diberi pelarut KMnO4 dan memanaskannya selama
setengah jam dalam penagas,larutan berwarna ungu. Selanjutnya didinginkan dan ditambah
larutan KI dan H2SO4 warna larutan menjadi coklat dan selanjutnya dititer dengan Natrium
thiosulfat, titrasi dihentikan setelah indicator kanji berwarna biru hilang. Volume yang
dibutuhkan sampel sebesar 1,2ml , sedangkan volume yang dibutuhkan blangko sebesar 1,8
ml. Setelah dilakukan perhitungan terhadap kandungan COD dengan rumus di dapat
kandungan COD dalam sampel air yang diberikan adalah 2,4 mg/L.
Dari sampel air sungai yang diambil untuk diteliti disampel terdapat menimbulkan
bau dan warnanya agak keruh. Menurut penelitian Kholifah, (2012) mengatakan bahwa
faktor terjadinya bau yang tidak sedap pada air sungai diakibatkan adanya kandungan bahan
organik, pemecahan sampah organik akan berlangsung anerob (tanpa oksigen) sehingga akan
dihasilkan senyawa - senyawa yang berbau tidak sedap. Sampel yang diambil dengan
menggunakan drigen putih, setelah itu pipet sampel sebanyak 50 ml lalu dimasukan ke dalam
erlenmeyer 250 mL yang berisi lalu dipanaskan. Didiinginkan dengan menggunakan kipas
angin setelah dingin sampel di pindahkan ke dalam labu ukur, dititrasi dengan nmenggunakan
natrium thiosulfate 0,025 N sampai berubah warna menjadi merah.
I. KESIMPULAN
Dari percobaan yang praktikan lakukan untuk menentukan kualitas air dilihat dari
kandungan COD yang dapat disimpulkan bahwa sampel air yang diberikan untuk di uji
mutunya,kualitas air tersebut kurang. Ini dapat mempengaruhi kehidupan organisme yang
terdapat dalam air tersebut akan mengalami hambatan pertumbuhan karena kurangnya
oksigen terlarut. Dan juga dapat diperhatikan bahwa sampel yang diberikan mengandung
banyak bahan kimia yang akan menyerap oksigen terlarut.
J. DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.airproducts.co.id/ind/environmental/BOD_COD.htm: diakses 28 April
2010
2. http://scients.darkbb.com/kimia-analitik-f7/cod-dan-bod-t12.htm:diakses 28 April
2010